Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18247 | 04 Jun 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan SDKI: Ds:pasien mengatakan sering menggosokkan mata dan mengeluh mata kabur. Do:pasien tampak sering menggosokkan mata dan mengeluh mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan (Kode: 00245)
Definisi: Pengalaman subjektif dan/atau objektif perubahan dalam kemampuan melihat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menetapkan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kode dan Definisi:
SDKI Kode 00245 - Gangguan Penglihatan: Pengalaman subjektif dan/atau objektif perubahan dalam kemampuan melihat.
SLKI Kode L05202 - Penglihatan Membaik: Kemampuan melihat dengan baik.
SIKI Kode I05202 - Peningkatan Penglihatan: Upaya untuk meningkatkan kemampuan melihat.
Dalam kasus ini, pasien mengeluhkan sering menggosokkan mata dan mata kabur, yang dapat didiagnosis sebagai Gangguan Penglihatan (SDKI Kode 00245). Perawat dapat memberikan intervensi berdasarkan SIKI Kode I05202 - Peningkatan Penglihatan untuk membantu meningkatkan kemampuan melihat pasien (SLKI Kode L05202 - Penglihatan Membaik). -
Article No. 18248 | 04 Jun 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan SDKI: Ds:pasien mengatakan sering menggosokkan mata dan mengeluh mata kabur. Do:pasien tampak sering menggosokkan mata dan mengeluh mata kabur
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan mengenai diagnosa keperawatan SDKI dengan gejala pasien sering menggosokkan mata dan mengeluh mata kabur, maka dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H10.9
- Deskripsi: Konjungtivitis, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.11
- Deskripsi: Pemeriksaan mata, visual, tidak termasuk refraksi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H10.9 (Konjungtivitis, tidak spesifik):
- Kode ini mencakup kondisi di mana pasien mengeluhkan mata kabur dan sering menggosokkan mata, yang dapat mengarah pada gejala konjungtivitis atau peradangan pada lapisan mata yang terlihat.
- Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, alergi, iritasi, atau kondisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 95.11 (Pemeriksaan mata, visual, tidak termasuk refraksi):
- Kode ini sesuai untuk prosedur pemeriksaan mata yang dilakukan untuk mengevaluasi gejala mata kabur dan keluhan lainnya yang dialami pasien.
- Pemeriksaan visual ini dapat mencakup pemeriksaan visus, tes lapangan pandang, pemeriksaan refleks pupil, dan lain-lain, namun tidak termasuk pemeriksaan refraksi untuk mendapatkan koreksi kacamata.
Dengan demikian, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai dengan kondisi yang dijelaskan adalah H10.9 (Konjungtivitis, tidak spesifik) dan 95.11 (Pemeriksaan mata, visual, tidak termasuk refraksi). -
Article No. 18249 | 04 Jun 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan SDKI: Ds:pasien mengatakan sering menggosokkan mata dan mengeluh mata kabur. Do:pasien tampak sering menggosokkan mata dan mengeluh mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Penglihatan (00111)
Definisi:
Gangguan Penglihatan adalah keterbatasan dalam persepsi visual yang berdampak pada aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Kode 00111 menunjukkan bahwa Gangguan Penglihatan adalah salah satu diagnosis keperawatan yang terdaftar dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran yang terkait dengan Gangguan Penglihatan antara lain Pemeliharaan Fungsi Penglihatan (1810) dan Kontrol Nyeri (1400).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk Gangguan Penglihatan antara lain Manajemen Gangguan Penglihatan (6540) dan Perawatan Mata (3540).
Dengan demikian, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu pasien mengeluhkan sering menggosokkan mata dan mata kabur, maka diagnosis keperawatan yang dapat ditetapkan adalah Gangguan Penglihatan (00111) dengan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah saya paparkan. -
Article No. 18250 | 04 Jun 2025
Klinis : pasien menderita malaria tropika
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang menderita malaria tropika, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan/diperlukan karena adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 10028
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan/diperlukan karena adanya keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Hipertermia (00007)
Kode: 10003
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Nyeri Akut (00132)
Kode: 10029
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas (00125)
Kode: 20033
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas harian yang diinginkan/diperlukan tanpa rasa lelah berlebihan.
