Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18237 | 04 Jun 2025
Klinis : menyusui tidak efektif dd Data Subjektif: • Pasien mengatakan ASI nya belum keluar Data Objektif: • Tampak ASI tidak keluar/menetes • Tampak puting tidak menonjol Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam diharapkan (L.03029) Status Menyusui Membaik ke skala 2 (cukup meningkat) dengan Kriteria Hasil : • Tetesan/pancaran ASI (4) • Suplai ASI adekuat (4) • Kepercayaan diri ibu (4) 1.12393 Edukasi Menyusui Observasi : • Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui Terapeutik : • Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan • Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan • Berikan kesempatan untuk bertanya • Dukung Ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui • Libatkan sistem pendukung: suami, keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat Edukasi : • Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi • Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan ( lacth on) dengan benar • Ajarkan perawatan payudara postpartum (pijat payudara) buatkan implementasi dan evaluasi SOAP 3 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, saya akan memberikan jawaban dengan format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R92.2
- Deskripsi: Menyusui tidak efektif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Implementasi dan Evaluasi SOAP selama 3 hari:
Hari 1:
S (Subjektif): Pasien mengatakan ASI belum keluar.
O (Objektif): Tampak ASI tidak keluar/menetes dan puting tidak menonjol.
A (Analisis): Menyusui tidak efektif (R92.2).
P (Perencanaan):
1. Lakukan edukasi menyusui sesuai rencana keperawatan.
2. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui pasien.
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
5. Berikan kesempatan untuk bertanya.
6. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui.
7. Libatkan sistem pendukung: suami, keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
8. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi.
9. Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (latch on) dengan benar.
10. Ajarkan perawatan payudara postpartum (pijat payudara).
Hari 2:
S: Pasien mengatakan masih belum ada ASI yang keluar.
O: Tampak ASI belum keluar/menetes dan puting masih tidak menonjol.
A: Menyusui tidak efektif (R92.2).
P: Lanjutkan implementasi sesuai rencana pada hari 1.
Hari 3:
S: Pasien mengatakan ASI mulai keluar walaupun belum banyak.
O: Tampak ASI mulai keluar/menetes dan puting sedikit menonjol.
A: Status menyusui membaik (L03029).
P: Lanjutkan implementasi sesuai rencana pada hari 1 dan 2. Evaluasi status menyusui pasien dan monitor perkembangannya. -
Article No. 18238 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan nyeri leher setelah terkena tendangan pada leher dan kepala pada pukul 10.00 wita pagi saat sedang bertanding silat. setelah tertendang pasien pingsan kemudian kejang kurang lebih 5 menit, badan kaku, mata mendelik setelah kejang pasien lemas dan tidak sadar dibawa ke rumah sakit Bhayangkara pada pukul 10.45 wita di sana pasien sudah sadar baik. kemudian karena domisili pasien di Klungkung dirujuk ke IGD RS Klungkung, saat di RSUD kangkung pasien sadar baik, kejang tidak ada, muntah tidak ada, mual tidak ada, nyeri pada leher ada, kesemutan dan mati rasa pada ekstremitas di sangkal, tenaga dan gerak aktif. - TTV: Tensi: 100/50 Nadi: 51x/menit RR: 20 x/menit Suhu: 36,1°C, Skala nyeri 5 pada leher GCS: E:4 V:5 M:6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, kode, dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut
- SDKI: Nyeri Akut (10020)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Pengelolaan Nyeri (11001)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengontrol atau mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
- SIKI: Manajemen Nyeri (I0401)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kerusakan Otak
- SDKI: Risiko Kerusakan Otak (10005)
Definisi: Rentan mengalami gangguan atau penurunan fungsi otak akibat cedera.
- SLKI: Pemantauan Fungsi Neurologis (11033)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan status neurologi pasien.
- SIKI: Pemantauan Neurologis (I0304)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan atau penyimpangan dalam fungsi neurologis pasien.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Trauma Kepala
- SDKI: Risiko Trauma Kepala (10023)
Definisi: Rentan mengalami cedera pada kepala.
- SLKI: Pemantauan Fungsi Neurologis (11033)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan status neurologi pasien.
