Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1255 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan berkeringat dingin. Pasien memiliki riwayat obesitas dan gaya hidup yang tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi tidak teratur. EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan kadar enzim jantung. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat aterosklerosis yang disebabkan oleh obesitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard sekunder akibat aterosklerosis.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan aliran darah ke miokard.
3. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan gangguan pompa jantung.
Penjelasan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard sekunder akibat aterosklerosis:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Manajemen nyeri, meliputi identifikasi penyebab, pengkajian nyeri, intervensi farmakologis, dan nonfarmakologis.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan aliran darah ke miokard:
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Manajemen ventilasi, meliputi pengkajian pola napas, intervensi untuk mempertahankan ventilasi adekuat, dan edukasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain oksigenasi, latihan napas, dan pengelolaan posisi tubuh.
3. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan gangguan pompa jantung:
- SDKI: Risiko ketidakstabilan hemodinamik adalah kerentanan terhadap perubahan tekanan darah, nadi, dan curah jantung yang tidak dapat dikompensasi.
- SLKI: Manajemen hemodinamik, meliputi pengkajian tanda-tanda vital, intervensi untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik, dan pemantauan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan kardiovaskular. -
Article No. 1256 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan berkeringat dingin. Pasien memiliki riwayat obesitas dan gaya hidup yang tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi tidak teratur. EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan kadar enzim jantung. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat aterosklerosis yang disebabkan oleh obesitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dengan mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Tanda dan Gejala: Nyeri dada, sesak napas, dan berkeringat dingin.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Tanda dan Gejala: Gaya hidup tidak aktif dan obesitas.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiovaskular: Mempertahankan aliran darah dan oksigen yang adekuat ke jantung.
2. Toleransi Aktivitas: Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kardiovaskular
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian oksigen
- Kolaborasi pemberian terapi medis
2. Manajemen Aktivitas
- Pengaturan aktivitas dan istirahat
- Edukasi tentang manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan ahli gizi terkait penurunan berat badan
Perawat harus fokus pada stabilisasi kondisi kardiovaskular pasien, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan intervensi yang tepat untuk mengatasi penurunan curah jantung serta meningkatkan toleransi aktivitas. Kolaborasi dengan tim medis lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk menangani kondisi yang mendasari, yaitu aterosklerosis akibat obesitas. -
Article No. 1257 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Pasien juga melaporkan sering merasa lelah dan mengalami peningkatan berat badan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Riwayat kesehatan menunjukkan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 32, serta hipertensi yang tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tanda-tanda infark miokard akut. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat obesitas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 00.66
- Deskripsi: Angioplasti koroner dengan pemasangan stent, tidak ditentukan
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin, serta temuan pemeriksaan EKG yang menunjukkan tanda-tanda infark miokard akut, maka diagnosis awal yang sesuai adalah infark miokard akut, tidak ditentukan (I21.9).
Pasien juga memiliki faktor risiko yang berkontribusi terhadap kondisinya, yaitu obesitas dengan IMT 32 serta hipertensi yang tidak terkontrol. Oleh karena itu, diagnosis awal dapat ditegaskan sebagai serangan jantung akibat obesitas.
Dalam penatalaksanaan selanjutnya, kemungkinan akan dilakukan tindakan angioplasti koroner dengan pemasangan stent (kode ICD-9-CM 00.66) untuk memperbaiki aliran darah ke jantung dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
Sebagai catatan, kode ICD-10 yang diberikan merupakan kode diagnosis utama, sedangkan kode ICD-9-CM prosedur digunakan untuk mengkodekan tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 1258 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan keringat dingin. Pasien juga melaporkan sering merasa lelah dan mengalami peningkatan berat badan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Riwayat kesehatan menunjukkan obesitas dengan indeks massa tubuh (IMT) 32, serta hipertensi yang tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya tanda-tanda infark miokard akut. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat obesitas.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dengan kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Penanganan infark miokard akut, tidak ditentukan
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I21.9 "Infark miokard akut, tidak ditentukan" digunakan untuk mendiagnosis serangan jantung akut yang dialami oleh pasien, sesuai dengan gejala-gejala yang dirasakan (nyeri dada hebat, sesak napas, dan keringat dingin) serta hasil pemeriksaan EKG yang menunjukkan tanda-tanda infark miokard akut.
