Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1265 | 03 Oct 2024
Klinis : batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau benda asing dari saluran pernapasan, sehingga mengakibatkan ventilasi yang tidak efektif.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau benda asing dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi atau benda asing.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memfasilitasi batuk efektif, memberikan nebulisasi, mengatur posisi pasien, dan memberikan edukasi tentang teknik batuk efektif.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpadu untuk mengatasi masalah batuk pada pasien. -
Article No. 1266 | 03 Oct 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Patologis
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh meningkat di atas 37,5°C sebagai akibat dari peningkatan produksi atau penurunan disipasi panas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Suhu tubuh dalam batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Kulit bersih dan kering
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Observasi suhu tubuh secara berkala
b. Berikan cairan yang cukup
c. Gunakan kompres dingin untuk menurunkan suhu
d. Batasi aktivitas pasien
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen demam
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan Hipertermia Berhubungan Dengan Proses Patologis menggambarkan kondisi pasien yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat dari proses penyakit atau infeksi. Penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Tujuan utama adalah untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah infeksi, dan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 1267 | 03 Oct 2024
Klinis : Berdasarkan dara yang diperoleh dari WHO, penderita kasus radang sendi di Indonesia mencapai 81% populasi, hanya 24% yang pergi ke dokter sedangkan 71 % cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang di jual bebas. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara paling tinggi menderita radang sendi jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya, seperti Hongkong, Singapura, Malaysia dan Taiwan. Prevalensi penyakit persendian berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Bali (19,3%) diikuti oleh Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%) dan Papua (15,4%)3. Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat. Pada pencatatan kasus yang dilakukan pada 57 lansia di Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, di Bali, diperoleh informasi bahwa sebanyak 50 orang (87,7%) memiliki kadar asam urat melebihi batas normal. Setelah dilakukan pengkajian lebih lanjut, sebagian besar dari mereka tahu terkait pengertian asam urat, namun kurang mengetahui terkait penyebab dan pemicunya. Sebagai seorang tenaga kesehatan, apa tindak lanjut yang sebaiknya dilakukan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis dan tindak lanjut yang komprehensif berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan inflamasi sendi (radang sendi) ditandai dengan keluhan nyeri, kekakuan sendi, dan keterbatasan mobilitas.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diperoleh, prevalensi radang sendi di Indonesia mencapai 81% populasi, dengan hanya 24% yang berobat ke dokter. Kondisi ini menunjukkan adanya masalah nyeri kronis yang dialami oleh sebagian besar masyarakat, terutama terkait dengan inflamasi sendi. Nyeri kronis ini dapat menyebabkan kekakuan sendi dan keterbatasan mobilitas.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit asam urat dan pencegahannya.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar lansia di Desa Samsam, Bali, memiliki kadar asam urat yang melebihi batas normal, namun kurang memahami penyebab dan pencegahan penyakit tersebut. Hal ini menunjukkan adanya masalah dalam manajemen kesehatan yang tidak efektif, yang dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit asam urat.
Tindak Lanjut:
1. Intervensi untuk Nyeri Kronis:
a. Manajemen Nyeri: Mengajarkan teknik-teknik manajemen nyeri, seperti relaksasi, terapi panas-dingin, dan penggunaan analgesik yang tepat.
b. Peningkatan Mobilitas Sendi: Memberikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan mobilitas sendi dan menjaga fungsi sendi.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan perawatan radang sendi.
2. Intervensi untuk Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan:
a. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang penyakit asam urat, termasuk penyebab, gejala, komplikasi, dan tata laksana.
b. Peningkatan Pengetahuan: Mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan tentang penyakit asam urat dan memberikan informasi yang sesuai.
c. Perencanaan Manajemen Kesehatan: Membantu klien membuat rencana perawatan untuk mengelola penyakit asam urat secara efektif.
