Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1577 | 08 Oct 2024
Klinis : B2: Hiperandrogenisme Produksi androgen yang meningkat Pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme) Jerawat Penipisan rambut di kepala (alopecia) MK: Pertumbuhan Rambut Berlebih kode sdkinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Pola Eliminasi Urine
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu hiperandrogenisme dengan gejala seperti produksi androgen yang meningkat, pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme), jerawat, serta penipisan rambut di kepala (alopesia), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Eliminasi Urine.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode MK: Pertumbuhan Rambut Berlebih
Definisi: Peningkatan pertumbuhan rambut yang melebihi normal atau yang biasa terjadi pada seseorang.
Karakteristik Mayor: Pertumbuhan rambut yang berlebih di wajah, tubuh, atau kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Klien menunjukkan penurunan jumlah rambut yang berlebih.
2. Klien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri.
3. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Hirsutisme
2. Terapi Farmakologis
3. Edukasi Kesehatan
4. Dukungan Emosional
Sebagai perawat, saya akan membantu klien mengelola kondisi hiperandrogenismenya melalui intervensi-intervensi yang sesuai dan memberikan dukungan emosional agar klien dapat meningkatkan kepercayaan diri serta kualitas hidup. -
Article No. 1578 | 08 Oct 2024
Klinis : kode Gangguan Pola Eliminasi Urine
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kode Gangguan Pola Eliminasi Urine.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Eliminasi Urine
Definisi:
Gangguan pola eliminasi urine adalah ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan eliminasi urine secara efektif, yang ditandai dengan perubahan frekuensi, volume, atau pengeluaran urine.
Faktor Terkait:
1. Penyakit ginjal atau sistem urinaria
2. Obstruksi saluran urinaria
3. Infeksi saluran urinaria
4. Perubahan fisiologis akibat usia
5. Penurunan mobilitas
6. Penggunaan obat-obatan
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan frekuensi berkemih
2. Perubahan volume urine
3. Nyeri atau rasa tidak nyaman saat berkemih
4. Inkontinensia urine
5. Retensi urine
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola eliminasi urine kembali normal
2. Tingkat kenyamanan terkait eliminasi urine meningkat
3. Tidak terjadi komplikasi terkait gangguan eliminasi urine
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Eliminasi Urine
2. Perawatan Inkontinensia Urine
3. Manajemen Retensi Urine
4. Edukasi Eliminasi Urine
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kode Gangguan Pola Eliminasi Urine telah saya paparkan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 1579 | 08 Oct 2024
Klinis : keterbatasan pergerakkan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi keterbatasan pergerakan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M62.81
- Deskripsi: Kelainan otot yang mengakibatkan keterbatasan pergerakan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.84
- Deskripsi: Terapi fisik dan rehabilitasi lainnya, termasuk terapi latihan untuk meningkatkan rentang gerak sendi dan kekuatan otot.
Penjelasan:
Kondisi keterbatasan pergerakan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otot, kondisi neurologis, atau kelainan muskuloskeletal lainnya. Kode ICD-10 M62.81 menggambarkan kelainan otot yang menghambat pergerakan normal. Pada kasus ini, penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah terapi fisik dan rehabilitasi (kode ICD-9-CM 93.84) untuk meningkatkan rentang gerak sendi dan kekuatan otot, sehingga dapat memperbaiki fungsi pergerakan pasien.
Dalam praktik klinis, pemilihan kode diagnosis dan prosedur medis yang tepat sangat penting untuk dokumentasi yang akurat, penagihan yang sesuai, serta perencanaan dan pemantauan perawatan pasien yang efektif. -
Article No. 1580 | 08 Oct 2024
Klinis : keterbatasan pergerakkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi keterbatasan pergerakan.
Diagnosa Keperawatan:
Keterbatasan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Keterbatasan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai kemampuan yang terbatas untuk melakukan gerakan yang bebas dan mandiri dalam lingkungan. Karakteristik definisi ini mencakup adanya hambatan dalam rentang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi yang menghambat aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Keterbatasan Mobilitas Fisik adalah peningkatan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, baik dalam hal pergerakan, rentang gerak sendi, dan koordinasi otot.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Keterbatasan Mobilitas Fisik meliputi:
1. Manajemen Aktivitas: Membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan menyediakan alat bantu, memfasilitasi latihan, dan mengoptimalkan lingkungan.
2. Terapi Latihan: Melakukan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan otot, rentang gerak, dan koordinasi.
3. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin muncul sebagai faktor penghambat mobilitas.