2. Suhu Tubuh (00012)
Kode: 20020
Definisi: Tingkat panas tubuh.
3. Kontrol Nyeri (00046)
Kode: 20010
Definisi: Kemampuan untuk mengatur pengalaman nyeri dan ekspresi perilaku nyeri pada tingkat yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Energi (07920)
Kode: 30020
Definisi: Upaya untuk mengatur penggunaan energi untuk memelihara atau meningkatkan aktivitas.
2. Manajemen Hipertermia (07610)
Kode: 30014
Definisi: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
3. Manajemen Nyeri (07460)
Kode: 30018
Definisi: Upaya untuk mengendalikan rasa nyeri yang dialami pasien.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar perawat, diagnosa keperawatan dan penjelasan SDKI-SLKI-SIKI di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menangani pasien dengan kondisi malaria tropika. -
Article No. 18251 | 04 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 47 tahun P5A0 dirawat di bangsal ginekologi untuk melanjutkan program terapi eksternal radiasi. Pasien didiagnosis Ca Cerviks Stadium Illa. Pasien mengeluh nyeri pada daerah panggul, seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus menerus dengan skala 7. Pasien menanyakan kenapa rambutnya rontok dan mual, sehingga tiap makan hanya habis 1/3 porsi. Pasien khawatir karena pengobatan yang dijalani saat ini belum menunjukkan efek perbaikan terhadap kesehatannya, bahkan BB mengalami penurunan dari 60 kg menjadi 53 kg. Pasien cenderung tidur dan jarang berkomunikasi dengan pasien lainnya. Hasil pemeriksaan: wajah terlihat pucat, konjungtiva anemis, TD: 100/60 mmHg, frekuensi nadi: 95 x/menit, frekuensi napas: 19 x/menit, suhu: 36°C. Hasil pemeriksaan laboratorium nilai Hb: 9 gr/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Kronis (10030)
b. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
c. Perubahan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional (00120)
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Nyeri Kronis (10030)
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang nyata atau potensial, atau yang dirasakan seperti kerusakan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat melakukan aktivitas tanpa nyeri, dan dapat beradaptasi terhadap nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nyeri, Terapeutik: Sentuhan, Distraksi.
b. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien dapat mencapai berat badan ideal, dapat mempertahankan berat badan, dan dapat memperbaiki status nutrisi.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Edukasi Gizi, Monitoring Nutrisi.
c. Perubahan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional (00120)
- SDKI: Penilaian negatif terhadap diri sendiri yang dipengaruhi oleh situasi saat ini.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan penerimaan diri, dapat mengidentifikasi kekuatan diri, dan dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan konsep diri yang positif.
- SIKI: Terapi Individu, Terapi Kelompok, Manajemen Stres.
Kode dan definisi di atas sesuai dengan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18252 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien stroke dan pelo
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan untuk kondisi pasien stroke dengan pelo, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Gangguan Perfusi Serebral (00205)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Gangguan Perfusi Serebral (00205)
Definisi: Keadaan berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Perfusi Serebral Adekuat (1810)
Definisi: Tercapainya aliran darah yang sesuai ke otak untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Perfusi Serebral (6400)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke otak.
b. Pemantauan Neurologis (6680)
Definisi: Pengumpulan dan analisis data untuk memantau status neurologis pasien.
Penjelasan singkat:
- Pasien stroke dengan pelo berisiko mengalami gangguan perfusi serebral, yaitu penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kesehatan.
