Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1181 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi,rasional, dan outcome dari Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan evaporatif dari luka bakar Tujuan: Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal dan perfusi organ vital
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyajikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta intervensi, rasional, dan outcome untuk kondisi Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Permeabilitas Kapiler dan Kehilangan Evaporatif dari Luka Bakar dengan gaya akademis dan sebagai seorang perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Peningkatan Permeabilitas Kapiler dan Kehilangan Evaporatif dari Luka Bakar
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Defisit Volume Cairan adalah keadaan di mana individu mengalami kekurangan cairan yang ditandai dengan penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Optimal adalah kemampuan individu untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan dan elektrolit yang sesuai dengan kebutuhan fisiologis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan Luka Bakar adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memulihkan integritas kulit akibat paparan sumber panas, zat kimia, listrik, atau radiasi.
Intervensi Keperawatan:
1. Monitoring Tanda Vital
Rasional: Untuk mendeteksi perubahan volume cairan dan status hemodinamik.
Outcome: Stabilitas tanda vital yang menunjukkan perfusi organ vital yang optimal.
2. Pemantauan Intake dan Output Cairan
Rasional: Untuk mengevaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit.
Outcome: Keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
3. Pemberian Cairan Intravena
Rasional: Untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat luka bakar.
Outcome: Volume cairan dan elektrolit yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Perawatan Luka Bakar
Rasional: Untuk mencegah kehilangan cairan yang berlebihan melalui luka.
Outcome: Integritas kulit yang membaik dan kehilangan cairan yang terkontrol.
5. Edukasi Terkait Perawatan Luka Bakar
Rasional: Untuk memastikan pasien dan keluarga memahami pentingnya perawatan luka bakar.
Outcome: Pasien dan keluarga dapat merawat luka bakar secara mandiri.
Tujuan Akhir:
Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal dan perfusi organ vital yang baik. -
Article No. 1182 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi,rasional, dan outcome dari Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan evaporatif dari luka bakar Tujuan: Pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal dan perfusi organ vital buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Hipotermia berhubungan dengan hilangnya mikrosirkulasi kulit dan luka terbuka Tujuan: Pemeliharaan suhu tubuh yang memadai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, intervensi, rasional, dan outcome berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi defisit volume cairan dan hipotermia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan evaporatif dari luka bakar
2. Hipotermia berhubungan dengan hilangnya mikrosirkulasi kulit dan luka terbuka
Intervensi, Rasional, dan Outcome untuk Defisit Volume Cairan:
Intervensi:
1. Monitor status cairan (intake, output, keseimbangan cairan)
Rasional: Untuk mengevaluasi status cairan dan elektrolit pasien.
Outcome: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang optimal.
2. Lakukan rehidrasi dengan cairan intravena
Rasional: Untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat luka bakar.
Outcome: Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan volume cairan yang adekuat.
3. Pantau tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengidentifikasi perubahan status hemodinamik yang mungkin terjadi.
Outcome: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
4. Berikan nutrisi parenteral atau enteral sesuai kebutuhan
Rasional: Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan membantu pemulihan.
Outcome: Pasien menunjukkan status nutrisi yang memadai.
Intervensi, Rasional, dan Outcome untuk Hipotermia:
Intervensi:
1. Pertahankan suhu tubuh pasien
Rasional: Untuk mencegah kehilangan panas lebih lanjut dan mempertahankan suhu tubuh.
Outcome: Pasien menunjukkan suhu tubuh yang normal.
2. Lakukan pemanasan pasif (selimut, pakaian hangat)
Rasional: Untuk mengurangi kehilangan panas dan meningkatkan suhu tubuh.
Outcome: Pasien menunjukkan peningkatan suhu tubuh.
3. Pantau tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengidentifikasi perubahan status hemodinamik yang mungkin terjadi.
Outcome: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
4. Berikan nutrisi yang hangat
Rasional: Untuk membantu meningkatkan suhu tubuh dan memenuhi kebutuhan energi.
Outcome: Pasien menunjukkan suhu tubuh yang normal dan status nutrisi yang memadai.