- Kode ICD-9-CM 93.90 "Penanganan infark miokard akut, tidak ditentukan" mencakup berbagai tindakan atau prosedur medis yang dilakukan untuk penanganan serangan jantung akut, seperti observasi, pemberian obat-obatan, dan tindakan lainnya yang sesuai dengan kondisi pasien. Kode ini digunakan karena tidak ada informasi spesifik mengenai tindakan medis yang dilakukan.
Riwayat obesitas dan hipertensi yang tidak terkontrol pada pasien merupakan faktor risiko yang berkontribusi terhadap terjadinya serangan jantung akut. Namun, kode tersebut tidak mencakup diagnosis untuk obesitas atau hipertensi, yang perlu didokumentasikan secara terpisah menggunakan kode ICD-10 yang sesuai. -
Article No. 1259 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, dan berkeringat dingin. Pasien memiliki riwayat obesitas dan gaya hidup yang tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi tidak teratur. EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan kadar enzim jantung. Diagnosis awal adalah serangan jantung akibat aterosklerosis yang disebabkan oleh obesitas. Jelaskan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) disertai nomornya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard (SDKI 10.03)
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisiologis (SDKI 06.01)
3. Gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan sumbatan arteri koroner (SDKI 11.01)
Penjelasan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard (SDKI 10.03)
- SDKI 10.03 menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan jantung yang bersifat mendadak dan segera.
- Pasien mengalami nyeri dada mendadak yang menjalar ke lengan kiri, yang merupakan gejala khas dari serangan jantung akut.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan fisiologis (SDKI 06.01)
- SDKI 06.01 menggambarkan ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Pasien mengalami sesak napas, yang merupakan gejala umum pada serangan jantung akut.
3. Gangguan perfusi jaringan kardiak berhubungan dengan sumbatan arteri koroner (SDKI 11.01)
- SDKI 11.01 menggambarkan penurunan aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan jantung.
- Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan tanda-tanda iskemia, dan hasil tes darah menunjukkan peningkatan enzim jantung, yang mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan kardiak.
SLKI dan SIKI yang sesuai:
- SLKI 10.03.01 Kontrol Nyeri
- SLKI 06.01.01 Pemulihan Pola Napas
- SLKI 11.01.01 Perbaikan Perfusi Jantung
- SIKI 10.03.01 Manajemen Nyeri
- SIKI 06.01.01 Terapi Oksigen
- SIKI 11.01.01 Terapi Antiiskemia
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar praktik yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 1260 | 03 Oct 2024
Klinis : serangan jantung akibat obesitas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medik, berikut saya berikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi serangan jantung akibat obesitas:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I25.10
- Deskripsi: Aterosklerosis jantung koroner dengan angina tak stabil
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 00.66
- Deskripsi: Intervensi perkutan terhadap arteri jantung koroner, tanpa stent
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I25.10 menggambarkan kondisi aterosklerosis jantung koroner dengan angina tak stabil, yang sering ditemukan pada pasien dengan obesitas. Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung koroner melalui berbagai mekanisme, seperti peningkatan tekanan darah, kadar kolesterol, dan resistensi insulin.
2. Kode ICD-9-CM 00.66 mengacu pada tindakan intervensi perkutan terhadap arteri jantung koroner tanpa pemasangan stent. Tindakan ini dapat dilakukan untuk mengatasi penyumbatan arteri jantung yang menyebabkan serangan jantung akibat obesitas. -
Article No. 1261 | 03 Oct 2024
Klinis : serangan jantung akibat obesitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi serangan jantung akut akibat obesitas:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakstabilan hemodinamik berhubungan dengan penyakit jantung koroner dan obesitas.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakstabilan hemodinamik adalah kondisi tidak stabilnya fungsi jantung dan peredaran darah yang dapat mengancam kehidupan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan stabilitas hemodinamik yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, dan manajemen obat-obatan.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penyakit jantung koroner dan obesitas.