Sebagai tenaga kesehatan, saya akan melakukan tindak lanjut yang komprehensif untuk mengatasi masalah nyeri kronis terkait radang sendi dan meningkatkan manajemen kesehatan yang efektif pada pasien dengan penyakit asam urat, sesuai dengan standar praktik keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 1268 | 03 Oct 2024
Klinis : Defisit pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
Definisi:
Defisit Pengetahuan adalah keterbatasan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Penjelasan Singkat Menurut SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan didefinisikan sebagai "Keterbatasan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu." Penyebabnya dapat meliputi kurangnya paparan, kurangnya minat, dan kurangnya kemampuan untuk mengingat atau memahami informasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Defisit Pengetahuan meliputi peningkatan pengetahuan terkait topik tertentu, kemampuan mengungkapkan pertanyaan, dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi, pemberian informasi, dan fasilitasi pembelajaran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Pengetahuan meliputi:
1. Asesmen: mengidentifikasi tingkat pengetahuan, sumber informasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi.
2. Edukasi: memberikan informasi dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Fasilitasi pembelajaran: membantu pasien dalam proses belajar dan memahami informasi yang diberikan.
4. Evaluasi: menilai peningkatan pengetahuan dan kemampuan pengambilan keputusan pasien.
Dengan pendekatan berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi Defisit Pengetahuan pada pasien. -
Article No. 1269 | 03 Oct 2024
Klinis : nausea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nausea.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nausea adalah "Mual (Nausea)".
Penjelasan Singkat:
Nausea atau mual merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan di bagian atas perut, yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah. Nausea dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, obat-obatan, gangguan pencernaan, atau kondisi medis tertentu.
Berdasarkan standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran keperawatan yang dapat diharapkan untuk kondisi nausea adalah:
1. Kontrol Mual (Nausea Control)
2. Toleransi Terhadap Mual (Nausea Tolerance)
Selanjutnya, berdasarkan standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nausea antara lain:
1. Manajemen Mual (Nausea Management)
2. Terapi Komplementer: Akupresur (Complementary Therapy: Acupressure)
3. Terapi Komplementer: Aromaterapi (Complementary Therapy: Aromatherapy)
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi penyebab nausea, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu mengatasi keluhan nausea yang dialami pasien. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kontrol pasien terhadap nausea, serta meningkatkan toleransinya terhadap sensasi tidak nyaman tersebut.
Saya siap untuk memberikan penjelasan lebih lanjut atau menjawab pertanyaan yang Anda miliki terkait diagnosa dan penanganan keperawatan untuk kondisi nausea. -
Article No. 1270 | 03 Oct 2024
Klinis : low pack
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "low back" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Nyeri punggung bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.8
- Deskripsi: Manipulasi tulang belakang, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M54.5 (Nyeri punggung bawah):
- Ini merupakan kode untuk diagnosis yang sesuai dengan kondisi "low back" atau nyeri punggung bawah.
- Kode M54 dalam ICD-10 mencakup berbagai jenis nyeri punggung, dan M54.5 secara khusus menggambarkan nyeri yang terpusat di daerah punggung bawah.
- Nyeri punggung bawah adalah salah satu keluhan muskuloskeletal yang umum ditemui dalam praktik klinis, dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cedera, strain otot, hernia disk, atau kondisi degeneratif tulang belakang.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 72.8 (Manipulasi tulang belakang, tidak diklasifikasikan di tempat lain):
- Kode ini mewakili tindakan manipulasi tulang belakang yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri punggung bawah.
- Manipulasi tulang belakang adalah salah satu bentuk terapi manual yang dilakukan oleh profesional kesehatan seperti dokter, fisioterapis, atau kiropraktor untuk memulihkan fungsi dan mengurangi nyeri pada sistem muskuloskeletal.
- Tindakan ini dapat mencakup teknik-teknik manipulasi, mobilisasi, atau penerapan kekuatan terbatas pada tulang belakang untuk memperbaiki postur, meningkatkan mobilitas, dan mengurangi ketegangan otot.