4. Edukasi: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pentingnya mobilitas dan strategi untuk meningkatkannya.
Dengan pendekatan holistik berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi Keterbatasan Mobilitas Fisik pada klien. -
Article No. 1581 | 08 Oct 2024
Klinis : mual karena kemoterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual karena kemoterapi.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (SDKI)
Definisi:
Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
Penyebab:
Kemoterapi
Gejala dan Tanda:
- Sensasi ingin muntah
- Mual
- Salivasi berlebih
- Anoreksia
Tujuan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan mual berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital stabil.
3. Pasien dapat mempertahankan intake nutrisi dan cairan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen mual:
- Berikan obat antiemetik sesuai resep.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
- Atur lingkungan yang nyaman.
- Batasi asupan makanan dan minuman yang dapat memicu mual.
2. Manajemen nutrisi:
- Identifikasi faktor yang memengaruhi nafsu makan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang sesuai.
- Pantau intake nutrisi dan cairan pasien.
3. Manajemen hidrasi:
- Pantau tanda-tanda dehidrasi.
- Berikan cairan sesuai kebutuhan pasien.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi cairan jika diperlukan.
Evaluasi (SLKI):
1. Pasien melaporkan mual berkurang.
2. Tanda-tanda vital pasien stabil.
3. Pasien dapat mempertahankan intake nutrisi dan cairan yang adekuat.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 1491 | 08 Oct 2024
Klinis : DS: Pasien mudah lelah Pasien telah didiagnosis dengan diabetes tipe 2 selama 10 tahun tetapi belum menerima pengobatan formal. DO: Kadar glukosa darah puasa 11 mmol/L dan HbA1C 9,5% menunjukkan kontrol glikemik yang buruk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi Aktivitas: Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi Aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Energi: Intervensi untuk mengatur penggunaan energi fisik dan mental guna memenuhi kebutuhan aktivitas.
- Peningkatan Toleransi Aktivitas: Intervensi untuk meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Pada kasus ini, pasien mudah lelah dan memiliki kontrol glikemik yang buruk akibat diabetes tipe 2 yang tidak mendapatkan pengobatan formal selama 10 tahun. Kondisi ini menyebabkan intoleransi aktivitas, sehingga perawat perlu melakukan intervensi manajemen energi dan peningkatan toleransi aktivitas untuk membantu pasien mengatasi kelelahan dan meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 1492 | 08 Oct 2024
Klinis : Ds: Pasien merasa cemas terkait proses penyembuhan dan risiko komplikasi pascaoperasi. Do: Pasien tampak takut untuk melakukan gerak a. Suhu Tubuh: 36,5°C b. Tekanan Darah: 184/104 mmHg c. Respirasi: 22 x/menit d. Nadi: 96 x/menit e. Skala Nyeri: 6 (dari 10, nyeri sedang).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami kondisi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan berhubungan dengan proses penyembuhan dan risiko komplikasi pascaoperasi.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kecemasan: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan dalam kehidupan yang tidak dapat diprediksi atau dikontrol.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat Kecemasan Terkendali: Individu mampu mengontrol respons emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan dalam kehidupan yang tidak dapat diprediksi atau dikontrol.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Kecemasan: Intervensi untuk membantu individu mengatasi cemas melalui teknik kognitif, perilaku, dan/atau farmakologis.
Berdasarkan data objektif, pasien tampak takut untuk melakukan gerakan dan memiliki tanda-tanda vital yang menunjukkan adanya respons stres, seperti peningkatan tekanan darah dan laju nadi. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri sedang pascaoperasi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kecemasan berhubungan dengan proses penyembuhan dan risiko komplikasi pascaoperasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Kecemasan untuk membantu pasien mengatasi kecemasan dan meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap situasi pascaoperasi. -
Article No. 1493 | 08 Oct 2024
Klinis : diare 5 kali sehari, makan 2 kali selama 2 hari menggunakan sonder 50 cc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan diare
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Defisit Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang melebihi jumlah masukan, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien akan menunjukkan tanda-tanda vitalisnya dalam batas normal, turgor kulit membaik, dan tidak mengalami gejala dehidrasi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengukur intake dan output cairan, memantau tanda-tanda vital, memberikan cairan intravena, dan mengatur pola makan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse: Dengan menggunakan nada yang formal dan informatif, saya akan memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan. Saya akan berusaha menyampaikan informasi secara jelas dan terstruktur, sesuai dengan peran saya sebagai perawat yang berkompeten di bidangnya. -
Article No. 1494 | 08 Oct 2024
Klinis : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler".