Penjelasan:
- SDKI: Kelebihan volume cairan adalah kondisi di mana terdapat peningkatan cairan tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen cairan, terapi diuresis, dan manajemen obat-obatan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penyakit jantung koroner dan obesitas.
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain manajemen aktivitas, terapi latihan, dan edukasi.
Dalam perawatan pasien dengan serangan jantung akut akibat obesitas, perawat perlu memperhatikan stabilitas hemodinamik, manajemen cairan, dan intoleransi aktivitas sebagai fokus utama dalam asuhan keperawatan. -
Article No. 1262 | 03 Oct 2024
Klinis : serangan jantung akibat obesitas jelaskan SDKI, SLKI, dan SIKI DISERTAI NOMORNYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi serangan jantung akut akibat obesitas:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. SDKI 05-013 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan: Kondisi di mana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, yang dapat disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, sosioekonomi, atau faktor lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. SLKI 05-021 Status Nutrisi
Penjelasan: Indikator status nutrisi yang mencakup asupan, metabolisme, dan penggunaan nutrisi oleh tubuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. SIKI 05-043 Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Intervensi untuk memantau dan mengatur asupan nutrisi pasien agar terpenuhi kebutuhan tubuhnya.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa serangan jantung akut akibat obesitas merupakan kondisi yang serius dan membutuhkan penanganan segera. Obesitas dapat menyebabkan peningkatan risiko berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh" (SDKI 05-013), dengan fokus pada pemantauan dan pengaturan asupan nutrisi pasien (SIKI 05-043) untuk mencapai status nutrisi yang optimal (SLKI 05-021). -
Article No. 1263 | 03 Oct 2024
Klinis : jelaskan SECARA DETAIL SDKI, SLKI, dan SIKI DISERTAI NOMORNYA DARI KASUS serangan jantung akibat obesitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi serangan jantung akibat obesitas. Saya akan menjawab dengan menggunakan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar atau perawat.
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Ketidakstabilan Kardiovaskular (00035)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nomor kode: 00035
b. Definisi: Keadaan rentan mengalami perubahan yang tidak diinginkan dalam fungsi kardiovaskular.
c. Karakteristik mayor: Adanya faktor risiko penyakit kardiovaskular (seperti obesitas, hipertensi, diabetes, dan lain-lain), perubahan irama jantung, dan gejala intoleransi aktivitas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Nomor kode: 1405
b. Judul: Stabilitas Kardiovaskular
c. Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
d. Indikator luaran:
i. 140501 - Tekanan darah dalam rentang normal
ii. 140502 - Frekuensi denyut nadi dalam rentang normal
iii. 140503 - Irama jantung teratur
iv. 140504 - Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Nomor kode: 3420
b. Judul: Manajemen Kardiovaskular
c. Definisi: Upaya untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
d. Aktivitas keperawatan:
i. 342001 - Monitor tanda-tanda vital secara teratur
ii. 342002 - Kolaborasi pemberian obat kardiovaskular
iii. 342003 - Ajarkan latihan fisik yang sesuai
iv. 342004 - Berikan dukungan emosional
v. 342005 - Evaluasi respons pasien terhadap intervensi
Dalam kasus serangan jantung akibat obesitas, diagnosis keperawatan yang tepat adalah Risiko Ketidakstabilan Kardiovaskular (00035). Hal ini dikarenakan obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi jantung dan pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung. Fokus utama dalam penanganannya adalah mempertahankan stabilitas kardiovaskular pasien melalui intervensi keperawatan yang sesuai, seperti pemantauan tanda-tanda vital, kolaborasi pemberian obat, latihan fisik, dan dukungan emosional. -
Article No. 1264 | 03 Oct 2024
Klinis : jelaskan SECARA DETAIL DALAM 1000 KATA SDKI, SLKI, dan SIKI DISERTAI NOMORNYA DARI KASUS GULA DARAH TINGGI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang Perawat, saya akan menjelaskan secara detail mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus Gula Darah Tinggi, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Untuk kasus gula darah tinggi, Diagnosa Keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Intake (00001)
2. Risiko Komplikasi (00035)
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Penjelasan singkat untuk masing-masing Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Intake (00001)
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Diet tinggi karbohidrat dan lemak, gaya hidup sedenter, penyakit kronis.