Dalam menangani kondisi "low back" atau nyeri punggung bawah, pendekatan terapeutik yang komprehensif dapat melibatkan kombinasi dari diagnosis, pengobatan farmakologis, terapi fisik, dan intervensi manipulatif seperti yang tercermin dalam kode ICD-10 dan ICD-9-CM di atas. -
Article No. 1271 | 03 Oct 2024
Klinis : nyeri punggun bawah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang profesional kesehatan, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi nyeri punggung bawah, dengan penjelasan yang terperinci.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Nyeri punggung bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.29
- Deskripsi: Manipulasi kolumna vertebralis lainnya, tidak dikategorikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M54.5 (Nyeri punggung bawah):
- Kode ini digunakan untuk menunjukkan kondisi nyeri yang terjadi di area punggung bawah.
- Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketegangan otot, cedera pada tulang belakang, atau kondisi degeneratif pada diskus intervertebralis.
- Diagnosis ini termasuk dalam kategori M54 (Dorsalgia) pada ICD-10, yang mencakup berbagai jenis nyeri punggung.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 72.29 (Manipulasi kolumna vertebralis lainnya, tidak dikategorikan di tempat lain):
- Kode ini dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan manipulasi atau adjustmen
t kolumna vertebralis yang dilakukan untuk mengatasi nyeri punggung bawah.
- Tindakan ini dapat mencakup teknik-teknik manual atau chiropraktik yang bertujuan untuk memperbaiki posisi atau fungsi tulang belakang.
- Penggunaan kode ini bergantung pada prosedur yang dilakukan oleh profesional kesehatan dalam menangani kondisi nyeri punggung bawah pasien.
Sebagai catatan, kode-kode ini dapat bervariasi tergantung pada karakteristik yang lebih spesifik dari kondisi pasien dan tindakan medis yang diberikan. Penegakan diagnosis dan pemilihan tindakan yang tepat harus dilakukan oleh profesional kesehatan yang berwenang, berdasarkan pemeriksaan dan evaluasi medis yang komprehensif. -
Article No. 1272 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologi dan histologi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopik sputum untuk bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologi dan histologi) dipilih karena pasien memiliki gejala-gejala yang mengarah pada tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan fisik yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Pemeriksaan mikroskopik sputum untuk bakteri tuberkulosis) merupakan salah satu prosedur diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri tuberkulosis dalam sputum pasien.
Pemilihan kode-kode ini didasarkan pada informasi klinis yang diberikan, dan dapat digunakan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan medis yang akurat sesuai dengan standar klasifikasi internasional. -
Article No. 1273 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI)
- Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan energi.
3. Kelelahan (SDKI)
- Terdapat perasaan keletihan dan kapasitas yang menurun untuk melakukan pekerjaan fisik dan mental yang biasa.
4. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
- Asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI:
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Perawat akan memantau status pernapasan, tingkat kesadaran, dan produksi sputum, serta melakukan tindakan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Intoleransi Aktivitas: Perawat akan membantu pasien mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan edukasi tentang manajemen energi.
- Kelelahan: Perawat akan membantu pasien mengatur aktivitas, mengidentifikasi faktor penyebab kelelahan, dan memberikan intervensi untuk meningkatkan istirahat dan pemulihan.
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Perawat akan mengevaluasi status nutrisi, memantau asupan dan output cairan, serta memberikan intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.
SIKI:
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Energi
- Manajemen Kelelahan
- Manajemen Nutrisi
Dalam kondisi ini, pasien mengalami Tuberkulosis Paru yang menyebabkan terjadinya masalah keperawatan terkait dengan bersihan jalan napas, intoleransi aktivitas, kelelahan, dan ketidakseimbangan nutrisi. Perawat akan berperan aktif dalam memantau, mengintervensi, dan membantu pasien dalam mengelola kondisinya. -
Article No. 1274 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Terdapat sputum yang menghambat alur pernapasan akibat infeksi paru.
- Perlu intervensi keperawatan untuk membantu pasien dalam membersihkan jalan napas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Pasien mengalami penurunan nafsu makan sehingga asupan nutrisi tidak terpenuhi.
- Diperlukan intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Intoleransi Aktivitas
- Sesak napas yang dialami pasien membatasi kemampuan untuk beraktivitas.
- Dibutuhkan intervensi untuk meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Standar ini memberikan panduan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Standar ini memberikan panduan dalam menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Standar ini memberikan panduan dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk pasien dengan kondisi tuberkulosis paru.