- SIKI: Pemantauan Neurologis (I0304)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya perubahan atau penyimpangan dalam fungsi neurologis pasien.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami nyeri leher setelah terkena tendangan pada leher dan kepala saat bertanding silat. Pasien juga mengalami pingsan, kejang, kekakuan tubuh, dan perubahan kesadaran. Kondisi ini menunjukkan adanya risiko kerusakan otak dan trauma kepala yang perlu dipantau dan ditangani dengan tepat. -
Article No. 18239 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri perut kuadran atas, nyeri terus menerus,nyeri panas seperti terbakar, muntah +, BAB cair frekuensi 4x/hari.bila makan perut terasa nyeri. sebelumnya ada riwayat gastritis erosif dng pemeriksaan endoscopi, obat yg diminum omeprazol 1x1, Braxidine 1x1.sebelumnya mengkonsumsi obat herbal.skala nyeri 6, pasien nampak melindungi area perut yg sakit, fokus pada diri sendiri.tekanan darah 130/70mmHg, Nadi 88x/mnt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dirasakan sebagai kerusakan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri (1605)
- Tingkat Nyeri (2102)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri (1400)
- Pemberian Analgesik (2210)
2. Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menjalankan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan dari sudut pandang kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi Aktivitas (0005)
- Status Energi (0001)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Energi (0180)
- Peningkatan Aktivitas (0200)
3. Diagnosa Keperawatan:
Mual (00134)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Mual (00134)
Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan berkaitan dengan sensasi dorongan untuk muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Mual (1618)
- Toleransi Makan (1008)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Mual (1450)
- Terapi Nutrisi (1100)
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut (00132): Pasien mengalami nyeri perut kuadran atas yang terus-menerus, seperti terbakar, dengan skala nyeri 6.
2. Intoleransi Aktivitas (00092): Pasien mengalami ketidakmampuan untuk menjalankan aktivitas rutin karena nyeri perut dan mual saat makan.
3. Mual (00134): Pasien mengalami mual dan muntah, serta memiliki riwayat gastritis erosif. -
Article No. 18240 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri perut kuadran atas, nyeri terus menerus,nyeri panas seperti terbakar, muntah +, BAB cair frekuensi 4x/hari.bila makan perut terasa nyeri. sebelumnya ada riwayat gastritis erosif dng pemeriksaan endoscopi, obat yg diminum omeprazol 1x1, Braxidine 1x1.sebelumnya mengkonsumsi obat herbal.skala nyeri 6, pasien nampak melindungi area perut yg sakit, fokus pada diri sendiri.tekanan darah 130/70mmHg, Nadi 88x/mnt
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K29.70
- Deskripsi: Gastritis, tidak ditentukan, tanpa perdarahan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.13
- Deskripsi: Endoskopi atas saluran cerna
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis gastritis, yaitu nyeri perut kuadran atas yang terus-menerus, nyeri seperti terbakar, muntah, dan perubahan pola defekasi. Pasien juga memiliki riwayat gastritis erosif yang telah didiagnosis sebelumnya melalui pemeriksaan endoskopi.
Kode ICD-10 K29.70 (Gastritis, tidak ditentukan, tanpa perdarahan) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi pasien saat ini. Kode ini mencakup gastritis tanpa spesifikasi lebih lanjut dan tidak disertai dengan perdarahan.
Selanjutnya, terdapat riwayat pemeriksaan endoskopi yang dilakukan sebelumnya. Kode ICD-9-CM 45.13 (Endoskopi atas saluran cerna) dapat digunakan untuk mengkodekan prosedur pemeriksaan endoskopi atas saluran cerna yang telah dilakukan pada pasien.
Obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh pasien, yaitu omeprazol dan braxidine, merupakan terapi farmakologis yang sesuai untuk penatalaksanaan gastritis. -
Article No. 18241 | 04 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri perut kuadran atas, nyeri terus menerus,nyeri panas seperti terbakar, muntah +, BAB cair frekuensi 4x/hari.bila makan perut terasa nyeri. sebelumnya ada riwayat gastritis erosif dng pemeriksaan endoscopi, obat yg diminum omeprazol 1x1, Braxidine 1x1.sebelumnya mengkonsumsi obat herbal.skala nyeri 6, pasien nampak melindungi area perut yg sakit, fokus pada diri sendiri.tekanan darah 130/70mmHg, Nadi 88x/mnt
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut:
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00132)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan diperkirakan berlangsung kurang dari 3 bulan.
**Data Pendukung:**
- Pasien mengeluh nyeri perut kuadran atas (skala nyeri 6).
- Nyeri bersifat terus-menerus, panas seperti terbakar.
- Pasien melindungi area perut yang sakit dan fokus pada diri sendiri.
- Riwayat gastritis erosif dan konsumsi obat herbal sebelumnya.
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: 0801 – Nyeri Terkontrol**
**Kriteria Evaluasi:**
1. Skala nyeri menurun (?3).
2. Ekspresi wajah rileks.
3. Tidak ada perilaku melindungi area nyeri.
4. Pasien mampu beraktivitas tanpa gangguan nyeri.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: 2310 – Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
1. **Kaji karakteristik nyeri** (lokasi, intensitas, durasi, faktor pencetus/pereda).
2. **Ajarkan teknik relaksasi** (napas dalam, distraksi).
