Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1409 | 05 Oct 2024
Klinis : resiko cidera pada ibu maternal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko cidera pada ibu maternal.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cidera
Definisi:
Risiko Cidera adalah kerentanan individu untuk mengalami luka fisik atau kerusakan yang disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal, yang dapat terjadi selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Riwayat komplikasi persalinan sebelumnya
2. Perdarahan antepartum
3. Penyakit penyerta (misalnya preeklamsia, diabetes, dll.)
4. Persalinan lama atau sulit
5. Intervensi medis selama persalinan (misalnya induksi, ekstraksi vakum, sectio caesarea, dll.)
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Luka jahitan/robekan pada jalan lahir
2. Perdarahan postpartum
3. Nyeri pada luka jahitan
4. Tanda-tanda infeksi pada luka jahitan
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Integritas jaringan
2. Pemulihan setelah persalinan
3. Kontrol nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan luka
2. Manajemen nyeri
3. Edukasi tentang perawatan diri dan tanda bahaya
Dalam konteks ini, perawat berperan penting dalam mengidentifikasi faktor risiko, memantau tanda-tanda komplikasi, memberikan perawatan yang tepat, dan melakukan edukasi kepada ibu maternal untuk mencegah terjadinya cidera dan memfasilitasi pemulihan yang optimal. -
Article No. 1410 | 05 Oct 2024
Klinis : bersihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bersihan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau debris dari saluran pernapasan, kulit, atau luka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk diagnosa keperawatan Bersihan Tidak Efektif adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten, menunjukkan kulit yang bersih dan kering, serta luka yang terawat dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Bersihan Tidak Efektif antara lain:
1. Manajemen jalan napas
2. Perawatan luka
3. Perawatan kulit
4. Edukasi terkait perawatan diri
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah bersihan yang tidak efektif pada pasien. -
Article No. 1413 | 05 Oct 2024
Klinis : Tn. D berusia 19 tahun dengan berat badan 65 kg masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada tanggal 7 Juni 2022 setelah mengalami luka bakar akibat ledakan kompor gas. Pasien mengeluhkan sesak napas dan nyeri hebat pada luka bakar yang meliputi wajah, lengan, badan bagian depan dan belakang, serta tungkai kaki, dengan luas luka bakar mencapai 70% dari tubuhnya. Luka bakar tersebut dinilai sebagai luka bakar derajat IIb, ditandai dengan adanya bulla (lepuhan berisi cairan) yang luas di area wajah, lengan, tungkai kaki sebelah kanan, dada, dan perut. Saat pengkajian, Klien tampak meringis dan gelisah serta tingkat kesadaran pasien dalam keadaan baik dengan GCS 15 (M6, V5, E4). Namun, pasien mengalami gangguan pernapasan yang serius, ditandai dengan adanya stridor, laju napas yang cepat (30 kali per menit), saturasi oksigen (SpO2 85%) dan tekanan oksigen (PO2 : 75) dalam darah yang rendah. Suara napas stridor menunjukkan adanya obstruksi pada saluran napas bagian atas, kemungkinan akibat luka bakar inhalasi. Selain itu, tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 120 kali per menit yang teraba lemah, suhu tubuh 36°C, serta turgor kulit yang menurun, menandakan adanya dehidrasi atau hipovolemia. Akral pasien teraba dingin, memperkuat kecurigaan adanya penurunan perfusi. Pada pemeriksaan fisik lebih lanjut, tampak bahwa bulu hidung dan alis pasien juga terbakar, yang semakin memperkuat dugaan keterlibatan saluran napas. Pasien terpasang kateter urin dengan output 170 cc berwarna kuning pekat, menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan volume cairan tubuh. Jenis kateter yaitu kateter latex berukuran 18 Fr. Untuk menangani kondisi ini, pasien telah diberikan cairan infus Ringer Laktat sebanyak 500 cc, serta terapi obat-obatan berupa Ketorolac 10 mg per 8 jam secara intravena untuk manajemen nyeri, Ranitidine per 8 jam secara intravena untuk mencegah komplikasi gastrointestinal, dan Ceftriaxone per 12 jam secara intravena sebagai antibiotik untuk mencegah infeksi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan kondisi Tn. D yang dideskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas Akibat Luka Bakar Inhalasi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yang adekuat dan/atau menghilangkan karbon dioksida dari tubuh.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, edema, luka bakar inhalasi.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, pernapasan cepat, suara napas abnormal (stridor), saturasi oksigen rendah, penurunan tekanan oksigen darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pertukaran gas yang adekuat, jalan napas yang paten, tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Observasi tanda-tanda vital dan pernapasan, pemberian oksigen, manajemen jalan napas, pemberian cairan infus, pemantauan laboratorium.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Luka Bakar
Penjelasan:
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Luka bakar.
