Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3355 | 24 Oct 2024
Klinis : ISOLASI SOSIAL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter, untuk kondisi 'Isolasi Sosial', berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z55.9
- Deskripsi: Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan literasi, tidak ditentukan
Tidak terdapat kode ICD-9-CM khusus untuk prosedur atau tindakan medis yang berkaitan dengan isolasi sosial. Kondisi isolasi sosial biasanya ditangani melalui intervensi psikologis atau sosial, seperti konseling, terapi, atau dukungan sosial, yang tidak memiliki kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik.
Isolasi sosial adalah kondisi di mana seseorang mengalami kurangnya interaksi sosial dan koneksi dengan orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti depresi, kesepian, gangguan sosial, atau bahkan situasi pandemi yang membatasi interaksi tatap muka. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan individu, sehingga penanganan yang tepat, seperti terapi dan dukungan sosial, sangat diperlukan. -
Article No. 3356 | 24 Oct 2024
Klinis : ISOLASI SOSIAL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyajikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Isolasi Sosial.
Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Isolasi Sosial didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami keterbatasan interaksi sosial yang disebabkan oleh ketidakmampuan atau penolakan untuk membentuk hubungan yang bermakna dengan orang lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Isolasi Sosial adalah pasien dapat meningkatkan interaksi sosial, memiliki hubungan sosial yang bermakna, dan merasa terhubung dengan orang lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Isolasi Sosial meliputi:
1. Terapi Sosialisasi: Memfasilitasi pasien untuk terlibat dalam aktivitas sosial dan membangun hubungan interpersonal yang bermakna.
2. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan, empati, dan validasi perasaan pasien untuk meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri.
3. Edukasi: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya interaksi sosial dan cara-cara untuk meningkatkannya.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini diharapkan dapat membantu perawat dalam mengelola pasien dengan Isolasi Sosial secara komprehensif dan sesuai dengan praktik keperawatan terbaik. -
Article No. 3357 | 24 Oct 2024
Klinis : Depresi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Depresi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Bunuh Diri
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Bunuh Diri: Risiko individu untuk menyakiti diri sendiri dengan niat untuk mengakhiri hidup.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Individu dapat menunjukkan perilaku mencegah bunuh diri.
- Kriteria Hasil: Individu dapat mengidentifikasi faktor risiko bunuh diri, mengekspresikan alasan hidup, dan menggunakan strategi koping yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi Risiko Bunuh Diri
2. Manajemen Risiko Bunuh Diri
3. Dukungan Emosional
4. Terapi Perilaku Kognitif
5. Terapi Kelompok
Penjelasan singkat:
Depresi dapat meningkatkan risiko individu untuk melakukan tindakan bunuh diri. Diagnosa Keperawatan "Risiko Bunuh Diri" berfokus pada upaya pencegahan dan penanganan komprehensif untuk mengurangi risiko bunuh diri pada individu yang mengalami depresi. Melalui intervensi keperawatan yang terstandar, diharapkan dapat membantu individu mengidentifikasi faktor risiko, mengembangkan strategi koping yang efektif, dan meningkatkan alasan hidup sehingga dapat mencegah terjadinya perilaku bunuh diri. -
Article No. 3358 | 24 Oct 2024
Klinis : Harga Diri Rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan: Harga Diri Rendah
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri yang negatif dan perasaan tidak berharga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Harga Diri Rendah adalah Peningkatan Harga Diri, yang ditandai dengan kemampuan individu dalam menilai dirinya secara positif, perasaan berharga, dan penerimaan diri yang baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk Harga Diri Rendah dapat meliputi:
1. Terapi Kognitif: Mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.
2. Bimbingan Diri: Membantu klien untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri, serta mengembangkan rasa percaya diri.
3. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan, empati, dan validasi terhadap perasaan klien.
4. Terapi Kelompok: Memfasilitasi interaksi dan berbagi pengalaman dengan orang lain untuk meningkatkan harga diri.
Dalam konteks akademis, seorang perawat sebagai pakar dapat menerapkan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif untuk membantu klien dengan Harga Diri Rendah mencapai peningkatan harga diri yang optimal. -
Article No. 3359 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien db dilakuakn pengambilan darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang dilakukan pengambilan darah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Nyeri Prosedural
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Nyeri Prosedural adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang terkait dengan prosedur medis atau tindakan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Kontrol Nyeri
3. Kepuasan terhadap Pengelolaan Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Terapi Komplementer
Dalam kondisi pasien yang dilakukan pengambilan darah, risiko nyeri prosedural dapat muncul. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola nyeri yang mungkin dialami pasien, seperti manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan terapi komplementer. Tujuannya adalah untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, seperti kontrol nyeri dan kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri. -
Article No. 3360 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien db dilakuakn pengambilan darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami kondisi terkait dengan pengambilan darah. Berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Proses pengambilan darah.
