Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1299 | 03 Oct 2024
Klinis : Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan komplikasi diabetes mellitus yang ditandai dengan adanya luka pada kaki.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan komplikasi diabetes mellitus yang ditandai dengan adanya luka pada kaki".
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan komplikasi diabetes mellitus yang ditandai dengan adanya luka pada kaki.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu didefinisikan sebagai kerusakan pada permukaan kulit dan membran mukosa. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk komplikasi diabetes mellitus yang dapat menyebabkan luka pada kaki.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah perbaikan integritas kulit, penyembuhan luka, dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Perawatan luka: pembersihan, debridement, aplikasi balutan yang sesuai, dan pemantauan perkembangan luka.
2. Manajemen diabetes: pengaturan diet, pemberian obat-obatan, serta pemantauan kadar gula darah.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan kaki, pencegahan luka, dan pengendalian diabetes.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis fisik, untuk mengelola komplikasi diabetes secara komprehensif.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah integritas kulit yang terganggu akibat komplikasi diabetes mellitus. -
Article No. 1300 | 03 Oct 2024
Klinis : Integritas Kulit Terganggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Integritas Kulit Terganggu".
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, atau lapisan subkutan kulit.
Faktor Risiko:
1. Imobilitas
2. Malnutrisi
3. Usia lanjut
4. Penyakit kronis (diabetes, penyakit vaskuler, dan lain-lain)
5. Kelemahan pergerakan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang terdaftar dalam SDKI. SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan tindakan keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah menegakkan diagnosa Integritas Kulit Terganggu, perawat akan menetapkan luaran keperawatan yang diharapkan, sesuai dengan SLKI. Luaran keperawatan ini menjadi target yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Berdasarkan diagnosa dan luaran keperawatan, perawat akan menentukan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan SIKI. SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia untuk memberikan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1301 | 03 Oct 2024
Klinis : Integritas Kulit Terganggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana terdapat perubahan pada struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
- Karakteristik Utama: Adanya lesi, kerusakan, atau perubahan pada kulit.
- Faktor Risiko: Faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap terjadinya gangguan integritas kulit, seperti imobilisasi, usia lanjut, malnutrisi, dan lain-lain.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit membaik, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak terjadi komplikasi.
- Kriteria Hasil: Contohnya, lesi pada kulit sembuh, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak terjadi perdarahan atau dehisensi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Contohnya, perawatan luka, manajemen nutrisi, manajemen imobilisasi, edukasi perawatan kulit, dan terapi lainnya sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Aktivitas Keperawatan: Penilaian kulit secara rutin, pembersihan luka, aplikasi perawatan luka, pemberian nutrisi yang adekuat, dan lain-lain.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien dengan kondisi integritas kulit terganggu, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan, yaitu pemulihan integritas kulit, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kualitas hidup. -
Article No. 1303 | 03 Oct 2024
Klinis : Bab cair lebih dari 4 kali, mual, muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare (NANDA-I)
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang tidak normal atau tidak terkontrol, yaitu lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi yang lebih encer dari normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Pasien dapat mengendalikan frekuensi dan konsistensi defekasi.
3. Pasien dapat mengelola gejala diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Memantau intake dan output cairan.
2. Memberikan terapi cairan dan elektrolit sesuai indikasi.
3. Mengatur diet rendah serat dan rendah lemak.
4. Memberikan obat antidiare sesuai indikasi.
5. Mengajarkan teknik manajemen diare.
Dalam kondisi ini, pasien mengalami diare dengan gejala bab cair lebih dari 4 kali, mual, dan muntah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengelola gejala diare, dan mengajarkan pasien untuk mengelola diare. -
Article No. 1304 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk pasien ini adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.9
- Deskripsi: Infark miokard akut, tidak ditentukan
Pada kasus ini, pasien wanita berusia 60 tahun mengalami gejala-gejala yang khas untuk infark miokard akut, seperti nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin. Pemeriksaan EKG juga menunjukkan adanya infark miokard akut. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 92.27
- Deskripsi: Pemantauan elektrokardiografi (EKG) kontinyu
Dalam penanganan kasus ini, kemungkinan akan dilakukan pemantauan elektrokardiografi (EKG) secara kontinyu untuk memantau perkembangan kondisi jantung pasien. -
Article No. 1305 | 03 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, dan mempertahankan aktivitas sehari-hari yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut.
