Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1310 | 03 Oct 2024
Klinis : Alasan MRS Pasien masuk rumah sakit dikarenakan muncul gejala nyeri dan kaku seluruh badan, kulit kering dan bersisik, kulit mengelupas pada beberapa bagian kulit, dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan gejala nyeri dan kaku seluruh badan, kulit kering dan bersisik, serta kulit mengelupas pada beberapa bagian kulit, yang semakin parah apabila terpapar sinar matahari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, karena keterbatasan fisik atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Toleransi Aktivitas Meningkat, yang ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan atau nyeri yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Energi: Mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan kelelahan, mengatur jadwal aktivitas, dan memberikan istirahat yang cukup.
2. Manajemen Nyeri: Mengevaluasi nyeri, mengidentifikasi faktor pencetus, dan memberikan manajemen nyeri yang sesuai.
3. Perawatan Kulit: Menjaga kelembaban kulit, menghindari paparan sinar matahari, dan menggunakan pelembab kulit yang sesuai.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya dan mencapai kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 1311 | 03 Oct 2024
Klinis : 3) Riwayat penyakit sekarang Biasanya pada pasien yang menderita Systemic Lupus Erythematosus pada saat dikaji keluhan yang dirasakan seperti nyeri dan kaku seluruh badan, kulit menegelupas dibeberapa bagian, pasien lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan peradangan sistemik pada Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan pada kasus ini adalah peradangan sistemik pada SLE yang menyebabkan nyeri dan kekakuan di seluruh tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat beristirahat dengan nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi relaksasi, terapi dengan es/panas, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, sehingga dapat membantu pasien SLE mengatasi masalah nyeri akut yang dialaminya. -
Article No. 1312 | 03 Oct 2024
Klinis : Risiko Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan informasi mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Risiko Defisit Nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai kondisi rentan individu untuk mengalami penurunan asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Penyebab utama dapat berupa faktor fisiologis, psikologis, sosial, ekonomi, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko defisit nutrisi adalah pemeliharaan status nutrisi yang adekuat, termasuk berat badan yang stabil, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan tidak ada komplikasi terkait nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi penilaian status nutrisi, pemberian edukasi tentang nutrisi yang adekuat, kolaborasi dengan ahli gizi, pemantauan asupan dan output cairan, serta intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi sesuai dengan kondisi pasien.
Dengan menerapkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan dari PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi risiko defisit nutrisi pada pasien. -
Article No. 1313 | 03 Oct 2024
Klinis : pasien pucat, mata hitam, suami belum mandi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan Fisik Berhubungan dengan Kurang Istirahat
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien yang pucat dan memiliki mata hitam, dapat mengindikasikan adanya kelelahan fisik pada pasien. Kelelahan fisik adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan energi yang didapatkan. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang istirahat yang cukup.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelelahan Fisik adalah keterbatasan kapasitas yang dirasakan untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan energi akibat kekurangan atau ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pemulihan Kelelahan Fisik
2. Peningkatan Istirahat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Energi
2. Peningkatan Tidur
3. Manajemen Lingkungan: Tidur
Penjelasan singkat:
Perawat perlu membantu pasien untuk mengelola energinya dengan cara memastikan pasien mendapatkan istirahat yang cukup, memonitor pola tidur, dan mengatur lingkungan agar mendukung tidur yang berkualitas. Tujuannya adalah untuk memulihkan kelelahan fisik yang dialami oleh pasien. -
Article No. 1314 | 03 Oct 2024
Klinis : belum makan sejak 10 hARI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Malnutrisi Berat
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien belum makan selama 10 hari, hal ini menunjukkan adanya risiko malnutrisi berat. Pasien mungkin mengalami penurunan berat badan yang signifikan, kehilangan cadangan energi, dan kelemahan fisik akibat kurangnya asupan nutrisi yang adekuat.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi: Keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat mengancam kesehatan.
Karakteristik Definisi:
1. Penurunan berat badan yang tidak disengaja
2. Penurunan selera makan
3. Perubahan status biokimia (misalnya penurunan kadar albumin, prealbumin, atau limfosit)
4. Perubahan tanda-tanda vital (misalnya takikardia, hipotensi, atau hipotermi)
5. Perubahan status fungsional (misalnya kelemahan, keletihan, atau gangguan aktivitas sehari-hari)
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Asupan Nutrisi Adekuat
2. Berat Badan dalam Rentang Normal
3. Kesejahteraan Umum
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan Status Nutrisi
2. Manajemen Nutrisi
3. Dukungan Nutrisi
4. Edukasi Gizi
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh, memantau status nutrisi dan biokimia, serta memberikan intervensi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut akibat malnutrisi berat. -
Article No. 1315 | 03 Oct 2024
Klinis : belum makan sejak 10 hARI
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi "belum makan sejak 10 hari", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.11
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R63.0 (Anoreksia) merupakan kode diagnosis yang sesuai untuk kondisi "belum makan sejak 10 hari". Anoreksia merujuk pada hilangnya nafsu makan atau ketidakmampuan untuk makan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit, gangguan mental, atau faktor psikologis.
2. Kode ICD-9-CM 94.11 (Pemberian cairan intravena) adalah kode prosedur/tindakan medis yang kemungkinan diperlukan untuk menangani kondisi anoreksia akibat tidak makan selama 10 hari. Pemberian cairan intravena dapat membantu mencegah dehidrasi dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien.
