Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1496 | 08 Oct 2024
Klinis : Di TK PGRI I Mumbulsari khususnya di kelompok A, peneliti mendapati permasalahan yang dihadapi di sekolah tersebut mengenai perilaku 5 anak dari 15 anak. Anak tersebut yang berinisial "V, I,J,K,L" sering mengganggu teman-temannya, menyakiti bahkan memukul dan sering melakukan kekerasan fisik lainnya terhadap teman-teman sekelasnya. Perilaku ini bahkan sempat memancing pertengkaran antara ibu mereka dengan ibu salah seorang teman yang dipukulnya, mereka juga terkesan mengalami masalah pengendalian emosi misalnya ia menangis sambil berteriak lalu merusak dan melempar barang-barang yang ada disekitarnya saat keinginannya tidak terpenuhi. Diagnosis komunitas apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, saya sebagai perawat komunitas akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan Komunitas:
1. Risiko Perilaku Kekerasan pada Anak
Definisi: Adanya potensi untuk melakukan tindakan berbahaya terhadap orang lain atau lingkungan yang dapat menyebabkan cedera fisik atau psikologis.
Faktor yang Berhubungan: Kurang kemampuan anak dalam mengendalikan emosi, kurangnya pengawasan dari orang tua, dan kurangnya intervensi dari pihak sekolah.
2. Masalah Pengendalian Emosi pada Anak
Definisi: Ketidakmampuan anak dalam mengatur emosi dan perilaku sehingga menimbulkan reaksi yang tidak sesuai dengan situasi.
Faktor yang Berhubungan: Usia anak yang masih dini, kurangnya keterampilan anak dalam mengelola emosi, dan pola asuh orang tua yang tidak efektif.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
SDKI merupakan panduan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dialami oleh individu, keluarga, maupun komunitas. Dalam kasus ini, SDKI dapat digunakan untuk mendiagnosis "Risiko Perilaku Kekerasan pada Anak" dan "Masalah Pengendalian Emosi pada Anak".
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, SLKI dapat digunakan untuk menetapkan luaran yang diharapkan, seperti anak dapat mengendalikan emosi dan perilakunya, serta terjalinnya hubungan yang harmonis antara anak dan teman-temannya.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
SIKI adalah panduan yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam kasus ini, SIKI dapat digunakan untuk menentukan intervensi yang sesuai, seperti terapi bermain, konseling, edukasi pada orang tua, dan kolaborasi dengan pihak sekolah.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat komunitas dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah perilaku kekerasan dan pengendalian emosi pada anak di TK PGRI I Mumbulsari. -
Article No. 1497 | 08 Oct 2024
Klinis : Di TK PGRI I Mumbulsari khususnya di kelompok A, peneliti mendapati permasalahan yang dihadapi di sekolah tersebut mengenai perilaku 5 anak dari 15 anak. Anak tersebut yang berinisial "V, I,J,K,L" sering mengganggu teman-temannya, menyakiti bahkan memukul dan sering melakukan kekerasan fisik lainnya terhadap teman-teman sekelasnya. Perilaku ini bahkan sempat memancing pertengkaran antara ibu mereka dengan ibu salah seorang teman yang dipukulnya, mereka juga terkesan mengalami masalah pengendalian emosi misalnya ia menangis sambil berteriak lalu merusak dan melempar barang-barang yang ada disekitarnya saat keinginannya tidak terpenuhi. Diagnosis keperawatan komunitas apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya memberikan diagnosis keperawatan komunitas dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosis Keperawatan Komunitas:
Ketidakmampuan mengatur emosi (00251)
Definisi: Ketidakmampuan untuk memantau dan/atau mengontrol impuls, perasaan, atau perilaku yang dapat mengganggu fungsi sosial dan/atau fungsi lainnya.
Karakteristik Definisi:
- Perilaku tidak sesuai usia dan perkembangan
- Perubahan perilaku yang tidak wajar
- Reaksi emosional yang tidak proporsional dengan situasi
- Tindakan impulsif
- Kemarahan/agresi yang tidak terkendali
Populasi yang Berisiko:
- Anak-anak dengan masalah perilaku
- Anak-anak dengan gangguan emosional
- Anak-anak dengan riwayat pengalaman traumatis
Rencana Intervensi Keperawatan Komunitas (SIKI):
1. Terapi perilaku (6680)
2. Manajemen marah (5602)
3. Konseling keluarga (7110)
4. Edukasi orangtua (5510)
5. Bimbingan perkembangan anak (6720)
Luaran Keperawatan Komunitas (SLKI):
1. Kontrol emosi
2. Kemampuan menyelesaikan masalah
3. Interaksi sosial
4. Fungsi peran
Penerapan rencana intervensi ini diharapkan dapat membantu anak-anak tersebut dalam mengembangkan kemampuan mengatur emosi dan perilaku, serta memfasilitasi dukungan keluarga dan lingkungan sekolah untuk mendukung perkembangan mereka secara optimal. -
Article No. 1499 | 08 Oct 2024
Klinis : Pasien beresiko bunuh diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang berisiko bunuh diri.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Ancaman yang dapat membahayakan diri, orang lain, atau lingkungan.