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas merupakan inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan frekuensi napas dalam batas normal, mampu melakukan teknik napas dalam, dan tidak mengalami sesak napas.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen jalan napas, pemasangan oksigen, latihan napas dalam, dan edukasi manajemen sesak napas.
3. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual.
Penjelasan:
- SDKI: Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan merupakan keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam batas normal, tidak mengalami mual atau muntah, dan dapat mengonsumsi makanan yang sesuai.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, dan edukasi nutrisi yang sesuai.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan tersebut menggambarkan permasalahan kesehatan yang dialami pasien dengan infark miokard akut, yaitu nyeri dada, gangguan pola napas, dan risiko malnutrisi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berfokus pada manajemen gejala, stabilisasi kondisi, dan edukasi untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 1306 | 03 Oct 2024
Klinis : pasien sesak napas dengan respirasi 32 kali per menit, dada terasa tertindih, pasien punya penyakit asma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien mengalami sesak napas dengan frekuensi respirasi 32 kali per menit, dada terasa tertindih, dan memiliki riwayat penyakit asma, maka dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Bronkokonstriksi, edema, dan/atau produksi sekret yang berlebihan.
- Gejala dan tanda mayor: Frekuensi napas meningkat, pernapasan dangkal, adanya wheezing, dan sianosis.
- Gejala dan tanda minor: Penggunaan otot bantu pernapasan, irama napas tidak teratur, dan retraksi dinding dada.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Pola napas efektif.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, pernapasan dalam dan efektif, dan tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Bronkodilator, dan Manajemen Ventilasi.
- Aktivitas: Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas; Memberikan bronkodilator sesuai resep; Mengatur posisi untuk memaksimalkan ventilasi.
Penjelasan singkat:
Pola napas tidak efektif pada pasien dengan asma dapat disebabkan oleh bronkokonstriksi, edema, dan/atau produksi sekret yang berlebihan. Gejala dan tanda mayor yang muncul adalah peningkatan frekuensi napas, pernapasan dangkal, wheezing, dan sianosis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, pemberian bronkodilator, dan pengaturan posisi untuk memaksimalkan ventilasi sehingga dapat mencapai luaran berupa pola napas efektif. -
Article No. 1307 | 03 Oct 2024
Klinis : keluhan nyeri dan kaku pada seluruh badan, kulit kering, bersisik dan mengelupas pada beberapa bagian kulit, rasa sakit biasanya dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga merasa lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan Kulit (SDKI)
- Definisi: Perubahan struktur dan fungsi integumen yang menyebabkan gangguan pada integritas kulit.
- Karakteristik Utama: Kulit kering, bersisik, dan mengelupas.
2. Nyeri Kronis (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Karakteristik Utama: Nyeri dan kaku pada seluruh badan.
3. Fatigue (SDKI)
- Definisi: Suatu keadaan subjektif yang ditandai dengan perasaan lelah, lemah, dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental.
