Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1336 | 04 Oct 2024
Klinis : panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi panas.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal (>37,5°C) akibat gagalnya mekanisme pengaturan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Kulit bersih dan lembab
4. Klien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Berikan kompres dingin untuk menurunkan suhu tubuh
3. Anjurkan klien banyak minum air putih
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi obat penurun demam, jika diperlukan
5. Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Sebagai seorang pakar perawat, saya menekankan pentingnya pemantauan yang ketat, pemberian intervensi yang tepat, serta edukasi kepada klien dan keluarga untuk mencapai luaran keperawatan yang optimal pada kasus hipertermia. -
Article No. 1337 | 04 Oct 2024
Klinis : Pasien post mumps sudah tidak ada demam, batuk dan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berhubungan dengan Penurunan Sistem Imun
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen di saluran napas. Pada pasien post mumps, risiko ISPA dapat meningkat karena penurunan sistem imun akibat infeksi virus mumps sebelumnya. Meskipun gejala utama sudah tidak ada, sistem imun pasien masih rentan terhadap infeksi lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) yang sesuai dengan diagnosa ini adalah:
- Pengendalian Infeksi
- Pemulihan Kesehatan
- Integritas Jaringan Kulit dan Mukosa
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dapat dilakukan:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Infeksi
- Edukasi Kesehatan
- Perawatan Higiene
Persona: Sebagai perawat profesional, saya menyarankan agar Anda tetap waspada terhadap risiko infeksi saluran pernapasan akut meskipun gejala awal mumps telah hilang. Sistem imun Anda masih dalam proses pemulihan, sehingga perlu dilakukan pemantauan yang ketat dan intervensi yang tepat untuk mencegah komplikasi. Saya akan bekerja sama dengan Anda untuk memastikan pemulihan yang optimal. -
Article No. 1338 | 04 Oct 2024
Klinis : panas, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi panas dan mual dengan nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Faktor Penyebab: Infeksi, dehidrasi, gangguan thermoregulasi.
Gejala: Kulit hangat, merah, dan lembab; menggigil; nyeri kepala.
2. Mual (SDKI)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
Faktor Penyebab: Infeksi, efek samping obat, ketidakseimbangan elektrolit.
Gejala: Rasa tidak nyaman di perut, hipersalivasi, takikardi.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Kaji suhu tubuh secara berkala
- Lakukan intervensi untuk menurunkan suhu (kompres dingin, antipiretik)
- Pantau tanda-tanda vital
- Pertahankan intake cairan yang adekuat
2. Manajemen Mual
- Kaji penyebab mual
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Anjurkan klien untuk makan makanan ringan dan hindari makanan berat
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Observasi tanda-tanda vital
- Intervensi penurunan suhu tubuh
- Edukasi terkait faktor penyebab dan gejala hipertermia
2. Manajemen Mual
- Asesmen penyebab mual
- Pemberian antiemetik
- Edukasi diet dan manajemen mual
- Teknik relaksasi dan distraksi
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi panas dan mual adalah hipertermia dan mual. Rencana asuhan keperawatan dan intervensi yang dapat dilakukan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 1339 | 04 Oct 2024
Klinis : Pasien dengan resiko bunuh diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Bunuh Diri
Penjelasan Singkat Terkait SDKI - SLKI - SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Bunuh Diri adalah keadaan di mana individu memiliki niat dan/atau rencana untuk menghancurkan diri sendiri. Hal ini merupakan diagnosis keperawatan yang menggambarkan masalah kesehatan klien yang memerlukan intervensi keperawatan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Beberapa luaran keperawatan yang terkait dengan risiko bunuh diri antara lain:
- Perilaku bunuh diri: Kemampuan untuk mengendalikan dorongan dan niat untuk menghancurkan diri sendiri.
- Distres psikologis: Kemampuan untuk mengatasi perasaan tidak nyaman secara emosional.
- Risiko cedera: Kemampuan untuk menghindari tindakan yang dapat menyebabkan cedera pada diri sendiri.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengelola risiko bunuh diri, antara lain:
- Manajemen Bunuh Diri: Intervensi yang bertujuan untuk mencegah perilaku bunuh diri dan meningkatkan kemampuan klien dalam mengendalikan dorongan dan niat untuk menghancurkan diri sendiri.
- Terapi Perilaku: Intervensi yang bertujuan untuk memodifikasi perilaku dan emosi klien yang maladaptif.
- Dukungan Psikososial: Intervensi yang bertujuan untuk memfasilitasi klien dalam mengatasi masalah psikologis dan sosial yang mempengaruhi kesehatan mental.
Dalam mengelola pasien dengan risiko bunuh diri, perawat harus memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian komprehensif, merencanakan intervensi yang tepat, dan memantau progress klien secara berkelanjutan. Pendekatan yang berpusat pada klien, kolaboratif, dan holistik sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan klien. -
Article No. 1340 | 04 Oct 2024
Klinis : pasien dengan resiko bunuh diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan risiko bunuh diri.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Bunuh Diri
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Bunuh Diri adalah kondisi di mana individu memiliki pikiran, niat, dan perilaku untuk mengakhiri hidupnya secara sengaja.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko bunuh diri adalah pasien dapat menunjukkan perilaku yang mengarah pada peningkatan koping, penurunan niat bunuh diri, dan keselamatan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Observasi tanda dan gejala risiko bunuh diri
2. Pemberian dukungan emosional dan komunikasi terapeutik
3. Identifikasi dan modifikasi faktor risiko
4. Pengembangan strategi koping dan manajemen stres
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komprehensif.