2. Risiko Bunuh Diri
Definisi: Keinginan untuk mengakhiri hidup yang dapat mengakibatkan kematian.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penilaian terhadap kemungkinan tindakan berbahaya yang dapat merugikan diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mengendalikan dorongan untuk melukai diri sendiri atau orang lain, dan dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan aman.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang fokus pada manajemen diri, pengembangan keterampilan komunikasi, dan dukungan lingkungan untuk mencegah perilaku kekerasan.
2. Risiko Bunuh Diri
- SDKI: Penilaian terhadap kemungkinan pasien untuk melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kematian.
- SLKI: Pasien dapat mengendalikan keinginan untuk mengakhiri hidup dan mempertahankan keselamatan diri.
- SIKI: Intervensi yang fokus pada manajemen stres, pengembangan strategi koping, dan pengawasan untuk mencegah upaya bunuh diri.
Dalam kondisi pasien berisiko bunuh diri, perawat harus melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi yang tepat, dan memantau perkembangan pasien secara ketat untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 1500 | 08 Oct 2024
Klinis : Resiko bunuh diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Risiko Bunuh Diri.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Bunuh Diri
Definisi:
Risiko Bunuh Diri adalah keadaan di mana individu memiliki kecenderungan untuk melukai diri sendiri secara sengaja dengan tujuan mengakhiri hidup.
SDKI:
- Faktor Risiko: Pikiran untuk bunuh diri, Riwayat percobaan bunuh diri, Depresi, Penyalahgunaan zat, Riwayat trauma atau kekerasan, Isolasi sosial, Masalah finansial, Penyakit fisik kronis.
- Gejala dan Tanda: Perubahan mood, Perubahan pola tidur, Penurunan konsentrasi, Penarikan diri, Pernyataan ingin bunuh diri.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri, Klien mampu mengenali faktor risiko bunuh diri, Klien mampu mengidentifikasi strategi untuk mengatasi keinginan bunuh diri.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan status mental, Manajemen krisis, Terapi kognitif, Terapi perilaku, Terapi dukungan, Edukasi kesehatan jiwa.
Sebagai seorang perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien untuk membantu mengatasi risiko bunuh diri. Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, saya akan bekerja sama dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu klien mencapai kesejahteraan mental yang optimal. -
Article No. 1501 | 08 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan pernah dipukul abangnya waktu kecil dahulu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani kasus ini, kode ICD-10 yang dapat digunakan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T74.2
- Deskripsi: Pengabaian dan penelantaran anak
Penjelasan:
Kode T74.2 dalam ICD-10 digunakan untuk diagnosis pada pasien yang melaporkan riwayat pengabaian dan penelantaran anak oleh anggota keluarga, dalam kasus ini oleh abang pasien saat masih kecil. Hal ini dapat dikategorikan sebagai bentuk pengabaian anak, yang merupakan salah satu jenis penyalahgunaan anak.
Tidak ditemukan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang secara spesifik berkaitan dengan kasus ini, karena penanganan yang diperlukan umumnya berfokus pada konseling, terapi, dan dukungan psikososial, daripada tindakan medis invasif. -
Article No. 1502 | 08 Oct 2024
Klinis : Risiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani kondisi Risiko perilaku kekerasan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z91.83
- Deskripsi: Risiko perilaku kekerasan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Manajemen perilaku, intervensi terapeutik, pengamanan pasien
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Z91.83 digunakan untuk mengidentifikasi adanya risiko perilaku kekerasan pada pasien. Hal ini dapat mencakup riwayat perilaku agresif, potensi untuk melukai diri sendiri atau orang lain, atau kecenderungan untuk berperilaku secara berbahaya.
- Kode ICD-9-CM 94.24 merujuk pada tindakan manajemen perilaku, intervensi terapeutik, dan langkah-langkah pengamanan yang dapat dilakukan untuk mengelola dan mengurangi risiko perilaku kekerasan pada pasien. Tindakan ini dapat mencakup penggunaan obat-obatan, terapi psikologis, atau prosedur keamanan seperti pemberian isolasi atau penggunaan alat pengekangan.
