Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3315 | 23 Oct 2024
Klinis : umur : 33 tahun keluhan : pasien mengatakan pusing dari kemarin, mual dan muntah, pandangan ganda, hamil ukuran 7 minggu keadaan umum : cukup kesadaran : compos mentis (GCS : 456) TD : 123/81 mmHg Suhu : 36°C Nadi : 78 x/mnt RR : 20 x/mnt SpO2 : 77% Riwayat Penyakit : Mioma uteri (2022), Vertigo Riwayat Alergi : - Pemeriksaan Diagnosis : Laboratorium (DL, GDS) Tindakan Medis yang sudah dilakukan 1. Injeksi Infus NS 25 tpm 2. Injeksi ODR 4 g 3. Injeksi PcT 1 g Pemberian Terapi 1. Infus : RL 28 tpm 2. Obat Injeksi : ODR 2 x 1, Ranitidin 2 x 1
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ditandai dengan pusing, mual, muntah, dan penurunan SpO2.
2. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan, ditandai dengan keluhan pusing dan pandangan ganda.
3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (infus, injeksi), ditandai dengan riwayat mioma uteri.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Intoleransi Aktivitas:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Peningkatan kemampuan melakukan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Terapi Oksigen.
2. Nyeri Akut:
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Penurunan tingkat nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Distraksi.
3. Risiko Tinggi Infeksi:
- SDKI: Peningkatan risiko terkena infeksi.
- SLKI: Penurunan risiko infeksi.
- SIKI: Pencegahan Infeksi, Perawatan Luka.
Pemberian Terapi:
1. Infus: RL 28 tpm - Untuk mengganti cairan dan menjaga keseimbangan cairan.
2. Obat Injeksi:
- ODR 2 x 1 - Antiemetik untuk mengurangi mual dan muntah.
- Ranitidin 2 x 1 - Antagonis reseptor H2 untuk menekan produksi asam lambung.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, diberikan penjelasan singkat berdasarkan standar PPNI untuk menangani kondisi pasien yang mengalami pusing, mual, muntah, dan pandangan ganda pada kehamilan 7 minggu. -
Article No. 3316 | 23 Oct 2024
Klinis : gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak didefinisikan sebagai "Kekurangan pasokan darah dan oksigen ke jantung, yang dapat mengancam kesehatan".
Pada kasus gagal jantung, kondisi ini terjadi karena kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh menurun. Akibatnya, terjadi penurunan suplai darah dan oksigen ke jaringan, termasuk ke jantung itu sendiri.
Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Sesak napas
- Edema perifer
- Fatigue
- Penurunan aktivitas
- Palpitasi
- Nyeri dada
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) antara lain:
- Manajemen perfusi jaringan
- Manajemen cairan
- Manajemen nyeri
- Aktivitas dan istirahat
- Edukasi kesehatan
Tujuan utama penanganan adalah untuk mempertahankan perfusi jaringan jantung yang optimal, mengurangi gejala, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 3317 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang balita laki-laki usia 3 tahun dirawat sejak 2 hari yang lalu dengan Nefrotik Sindrom. Dari hasil pengkajian didapatkan data: tampak edema pada ekstremitas bawah dan daerah palpebra, BB 15,6 Kg. Saat ini anak hanya minum 750 cc/ 24 jam, terpasang infus 550 cc/24 jam. Apakah intervensi mandiri keperawatan yang tepat dilakukan pada kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus balita laki-laki 3 tahun dengan Nefrotik Sindrom.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal ditandai dengan edema pada ekstremitas bawah dan daerah palpebra, serta asupan cairan yang kurang dari kebutuhan.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kelebihan volume cairan: keadaan di mana individu mengalami peningkatan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
- Faktor yang berhubungan: gangguan fungsi ginjal, pembatasan asupan cairan yang tidak adekuat.
- Karakteristik definitif: edema, intake cairan kurang dari kebutuhan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Cairan Terpelihara, dengan indikator: Asupan dan Pengeluaran Cairan Seimbang, Edema Menurun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Mandiri Keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Cairan
2. Manajemen Cairan
3. Manajemen Edema
Intervensi Mandiri Keperawatan yang tepat untuk kasus ini adalah:
1. Pemantauan Cairan: Pantau intake dan output cairan, timbang berat badan harian, pantau tanda-tanda edema.
2. Manajemen Cairan: Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan kebutuhan cairan dan elektrolit, berikan cairan sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Edema: Posisikan ekstremitas bawah lebih tinggi dari jantung, lakukan kompres hangat/dingin untuk mengurangi edema.
