Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1388 | 05 Oct 2024
Klinis : Tn. Budi seorang pria berusia 30 tahun, bekerja sebagai buruh harian di sebuah pasar yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai. Ia datang ke puskesmas dengan gejala demam, kelelahan, mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan. Ia juga mengatakan urine nya berubah menjadi gelap, serta kulitnya terlihat menguning. Setelah pemeriksaan, hasil tes darah Tn. Budi menunjukkan peningkatan enzim hati (AST dan ALT) serta adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A. Tn. Budi didiagnosis menderita Hepatitis A yang kemungkinan besar disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi virus akibat lingkungan yang kotor. Dokter memberikan edukasi tentang penularan Hepatitis A dan pentingnya menjaga kebersihan serta menghindari makanan yang tidak higienis. Tn. Budi mendapatkan perawatan simptomatik, termasuk obat untuk mengatasi mual dan nyeri, serta dianjurkan untuk beristirahat dan banyak minum cairan. Ia juga dijadwalkan untuk pemeriksaan lanjutan guna memantau perkembangan penyakitnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk Tn. Budi, seorang pria berusia 30 tahun yang didiagnosis menderita Hepatitis A, adalah sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Risiko Malnutrisi
- SLKI: Peningkatan Berat Badan
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Tn. Budi mengalami gejala mual dan kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuhnya selama sakit.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan: Tn. Budi mengalami gejala kelelahan, yang dapat menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
3. Risiko infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan: Tn. Budi berisiko mengalami komplikasi akibat infeksi virus Hepatitis A yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor dan konsumsi makanan/air yang terkontaminasi.
Dalam memberikan perawatan, perawat perlu memperhatikan aspek-aspek berikut:
- Memantau asupan nutrisi dan cairan Tn. Budi, serta memberikan intervensi untuk meningkatkannya.
- Memfasilitasi Tn. Budi untuk beristirahat dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransinya.
- Memberikan edukasi kepada Tn. Budi dan keluarganya tentang pencegahan penularan Hepatitis A, serta memastikan lingkungan tempat tinggalnya terjaga kebersihannya.
- Memantau perkembangan penyakit Tn. Budi dan melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif. -
Article No. 1389 | 05 Oct 2024
Klinis : peningkatan enzim hati (AST dan ALT) serta adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A. gejala demam, kelelahan, mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan. Ia juga mengatakan urine nya berubah menjadi gelap, serta kulitnya terlihat menguning.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien tersebut kemungkinan besar mengalami Hepatitis A. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat infeksi virus Hepatitis A.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas merupakan ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat mempertahankan toleransi terhadap aktivitas yang dibutuhkan, termasuk aktivitas perawatan diri, aktivitas pekerjaan, dan aktivitas rekreasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, Manajemen Fatigue, dan Edukasi Aktivitas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat infeksi virus Hepatitis A.
SDKI:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan merupakan asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI:
Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal, tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan.
SIKI:
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Nutrisi, Fasilitasi Makan, Pemberian Suplemen Nutrisi, dan Edukasi Nutrisi.
Perawatan yang komprehensif sangat penting untuk mengelola pasien dengan Hepatitis A, termasuk istirahat yang cukup, asupan nutrisi yang adekuat, dan pemantauan tanda-tanda vital serta gejala klinis. Edukasi tentang pencegahan penularan juga perlu diberikan kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 1390 | 05 Oct 2024
Klinis : peningkatan enzim hati (AST dan ALT) serta adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A. gejala demam, kelelahan, mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan. Ia juga mengatakan urine nya berubah menjadi gelap, serta kulitnya terlihat menguning.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri akut
3. Intoleransi aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SLKI: Peningkatan berat badan, Penurunan berat badan
- SIKI: Pemberian nutrisi, Pemantauan nutrisi, Edukasi nutrisi
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan nafsu makan dan mual yang dialami oleh pasien, sehingga asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan tubuh.
2. Nyeri akut
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Penurunan nyeri, Kontrol nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri, Terapi farmakologis nyeri, Terapi nonfarmakologis nyeri
Nyeri perut yang dialami oleh pasien merupakan gejala khas dari kondisi hepatitis A.
3. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Intoleransi aktivitas
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, Peningkatan kapasitas latihan
- SIKI: Manajemen aktivitas, Manajemen energi, Edukasi aktivitas
Pasien mengalami kelelahan yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan tanda dan gejala yang Anda paparkan, yaitu peningkatan enzim hati (AST dan ALT), adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A, serta gejala demam, kelelahan, mual, nyeri perut, kehilangan nafsu makan, urine yang berubah menjadi gelap, dan kulit yang terlihat menguning, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Hepatitis A. -
Article No. 1392 | 05 Oct 2024
Klinis : efusi pleura dekstra
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis untuk kondisi efusi pleura dekstra:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J90
- Deskripsi: Efusi pleura, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.91
- Deskripsi: Torakosentesis; Prosedur ini melibatkan aspirasi cairan dari rongga pleura menggunakan jarum atau kateter untuk mengeluarkan cairan efusi pleura.
Penjelasan:
Efusi pleura dekstra adalah akumulasi cairan abnormal di rongga pleura sebelah kanan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi, peradangan, atau neoplasma. Kode ICD-10 J90 digunakan untuk mengkodekan efusi pleura yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Jika diperlukan tindakan medis untuk mengatasi efusi pleura, prosedur torakosentesis (kode ICD-9-CM 34.91) dapat dilakukan. Prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan efusi pleura dengan memasukkan jarum atau kateter ke dalam rongga pleura untuk aspirasi cairan. -
Article No. 1393 | 05 Oct 2024
Klinis : efusi pleura dekstra
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi efusi pleura dekstra.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan efusi pleura dekstra
Penjelasan singkat:
Efusi pleura dekstra adalah kondisi akumulasi cairan di rongga pleura sebelah kanan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada pola napas, seperti napas dangkal, sesak, dan peningkatan usaha napas. Diagnosa keperawatan ini berfokus pada identifikasi dan pengelolaan gangguan pola napas yang disebabkan oleh efusi pleura.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan irama dan kedalaman pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- Faktor yang berhubungan: Efusi pleura, pembatasan mekanis pada ekspansi paru.
- Karakteristik: Napas dangkal, peningkatan usaha napas, sesak napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pola napas efektif, kemampuan ventilasi adekuat, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, amplitudo napas dalam, irama napas teratur, tidak ada retraksi otot bantu napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigen, manajemen efusi pleura (aspirasi atau drainase cairan), terapi posisional, latihan pernapasan.
Tujuan utama penanganan efusi pleura adalah mengatasi gangguan pola napas, memastikan ventilasi yang adekuat, dan mengurangi gejala terkait efusi pleura. -
Article No. 1394 | 05 Oct 2024
Klinis : Seorang ibu rumah tangga, usia 42 tahun, dikenal sangat religius di lingkungannya. Setelah suaminya meninggal lima tahun yang lalu, klien semakin mendekatkan diri pada agama, la memiliki dua anak yang sudah dewasa dan tinggal terpisah dari dirinya, Hingga akhirnya ia didiagnosis menderita kanker payudara stadium lanjut beberapa bulan yang lalu, dan saat ini sedang menjalani perawatan paliatif di rumah. Selama menjalani perawatan, ia mulai merasakan penurunan fisik yang signifikan, seperti rasa sakit yang terus-menerus, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan, Seiring dengan penurunan kesehatannya, klien juga mulai merasakan keraguan terhadap keyakinannya. Ia mulai mempertanyakan mengapa ia harus mengalami penderitaan yang sangat berat padahal telah menjalankan ibadah dengan baik sepanjang hidupnya. Ia merasa tidak siap menghadapi kematian, dan perasaan ini membuatnya merasa terputus dari Tuhan. Ia mulai merasa bahwa mungkin Tuhan sedang menghukumnya, atau bahwa doanya selama ini tidak didengar.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Distress Spiritual (SDKI)
Penjelasan: Klien mengalami penurunan kemampuan untuk menemukan makna, tujuan, dan kekuatan dalam kehidupan, yang ditandai dengan perasaan terisolasi dari Tuhan, mempertanyakan keyakinan, dan merasa tidak siap menghadapi kematian.