- Penanganan yang komprehensif terhadap risiko perilaku kekerasan melibatkan kolaborasi antara dokter, perawat, dan tim kesehatan mental untuk mengevaluasi, memonitor, dan mengelola kondisi pasien secara proaktif demi menjamin keselamatan pasien serta orang-orang di sekitarnya. -
Article No. 1503 | 08 Oct 2024
Klinis : halusinasi pendengaran
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medik, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM untuk kondisi halusinasi pendengaran:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R44.0
- Deskripsi: Halusinasi pendengaran
Penjelasan:
Kode ICD-10 R44.0 digunakan untuk diagnosis halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran merupakan salah satu gejala psikotik yang dapat muncul dalam berbagai kondisi, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, delirium, atau intoksikasi zat. Pasien yang mengalami halusinasi pendengaran melaporkan mendengar suara-suara atau bunyi-bunyian yang sebenarnya tidak ada.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.11
- Deskripsi: Anamnesis dan evaluasi mental
Penjelasan:
Dalam kasus halusinasi pendengaran, penting untuk melakukan anamnesis dan evaluasi mental yang komprehensif untuk menentukan penyebab dan rencana penanganan yang sesuai. Kode ICD-9-CM 94.11 mencakup tindakan pengambilan riwayat kesehatan mental pasien dan pemeriksaan mental, yang dapat mencakup asesmen status kognitif, fungsi psikologis, dan gejala psikiatrik.
Pemeriksaan ini akan membantu dokter atau petugas kesehatan mental untuk mengidentifikasi penyebab halusinasi, mengevaluasi tingkat keparahan, dan merencanakan intervensi yang tepat, seperti pemberian obat-obatan, terapi psikologis, atau tindakan lainnya. -
Article No. 1504 | 08 Oct 2024
Klinis : halusinasi pendengaran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi halusinasi pendengaran.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi Pendengaran
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi pendengaran didefinisikan sebagai persepsi sensorik palsu yang dialami oleh klien tanpa adanya stimulus eksternal yang sesuai. Klien dapat mendengar suara-suara, musik, atau percakapan yang tidak berasal dari lingkungan sekitar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama dalam penanganan halusinasi pendengaran adalah membantu klien untuk dapat mengendalikan dan mengatasi halusinasi yang dialaminya. Luaran yang diharapkan antara lain klien mampu mengenali tanda-tanda munculnya halusinasi, klien dapat menggunakan teknik mengontrol halusinasi, dan klien menunjukkan perilaku yang sesuai realita.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi halusinasi pendengaran meliputi:
1. Identifikasi tanda dan gejala halusinasi
2. Monitoring tanda-tanda vital dan status mental
3. Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter
4. Mengajarkan teknik mengontrol halusinasi (misalnya distraksi, realitas orientasi, dan relaksasi)
5. Melibatkan keluarga dalam perawatan
6. Memberikan dukungan emosional dan psikososial kepada klien
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai standar, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mengatasi masalah halusinasi pendengaran pada klien. -
Article No. 1505 | 08 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan batuk:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, hipersekresi, dan kelemahan batuk.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Tujuan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
2. Kriteria Hasil:
- Frekuensi batuk berkurang
- Irama napas kembali normal
- Suara napas bersih
- Tidak ada sianosis
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Identifikasi penyebab bersihan jalan napas tidak efektif
2. Berikan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas
3. Berikan pengisapan lendir jika diperlukan
4. Ajarkan teknik batuk efektif
5. Berikan bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lanjut
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien datang dengan keluhan batuk, yang menandakan adanya masalah dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas. Rencana keperawatan dan intervensi yang diberikan bertujuan untuk membantu pasien mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, mengurangi frekuensi batuk, dan memastikan pernafasan yang normal. -
Article No. 1506 | 08 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan bab cair disertai darah dan terasa nyeri seperti panas, frekuensi 3 dalam sehari, nafsu makan pasien juga berkurang namun tidak ada rasa mual dan muntah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Diare Akut
Penjelasan:
Diare Akut adalah kondisi dimana pasien mengalami frekuensi buang air besar yang meningkat (lebih dari 3 kali sehari) dengan konsistensi tinja yang cair dan dapat disertai dengan adanya darah. Pasien juga dapat merasakan nyeri atau sensasi panas pada saat buang air besar. Selain itu, pasien juga dapat mengalami penurunan nafsu makan, tetapi tidak disertai dengan mual atau muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00013
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal, dengan peningkatan frekuensi, volume, dan kelonggaran konsistensi, yang dapat mengganggu fungsi dan kenyamanan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1608
Judul: Kontrol Diare
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengendalikan kejadian diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6120
Judul: Manajemen Diare
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi penyebab dan mengendalikan gejala diare.
Peran Perawat:
Perawat akan melakukan assessment, memberikan edukasi, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi diare akut pada pasien, seperti memantau tanda-tanda vital, mencatat jumlah dan konsistensi feses, memberikan terapi cairan, dan memantau asupan nutrisi pasien.