Saya harap informasi ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 1183 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Hipotermia berhubungan dengan hilangnya mikrosirkulasi kulit dan luka terbuka Tujuan: Pemeliharaan suhu tubuh yang memadai
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipotermia dengan tujuan pemeliharaan suhu tubuh yang memadai.
Diagnosa Keperawatan:
Hipotermia berhubungan dengan hilangnya mikrosirkulasi kulit dan luka terbuka.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 35°C yang dapat disebabkan oleh hilangnya mikrosirkulasi kulit dan luka terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang ingin dicapai adalah pemeliharaan suhu tubuh yang memadai, dengan outcome yang diharapkan adalah klien mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1. Intervensi: Manajemen Suhu
Rasional: Untuk meningkatkan dan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Outcome: Klien mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Intervensi: Perawatan Luka
Rasional: Untuk mencegah kehilangan panas melalui luka terbuka dan mencegah komplikasi infeksi.
Outcome: Luka tertutup dan tidak terjadi komplikasi.
3. Intervensi: Pembatasan Cairan dan Elektrolit
Rasional: Untuk mencegah hipovolemia yang dapat menyebabkan penurunan sirkulasi dan penurunan suhu tubuh.
Outcome: Klien mempertahankan volume cairan dan elektrolit dalam batas normal.
Dengan penerapan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan klien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipotermia. -
Article No. 1184 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Nyeri berhubungan dengan cedera jaringan dan saraf serta dampak emosional dari cedera Tujuan : Mengontrol nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri yang berhubungan dengan cedera jaringan dan saraf serta dampak emosional dari cedera, dengan tujuan mengontrol nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan cedera jaringan dan saraf serta dampak emosional dari cedera.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengatasi nyeri yang dirasakan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami oleh pasien.
Intervensi Keperawatan:
1. Pengkajian Nyeri
- Mengevaluasi karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri
- Menggali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti cedera, stres, kecemasan, dll.
2. Intervensi Farmakologis
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik yang sesuai
- Memantau efektivitas dan efek samping obat-obatan yang diberikan
3. Intervensi Non-Farmakologis
- Mengajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan imagery
- Mengaplikasikan terapi dingin/hangat pada area yang nyeri
- Memfasilitasi dukungan emosional dan psikologis
Rasional:
Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami karakteristik nyeri, mengurangi nyeri melalui pendekatan farmakologis dan non-farmakologis, serta meminimalkan dampak emosional yang mungkin timbul akibat nyeri yang dirasakan.
Outcome yang Diharapkan:
Pasien mampu mengontrol nyeri yang dirasakan, ditandai dengan:
- Penurunan intensitas nyeri
- Peningkatan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri
- Penurunan dampak nyeri terhadap aktivitas dan fungsi sehari-hari
- Peningkatan kenyamanan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 1185 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Kecemasan berhubungan dengan ketakutan dan dampak emosional dari luka bakar Tujuan: Meminimalkan kecemasan pasien dan keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan berhubungan dengan ketakutan dan dampak emosional dari luka bakar.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan takut, cemas, dan khawatir yang tidak jelas penyebabnya, yang dapat menyebabkan respon fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dan keluarga mampu mengenali dan mengatasi kecemasan yang dirasakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk membantu pasien dan keluarga mengatasi kecemasan.
Intervensi Keperawatan:
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Rasional: Lingkungan yang aman dan nyaman dapat membantu menurunkan kecemasan pasien.
2. Lakukan pendekatan terapeutik dan komunikasi efektif.
Rasional: Komunikasi yang baik dapat membantu pasien mengungkapkan perasaannya dan meningkatkan rasa percaya.
3. Berikan informasi tentang proses perawatan dan pemulihan.
Rasional: Informasi yang jelas dapat mengurangi kecemasan pasien dan keluarga.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
Rasional: Teknik relaksasi dan distraksi dapat membantu pasien mengatasi kecemasan.
5. Libatkan keluarga dalam proses perawatan.
Rasional: Dukungan keluarga dapat membantu pasien mengatasi kecemasan.