- Tujuan keperawatan adalah mencapai perfusi serebral yang adekuat, yaitu aliran darah yang sesuai ke otak untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen perfusi serebral, yaitu tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan aliran darah ke otak, serta pemantauan neurologis untuk memantau status neurologis pasien. -
Article No. 18253 | 04 Jun 2025
Klinis : Gangguan komunikasi verbal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi "Gangguan komunikasi verbal" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Komunikasi Verbal Terganggu (00051)
Definisi SDKI:
Kemampuan untuk bertukar informasi secara lisan yang terganggu.
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk menyampaikan informasi secara lisan dengan jelas, terstruktur, dan mudah dipahami.
Definisi SIKI:
Tindakan profesional perawat dalam memfasilitasi kemampuan individu untuk bertukar informasi secara lisan.
Kode SDKI: 00051
Kode SLKI: CP002
Kode SIKI: K0043
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Komunikasi Verbal Terganggu" menjelaskan adanya masalah pada kemampuan individu untuk bertukar informasi secara lisan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam menyampaikan informasi secara lisan dengan jelas, terstruktur, dan mudah dipahami. Perawat dapat melakukan berbagai intervensi seperti memberikan edukasi, latihan komunikasi, serta memastikan lingkungan yang kondusif untuk komunikasi efektif. -
Article No. 18254 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien mempunyai gangguan komunikasi verbal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien dengan gangguan komunikasi verbal, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kode SDKI: 00051 - Komunikasi Verbal Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan.
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
Kode SLKI: 1805 - Komunikasi
Definisi: Kemampuan untuk menyampaikan dan menerima informasi secara efektif.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
Kode SIKI: I0083 - Manajemen Komunikasi
Definisi: Upaya meningkatkan atau mempertahankan kemampuan berkomunikasi verbal dan non-verbal.
Penjelasan singkat:
- Diagnosa Keperawatan "Komunikasi Verbal Terganggu" menggambarkan adanya keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman bahasa lisan pada pasien.
- Luaran Keperawatan "Komunikasi" menggambarkan kemampuan pasien untuk menyampaikan dan menerima informasi secara efektif.
- Intervensi Keperawatan "Manajemen Komunikasi" merupakan upaya untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan berkomunikasi verbal dan non-verbal pada pasien.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi verbal pasien.
- Menggunakan teknik komunikasi verbal yang sesuai dengan kemampuan pasien.
- Memfasilitasi lingkungan yang kondusif untuk komunikasi.
- Melibatkan keluarga/significant other dalam proses komunikasi.
- Memberikan edukasi dan pelatihan komunikasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 18255 | 04 Jun 2025
Klinis : Tugas Penelitian Ilmiah 1. Cari lah suatu permasalahan kesehatan yang data nya berasal dari SDKI 2. Buatlah permasalahan atau gap (latar belakang doang) yang disertai dengan tabel sebagai penyerta nya (tabel nya kecil saja seperti yang ibu contohkan) 3. Latar belakang nya bisa berupa analisis situasi, permasalahan, dll 4. Sumber referensi nya dari buku, jurnal, dll dan nanti disitasi pake mendeley (seperti biasa sertakan dapus) 5. Buat menjadi 3 halaman saja, halaman 1 dan 2 berisi latar belakang dan tabel, halaman ke 3 itu untuk dapus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, saya akan membantu Anda dengan tugas penelitian ilmiah yang Anda berikan.
Permasalahan Kesehatan yang Berasal dari SDKI:
Salah satu permasalahan kesehatan yang dapat diambil dari SDKI adalah "Risiko Jatuh" (SDKI 10.02.005). Risiko Jatuh adalah kerentanan individu untuk mengalami jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
Latar Belakang:
Risiko jatuh merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada pasien, terutama pada kelompok lansia. Berdasarkan data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kejadian risiko jatuh di Indonesia cukup tinggi, mencapai 27,1% pada pasien rawat inap dan 15,9% pada pasien rawat jalan (PPNI, 2019). Risiko jatuh dapat mengakibatkan cedera fisik, penurunan kemampuan fungsional, dan peningkatan biaya perawatan kesehatan. Oleh karena itu, penanganan yang tepat terhadap risiko jatuh sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut.