Sebagai perawat, kami memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menangani risiko bunuh diri pada pasien secara profesional dan komprehensif, dengan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 1341 | 04 Oct 2024
Klinis : laki laki usia 55 tahun, diagnosis medis stemi, pasien tampak lelah dan gelisah, TD 190/120 mmhg, HR 48x/m teraba lemah, respirasi 30x/m, suhu 36,5 derajat celcius, saturasi o2 92%, hasil ekg st elevasi di area inferior, pch (+), retraksi dada (+), ejection fraction 25%,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kardiovaskular (infark miokard).
- Gejala dan tanda mayor: Fatigue, gelisah, nadi lemah, respirasi cepat.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke miokardium yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kardiovaskular (infark miokard).
- Gejala dan tanda mayor: Elevasi segmen ST, gangguan fungsi ventrikel kiri.
3. Ketidakstabilan Hemodinamik
- Definisi: Ketidakmampuan sistem kardiovaskular untuk mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit kardiovaskular (infark miokard).
- Gejala dan tanda mayor: Hipertensi, nadi lemah, pernapasan cepat.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau potensi masalah kesehatan yang dialami pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah atau potensi masalah kesehatan.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 1342 | 04 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan luka lecet
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan luka lecet.
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan jaringan di bawahnya.
Faktor Risiko:
- Paparan terhadap agen kimia, fisik, atau biologis
- Perubahan sensasi
- Ketidakmampuan untuk memanipulasi lingkungan
Gejala dan Tanda:
- Adanya luka lecet pada kulit
- Kulit tidak utuh
- Perubahan warna kulit
- Nyeri atau rasa tidak nyaman
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi
- Karakteristik Mayor
- Faktor Terkait
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan Integritas Kulit
- Pencegahan Komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan Luka
- Manajemen Nyeri
- Pencegahan Infeksi
Dengan demikian, berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan luka lecet, diagnosa keperawatannya adalah "Integritas Kulit Terganggu". Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan diagnosa tersebut telah saya sampaikan di atas. -
Article No. 1343 | 04 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yaitu sakit pinggang, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Punggung Bawah
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah punggung bawah.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Ketegangan otot, cedera, posisi tubuh yang salah, stres, dan faktor psikologis.
- Gejala dan Tanda: Nyeri pada daerah punggung bawah, penurunan kemampuan fungsional, perubahan pola tidur, dan perubahan mood.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien melaporkan penurunan nyeri, peningkatan kemampuan fungsional, dan peningkatan kualitas tidur.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan penurunan nyeri, peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan peningkatan pola tidur yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, latihan mobilisasi, terapi panas/dingin, dan edukasi tentang pencegahan nyeri punggung bawah.
Penjelasan singkat:
Nyeri punggung bawah adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketegangan otot, cedera, posisi tubuh yang salah, stres, dan faktor psikologis. Tujuan utama perawatan adalah mengurangi nyeri, meningkatkan kemampuan fungsional, dan memperbaiki pola tidur pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, latihan mobilisasi, terapi panas/dingin, dan edukasi tentang pencegahan nyeri punggung bawah. -
Article No. 1344 | 04 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan rabun jauh.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Refraksi Mata
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Gangguan penglihatan adalah ketidakmampuan untuk melihat dengan jelas atau sempurna.
- Perubahan refraksi mata meliputi miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisme.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor penyebab gangguan penglihatan.
- Pasien dapat melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan gangguan penglihatan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan alat bantu penglihatan secara efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Asesmen faktor risiko dan penyebab gangguan penglihatan.
- Edukasi tentang gangguan penglihatan, tanda dan gejala, serta penanganannya.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, optometris) untuk pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
- Latihan penggunaan alat bantu penglihatan (kacamata, lensa kontak) secara aman dan efektif.
- Monitoring dan evaluasi efektivitas intervensi dalam mengatasi gangguan penglihatan.
Dengan pendekatan akademis dan berperan sebagai pakar, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi gangguan penglihatan akibat perubahan refraksi mata pada pasien. -
Article No. 1345 | 04 Oct 2024
Klinis : laki laki 35 th dengan fraktur femur, mengeluh skala nyeri 7, nampak gelisah, terpasang bidai, tidak bisa turun dari tempat tidur, ADL dibantu keluarga seperti buang air besar,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri yang dapat diidentifikasi secara jelas dan dapat diobservasi, terjadi dalam waktu singkat (kurang dari 3 bulan) dan memiliki akhir yang dapat diprediksi.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SIKI: Manajemen nyeri, relaksasi, terapi modalitas, distraksi, pemberian analgetik.
2. Ketidakmampuan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik secara mandiri dan terkoordinasi.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pergerakan tubuh dan ekstremitas secara aman dan efektif.
- SIKI: Terapi ambulasi, latihan rentang gerak, perawatan ekstremitas, perawatan traksi.
3. Defisit Perawatan Diri
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
- SIKI: Perawatan diri, bantuan perawatan diri, edukasi perawatan diri.
Penjelasan singkat:
Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan fraktur femur mengalami nyeri akut dengan skala 7, terlihat gelisah, dan memiliki keterbatasan dalam mobilitas fisik serta defisit perawatan diri. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen nyeri, relaksasi, terapi modalitas, distraksi, pemberian analgetik, terapi ambulasi, latihan rentang gerak, perawatan ekstremitas, perawatan traksi, perawatan diri, bantuan perawatan diri, dan edukasi perawatan diri. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri, meningkatkan mobilitas fisik, dan memfasilitasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.