- Karakteristik Utama: Perasaan lemah.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan response pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan menggunakan standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan perawatan yang diberikan. -
Article No. 1308 | 03 Oct 2024
Klinis : keluhan nyeri dan kaku pada seluruh badan, kulit kering, bersisik dan mengelupas pada beberapa bagian kulit, rasa sakit biasanya dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga merasa lemah. Riwayat penyakit sebelumnya. Biasanya pada penderita Systemic Lupus Erythematosus mengalami penyakit nyeri terutama pada persendian. Pasien merasa panas seluruh badan badan selama 1 bulan, dan pasien merasakan kulitnya kering/ bersisik, pecah-pecah rambut rontok dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami keluhan nyeri dan kaku pada seluruh badan, yang merupakan salah satu gejala umum dari penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE). SLE adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan pada berbagai organ tubuh, termasuk sendi, kulit, dan sistem saraf.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri)
- Karakteristik Definisi: Adanya keluhan nyeri dan kaku pada seluruh badan, durasi nyeri minimal 3 bulan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, meningkatkan kemampuan beraktivitas, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, terapi panas/dingin, relaksasi, dan terapi psikologis
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan proses penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami keluhan kulit kering, bersisik, dan mengelupas pada beberapa bagian tubuh, yang merupakan salah satu manifestasi dari penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Kondisi ini dapat dipicu oleh paparan sinar matahari dan dapat menyebabkan rasa sakit.
SDKI:
- Definisi: Kerusakan membran, lapisan epidermis, dan/atau dermis
- Karakteristik Definisi: Adanya kulit kering, bersisik, dan mengelupas pada beberapa bagian tubuh
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat meningkatkan integritas kulit, menunjukkan perbaikan kondisi kulit, dan melaporkan penurunan gejala kulit
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Perawatan kulit, penggunaan pelembab, perlindungan terhadap sinar matahari, dan edukasi perawatan kulit -
Article No. 1309 | 03 Oct 2024
Klinis : 1) Keluhan utama Biasanya klien dengan penyakit Systemic Lupus Erythematosus datang ke RS dengan keluhan nyeri dan kaku pada seluruh badan, kulit kering, bersisik dan mengelupas pada beberapa bagian kulit, rasa sakit biasanya dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, pasien juga merasa lemah (Anggraini, 2016) 2) Alasan MRS Pasien masuk rumah sakit dikarenakan muncul gejala nyeri dan kaku seluruh badan, kulit kering dan bersisik, kulit mengelupas pada beberapa bagian kulit, dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari (Alamanda, 2018). 3) Riwayat penyakit sekarang Biasanya pada pasien yang menderita Systemic Lupus Erythematosus pada saat dikaji keluhan yang dirasakan seperti nyeri dan kaku seluruh badan, kulit menegelupas dibeberapa bagian, pasien lemas (Fatmawati, 2018). c. Riwayat kesehatan terdahulu 1) Riwayat penyakit sebelumnya. Biasanya pada penderita Systemic Lupus Erythematosus mengalami penyakit nyeri terutama pada persendian. Pasien merasa panas seluruh badan badan selama 1 bulan, dan pasien merasakan kulitnya kering/ bersisik, pecah-pecah rambut rontok dan semakin parah apabila terpapar sinar matahari (Alamanda, 2018). 2) Riwayat penyakit keluarga Pada penyakit Systemic Lupus Erythematosus ini belum diketahui secara pasti penyebab penyakitnya tetapi faktor genetik juga sering dikaitkan dengan penderita (Alamanda, 2018). 3) Riwayat pengobatan Pada penderita Systemic Lupus Erythematosus sebelum mengalami penyakit ini biasanya sering mengkonsumsi obat asam urat seperti Allopurinol 100 mg yang diminum setiap hari selama 1 tahun (Fatmawati, 2018). d. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada pasien menurut Hikmah (2018): 1) Keadaan umum a) Kesadaran Pada pasien Systemic Lupus Erythematosus kesadarannya composmentis bahkan bisa sampai terjadi penurunan kesadaran. b) Tanda-tanda vital Biasanya pada penderita Systemic Lupus Erythematosus ini ditemukan peningkatan suhu dan nadi diatas rentang normal. 