2. Nyeri Kronis (SDKI)
Penjelasan: Klien mengalami rasa sakit yang terus-menerus akibat perkembangan penyakit kanker payudara stadium lanjut.
3. Fatigue (SDKI)
Penjelasan: Klien merasakan kelelahan yang signifikan, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
4. Gangguan Pola Makan (SDKI)
Penjelasan: Klien mengalami hilangnya nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan status gizi.
Rencana Intervensi Keperawatan:
1. Distress Spiritual (SLKI)
- Fasilitasi ekspresi spiritual
- Kolaborasi dengan pemimpin spiritual/agama
- Berikan dukungan emosional
2. Manajemen Nyeri (SIKI)
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis
- Ajarkan teknik manajemen nyeri
3. Manajemen Kelelahan (SIKI)
- Kaji penyebab dan dampak kelelahan
- Kembangkan rencana manajemen kelelahan
- Berikan edukasi dan dukungan
4. Peningkatan Nutrisi (SIKI)
- Lakukan pengkajian status gizi
- Berikan intervensi nutrisi yang sesuai
- Pantau asupan dan outcome nutrisi
Penerapan rencana asuhan keperawatan yang holistik, termasuk aspek spiritual, diharapkan dapat membantu klien mengatasi berbagai hambatan yang dihadapinya dan meningkatkan kualitas hidupnya selama menjalani perawatan paliatif. -
Article No. 1395 | 05 Oct 2024
Klinis : Resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
Risiko Infeksi:
SDKI - Keadaan rentan individu terhadap infeksi yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI - Tingkat ketahanan tubuh terhadap infeksi.
SIKI - Intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi pada individu.
Risiko infeksi merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana individu berada dalam keadaan rentan terhadap infeksi yang dapat membahayakan kesehatannya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan sistem imun, prosedur invasif, atau lingkungan yang tidak higienis.
Perawat berperan penting dalam mengelola risiko infeksi melalui intervensi keperawatan yang komprehensif. Intervensi tersebut dapat meliputi peningkatan higiene, penggunaan tindakan aseptik, pemantauan tanda-tanda infeksi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada kesehatan pasien.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas dalam mengelola risiko infeksi pada pasien. -
Article No. 1396 | 05 Oct 2024
Klinis : Pasien lemas mual muntah tidak mau makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi pasien yang mengalami kelemahan, mual, muntah, dan tidak mau makan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu dapat mempertahankan berat badan yang sehat, memiliki kadar nutrisi dalam batas normal, dan tidak mengalami komplikasi terkait malnutrisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pengkajian status nutrisi, pemberian makanan atau suplemen yang sesuai, serta monitoring asupan dan output nutrisi.
Penjelasan Singkat:
Kondisi pasien yang mengalami kelemahan, mual, muntah, dan tidak mau makan dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Diagnosa ini mengarah pada perlunya intervensi keperawatan yang komprehensif untuk memastikan pasien mendapatkan asupan nutrisi yang adekuat dan mencegah komplikasi terkait malnutrisi. -
Article No. 1397 | 05 Oct 2024
Klinis : Pasien lemas mual muntah tidak mau makan, umur 5 bulan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang lemas, mual, muntah, dan tidak mau makan dengan usia 5 bulan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Ketidakmampuan Makan
Penjelasan:
Pasien usia 5 bulan mengalami gejala lemas, mual, muntah, dan tidak mau makan, yang dapat menyebabkan risiko malnutrisi. Masalah ini perlu ditangani segera untuk mencegah terjadinya malnutrisi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan berisiko mengalami ketidakseimbangan asupan zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
Faktor Risiko: Ketidakmampuan makan, anoreksia, dan gangguan pencernaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi malnutrisi, Berat badan sesuai usia, dan Tidak terjadi komplikasi akibat malnutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi, Pemantauan Status Nutrisi, dan Terapi Nutrisi.
