Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1110 | 02 Oct 2024
Klinis : telinga pasien kotor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu telinga pasien kotor, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan Risiko Infeksi. Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap infeksi yang dapat berkembang atau memburuk.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kondisi ketika individu/kelompok rentan terhadap serangan mikroorganisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Risiko Infeksi adalah:
1. Pasien bebas dari infeksi
2. Tanda-tanda infeksi tidak timbul
3. Pasien mampu mencegah terjadinya infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Infeksi antara lain:
1. Manajemen Infeksi
2. Perawatan Luka
3. Perawatan Kulit
4. Edukasi Pencegahan Infeksi
Intervensi tersebut bertujuan untuk mencegah infeksi, melakukan perawatan yang tepat, serta memberikan edukasi kepada pasien agar dapat mencegah terjadinya infeksi. -
Article No. 1111 | 02 Oct 2024
Klinis : telinga pasien kotor, tidak nyeri, tidak infeksi, pendengaran menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi telinga pasien yang kotor, tidak nyeri, tidak infeksi, namun pendengaran menurun, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan pendengaran berhubungan dengan penumpukan serumen di telinga.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kemampuan pendengaran.
- Faktor yang Berhubungan: Penumpukan serumen di telinga.
- Karakteristik Utama: Penurunan kemampuan pendengaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mendengar dengan baik.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mendengar suara percakapan normal, tidak mengeluh kesulitan mendengar, dan tidak memerlukan pengeras suara.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Kesehatan Telinga
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pemeliharaan kebersihan dan fungsi telinga.
- Aktivitas Keperawatan: Membersihkan telinga, memberikan edukasi tentang perawatan telinga, dan merujuk ke tenaga kesehatan yang kompeten jika diperlukan.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar perawat, saya menyarankan agar pasien segera mendapatkan perawatan telinga yang sesuai untuk mengatasi penumpukan serumen dan memulihkan kemampuan pendengarannya. -
Article No. 1112 | 02 Oct 2024
Klinis : Klien Tn. D berusia 40 tahun dirawat dengan diagnosa medis demam tifoid. Klien dengan GCS= 4-5-6, klien mendapatkan diet bubur dari ahli gizi. Klien tidak mau makan karena tidak nafsu makan dan merasa mual serta muntah. Tindakan keperawatan yang tepat dilakukan oleh perawat adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Demam Tifoid
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia, Mual, dan Muntah
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Akibat Demam Tifoid
Penjelasan Singkat:
1. Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Demam Tifoid
- SDKI: Kerusakan integritas kulit adalah kerusakan lapisan kulit yang dapat mengganggu fungsi kulit sebagai barier.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang sesuai adalah pemantauan kulit, perawatan luka, dan tindakan pencegahan komplikasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang tepat adalah memonitor tanda-tanda kerusakan integritas kulit, merawat kulit, dan mencegah komplikasi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia, Mual, dan Muntah
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi adalah asupan nutrisi yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang sesuai adalah pemberian nutrisi enteral, manajemen mual dan muntah, serta edukasi gizi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang tepat adalah mengatur pemberian nutrisi enteral, mengatasi mual dan muntah, serta memberikan edukasi gizi.
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Akibat Demam Tifoid
- SDKI: Risiko kekurangan volume cairan adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan cairan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang sesuai adalah pemantauan status cairan, pemberian cairan intravena, dan manajemen hidrasi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang tepat adalah memonitor status cairan, memberikan cairan intravena, dan mengatur hidrasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan kondisi klien secara komprehensif, menggunakan pendekatan yang berpusat pada klien, dan menerapkan prinsip-prinsip keperawatan berbasis bukti. Perawat juga harus membangun komunikasi yang efektif dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya untuk memastikan tindakan keperawatan yang tepat dan memberikan hasil yang optimal. -
Article No. 1113 | 02 Oct 2024
Klinis : telinga pasien kotor, tidak nyeri, tidak infeksi, pendengaran menurun. sertakan kode diagnosa sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan telinga yang kotor, tidak nyeri, tidak infeksi, dan pendengaran menurun:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Gangguan Pendengaran (Kode: 00124)
Penjelasan Singkat:
Gangguan Pendengaran adalah ketidakmampuan individu untuk mendengar dengan jelas atau ketidakmampuan untuk mendeteksi beberapa atau semua jenis suara. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti akumulasi cerumen, infeksi, trauma, atau faktor terkait usia.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Pendengaran
2. Manajemen Lingkungan: Pendengaran
3. Perawatan Telinga
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Pendengaran
- Menilai kemampuan pendengaran pasien
- Mengidentifikasi faktor yang memengaruhi pendengaran
- Memantau perubahan pada kemampuan pendengaran
2. Manajemen Lingkungan: Pendengaran
- Mengatur lingkungan untuk mendukung pendengaran pasien
- Mengurangi kebisingan yang berlebihan
- Memastikan komunikasi yang efektif
3. Perawatan Telinga
- Membersihkan telinga dari cerumen atau kotoran
- Mengajarkan pasien cara membersihkan telinga secara aman
- Merujuk ke tenaga kesehatan yang kompeten jika diperlukan