3. **Kolaborasi pemberian analgesik** sesuai resep (e.g., omeprazol, Braxidine).
4. **Monitor respons terapi** (efek samping obat, perubahan skala nyeri).
5. **Edukasi pasien** untuk menghindari makanan/minuman yang memicu nyeri (pedas, asam, kafein).
---
### **Diagnosa Tambahan (Jika Diperlukan):**
**Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan (SDKI Code: 00025)**
**Data Pendukung:**
- Muntah (+) dan BAB cair (4x/hari).
**Intervensi:**
- **SIKI Code: 2120 – Manajemen Keseimbangan Cairan** (monitor tanda dehidrasi, intake-output cairan).
---
### **Catatan Akademis:**
1. **Patofisiologi:** Nyeri dan gejala gastrointestinal pada pasien konsisten dengan eksaserbasi gastritis erosif, dipicu oleh obat herbal atau ketidakpatuhan terapi.
2. **Evidence-Based Practice:** Omeprazol (PPI) dan Braxidine (H2 blocker) bekerja sinergis untuk mengurangi sekresi asam lambung dan memperbaiki mukosa.
3. **Persona Perawat sebagai Pakar:** Fokus pada pendekatan holistik (bio-psiko-sosio-spiritual) dengan prioritas manajemen nyeri dan pencegahan komplikasi dehidrasi.
---
**Format RTF:**
- Gunakan font formal (e.g., Times New Roman, ukuran 12).
- Judul **bold**, subheading *italic*.
- Kode SDKI/SLKI/SIKI ditulis dalam tanda kurung.
Semoga membantu. -
Article No. 18242 | 04 Jun 2025
Klinis : KELOPAK MATA BAWAH BENGKAK , BADAN MERIANG DAN TERSA PUSING DIKEPALA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berdasarkan gejala yang Anda paparkan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H02.81
- Deskripsi: Edema kelopak mata bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.23
- Deskripsi: Penggunaan obat antipiretik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 H02.81 (Edema kelopak mata bawah) sesuai dengan gejala "KELOPAK MATA BAWAH BENGKAK". Edema merupakan pembengkakan yang disebabkan oleh akumulasi cairan di dalam jaringan.
2. Gejala "BADAN MERIANG DAN TERASA PUSING DI KEPALA" dapat dikaitkan dengan penggunaan obat antipiretik, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 99.23. Antipiretik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan demam (meriang) dan meredakan sakit kepala.
Perlu dicatat bahwa diagnosa dan tindakan medis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional setelah melakukan pemeriksaan dan evaluasi yang komprehensif terhadap pasien. Kode-kode yang disajikan di atas hanya sebagai rujukan awal dan tidak dapat menggantikan penilaian klinis yang dilakukan oleh dokter. -
Article No. 18243 | 04 Jun 2025
Klinis : KELOPAK MATA BAWAH BENGKAK SEPERTI ADA NANAH, BADAN MERIANG DAN TERSA PUSING DIKEPALA
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H01.0
- Deskripsi: Blefaritis, inflamasi pada kelopak mata.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.04
- Deskripsi: Pemberian antibiotik topikal pada mata.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu kelopak mata bawah bengkak seperti ada nanah, badan meriang, dan terasa pusing di kepala, dapat diindikasikan bahwa pasien mengalami blefaritis, yang merupakan inflamasi pada kelopak mata. Blefaritis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus, yang menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan produksi nanah pada kelopak mata.
Selain itu, gejala seperti badan meriang dan pusing di kepala dapat menjadi tanda-tanda adanya infeksi sistemik atau komplikasi dari blefaritis. Dalam kasus ini, pemberian antibiotik topikal pada mata (kode ICD-9-CM 95.04) dapat menjadi tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi infeksi pada kelopak mata.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut dan hasil laboratorium yang sesuai. -
Article No. 18244 | 04 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 47 tahun P5A0 dirawat di bangsal ginekologi untuk melanjutkan program terapi eksternal radiasi. Pasien didiagnosis Ca Cerviks Stadium Illa. Pasien mengeluh nyeri pada daerah panggul, seperti ditusuk-tusuk, dirasakan terus menerus dengan skala 7. Pasien menanyakan kenapa rambutnya rontok dan mual, sehingga tiap makan hanya habis 1/3 porsi. Pasien khawatir karena pengobatan yang dijalani saat ini belum menunjukkan efek perbaikan terhadap kesehatannya, bahkan BB mengalami penurunan dari 60 kg menjadi 53 kg. Pasien cenderung tidur dan jarang berkomunikasi dengan pasien lainnya. Hasil pemeriksaan: wajah terlihat pucat, konjungtiva anemis, TD: 100/60 mmHg, frekuensi nadi: 95 x/menit, frekuensi napas: 19 x/menit, suhu: 36°C. Hasil pemeriksaan laboratorium nilai Hb: 9 gr/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dengan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Nyeri Kronis (10020)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung terus-menerus atau berulang.
