Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1429 | 06 Oct 2024
Klinis : Stress
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Stres, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Koping
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan adaptasi kognitif, perilaku, dan/atau emosional yang dilakukan untuk mengelola faktor-faktor penyebab stres.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penyebab: Stressor internal dan eksternal yang melebihi kemampuan adaptif individu.
2. Gejala dan Tanda: Kecemasan, depresi, perubahan pola tidur, penurunan performa, kelelahan, serta peningkatan tekanan darah dan denyut nadi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tujuan: Individu mampu mengelola stres secara efektif.
2. Kriteria Hasil: Penurunan tingkat stres, peningkatan strategi koping yang efektif, serta peningkatan kemampuan beradaptasi dengan stressor.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi: Manajemen Stres, Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif, serta Dukungan Emosional dan Spiritual.
2. Kegiatan: Identifikasi sumber stres, penggunaan teknik relaksasi, modifikasi pola pikir, dan pemberian dukungan psikososial.
Tujuan utama perawatan dalam kondisi stres adalah membantu individu untuk mengelola stres secara efektif, meningkatkan kemampuan koping, dan mencapai adaptasi yang sehat. -
Article No. 1430 | 06 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 4 tahun, mengalami demam tinggi selama 1 hari, diare 4 kali , konsistensi cair, mual, muntah.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keterangan kasus pasien anak perempuan usia 4 tahun yang mengalami demam tinggi selama 1 hari, diare 4 kali dengan konsistensi cair, mual, dan muntah, maka dapat diberikan kode-kode diagnosis dan prosedur medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga disebabkan oleh organisme yang tidak teridentifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.75
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A09 (Diare dan gastroenteritis infeksi yang diduga disebabkan oleh organisme yang tidak teridentifikasi) sesuai dengan gejala-gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi, diare cair, mual, dan muntah. Kode ini mencakup diare infeksi yang disebabkan oleh agen yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 99.75 (Pemberian cairan intravena) dapat diterapkan jika pasien memerlukan pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi akibat diare dan muntah yang dialami. Hal ini dilakukan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang serta menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Dalam tatalaksana pasien anak dengan keluhan tersebut, selain pemberian cairan intravena, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi penyebab infeksi, serta pemberian antiemetik dan antidiare sesuai indikasi. -
Article No. 1431 | 06 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 4 tahun, mengalami demam tinggi selama 1 hari, diare 4 kali , konsistensi cair, mual, muntah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan usia 4 tahun yang mengalami demam tinggi, diare, mual, dan muntah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Gejala: demam tinggi, diare cair, mual, muntah
- Risiko dehidrasi
- Potensi ketidakseimbangan elektrolit (seperti hiponatremia, hipokalemia)
2. Gangguan Rasa Nyaman: Mual
- Gejala: mual
- Ketidaknyamanan akibat mual yang berhubungan dengan penyakit
3. Risiko Infeksi
- Gejala: demam tinggi
- Risiko infeksi yang berhubungan dengan penyakit dasar
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit: Keadaan di mana individu mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi jumlah masukan.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Mual: Perasaan tidak nyaman atau rasa ingin muntah yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan: Tercapainya kondisi cairan dan elektrolit yang seimbang sesuai kebutuhan.
2. Kontrol Mual: Kemampuan individu untuk mengendalikan sensasi mual.
3. Bebas Infeksi: Tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Manajemen Mual dan Muntah: Intervensi untuk mengurangi atau mencegah mual dan muntah.
3. Pencegahan Infeksi: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
Dengan standar ini, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terukur untuk menangani kondisi pasien anak perempuan usia 4 tahun yang mengalami demam tinggi, diare, mual, dan muntah. -
Article No. 1432 | 06 Oct 2024
Klinis : Manajemen pruritus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi "Manajemen pruritus".
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (00203)
Definisi: Sensasi tidak nyaman atau rasa gatal yang dapat membahayakan integritas kulit.
SDKI:
Penyebab: Alergi, kering, infeksi, gangguan metabolik, psikologis, neuropsikologis.
Gejala dan Tanda: Rasa gatal, kemerahan, excoriasi, eksim, iritasi.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien melaporkan penurunan rasa gatal.