2) Pemeriksaan head to toe a) Kepala Terdapat ruam (malar) pada pipi yang tampak kemerah – merahan, terdapat butterfly rash pada wajah terutama pipi dan sekitar hidung, telinga, dagu, daerah pada leher. b) Mata Pada pemeriksaan mata di dapatkan hasil mata tampak pucat (anemis). c) Telinga Melakukan inspeksi dan palpasi struktur telinga luar, melakukan inspeksi struktur telinga tengah dengan ostoskop dan menguji telinga dalam dengan mengukur ketajaman pendengaran. d) Hidung Mengobservasi bentuk, ukuran, warna kulit, dan adanya deformitas atau inflamasi. Jika ada pembengkakan, perawat melakukan palpasi dengan hati-hati. e) Mulut Mengobservasi bentuk, ukuran, warna kulit, dan adanya deformitas atau inflamasi. Melakukan palpasi ada nyeri tekan terhadap pasien pada bagian mulut & bibirnya. Pada pasien biasanya akan terjadi sariawan dan bibir pecah – pecah. f) Leher Memulai dengan leher dalam posisi anatomik biasa dengan sedikit hiperekstensi. Inspeksi kesimetrisan bilateral dari otot leher untuk menguji fungsi otot sterno kleido mastoideus. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid. g) Payudara Mengenali adanya abnormalitas dengan tampilan payudara pasien. Melakukan palpasi untuk menentukan adanya nyeri tekan, konsistensi dan ukuran besarnya payudara. h) Genetalia Melakukan inspeksi karakteristik warna kulit sekitar genetalia adanya gangguan serta nyeri tekan hingga benjolan lain yang didapatkan saat sakit. i) Dada Inspeksi adanya luka/parut sekaligus bekas luka dan kesimetrisan dinding dada, perkusi biasanya peranannya menurun sesudah ada foto rontgen toraks sekaligus dapat dilakukan dengan cara sederhana untuk menentukan letak jantung dengan ketukan. j) Muskuloskeletal Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot pasien serta kelemahan yang dialami. Sendi dilakukan dengan tes ROM yang menentukan gerakan sendi normal/tidak. ROM dibagi menjadi 2 yaitu pasif dan aktif. k) Abdomen Pemeriksaan abdomen pasien harus rileks. Otot abdomen yang mengencang akan menyembunyikan keakuratan palpasi dan auskultasi. Perawat meminta pasien untuk berkemih sebelum pemeriksaan dimulai. Inspeksi dilakukan dengan cara melihat kondisi abdomen secara keseluruhan yang tampak. 3) Pemeriksaan sistemik Menurut Hidayat dalam Judha (2015) data yang ditemukan pada pasien Systemic Lupus Erythematosus adalah: a) Sistem Muskuloskeletal Artalgia, artritis, pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari. b) Sistem Integumen Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal serta pipi. c) Sistem Kardiaovaskuler Pericarditis merupakan manifestasi kardiak. d) Sistem Pernafasan Pleuritis atau efusi pleura. e) Sistem Vaskuler Inflamasi pada arteriole, dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku, serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjur nekrosis. f) Sistem Perkemihan Biasanya yang terkena glomerulus renal. g) Sistem saraf Spektum gangguan sistim saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologi, sering terjadi depresi dan psikosis. h) Sistem Gastrointestinal Asites dan nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Intoleransi aktivitas (SDKI)
b. Perubahan integritas kulit (SDKI)
c. Nyeri kronis (SDKI)
2. Penjelasan singkat:
a. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan pada melakukan aktivitas rutin yang memerlukan energi.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kronis, kelemahan otot, nyeri, dan kelelahan.
- Gejala dan tanda: Mudah lelah, napas pendek saat aktivitas, dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
b. Perubahan Integritas Kulit (SDKI)
- Definisi: Kerusakan pada lapisan kulit.
- Faktor yang berhubungan: Efek samping pengobatan, trauma, gangguan sirkulasi, dan defisiensi nutrisi.
- Gejala dan tanda: Kulit kering, bersisik, dan mengelupas.
c. Nyeri Kronis (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kronis, penurunan fungsi, dan perubahan gaya hidup.
- Gejala dan tanda: Nyeri yang dirasakan sepanjang hari, kekakuan, dan penurunan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang terkait dengan diagnosa di atas dapat dipilih dan diterapkan sesuai dengan kondisi pasien.