- SLKI: Manajemen Nyeri (30016)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri (I0002)
Definisi: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri serta meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Nutrisi Tidak Adekuat
- SDKI: Nutrisi Tidak Adekuat (10023)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Manajemen Nutrisi (30019)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
- SIKI: Peningkatan Asupan Nutrisi (I0006)
Definisi: Intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (10011)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (30013)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas fisik.
- SIKI: Manajemen Energi (I0003)
Definisi: Intervensi untuk membantu pasien mengatur energi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas.
4. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Kecemasan (10005)
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- SLKI: Manajemen Kecemasan (30006)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi kecemasan.
- SIKI: Terapi Relaksasi (I0013)
Definisi: Intervensi untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis dengan menggunakan teknik relaksasi.
Kode-kode di atas merupakan kode yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk diagnosa keperawatan (SDKI), luaran keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI). -
Article No. 18245 | 04 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan teling mengeluarkan nanah, bunyi berdengung sudah 1 minggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu telinga mengeluarkan nanah dan bunyi berdengung selama 1 minggu, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Infeksi Telinga (INFEK)
Definisi: Proses patologis yang ditandai dengan adanya invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam telinga, menyebabkan kerusakan jaringan.
Karakteristik Utama:
- Telinga mengeluarkan cairan (nanah)
- Rasa nyeri pada telinga
- Rasa berdengung/berdenging pada telinga
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Bebas Infeksi (BEBAS-INF)
Definisi: Bebas dari tanda-tanda dan gejala infeksi.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (seperti nanah, nyeri, demam)
- Tidak ada keluhan berdengung/berdenging pada telinga
- Tidak ada keterbatasan fungsi pendengaran
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, yaitu Bebas Infeksi (BEBAS-INF), maka Intervensi Keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Manajemen Infeksi (MANJ-INF)
Tujuan: Mencegah dan mengendalikan infeksi.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji tanda dan gejala infeksi telinga (seperti nanah, nyeri, demam)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (seperti dokter) untuk pemberian terapi antibiotik yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan telinga yang tepat, seperti menjaga kebersihan telinga, penggunaan tetes telinga, dan identifikasi tanda-tanda infeksi
- Pantau perkembangan kondisi telinga pasien secara berkala
b. Manajemen Nyeri (MANJ-NYR)
Tujuan: Mengurangi rasa nyeri pada telinga.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri pada telinga
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (seperti dokter) untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat pada telinga
- Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri telinga
c. Manajemen Sensori Persepsi (MANJ-SPER)
Tujuan: Memulihkan fungsi pendengaran.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji kemampuan pendengaran pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (seperti dokter atau audiolog) untuk pemeriksaan dan terapi yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik untuk membantu pemulihan fungsi pendengaran, seperti penggunaan alat bantu dengar
- Pantau perkembangan fungsi pendengaran pasien secara berkala
Dengan melaksanakan Intervensi Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diharapkan, yaitu Bebas Infeksi (BEBAS-INF). Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan akan memastikan keberhasilan Asuhan Keperawatan dalam mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 18246 | 04 Jun 2025
Klinis : pemantauan nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pemantauan nyeri:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pemantauan nyeri adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba dan dapat diramalkan, serta diharapkan untuk berakhir dalam waktu kurang dari 3 bulan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien mampu mengontrol nyeri yang dirasakan hingga dalam batas yang dapat ditoleransi.
2. Keluhan Nyeri Berkurang: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan.
3. Kemampuan Mengatasi Nyeri Meningkat: Pasien mampu menggunakan strategi-strategi untuk mengatasi nyeri yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri).
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti lingkungan, psikologis, dan fisiologis.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang tepat.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
- Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Edukasi Manajemen Nyeri:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri, penyebab, dan strategi penanganannya.
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk menggunakan alat pengukur nyeri, seperti Numeric Rating Scale (NRS).
- Bimbing pasien dan keluarga dalam mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pemicu nyeri.
- Motivasi pasien dan keluarga untuk aktif berpartisipasi dalam manajemen nyeri.
3. Kolaborasi Interdisipliner:
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli fisioterapi, dan ahli gizi, untuk pendekatan komprehensif dalam penanganan nyeri.
- Lakukan koordinasi dengan tim kesehatan untuk memastikan kontinuitas dan kesinambungan asuhan keperawatan.
- Dokumentasikan hasil pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan secara jelas dan akurat.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat nyeri terkontrol, keluhan nyeri berkurang, dan kemampuan mengatasi nyeri meningkat.