2. Integritas kulit membaik.
3. Pasien dapat mengatasi pruritus secara efektif.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab pruritus.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif.
3. Ajarkan pasien mengenali dan menghindari pemicu pruritus.
4. Anjurkan penggunaan emolien dan pelembab kulit.
5. Ajarkan teknik manajemen pruritus (kompres dingin, antihistamin, kortikosteroid topikal).
6. Berikan edukasi dan dukungan psikologis kepada pasien.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mengelola pruritus secara efektif, mengurangi rasa gatal, memperbaiki integritas kulit, dan mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 1433 | 06 Oct 2024
Klinis : pruritus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pruritus.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus
Definisi:
Pruritus adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang memicu keinginan untuk menggaruk.
SDKI:
Karakteristik Definisi:
- Rasa gatal pada kulit
- Keinginan untuk menggaruk
- Gangguan tidur
Faktor Berhubungan:
- Reaksi alergi
- Infeksi kulit
- Penyakit metabolik
- Kondisi psikologis
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
- Pasien melaporkan penurunan rasa gatal
- Pasien mendemonstrasikan teknik meredakan rasa gatal yang efektif
- Pasien menunjukkan peningkatan kualitas tidur
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Manajemen gejala pruritus
- Manajemen alergi
- Terapi relaksasi
- Edukasi manajemen pruritus
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian yang komprehensif, mengidentifikasi faktor penyebab, dan mengembangkan rencana perawatan yang bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pruritus. -
Article No. 1434 | 06 Oct 2024
Klinis : Varicella
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi varicella dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko penularan infeksi
2. Gangguan integritas kulit
3. Kelelahan
4. Nyeri akut
Penjelasan singkat:
1. Resiko Penularan Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap infeksi yang dapat ditularkan
- SLKI: Perlindungan terhadap penularan infeksi
- SIKI: Manajemen infeksi
Varicella (cacar air) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Pasien dengan varicella memiliki risiko tinggi untuk menularkan infeksi kepada orang lain, terutama individu yang belum terpapar atau memiliki sistem kekebalan yang lemah. Perawatan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengurangi risiko penularan, termasuk isolasi pasien, penggunaan alat pelindung diri, dan edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga.
2. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan kulit
- SLKI: Pemulihan integritas kulit
- SIKI: Perawatan luka
Varicella menyebabkan timbulnya ruam kulit berupa bintik-bintik merah yang berkembang menjadi lepuhan berisi cairan. Kondisi ini dapat mengganggu integritas kulit dan meningkatkan risiko komplikasi, seperti infeksi sekunder. Perawatan keperawatan yang diberikan meliputi manajemen lesi kulit, perawatan luka, dan upaya mencegah komplikasi.
3. Kelelahan
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Pemulihan energi
- SIKI: Manajemen energi
Varicella dapat menyebabkan kelelahan pada pasien, terutama karena adanya demam, rasa tidak nyaman, dan proses penyembuhan lesi kulit. Kelelahan ini dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari pasien. Perawatan keperawatan yang diberikan meliputi identifikasi penyebab kelelahan, manajemen aktivitas, dan intervensi untuk meningkatkan pemulihan energi.
4. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Pemulihan nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri
Varicella dapat menyebabkan rasa nyeri pada lesi kulit, terutama saat proses penyembuhan. Nyeri dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas pasien. Perawatan keperawatan yang diberikan meliputi pengkajian nyeri, intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk pengelolaan nyeri, serta evaluasi efektivitas penanganan nyeri.