Perawat perlu melakukan intervensi mandiri keperawatan secara komprehensif untuk mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien balita dengan Nefrotik Sindrom ini. -
Article No. 3318 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang balita usia 3 tahun mengalami sindrom nefrotik sejak 1 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan adanya edema palpebra dan ekstremitas bawah kanan dan kiri, BAK sedikit, tidak nafsu makan dan mual, BB 12,2 Kg. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9,8 gr/dL, Protein urin +2, Albumin. Apakah kriteria hasil yang tepat pada kasus tersebut? 3,3 gr/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus seorang balita usia 3 tahun dengan sindrom nefrotik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan edema.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema.
3. Penurunan curah urin berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kerusakan integritas kulit: Perubahan kulit yang dapat mengganggu fungsi protektif normal.
- Penurunan curah urin: Penurunan volume urin yang dikeluarkan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Pasien menunjukkan peningkatan berat badan, asupan makan yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- Kerusakan integritas kulit: Pasien menunjukkan perbaikan kondisi kulit, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada perubahan warna atau tekstur kulit.
- Penurunan curah urin: Pasien menunjukkan peningkatan volume urin yang dikeluarkan dan tidak ada tanda-tanda gangguan fungsi ginjal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Manajemen nutrisi, pemberian nutrisi enteral, dan pemantauan asupan dan output.
- Kerusakan integritas kulit: Perawatan kulit, manajemen edema, dan pencegahan komplikasi.
- Penurunan curah urin: Pemantauan input dan output cairan, manajemen cairan, dan terapi penggantian ginjal jika diperlukan.
Kriteria Hasil yang Tepat:
- Pasien menunjukkan peningkatan berat badan, asupan makan yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- Pasien menunjukkan perbaikan kondisi kulit, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada perubahan warna atau tekstur kulit.
- Pasien menunjukkan peningkatan volume urin yang dikeluarkan dan tidak ada tanda-tanda gangguan fungsi ginjal.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan senang untuk membantu. -
Article No. 3319 | 23 Oct 2024
Klinis : Seorang anak usia 3 tahun mengalami SN. Hasil analisa data menunjukkan masalah keperawatan kelebihan volume cairan . Salah satu masalah keperawatan pada anak dengan SN adalah kelebihan volume cairan. Intervensi apakah yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi hal tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Kelebihan Volume Cairan" (SDKI). Kelebihan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kelebihan cairan tubuh yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Intervensi Keperawatan:
Untuk mengatasi masalah kelebihan volume cairan pada anak dengan sindrom nefrotik (SN), perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI, yaitu:
1. Manajemen Cairan: Mengatur asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
2. Pemantauan Intake dan Output: Memantau jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh pasien secara teratur.
3. Terapi Diuretik: Pemberian obat diuretik untuk meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh.
4. Edukasi Kepada Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan tanda-tanda kelebihan cairan.
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengoptimalkan penanganan kelebihan volume cairan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kelebihan volume cairan pada anak dengan sindrom nefrotik. -
Article No. 3320 | 23 Oct 2024
Klinis : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Karakteristik utama: Laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah kesakitan, perubahan tanda-tanda vital, dan perilaku protektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, tanda-tanda vital stabil, dan kemampuan beraktivitas meningkat.
- Indikator: Pasien mampu mengontrol nyeri, menggunakan teknik manajemen nyeri, dan mendemonstrasikan perilaku untuk mengurangi nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Manajemen nyeri, terapi farmakologis, terapi komplementer, dan edukasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri.