- Tanda dan Gejala: Pasien mengeluhkan nyeri hebat, gelisah, meringis.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Nyeri terkontrol, pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
SIKI:
- Intervensi: Observasi respon nyeri, pemberian analgesik, distraksi, manajemen lingkungan yang nyaman.
3. Risiko Hipovolemia Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Akibat Luka Bakar
Penjelasan:
SDKI:
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan volume cairan di dalam pembuluh darah.
- Penyebab: Kehilangan cairan akibat luka bakar.
- Tanda dan Gejala: Turgor kulit menurun, akral dingin, nadi lemah, output urin menurun.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Volume cairan yang adekuat, tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI:
- Intervensi: Observasi tanda-tanda hipovolemia, pemberian cairan infus, pemantauan intake dan output cairan. -
Article No. 1415 | 05 Oct 2024
Klinis : Tn. D berusia 19 tahun dengan berat badan 65 kg masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada tanggal 7 Juni 2022 setelah mengalami luka bakar akibat ledakan kompor gas. Pasien mengeluhkan sesak napas dan nyeri hebat pada luka bakar yang meliputi wajah, lengan, badan bagian depan dan belakang, serta tungkai kaki, dengan luas luka bakar mencapai 70% dari tubuhnya. Luka bakar tersebut dinilai sebagai luka bakar derajat IIb, ditandai dengan adanya bulla (lepuhan berisi cairan) yang luas di area wajah, lengan, tungkai kaki sebelah kanan, dada, dan perut. Saat pengkajian, Klien tampak meringis dan gelisah serta tingkat kesadaran pasien dalam keadaan baik dengan GCS 15 (M6, V5, E4). Namun, pasien mengalami gangguan pernapasan yang serius, ditandai dengan adanya stridor, laju napas yang cepat (30 kali per menit), saturasi oksigen (SpO2 85%) dan tekanan oksigen (PO2 : 75) dalam darah yang rendah. Suara napas stridor menunjukkan adanya obstruksi pada saluran napas bagian atas, kemungkinan akibat luka bakar inhalasi. Selain itu, tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 120 kali per menit yang teraba lemah, suhu tubuh 36°C, serta turgor kulit yang menurun, menandakan adanya dehidrasi atau hipovolemia. Akral pasien teraba dingin, memperkuat kecurigaan adanya penurunan perfusi. Pada pemeriksaan fisik lebih lanjut, tampak bahwa bulu hidung dan alis pasien juga terbakar, yang semakin memperkuat dugaan keterlibatan saluran napas. Pasien terpasang kateter urin dengan output 170 cc berwarna kuning pekat, menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan volume cairan tubuh. Jenis kateter yaitu kateter latex berukuran 18 Fr. Untuk menangani kondisi ini, pasien telah diberikan cairan infus Ringer Laktat sebanyak 500 cc, serta terapi obat-obatan berupa Ketorolac 10 mg per 8 jam secara intravena untuk manajemen nyeri, Ranitidine per 8 jam secara intravena untuk mencegah komplikasi gastrointestinal, dan Ceftriaxone per 12 jam secara intravena sebagai antibiotik untuk mencegah infeksi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Permeabilitas Jalan Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Penjelasan: Pasien mengalami obstruksi saluran napas atas akibat luka bakar pada wajah dan saluran napas yang ditandai dengan adanya stridor, laju napas cepat, dan saturasi oksigen rendah. Hal ini membutuhkan intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan memulihkan permeabilitas jalan napas.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- SDKI: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
- SLKI: Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Perfusi
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan perfusi jaringan yang ditandai dengan akral dingin, nadi lemah, dan tekanan darah rendah. Hal ini membutuhkan intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan perfusi jaringan.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan: Pasien mengeluhkan nyeri hebat akibat luka bakar yang luas. Hal ini membutuhkan intervensi keperawatan untuk mengelola dan mengurangi nyeri.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Kontrol Infeksi
- SIKI: Pencegahan Infeksi
Penjelasan: Pasien berisiko tinggi mengalami infeksi akibat luka bakar yang luas. Hal ini membutuhkan intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengelola risiko infeksi.
5. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kekurangan Volume Cairan
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan: Pasien mengalami tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia yang ditandai dengan turgor kulit menurun, warna urin pekat, dan output urin yang rendah. Hal ini membutuhkan intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan mengembalikan volume cairan yang adekuat.
Kesimpulannya, penanganan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengelola kondisi pasien dengan luka bakar yang luas, meliputi manajemen jalan napas, perfusi jaringan, nyeri, risiko infeksi, dan keseimbangan cairan. -
Article No. 1416 | 05 Oct 2024
Klinis : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksida, inhalasi asap, dan obstruksi jalan napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksida, inhalasi asap, dan obstruksi jalan napas:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat pada tingkat selular.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
- Dispnea
- Sianosis
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan kedalaman napas
Faktor Berhubungan:
- Gangguan permeabilitas alveolar
- Gangguan difusi
- Ventilasi/Perfusi yang tidak seimbang
- Gangguan pengangkutan oksigen
- Obstruksi jalan napas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan:
- Pertukaran gas membaik
- Ventilasi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda hipoksemia
- Tidak ada tanda-tanda hiperkarbia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Pantau status pernapasan
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu
- Kolaborasi pemberian antibiotik jika perlu
Penjelasan Singkat:
Gangguan pertukaran gas merupakan kondisi dimana terjadi ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat pada tingkat selular. Hal ini dapat disebabkan oleh keracunan karbon monoksida, inhalasi asap, atau obstruksi jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau status pernapasan, memberikan oksigen, melakukan fisioterapi dada, mengajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif, serta berkolaborasi dengan pemberian bronkodilator atau antibiotik jika diperlukan. -
Article No. 1417 | 05 Oct 2024
Klinis : nyeri kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri kepala dapat dikategorikan sebagai salah satu diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI. Diagnosis keperawatan ini menggambarkan masalah kesehatan pasien terkait dengan nyeri di area kepala yang dapat berdampak pada aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang dapat ditetapkan untuk pasien dengan nyeri kepala di antaranya adalah penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, peningkatan kualitas tidur, dan peningkatan kenyamanan pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kepala mencakup pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi non-farmakologis (seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, pijat), edukasi manajemen nyeri, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya pengkajian komprehensif terhadap pasien dengan nyeri kepala untuk menentukan penyebab, karakteristik, dan dampaknya. Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosis dan rencana asuhan keperawatan dapat ditetapkan secara tepat, sehingga intervensi yang diberikan dapat efektif dalam mengatasi masalah nyeri kepala pasien. -
Article No. 1321 | 04 Oct 2024
Klinis : Kesemutan seluruh badan sejak 30 menit lalu, leher terasa ketarik, pusing, wajah terasa kebas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya Aliya, seorang perawat profesional. Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu kesemutan seluruh badan sejak 30 menit lalu, leher terasa tertarik, pusing, dan wajah terasa kebas, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Sensasi Terganggu
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Sensasi Terganggu adalah ketidakmampuan untuk merasakan atau membedakan rangsangan sensorik dengan akurat.