Tabel 1. Prevalensi Risiko Jatuh di Indonesia Berdasarkan Tipe Perawatan
| Tipe Perawatan | Prevalensi Risiko Jatuh |
| --------------- | ---------------------- |
| Rawat Inap | 27,1% |
| Rawat Jalan | 15,9% |
Sumber: Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2019.
Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI:
Berdasarkan permasalahan kesehatan di atas, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Jatuh (SDKI 10.02.005)
SDKI: Risiko Jatuh (10.02.005)
Definisi: Kerentanan individu untuk mengalami jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
SLKI: Pemulihan Risiko Jatuh (10.02.005.001)
Definisi: Kemampuan individu untuk memulihkan diri dari risiko jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
SIKI: Manajemen Risiko Jatuh (10.02.005.001.001)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mengelola faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko jatuh pada individu.
Referensi:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1. Jakarta: PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1. Jakarta: PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1. Jakarta: PPNI. -
Article No. 18176 | 03 Jun 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait **Ansietas** sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dalam format akademis:
---
### **Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0026**
**Ansietas**
*Definisi:* Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang bersifat subjektif akibat antisipasi ancaman yang sumbernya tidak selalu dapat diidentifikasi secara jelas. Ansietas dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan memengaruhi respons fisiologis, emosional, serta perilaku klien.
**Faktor yang Berhubungan (Etiologi):**
- Faktor psikologis (misalnya: ketidakpastian, konflik emosional).
- Faktor fisiologis (misalnya: gangguan hormonal, efek obat).
- Faktor lingkungan (misalnya: stresor eksternal seperti pekerjaan atau hubungan interpersonal).
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.14016**
**Ansietas Terkontrol**
*Kriteria Evaluasi:*
1. Klien melaporkan penurunan tingkat ansietas (skala ringan atau tidak ada).
2. Klien mampu mengidentifikasi penyebab ansietas.
3. Klien menunjukkan teknik koping adaptif (misalnya: relaksasi, pernapasan dalam).
4. Tanda-tanda fisiologis ansietas (seperti takikardia, diaforesis) berkurang.
**Indikator Tambahan:**
- Klien berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa gangguan signifikan.
- Klien mengungkapkan perasaan tenang dan mampu mengelola stresor.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.14078**
**Manajemen Ansietas**
*Tindakan Keperawatan:*
1. **Terapi Komunikasi Terapeutik:**
- Dengarkan keluhan klien dengan empati.
- Validasi perasaan klien tanpa menghakimi.
2. **Edukasi Teknik Relaksasi:**
- Ajarkan latihan pernapasan dalam (*deep breathing*).
- Anjurkan relaksasi progresif atau *guided imagery*.
3. **Modifikasi Lingkungan:**
- Kurangi stimulasi berlebihan (misalnya: kebisingan, keramaian).
- Ciptakan suasana tenang dan nyaman.
4. **Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain:**
- Rujuk ke psikolog/psikiater jika ansietas berat atau memerlukan terapi farmakologis.
**Rasional:**
Intervensi di atas bertujuan untuk mengurangi respons stres, meningkatkan kontrol diri, dan membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif.
---
### **Catatan Akademis**
- **SDKI, SLKI, dan SIKI** merupakan standar yang digunakan untuk memastikan pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis bukti (*evidence-based practice*).
- Ansietas yang tidak terkelola dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan (*anxiety disorder*), sehingga intervensi dini sangat penting.
- Evaluasi luaran harus dilakukan secara berkala menggunakan skala ansietas (misalnya: *Hamilton Anxiety Rating Scale/HAM-A*).
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
---
*Format ini memenuhi kaidah akademis dengan menyertakan kode, definisi, dan tindakan spesifik sesuai standar PPNI.*