Outcome yang Diharapkan:
1. Pasien dan keluarga dapat mengenali dan mengatasi kecemasan yang dirasakan.
2. Pasien dan keluarga menunjukkan penurunan tanda-tanda kecemasan.
3. Pasien dan keluarga dapat menggunakan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi kecemasan.
4. Pasien dan keluarga merasa lebih tenang dan nyaman selama proses perawatan dan pemulihan. -
Article No. 1186 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kembalinya integritas kapiler dan perpindahan cairan dari interstisial ke kompartemen intravaskular Tujuan: Pemeliharaan keseimbangan cairan yang optimal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Rasional, dan Outcome untuk kondisi Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kembalinya integritas kapiler dan perpindahan cairan dari interstisial ke kompartemen intravaskular, berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan kembalinya integritas kapiler dan perpindahan cairan dari interstisial ke kompartemen intravaskular.
Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda vital (termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, dan saturasi oksigen).
2. Kaji status hidrasi (warna dan turgor kulit, mukosa mulut, volume urin, edema).
3. Batasi asupan cairan sesuai dengan kebutuhan.
4. Berikan obat diuretik sesuai dengan resep.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan kondisi yang mendasari.
6. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai manajemen cairan, tanda-tanda kelebihan cairan, dan pentingnya mematuhi pembatasan cairan.
7. Monitor input dan output cairan secara akurat.
Rasional:
1. Untuk memantau status kesehatan pasien dan mengidentifikasi perubahan yang terjadi.
2. Untuk menilai status hidrasi dan mendeteksi tanda-tanda kelebihan cairan.
3. Untuk mencegah terjadinya kelebihan cairan yang dapat menyebabkan komplikasi.
4. Untuk meningkatkan diuresis dan mengeluarkan kelebihan cairan.
5. Untuk menangani penyebab mendasar dari kelebihan cairan.
6. Untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga sehingga dapat berpartisipasi dalam perawatan.
7. Untuk memantau keseimbangan cairan dan mendeteksi adanya ketidakseimbangan.
Outcome:
Setelah dilakukan intervensi, pasien akan menunjukkan:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Status hidrasi yang optimal (tidak ada edema, turgor kulit baik, mukosa mulut lembab).
3. Keseimbangan cairan yang terpelihara (intake dan output cairan seimbang).
4. Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan.
5. Pasien dan keluarga dapat melakukan manajemen cairan dengan baik. -
Article No. 1187 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Resiko infeksi berhubungan dengan hilangnya barrier kulit dan gangguan respon imun Tujuan: Tidak adanya infeksi lokal atau sistemik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan hilangnya barrier kulit dan gangguan respon imun.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang diharapkan adalah tidak adanya infeksi lokal atau sistemik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko infeksi meliputi:
Intervensi:
1. Perawatan Luka
- Rasional: Untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah masuknya agen infeksi.
- Outcome: Tidak ada tanda-tanda infeksi, luka membaik, dan kulit tetap utuh.
2. Manajemen Infeksi
- Rasional: Untuk mengidentifikasi dan mengelola infeksi serta mencegah penyebaran.
- Outcome: Tidak ada infeksi lokal atau sistemik, tanda-tanda infeksi menurun, dan keadaan umum pasien membaik.
3. Peningkatan Sistem Imun
- Rasional: Untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan agen patogen.
- Outcome: Tidak ada tanda-tanda infeksi, pasien bebas dari infeksi, dan status imun dalam batas normal.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Rasional: Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pasien dan keluarga dalam mencegah infeksi.
- Outcome: Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi tanda-tanda infeksi dan melakukan pencegahan dengan benar.
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan pasien dan menggunakan pendekatan yang berpusat pada pasien untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 1188 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme dan penyembuhan luka Tujuan: Pencapaian status gizi anabolik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Hipermetabolisme dan Penyembuhan Luka
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh merupakan kondisi di mana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh hipermetabolisme akibat penyakit atau proses penyembuhan luka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Pencapaian Status Gizi Anabolik, di mana terjadi peningkatan berat badan, perbaikan kadar albumin, dan penyembuhan luka yang baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Nutrisi, Manajemen Cairan, Manajemen Energi, Perawatan Luka, dan Edukasi Gizi.
Intervensi, Rasional, dan Outcome:
1. Intervensi: Manajemen Nutrisi
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- Rasional: Asupan nutrisi yang adekuat diperlukan untuk mendukung proses penyembuhan luka dan memperbaiki status gizi.