- Gejala: Kesemutan, rasa tertarik pada leher, pusing, dan wajah terasa kebas.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan perfusi jaringan, cedera saraf, gangguan metabolik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat melaporkan tidak ada gangguan sensasi, dapat mengidentifikasi dan membedakan rangsangan sensorik secara akurat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri, Manajemen Sensori, Terapi Aktivitas, Perawatan Integritas Kulit.
- Tujuan Intervensi: Meningkatkan persepsi sensorik yang akurat, mengurangi nyeri atau rasa tidak nyaman, dan mempertahankan integritas kulit.
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan gejala yang Anda sampaikan adalah Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Sensasi Terganggu. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, manajemen sensori, terapi aktivitas, dan perawatan integritas kulit untuk memulihkan persepsi sensorik yang akurat dan mengurangi gejala yang Anda alami.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya siap membantu sebagai perawat profesional. -
Article No. 1322 | 04 Oct 2024
Klinis : stroke
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi stroke.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan fungsi motorik akibat stroke.
2. Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan perubahan aliran darah akibat stroke.
3. Risiko Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan kelemahan otot respirasi akibat stroke.
4. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan penurunan mobilitas fisik akibat stroke.
5. Gangguan Komunikasi berhubungan dengan gangguan saraf otak akibat stroke.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi dan menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan data klinis pasien.
- Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan kondisi stroke, yang meliputi gangguan mobilitas, perfusi perifer, pola napas, integritas kulit, dan komunikasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mengacu pada standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Mencakup status fungsional, status kesehatan, serta status psikososial dan spiritual pasien.
- Luaran yang diharapkan pada pasien stroke antara lain peningkatan mobilitas, perfusi perifer yang efektif, pola napas yang efektif, integritas kulit yang baik, serta komunikasi yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Membantu perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien stroke, misalnya mobilisasi, perawatan sirkulasi, perawatan respirasi, perawatan kulit, serta intervensi komunikasi.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk meningkatkan kualitas perawatan pada pasien stroke. -
Article No. 1323 | 04 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas pasien mengatakan lemas pasien mengatakan badannya bengkak pasien tampak menggunakan otot bantu nafas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J96.0
- Deskripsi: Insufisiensi pernapasan, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan pernafasan, tidak terspesifikasi lainnya
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J96.0 (Insufisiensi pernapasan, tidak terspesifikasi) merupakan diagnosis yang sesuai dengan gejala sesak napas yang dikeluhkan oleh pasien.
- Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan pernafasan, tidak terspesifikasi lainnya) dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan pemantauan atau penggunaan alat bantu napas yang dilakukan pada pasien, seperti penggunaan otot bantu napas yang disebutkan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan melakukan penilaian lebih lanjut untuk memastikan diagnosis dan menentukan tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 1324 | 04 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas pasien mengatakan lemas pasien mengatakan badannya bengkak pasien tampak menggunakan otot bantu nafas pasien mengatakan tidak nafsu makan rr : 16x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut merupakan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan gejala yang disampaikan pasien:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Sesak nafas (dyspnea)
2. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Kelelahan (fatigue)
3. Kode ICD-10:
- Kode: R60.0
- Deskripsi: Edema (pembengkakan)
4. Kode ICD-10:
- Kode: R06.1
- Deskripsi: Penggunaan otot tambahan untuk bernafas
5. Kode ICD-10:
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia (kurang nafsu makan)
Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan gejala yang disampaikan, karena pasien belum menjalani tindakan medis. Dengan laju pernapasan 16 kali per menit, pasien tampaknya berada dalam kondisi klinis yang stabil saat ini.
Secara keseluruhan, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kemungkinan adanya kondisi medis seperti gangguan pernapasan, kelainan kardiovaskular, atau masalah metabolik. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk menentukan diagnosis definitif dan penatalaksanaan yang tepat.