Gejala dan tanda: Peningkatan berat badan, lingkar pinggang meningkat, profil lipid abnormal.
2. Risiko Komplikasi (00035)
Definisi: Berada dalam kondisi yang berisiko mengalami komplikasi akibat kondisi kesehatan yang ada.
Faktor yang berhubungan: Kontrol gula darah yang buruk, perubahan gaya hidup yang tidak adekuat, kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
Gejala dan tanda: Gejala komplikasi seperti neuropati, retinopati, nefropati, dan penyakit kardiovaskular.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor yang berhubungan: Penurunan tingkat energi, kelemahan, keletihan.
Gejala dan tanda: Kelelahan, dispnea, perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Intake (00001)
Kode: 00001
Definisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi:
a. Berat badan meningkat
b. Lingkar pinggang meningkat
c. Profil lipid abnormal
d. Asupan makan berlebihan
e. Pola makan tidak teratur
Faktor Berhubungan:
a. Diet tinggi karbohidrat dan lemak
b. Penyakit kronis
c. Gaya hidup sedenter
2. Risiko Komplikasi (00035)
Kode: 00035
Definisi: Berada dalam kondisi yang berisiko mengalami komplikasi akibat kondisi kesehatan yang ada.
Karakteristik Definisi:
a. Kontrol gula darah yang buruk
b. Perubahan gaya hidup yang tidak adekuat
c. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Faktor Risiko:
a. Komplikasi akut
b. Komplikasi kronis
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Karakteristik Definisi:
a. Kelelahan
b. Dispnea
c. Perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas
Faktor Berhubungan:
a. Penurunan tingkat energi
b. Kelemahan
c. Keletihan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Intake (00001)
Kode: 1801
Judul: Kontrol Berat Badan
Indikator:
a. Berat badan ideal
b. Lingkar pinggang dalam batas normal
c. Profil lipid dalam batas normal
2. Risiko Komplikasi (00035)
Kode: 1902
Judul: Status Kesehatan: Manajemen Penyakit Kronis
Indikator:
a. Kontrol gula darah yang adekuat
b. Perilaku pencegahan komplikasi
c. Pengetahuan tentang penyakit
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 0005
Judul: Toleransi Aktivitas
Indikator:
a. Kelelahan berkurang
b. Dispnea minimal
c. Tanda-tanda vital stabil saat aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Intake (00001)
Kode: 1804
Judul: Manajemen Berat Badan
Intervensi:
a. Kaji riwayat nutrisi dan pola makan
b. Diskusikan tujuan dan rencana perawatan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
d. Anjurkan aktivitas fisik yang teratur
e. Pantau perubahan berat badan dan lingkar pinggang
2. Risiko Komplikasi (00035)
Kode: 1806
Judul: Manajemen Penyakit Kronis
Intervensi:
a. Kaji pemahaman pasien tentang penyakitnya
b. Edukasi tentang penyakit, pengobatan, dan manajemen diri
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mencegah komplikasi
d. Bantu pasien meningkatkan perilaku pencegahan komplikasi
e. Monitor tanda dan gejala komplikasi secara berkala
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: 0180
Judul: Manajemen Energi
Intervensi:
a. Kaji tingkat energi dan aktivitas yang dapat ditoleransi
b. Bantu pasien mengatur aktivitas sehari-hari
c. Ajarkan teknik manajemen energi
d. Berikan dukungan untuk meningkatkan toleransi aktivitas
e. Monitor tanda-tanda vital saat aktivitas
Kesimpulan:
Dalam mengelola kasus gula darah tinggi, perawat perlu mempertimbangkan Diagnosa Keperawatan yang sesuai, yaitu Ketidakseimbangan Nutrisi: Kelebihan Intake, Risiko Komplikasi, dan Intoleransi Aktivitas. Masing-masing Diagnosa Keperawatan tersebut memiliki SDKI, SLKI, dan SIKI yang spesifik untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dengan memahami dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang efektif untuk mencapai luaran keperawatan yang optimal bagi pasien dengan gula darah tinggi.