Sebagai seorang perawat, saya akan menggunakan pendekatan yang komprehensif untuk menangani kondisi gangguan pendengaran pada pasien. Tujuan utama adalah memaksimalkan fungsi pendengaran, mencegah komplikasi, dan memastikan kenyamanan serta keselamatan pasien. -
Article No. 1114 | 02 Oct 2024
Klinis : Klien Tn. D berusia 40 tahun dirawat dengan diagnosa medis demam tifoid. Klien dengan GCS= 4-5-6, klien mendapatkan diet bubur dari ahli gizi. Klien tidak mau makan karena tidak nafsu makan dan merasa mual serta muntah. Tindakan keperawatan yang tepat dilakukan oleh perawat adalah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi klien Tn. D:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A01.0
- Deskripsi: Demam tifoid
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.69
- Deskripsi: Pemberian diet khusus, tidak lain
Penjelasan detail:
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien Tn. D berusia 40 tahun dirawat dengan diagnosis medis demam tifoid. Kondisi klien menunjukkan penurunan kesadaran dengan GCS 4-5-6, yang mengindikasikan penurunan tingkat kesadaran yang signifikan. Selain itu, klien juga mengalami penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
Kode ICD-10 A01.0 digunakan untuk menggambarkan diagnosis medis demam tifoid. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi bakteri yang menyerang sistem gastrointestinal dan dapat menyebabkan demam tinggi, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
Dalam hal tindakan medis, klien diberikan diet bubur oleh ahli gizi. Kode ICD-9-CM 96.69 digunakan untuk menggambarkan pemberian diet khusus, yang sesuai dengan kondisi klien yang mengalami penurunan nafsu makan dan mual.
Tindakan keperawatan yang tepat untuk kondisi ini dapat mencakup:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara ketat
- Pemberian cairan dan nutrisi melalui jalur intravena (jika klien tidak dapat makan/minum)
- Pemberian antiemetik (obat untuk mengurangi mual dan muntah)
- Pemberian terapi farmakologis sesuai dengan resep dokter
- Edukasi dan dukungan psikologis kepada klien dan keluarga
Perawat berperan penting dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan terpusat pada klien untuk membantu pemulihan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 1115 | 02 Oct 2024
Klinis : Klien Tn. D berusia 40 tahun dirawat dengan diagnosa medis demam tifoid. Klien dengan GCS= 4-5-6, klien mendapatkan diet bubur dari ahli gizi. Klien tidak mau makan karena tidak nafsu makan dan merasa mual serta muntah. Tindakan keperawatan yang tepat dilakukan oleh perawat adalah… a. Menyuapi klien b. Memasang selang nasogastrik c. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral d. Menyarankan keluarga untuk membeli makanan dari luar e. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A01.0
- Deskripsi: Demam tifoid
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.6
- Deskripsi: Pemberian nutrisi parenteral
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien Tn. D berusia 40 tahun dirawat dengan diagnosis medis demam tifoid. Klien memiliki kondisi GCS 4-5-6, menunjukkan gejala tidak nafsu makan, mual, dan muntah. Tindakan keperawatan yang tepat untuk kondisi klien ini adalah kolaborasi pemberian nutrisi parenteral (pilihan c).
Alasan pemilihan ini adalah:
- Klien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 4-5-6, sehingga tidak dapat menerima makanan/minuman per oral secara adekuat.
- Klien juga menunjukkan gejala tidak nafsu makan, mual, dan muntah, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi melalui oral tidak tercukupi.
- Dalam kondisi ini, pemberian nutrisi secara parenteral (intravena) menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien dan mencegah malnutrisi.
- Tindakan ini harus dilakukan secara kolaboratif antara perawat dan ahli gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara tepat.
Pilihan lain seperti menyuapi klien (a), memasang selang nasogastrik (b), atau menyarankan keluarga membeli makanan dari luar (d) tidak sesuai dengan kondisi klien saat ini. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering (e) juga tidak tepat karena klien mengalami penurunan kesadaran dan gejala mual/muntah. -
Article No. 1116 | 02 Oct 2024
Klinis : 00124 sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi 00124 SDKI dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Defisit Perawatan Diri
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
Karakteristik Mayor:
1. Ketidakmampuan untuk memenuhi satu atau lebih aktivitas perawatan diri (mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting)
2. Ketergantungan pada orang lain untuk melakukan satu atau lebih aktivitas perawatan diri
Faktor Terkait:
1. Gangguan fisik
2. Gangguan kognitif
3. Gangguan psikologis
4. Keterbatasan lingkungan
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Bantuan Perawatan Diri
2. Pelatihan Perawatan Diri
3. Peningkatan Mobilitas
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Kemampuan Perawatan Diri
2. Kemandirian Aktivitas Sehari-hari
3. Kualitas Hidup
Dalam kasus ini, pasien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan satu atau lebih aktivitas perawatan diri, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Defisit Perawatan Diri. Perawat perlu memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti bantuan perawatan diri, pelatihan perawatan diri, dan peningkatan mobilitas, untuk membantu pasien mencapai kemandirian dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 1117 | 02 Oct 2024
Klinis : kurang pengetahuan kebutuhan seksualitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "kurang pengetahuan kebutuhan seksualitas" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Kurang Pengetahuan Kebutuhan Seksualitas
Definisi:
Kurang Pengetahuan Kebutuhan Seksualitas adalah keterbatasan atau kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan kebutuhan seksual individu.