Peran Perawat:
1. Mengevaluasi status nutrisi pasien dan mendeteksi adanya risiko malnutrisi.
2. Memberikan intervensi keperawatan yang tepat, seperti pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan pasien.
3. Memantau dan mencatat asupan dan output nutrisi pasien.
4. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti ahli gizi, untuk memastikan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
Dengan penanganan yang tepat dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mempertahankan status nutrisinya dan terhindar dari komplikasi akibat malnutrisi. -
Article No. 1398 | 05 Oct 2024
Klinis : Ny. D usia 65 tahun, klien merupakan seorang janda yang ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal akibat penyakit jantung dan anak-anak nya pun tidk tinggal serumah dengan ibunya dan hanya mengujunginya 2 minggu sekali. Ny. D pernah mengalami stroke 1 tahun yang lalu, dan saat diajak bicara ny. D bicaranya tidak jelas, pelo, dan sulit mengekspresikan kata secara verbal. Sebagai sisa penyakit stroke yang pernah dideritanya, tubuh sebelah kiri ny. D tidak bisa digerakan secara normal seperti sebelumnya, sehingga aktivitas sehari-harinya terbatas. Selama di rumah, klien menghabiskan waktunya sendiri dan ia sulit diajak berkomunikasi oleh anak-anaknya dan tetangganya disekitar rumah. Pada saat dikajipun pasien sulit diajak berkomunikasi, pasien cendurung tidak pernah aktif berinteraksi dengan lansia lain. Saat berkomunikasi pun pasien merasa malu dan terkadang perkataannya tidak dimengerti. Dan saat ditanya perasaannya tidak dimengerti. Dan saat ditanya perasaaannya saat ini pasien tidak mau mengungkapkan dan ia tidak suka jika lansia lain ikut campur dengan urusannya atau ingin tau kehidupan masa lalunya. Dari pemeriksaan fisik TD: 130/80 mmHg, S:36,5C, N: 76x/m, RR: 20x/m. kazt indeks pasien menunjukkan gangguan fungsional sebagian. Barthel indeks pasien menunjukkan ketergantungan sebagian
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. D yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Komunikasi Verbal Terganggu
- SDKI: Kemampuan individu untuk menyampaikan informasi secara lisan terganggu.
- SLKI: Intervensi untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara verbal.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi komunikasi verbal yang efektif.
b. Isolasi Sosial
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami pembatasan dalam hubungan sosial yang bermakna.
- SLKI: Intervensi untuk membantu individu meningkatkan keterlibatan dalam hubungan sosial.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi interaksi sosial yang efektif.
c. Harga Diri Rendah
- SDKI: Perasaan tidak berharga atau tidak berguna yang dialami individu.
- SLKI: Intervensi untuk membantu individu meningkatkan penerimaan diri dan harga diri.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi penerimaan diri dan peningkatan harga diri.
Penjelasan Singkat:
1. Komunikasi Verbal Terganggu:
- Ny. D mengalami gangguan berbicara, pelo, dan kesulitan mengekspresikan kata secara verbal sebagai sisa penyakit stroke yang pernah dideritanya.
- Hal ini berdampak pada kemampuan Ny. D untuk menyampaikan informasi secara lisan.
2. Isolasi Sosial:
- Ny. D tinggal sendiri di rumah, jarang berinteraksi dengan anak-anaknya dan tetangga sekitar.
- Ny. D sulit diajak berkomunikasi dan cenderung tidak aktif berinteraksi dengan lansia lain.
3. Harga Diri Rendah:
- Ny. D merasa malu saat berkomunikasi dan tidak suka jika lansia lain ikut campur dengan urusannya atau ingin tahu kehidupan masa lalunya.
- Hal ini menunjukkan adanya perasaan tidak berharga atau tidak berguna yang dialami oleh Ny. D.
Dalam penanganan kasus Ny. D, perawat dapat memberikan intervensi keperawatan sesuai dengan standar SLKI dan SIKI untuk membantu mengatasi masalah komunikasi verbal, isolasi sosial, dan harga diri rendah yang dialami.