- Tujuan intervensi: Mengurangi nyeri, memperbaiki fungsi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dalam menangani kasus nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, merencanakan intervensi yang sesuai, serta mengevaluasi hasil tindakan keperawatan secara berkala. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli terapi, juga penting untuk memastikan pengelolaan nyeri yang efektif. -
Article No. 3090 | 22 Oct 2024
Klinis : Eritrosit 3,65 Hemoglobin 10,9 Hematokrit 30,4
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi laboratorium yang Anda berikan, yaitu eritrosit 3,65, hemoglobin 10,9, dan hematokrit 30,4, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D64.9
- Deskripsi: Anemia, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Nilai eritrosit yang rendah (3,65), hemoglobin yang rendah (10,9), dan hematokrit yang rendah (30,4) menunjukkan adanya kondisi anemia. Karena tidak ada informasi tambahan mengenai penyebab atau jenis anemia yang spesifik, maka diagnosis yang sesuai adalah anemia, tidak diklasifikasikan di tempat lain (D64.9).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.14
- Deskripsi: Pemeriksaan darah lengkap (CBC)
Penjelasan:
Untuk menilai kondisi anemia, prosedur yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/CBC), yang memiliki kode ICD-9-CM 85.14. -
Article No. 3091 | 22 Oct 2024
Klinis : Eritrosit 3,65 Hemoglobin 10,9 Hematokrit 30,4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berwenang, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data laboratorium yang disajikan, yaitu eritrosit 3,65, hemoglobin 10,9, dan hematokrit 30,4, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Anemia.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau hemoglobin di bawah normal, yang dapat menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
- Karakteristik utama: Penurunan kadar eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit di bawah normal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan anemia adalah peningkatan kadar eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit sesuai nilai normal.
- Selain itu, diharapkan tidak terjadi komplikasi terkait anemia, seperti kelelahan, pusing, dan gangguan fungsi organ.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani anemia meliputi pemberian terapi zat besi, pemantauan kadar hemoglobin, pemberian nutrisi yang kaya zat besi, serta edukasi mengenai gejala dan pencegahan anemia.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut, memberikan intervensi yang sesuai, dan memantau perkembangan pasien untuk mencapai luaran yang diharapkan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 3092 | 22 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluhkan sesak napas, Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit jantung, dan memiliki alergi terhadap aspilet, Tekanan darah: 121/47 2) HR: 63x/menit 3) RR: 22x/menit 4) S: 36,4˚C 5) SpO2: 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di tingkat alveolar-kapiler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala mayor: Sesak napas, takipnea, sianosis.
- Gejala minor: Batuk, dispnea.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan kelelahan.
SDKI:
- Gejala mayor: Kelelahan, penurunan toleransi aktivitas.
- Gejala minor: Peningkatan frekuensi nadi, peningkatan frekuensi pernapasan, penurunan tekanan darah.
3. Risiko Reaksi Alergi
Definisi: Risiko mengalami respons imun yang berlebihan terhadap agen spesifik.
SDKI:
- Faktor risiko mayor: Riwayat alergi, paparan terhadap alergen.
- Faktor risiko minor: Alergi obat, riwayat reaksi alergi.
Penjelasan Singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pertukaran Gas:
SLKI: Pertukaran Gas Membaik
SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi
2. Intoleransi Aktivitas:
SLKI: Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas
3. Risiko Reaksi Alergi:
SLKI: Risiko Reaksi Alergi Terkendali
SIKI: Manajemen Alergi, Pemberian Obat
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 3093 | 22 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluhkan sesak napas, Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit jantung, dan memiliki alergi terhadap aspilet, Tekanan darah: 121/47 2) HR: 63x/menit 3) RR: 22x/menit 4) S: 36,4˚C 5) SpO2: 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Risiko Intoleransi Aktivitas
Definisi: Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen dan/atau energi.
3. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami pengurangan sirkulasi darah ke satu atau lebih jaringan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif: Berdasarkan keluhan sesak napas dan riwayat penyakit jantung, pasien berisiko mengalami pola napas tidak efektif yang dapat berdampak pada pemenuhan kebutuhan oksigen.
2. Risiko Intoleransi Aktivitas: Kondisi sesak napas dan riwayat penyakit jantung dapat menyebabkan risiko intoleransi aktivitas, di mana pasien berisiko tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin akibat ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen/energi.
3. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif: Riwayat penyakit jantung dan tekanan darah yang rendah dapat menyebabkan risiko perfusi jaringan tidak efektif, di mana pasien berisiko mengalami penurunan suplai darah ke jaringan yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
2. Toleransi Aktivitas
3. Perfusi Jaringan Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Kardiovaskuler
Dengan tone akademis, persona pakar, dan identitas nurse, saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan. Apakah ada hal lain yang dapat saya bantu?