Faktor Terkait:
- Kurangnya paparan informasi yang memadai tentang kebutuhan seksual
- Hambatan dalam mengakses sumber informasi yang relevan
- Riwayat pendidikan yang kurang memadai terkait topik seksualitas
- Keyakinan budaya atau agama yang membatasi pembahasan tentang seksualitas
Karakteristik Definisi:
- Klien menunjukkan pengetahuan yang tidak memadai tentang kebutuhan seksual
- Klien mengekspresikan kebingungan atau kekhawatiran tentang topik seksualitas
- Klien menunjukkan kesulitan dalam memahami atau menjelaskan konsep-konsep terkait seksualitas
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi SDKI untuk "Kurang Pengetahuan Kebutuhan Seksualitas" adalah keterbatasan atau kekurangan informasi kognitif yang terkait dengan kebutuhan seksual individu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk "Kurang Pengetahuan Kebutuhan Seksualitas" adalah klien mampu menjelaskan konsep-konsep terkait seksualitas, mengidentifikasi sumber informasi yang tepat, dan mendemonstrasikan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan seksualitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk "Kurang Pengetahuan Kebutuhan Seksualitas" adalah memberikan edukasi tentang seksualitas, memfasilitasi akses terhadap sumber informasi yang kredibel, dan mendukung klien dalam mengembangkan sikap yang positif terhadap seksualitas. -
Article No. 1118 | 02 Oct 2024
Klinis : Klien yang mengalami penurunan intake nutrisi karena nafsu makan menurun dapat diberikan tindakan keperawatan di bawah ini yaitu…. a. Menyuapi klien b. Menyediakan porsi makan sedikit tapi sering c. Memasang NGT d. Kolaborasi nutrisi parenteral e. Membebaskan klien untuk makan makanan yang disenangi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.6
- Deskripsi: Pemberian nutrisi parenteral total (TPN)
Penjelasan:
Kode ICD-10 R63.0 (Anoreksia) sesuai dengan kondisi klien yang mengalami penurunan intake nutrisi karena nafsu makan menurun. Penurunan nafsu makan dapat menyebabkan malnutrisi dan penurunan berat badan yang signifikan, sehingga membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat.
Berdasarkan poin-poin yang diberikan, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Menyuapi klien: Tidak direkomendasikan, karena dapat membuat klien merasa kehilangan kendali atas makanannya.
b. Menyediakan porsi makan sedikit tapi sering: Direkomendasikan, karena dapat meningkatkan asupan nutrisi tanpa membuat klien merasa kenyang atau tertekan.
c. Memasang NGT: Tidak direkomendasikan, karena prosedur ini bersifat invasif dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada klien.
d. Kolaborasi nutrisi parenteral: Direkomendasikan, karena pemberian nutrisi parenteral total (TPN) dapat memenuhi kebutuhan nutrisi klien secara efektif, terutama jika klien tidak dapat menerima asupan oral.
e. Membebaskan klien untuk makan makanan yang disenangi: Direkomendasikan, karena memungkinkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang disukai, sehingga dapat meningkatkan asupan nutrisi.
Dengan mempertimbangkan kondisi klien dan tindakan keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu meningkatkan intake nutrisi dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat malnutrisi. -
Article No. 1119 | 02 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bayi H:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Risiko Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif
SDKI: Individu mengalami pola napas yang tidak sesuai dengan kebutuhan metabolik.
SLKI: Individu menunjukkan pola napas yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi paru yang adekuat.
2. Risiko Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif
SDKI: Individu berisiko mengalami gangguan pada sirkulasi darah ke jaringan perifer.
SLKI: Individu menunjukkan tanda-tanda potensial terjadinya gangguan perfusi perifer.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan perfusi jaringan perifer yang adekuat.
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Bayi H mengalami sesak napas, takipnea, dan kebiruan pada daerah sekitar bibir dan ekstremitas, menunjukkan adanya gangguan pola napas.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda vital, memberikan oksigen, dan mengatur posisi bayi untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
2. Risiko Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif:
- Bayi H memiliki tanda-tanda potensial terjadinya gangguan perfusi perifer, seperti kebiruan dan hipotonus otot.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda sirkulasi, menjaga suhu tubuh, dan memberikan tindakan untuk meningkatkan perfusi perifer yang adekuat.
Catatan: Diagnosa Keperawatan dan intervensi dapat disesuaikan dengan kondisi klinis bayi H yang lebih lengkap.