2. Cemas
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Faktor yang berhubungan: Proses pengambilan darah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik: Kelelahan, kelemahan, dan/atau penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- Intervensi: Atur aktivitas, monitor tanda-tanda vital, identifikasi faktor yang mempengaruhi aktivitas.
2. Cemas
- Karakteristik: Kekhawatiran, ketakutan, dan/atau tanda-tanda fisiologis cemas.
- Tujuan: Pasien dapat mengendalikan kecemasan.
- Intervensi: Identifikasi penyebab kecemasan, berikan informasi, latihan relaksasi, dukungan emosional.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas
- Luaran: Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan atau penurunan toleransi.
2. Kontrol Kecemasan
- Luaran: Pasien dapat mengendalikan kecemasan yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
- Intervensi: Atur aktivitas berdasarkan toleransi pasien, monitor tanda-tanda vital, identifikasi faktor yang mempengaruhi aktivitas.
2. Manajemen Kecemasan
- Intervensi: Identifikasi penyebab kecemasan, berikan informasi, latihan relaksasi, dukungan emosional.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosis keperawatan dan standar PPNI yang dapat diterapkan dalam penanganan pasien terkait pengambilan darah. -
Article No. 3361 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan mual muntah dan diare
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami mual, muntah, dan diare.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual, muntah, dan diare
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.2 adalah untuk mengindikasikan kondisi mual, muntah, dan diare yang dialami oleh pasien. Kode ini termasuk dalam kategori "Simptom dan tanda yang melibatkan sistem pencernaan dan abdomen" (R10-R19) dalam Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD-10).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur spesifik yang terkait.
Penjelasan:
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM Procedure. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah memberikan terapi penunjang, seperti rehidrasi, antiemetik, atau antidiare, tergantung pada penilaian klinis dan kondisi pasien. Namun, kode prosedur tersebut tidak perlu dicantumkan dalam dokumentasi medis.
Secara ringkas, kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi mual, muntah, dan diare yang dialami oleh pasien adalah R11.2 (Mual, muntah, dan diare). Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk dicantumkan dalam hal ini. -
Article No. 3362 | 24 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan mual muntah dan diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit didefinisikan sebagai kondisi dengan potensi perubahan volume, komposisi, atau distribusi cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari masalah ini adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan, dan hasil laboratorium dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Kaji status cairan dan elektrolit pasien secara komprehensif.
2. Pantau intake dan output cairan, tanda-tanda vital, dan hasil laboratorium.
3. Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja secara profesional dan kolaboratif untuk memastikan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, sehingga dapat membantu pemulihan kondisi pasien. -
Article No. 3363 | 24 Oct 2024
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ansietas:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disertai dengan respon otonom, perasaan tegang yang memperingatkan seseorang akan adanya bahaya dan memungkinkan seseorang untuk bertindak menghadapi ancaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Kemampuan mengatasi ansietas meningkat
3. Gejala fisiologis ansietas menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen ansietas
2. Terapi relaksasi
3. Terapi kognitif
4. Terapi spiritual
5. Edukasi tentang ansietas
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi pasien, mengidentifikasi faktor penyebab, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada upaya mengurangi tingkat kecemasan, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi ansietas, dan menurunkan gejala fisiologis yang menyertainya. Intervensi yang akan dilakukan mencakup terapi relaksasi, terapi kognitif, pendekatan spiritual, serta edukasi terkait ansietas dan cara mengatasinya. Tujuannya adalah membantu pasien mencapai kondisi yang lebih tenang, nyaman, dan mampu mengelola kecemasannya secara efektif. -
Article No. 3364 | 24 Oct 2024
Klinis : Gangguan Proses Pikir ( Delusi )
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gangguan Proses Pikir (Delusi) dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir (Delusi)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Proses Pikir (Delusi) adalah keyakinan palsu yang tidak berdasar pada kenyataan dan tidak dapat dikoreksi, meskipun bukti yang bertentangan disajikan. Pasien dapat mempercayai delusi dengan sangat kuat, yang dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pasien dengan Gangguan Proses Pikir (Delusi) adalah: Pasien dapat mengenali dan mengekspresikan pikiran yang tidak realistis, Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi delusi, dan Pasien dapat menerapkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi delusi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Gangguan Proses Pikir (Delusi) meliputi: Menciptakan lingkungan yang aman dan terapeutik, Mengidentifikasi dan mendiskusikan delusi pasien, Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi, Melibatkan keluarga dalam perawatan, dan Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan yang komprehensif.