Dalam penanganan kasus ini, dokter atau perekam medis dapat mempertimbangkan pemberian cairan intravena sebagai intervensi medis yang diperlukan untuk mengatasi anoreksia dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul akibat kekurangan asupan makanan dalam jangka waktu yang cukup lama. -
Article No. 1316 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh mual dan muntah dan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang disampaikan pasien, yaitu mual, muntah, dan pusing, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual dan Muntah berhubungan dengan perubahan fungsi gastrointestinal.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mual dan muntah didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan dorongan untuk mengeluarkan isi lambung.
- Penyebabnya dapat berupa perubahan fisiologis, psikologis, atau obat-obatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, serta mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian antiemetik, terapi cairan, manajemen nutrisi, serta intervensi psikologis untuk mengurangi kecemasan.
Dengan demikian, berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan mual, muntah, dan pusing, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah mual dan muntah berhubungan dengan perubahan fungsi gastrointestinal. Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan gambaran mengenai konsep dasar, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 1317 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasin anak dengan diagnosa AIDS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien anak dengan diagnosa AIDS.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan sistem imun yang terganggu
Penjelasan:
- Pada pasien anak dengan AIDS, sistem imun tubuh menjadi lemah, sehingga berisiko tinggi terkena infeksi oportunistik.
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Bebas Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan malnutrisi
Penjelasan:
- Pasien anak dengan AIDS rentan mengalami malnutrisi, yang dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya.
- SDKI: Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
- SLKI: Tumbuh Kembang Optimal
- SIKI: Manajemen Nutrisi
3. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan stres yang dirasakan
Penjelasan:
- Keluarga pasien anak dengan AIDS dapat mengalami stres dan kesulitan dalam beradaptasi dengan kondisi anak.
- SDKI: Koping Keluarga Tidak Efektif
- SLKI: Koping Keluarga Efektif
- SIKI: Dukungan Keluarga
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien anak dengan diagnosa AIDS. -
Article No. 1318 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasin anak dengan diagnosa AIDS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien anak dengan diagnosis AIDS.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B24
- Deskripsi: Penyakit Virus Imunodefisiensi Manusia [HIV], tidak dispesifikasi
Pada kasus pasien anak dengan diagnosis AIDS, kode ICD-10 yang sesuai adalah B24, yang menggambarkan Penyakit Virus Imunodefisiensi Manusia (HIV) tanpa spesifikasi lebih lanjut. Hal ini mencakup semua manifestasi dan komplikasi yang terkait dengan infeksi HIV, termasuk sindrom imunodefisiensi yang parah (AIDS).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Prosedur Lain, tidak diklasifikasi di tempat lain
Dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM spesifik yang terkait dengan tindakan medis untuk menangani infeksi HIV atau AIDS pada pasien anak. Kode 99.99 digunakan sebagai kategori umum untuk prosedur atau tindakan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Prosedur yang mungkin dilakukan dapat mencakup terapi antiretroviral, pengobatan infeksi oportunistik, atau intervensi suportif lainnya sesuai dengan kebutuhan klinis pasien.
Sebagai perekam medis atau dokter, penting untuk memastikan pengkodean yang akurat dan sesuai dengan kondisi pasien, serta mendokumentasikan secara rinci semua tindakan medis yang dilakukan untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terlacak dengan baik. -
Article No. 1319 | 03 Oct 2024
Klinis : Ny. S, seorang ibu berusia 37 tahun, datang ke rumah sakit dalam keadaan inpartu kala III. Iamerupakan seorang G5P3A1 dan baru saja melahirkan anak kelimanya pada tanggal 30 September 2024 pukul 07.15 WIB. Meskipun bayi telah lahir, Ny. S melaporkan bahwa ari-arinya belum juga keluar. Setelah melahirkan, Ny. S mengaku merasa cemas karena plasentanya belum lahir. Ia merasa letih, dengan badan terasa dingin, dan perutnya masih mules. Data vital menunjukkan bahwa tekanan darahnya 120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,6 °C, dan pernapasan 20 x/menit. Kontraksi yang dirasakannya cukup keras, dan tinggi fundus uteri setinggi pusat. Dari pengeluaran per vaginam tercatat sebanyak 200 cc, dan pada pemeriksaan vulva terlihat tali pusat terjulur sepanjang 30 cm. Jika diagnosanya adalah Risiko Infeksi (D. 0142) apa kriteria hasil, ditandai dengan, beserta intervensi (observasi, terapeutik, edukasi, kolaborasi) nya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dari kasus yang Anda paparkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi (D.0142).
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Tidak terjadi infeksi
2. Tanda dan gejala infeksi minimal
3. Mampu mengenali tanda dan gejala infeksi
4. Mampu melakukan pencegahan infeksi
Ditandai dengan:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau drainase pada area luka
3. Tidak ada menggigil atau nyeri
4. Pasien dapat menyebutkan tanda dan gejala infeksi
5. Pasien dapat menjelaskan langkah-langkah pencegahan infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Observasi:
1. Monitor tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah)
2. Amati tanda dan gejala infeksi (kemerahan, pembengkakan, drainase, nyeri)
3. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik:
1. Lakukan perawatan luka sesuai prosedur
2. Berikan kompres hangat pada fundus uteri untuk merangsang kontraksi
3. Lakukan pemijatan pada fundus uteri untuk memperlancar pengeluaran plasenta
Edukasi:
1. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan pasien dan keluarga teknik pencegahan infeksi (cuci tangan, menjaga kebersihan area luka)
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat memperlancar pengeluaran plasenta (misalnya oksitosin)
2. Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi lebih lanjut jika plasenta tidak kunjung keluar
Sebagai perawat, saya akan memantau kondisi pasien secara ketat, melakukan intervensi yang diperlukan, dan berkolaborasi dengan dokter untuk memastikan penatalaksanaan yang tepat sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi lainnya.