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan pertukaran gas adalah ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida di tingkat alveolar-kapiler. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan pada membran alveolus-kapiler, seperti edema, fibrosis, atau perubahan struktur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan pertukaran gas terkait perubahan membran alveolus-kapiler adalah:
1. Pasien menunjukkan perbaikan pertukaran gas (tercapainya nilai normal PaO2, PaCO2, dan saturasi oksigen).
2. Pasien bebas dari tanda-tanda dan gejala hipoksemia atau hiperkapnia.
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kendala.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pertukaran gas terkait perubahan membran alveolus-kapiler antara lain:
1. Monitoring tanda-tanda vital, gas darah, dan saturasi oksigen.
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
3. Edukasi mengenai pentingnya manajemen penyakit paru dan kepatuhan pengobatan.
4. Latihan fisik dan rehabilitasi paru untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
5. Manajemen kenyamanan dan pengurangan gejala, seperti penggunaan bronkodilator.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar praktik yang berlaku, seperti SDKI, SLKI, dan SIKI, serta mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara holistik. -
Article No. 1495 | 08 Oct 2024
Klinis : Di TK PGRI I Mumbulsari khususnya di kelompok A, peneliti mendapati permasalahan yang dihadapi di sekolah tersebut mengenai perilaku 5 anak dari 15 anak. Anak tersebut yang berinisial "V, I,J,K,L" sering mengganggu teman-temannya, menyakiti bahkan memukul dan sering melakukan kekerasan fisik lainnya terhadap teman-teman sekelasnya. Perilaku ini bahkan sempat memancing pertengkaran antara ibu mereka dengan ibu salah seorang teman yang dipukulnya, mereka juga terkesan mengalami masalah pengendalian emosi misalnya ia menangis sambil berteriak lalu merusak dan melempar barang-barang yang ada disekitarnya saat keinginannya tidak terpenuhi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Perilaku Kekerasan (NANDA-I: 00148)
Definisi: Perilaku yang menunjukkan kekuatan fisik yang dapat melukai orang lain, diri sendiri, atau merusak properti.
Karakteristik Utama: Agresi fisik, perilaku menantang, pelanggaran norma sosial.
2. Ketidakstabilan Emosi (NANDA-I: 00251)
Definisi: Pengalaman emosi yang berfluktuasi dan tidak terkendali.
Karakteristik Utama: Perubahan suasana hati yang tidak wajar, perasaan sedih atau marah yang berlebihan, kesulitan mengendalikan emosi.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Perilaku Kekerasan
- Definisi: Perilaku yang menunjukkan kekuatan fisik yang dapat melukai orang lain, diri sendiri, atau merusak properti.
- Faktor Penyebab: Perkembangan yang tidak sesuai, ekspresi emosi yang tidak tepat, kurangnya kontrol diri.
- Gejala dan Tanda: Agresi fisik, perilaku menantang, pelanggaran norma sosial.
2. Ketidakstabilan Emosi
- Definisi: Pengalaman emosi yang berfluktuasi dan tidak terkendali.
- Faktor Penyebab: Perkembangan yang tidak sesuai, stres, kurangnya dukungan sosial.
- Gejala dan Tanda: Perubahan suasana hati yang tidak wajar, perasaan sedih atau marah yang berlebihan, kesulitan mengendalikan emosi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perilaku Kekerasan
- Luaran: Kontrol Perilaku, Keamanan Diri, dan Interaksi Sosial yang Efektif.
- Intervensi: Manajemen Perilaku, Terapi Bermain, dan Pelatihan Kemampuan Komunikasi.
2. Ketidakstabilan Emosi
- Luaran: Regulasi Emosi, Harga Diri, dan Fungsi Psikososial yang Efektif.
- Intervensi: Terapi Perilaku Kognitif, Manajemen Stres, dan Terapi Relaksasi.
Dalam kasus ini, anak-anak tersebut menunjukkan perilaku kekerasan dan ketidakstabilan emosi. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen perilaku, terapi bermain, pelatihan kemampuan komunikasi, terapi perilaku kognitif, manajemen stres, dan terapi relaksasi. Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak tersebut mengendalikan perilaku agresif, meningkatkan regulasi emosi, dan mengembangkan interaksi sosial yang lebih efektif.