Dalam memberikan perawatan keperawatan pada pasien dengan varicella, perawat harus mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baik. -
Article No. 1435 | 06 Oct 2024
Klinis : interglitas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu didefinisikan sebagai kerusakan pada epidermis dan/atau dermis kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti trauma, maupun faktor internal seperti penyakit atau penuaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Integritas Kulit Terganggu adalah:
1. Kulit kembali utuh
2. Tidak ada infeksi pada luka
3. Tidak ada nyeri
4. Tidak ada perdarahan
5. Proses penyembuhan luka berjalan baik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Integritas Kulit Terganggu antara lain:
1. Perawatan luka
2. Pemberian obat topikal
3. Terapi nutrisi
4. Edukasi perawatan kulit
5. Monitoring tanda-tanda infeksi
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk melakukan intervensi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan proses penyembuhan berjalan dengan baik. -
Article No. 1436 | 06 Oct 2024
Klinis : interglitas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Definisi:
Risiko mengalami perubahan pada struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
Penjelasan Singkat:
Kondisi integritas kulit yang tidak optimal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, mobilitas yang terbatas, kondisi medis (misalnya diabetes, inkontinensia), dan faktor lingkungan (misalnya kelembaban yang tidak sesuai). Risiko kerusakan integritas kulit perlu diidentifikasi dan ditangani secara komprehensif untuk mencegah terjadinya komplikasi, seperti luka tekan, iritasi kulit, dan infeksi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Risiko mengalami perubahan pada struktur dan fungsi epidermis dan/atau dermis.
Faktor Risiko: Usia, mobilitas terbatas, kondisi medis, faktor lingkungan.
Gejala dan Tanda: Kulit kering, tipis, pucat, mudah lecet, perubahan warna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Integritas kulit terpelihara
2. Risiko kerusakan kulit menurun
3. Komplikasi akibat kerusakan kulit dicegah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan kulit
2. Manajemen faktor risiko
3. Pencegahan komplikasi
Harapan saya, informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi integritas kulit dan pendekatan penatalaksanaannya berdasarkan standar keperawatan di Indonesia. Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 1437 | 06 Oct 2024
Klinis : gangguan nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan nutrisi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Nutrisi
Definisi:
Ketidakseimbangan asupan nutrisi yang dapat menyebabkan perubahan berat badan, kadar nutrisi dalam darah, dan komposisi jaringan tubuh.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
SDKI menjelaskan bahwa gangguan nutrisi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau mengabsorpsi nutrisi, peningkatan kebutuhan nutrisi, atau ketidakseimbangan asupan makanan. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain perubahan berat badan, perubahan kadar nutrisi dalam darah, dan perubahan komposisi jaringan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI mengidentifikasi beberapa luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan nutrisi, seperti status nutrisi yang membaik, tidak adanya komplikasi akibat gangguan nutrisi, serta kemampuan klien dalam mengatur pola makan yang sesuai dengan kebutuhannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan nutrisi, seperti pengkajian status nutrisi, pemberian diet yang sesuai, edukasi tentang nutrisi yang tepat, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan komprehensif untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang tepat bagi klien dengan gangguan nutrisi. -
Article No. 1380 | 05 Oct 2024
Klinis : Irama jantung Takikardia - TD : 60/31 mmHg - - PO2 menurun : 69 mmHg - HR : 117x/menit - Pasien terpasang ETT - Pasien terpasang Ventilator
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Penampilan Kardiovaskular Tidak Efektif
Penjelasan:
- Pasien mengalami takikardia dengan HR 117x/menit, menunjukkan adanya gangguan pada irama jantung.
- Tekanan darah rendah (60/31 mmHg) mengindikasikan penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat.
- Penurunan oksigenasi (PO2 69 mmHg) menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas.
Intervensi Keperawatan (SDKI - SLKI - SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (SDKI)
- Pantau TD, nadi, respirasi, suhu tubuh secara berkala
- Pantau saturasi oksigen (SpO2) dan nilai PO2
2. Manajemen Jalan Napas (SDKI)
- Pertahankan patensi jalan napas dengan ETT dan ventilator
- Lakukan suction sesuai indikasi
3. Manajemen Perfusi Jaringan (SDKI)
- Pantau tanda-tanda syok (CRT, pengisian kapiler, suhu ekstremitas)
- Pertahankan volume cairan dan elektrolit
4. Manajemen Risiko Kardiovaskular (SLKI)
- Monitor irama jantung dan identifikasi adanya aritmia
- Berikan terapi antiaritmia sesuai indikasi
5. Manajemen Oksigenasi (SIKI)
- Pantau saturasi oksigen dan nilai ABG
- Sesuaikan parameter ventilator untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat memulihkan status kardiovaskular dan oksigenasi pasien secara efektif.