- Outcome: Pasien mencapai status gizi anabolik dengan perbaikan berat badan, kadar albumin, dan penyembuhan luka yang baik.
2. Intervensi: Manajemen Cairan
- Tujuan: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Rasional: Cairan dan elektrolit yang seimbang diperlukan untuk mendukung proses metabolisme dan penyembuhan.
- Outcome: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit yang baik.
3. Intervensi: Manajemen Energi
- Tujuan: Memenuhi kebutuhan energi pasien.
- Rasional: Pasien dengan hipermetabolisme dan penyembuhan luka memiliki kebutuhan energi yang meningkat.
- Outcome: Pasien mencapai keseimbangan energi yang baik.
4. Intervensi: Perawatan Luka
- Tujuan: Mempercepat proses penyembuhan luka.
- Rasional: Perawatan luka yang adekuat diperlukan untuk mendukung proses penyembuhan.
- Outcome: Luka pasien menunjukkan penyembuhan yang baik.
5. Intervensi: Edukasi Gizi
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi.
- Rasional: Edukasi gizi dapat membantu pasien dan keluarga memahami pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
- Outcome: Pasien dan keluarga memahami dan dapat menerapkan manajemen nutrisi yang baik.
Dengan menerapkan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai status gizi anabolik, ditandai dengan peningkatan berat badan, perbaikan kadar albumin, dan penyembuhan luka yang baik. -
Article No. 1189 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka Tujuan: Menunjukkan peningkatan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta intervensi, rasional, dan outcome untuk kondisi "Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka" sesuai dengan tujuan yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan standar luaran yang diharapkan dari tindakan keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menetapkan standar intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan Luka Bakar
- Rasional: Untuk mempertahankan integritas kulit, mencegah infeksi, dan mempercepat penyembuhan luka.
- Outcome: Luka bakar bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan progres penyembuhan yang baik.
2. Manajemen Nyeri
- Rasional: Untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan pasien akibat luka bakar.
- Outcome: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan.
3. Edukasi Perawatan Diri
- Rasional: Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam merawat luka bakar di rumah.
- Outcome: Pasien mampu melakukan perawatan luka bakar secara mandiri di rumah.
4. Dukungan Psikologis
- Rasional: Untuk membantu pasien beradaptasi secara psikologis terhadap perubahan kondisi akibat luka bakar.
- Outcome: Pasien menunjukkan penurunan tingkat stress dan kecemasan terkait luka bakar.
Tujuan Akhir:
Menunjukkan peningkatan integritas kulit yang ditandai dengan penyembuhan luka bakar, penurunan rasa nyeri, peningkatan kemampuan perawatan diri, dan adaptasi psikologis yang baik. -
Article No. 1190 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Nyeri yang berhubungan dengan saraf yang terbuka, penyembuhan luka, dan perawatan Tujuan : Mengurangi atau mengontrol nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri yang berhubungan dengan saraf terbuka, penyembuhan luka, dan perawatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan saraf yang terbuka.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) : Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) : Klien melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) : Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri.
Intervensi:
1. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, intensitas, durasi, frekuensi).
2. Kaji faktor-faktor yang memengaruhi nyeri (fisik, psikologis, sosial, spiritual).
3. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
4. Terapkan teknik nonfarmakologis (distraksi, relaksasi, kompres hangat/dingin).
5. Ajarkan teknik manajemen nyeri kepada klien dan keluarga.
6. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Rasional:
- Mengidentifikasi karakteristik nyeri penting untuk menentukan intervensi yang tepat.
- Faktor-faktor yang memengaruhi nyeri perlu dikaji untuk memperoleh pendekatan yang komprehensif.
- Kolaborasi pemberian analgesik dapat membantu mengurangi nyeri.
- Teknik nonfarmakologis dapat membantu mengatasi nyeri secara komplementer.
- Edukasi kepada klien dan keluarga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola nyeri.
- Evaluasi dan penyesuaian intervensi diperlukan untuk memastikan efektivitas penanganan nyeri.
Outcome:
Klien melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol.