Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1554 | 08 Oct 2024
Klinis : fraktur tibia fibula dan krepitasi pada radius kiri, operasi orif dan terpasang traksi, lengan kiri terpasang gips, nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Mobilitas Fisik Terganggu
3. Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan.
2. Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
- SIKI: Tindakan mandiri perawat untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Dengan kondisi fraktur tibia fibula, operasi ORIF, traksi, dan gips pada lengan kiri, pasien akan mengalami nyeri akut, mobilitas fisik terganggu, dan risiko infeksi. Perawat perlu melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 1555 | 08 Oct 2024
Klinis : bayi diare sejak tadi malam 6 kali dan lebih cair, muntah 1 kali, bayi tampak lemah, turgor kulit baik, cubitan kulit perut kembali dalam 3 detik, bayi tampak rewel, suhu 3,7 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami diare sejak tadi malam sebanyak 6 kali dengan konsistensi yang lebih cair, disertai dengan muntah 1 kali. Pasien tampak lemah, dengan turgor kulit yang baik dan cubitan kulit perut yang kembali dalam 3 detik. Pasien juga tampak rewel dengan suhu tubuh 37,7 derajat Celsius.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00028
Definisi: Keadaan peningkatan kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Utama: Perubahan status hidrasi, perubahan tanda-tanda vital, perubahan tingkat kesadaran.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00028
Judul: Keseimbangan Cairan
Definisi: Tercapainya keadaan cairan dalam tubuh yang optimal.
Kriteria Hasil: Turgor kulit baik, capillary refill time normal, suhu tubuh normal, diuresis adekuat, intake dan output cairan seimbang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6750
Judul: Manajemen Cairan
Definisi: Memfasilitasi masuknya dan keluarnya cairan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Aktivitas Keperawatan: Pantau input dan output cairan, berikan cairan oral/parenteral, lakukan terapi rehidrasi, dll. -
Article No. 1556 | 08 Oct 2024
Klinis : bayi diare sejak tadi malam 6 kali dan lebih cair, muntah 1 kali, bayi tampak lemah, turgor kulit baik, cubitan kulit perut kembali dalam 3 detik, bayi tampak rewel, suhu 3,7 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare dan Muntah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Dehidrasi: Keadaan yang menunjukkan adanya kemungkinan terjadinya penurunan cairan dan elektrolit yang berlebih dalam tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Diare dan muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hidrasi: Keadaan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang optimal.
- Kriteria Hasil: Turgor kulit baik, cubitan kulit perut kembali dalam 3 detik, dan tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan asupan dan output cairan, pemberian cairan oral atau parenteral, dan edukasi kepada keluarga tentang pencegahan dehidrasi.
Persona: Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan dan edukasi yang komprehensif untuk mengatasi risiko dehidrasi pada bayi dengan diare dan muntah. Saya akan bekerja sama dengan keluarga untuk memastikan bayi mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 1557 | 08 Oct 2024
Klinis : bayi diare sejak tadi malam 6 kali dan lebih cair, muntah 1 kali, bayi tampak lemah, turgor kulit baik, cubitan kulit perut kembali dalam 3 detik, bayi tampak rewel, suhu 3,7 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk bayi dengan diare dan gejala-gejala yang dialami adalah:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko dehidrasi
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko dehidrasi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko dehidrasi adalah status cairan dan elektrolit dalam batas normal, tidak terjadi dehidrasi, dan tidak terjadi komplikasi lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan pengeluaran cairan, serta pemberian cairan pengganti elektrolit secara oral atau parenteral sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan kondisi bayi yang mengalami diare dan gejala-gejala lainnya, diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah risiko dehidrasi. Hal ini karena bayi mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akibat diare dan muntah, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat membahayakan kondisi bayi. -
Article No. 1558 | 08 Oct 2024
Klinis : bayi diare sejak tadi malam 6 kali dan lebih cair, muntah 1 kali, bayi tampak lemah, turgor kulit baik, cubitan kulit perut kembali dalam 3 detik, bayi tampak rewel, suhu 3,7 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bayi dengan diare sejak tadi malam, muntah 1 kali, tampak lemah, dan suhu 37,7 derajat Celsius:
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare dan Muntah
Penjelasan:
a. SDKI: Resiko Dehidrasi adalah kondisi di mana terjadi penurunan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
b. SLKI: Tujuan intervensi adalah Hidrasi Tubuh Membaik, yang ditandai dengan turgor kulit membaik, jumlah urin membaik, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Cairan, Pemberian Cairan Intravena, Pemberian Nutrisi Enteral, dan Edukasi Manajemen Diare.
2. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Penyakit
Penjelasan:
a. SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius.
b. SLKI: Tujuan intervensi adalah Suhu Tubuh Membaik, yang ditandai dengan suhu tubuh dalam batas normal.
c. SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Demam, Kompres Hangat, Hidrasi, dan Edukasi Pengelolaan Demam.
3. Kelemahan Berhubungan dengan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan:
a. SDKI: Kelemahan adalah penurunan kekuatan dan daya tahan fisik.
b. SLKI: Tujuan intervensi adalah Kelemahan Membaik, yang ditandai dengan peningkatan kekuatan dan daya tahan fisik.
c. SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Aktivitas, Manajemen Nutrisi, Manajemen Cairan, dan Edukasi Latihan Aktivitas.
Catatan: Tone yang diberikan adalah "akademis" dan "pakar", sehingga penjelasan diagnosis dan intervensi keperawatan diuraikan secara rinci dan ilmiah. -
Article No. 1559 | 08 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 59 tahun dirawat di rumah sakit setelah dinyatakan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-COV2. Dari hasil pemeriksaan foto thorax didapatkan penyebaran virus hampir semua lapang paru, RT-PCR dan Rapid Ag-SARSCOV2 (+). Pasien mengeluh sesak napas yang bertambah berat pada posisi berbaring dan mengeluh tidak dapat mengeluarkan dahak. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan, RR 30x/menit, batuk (-), sputum (- ), Ronchi +/+, TD 125/95 mmHg, Nadi 104x/mnt, Suhu aksila 38,4 C, BU: 2x/mnt. Keluarga mengatakan selama di RS pasien tidak mau makan sayur dan buah serta minum dalam jumlah sedikit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif
- SLKI: Peningkatan Upaya Napas
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan Singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif:
- Pasien mengalami sesak napas yang bertambah berat pada posisi berbaring dan tidak dapat mengeluarkan dahak, dengan frekuensi napas 30x/menit.
- Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas yang tidak efektif, kemungkinan disebabkan oleh infiltrasi virus SARS-CoV-2 di paru-paru.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain: memantau status pernapasan, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, mengatur posisi yang nyaman, memfasilitasi batuk efektif, dan manajemen jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Keluarga pasien mengatakan bahwa selama di RS, pasien tidak mau makan sayur, buah, dan minum dalam jumlah sedikit.
- Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi, di mana asupan nutrisi pasien tidak mencukupi kebutuhan tubuhnya.
- Intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain: mengevaluasi status gizi, memberikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan, memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi, dan memantau asupan nutrisi pasien.
Standar Diagnosis dan Intervensi Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) merupakan acuan yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. Dengan mengacu pada standar tersebut, perawat dapat memberikan intervensi yang tepat dan efektif dalam menangani kondisi pasien. -
Article No. 1560 | 08 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 59 tahun dirawat di rumah sakit setelah dinyatakan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-COV2. Dari hasil pemeriksaan foto thorax didapatkan penyebaran virus hampir semua lapang paru, RT-PCR dan Rapid Ag-SARSCOV2 (+). Pasien mengeluh sesak napas yang bertambah berat pada posisi berbaring dan mengeluh tidak dapat mengeluarkan dahak. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan, RR 30x/menit, batuk (-), sputum (- ), Ronchi +/+, TD 125/95 mmHg, Nadi 104x/mnt, Suhu aksila 38,4 C, BU: 2x/mnt. Keluarga mengatakan selama di RS pasien tidak mau makan sayur dan buah serta minum dalam jumlah sedikit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan, maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan Dengan Infeksi Paru (SDKI)
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Berhubungan Dengan Penumpukan Sekret (SDKI)
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Anoreksia (SDKI)
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan Dengan Infeksi Paru (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi paru akibat COVID-19.
- Karakteristik Mayor: Peningkatan frekuensi napas, sesak napas, hipoksemia.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Berhubungan Dengan Penumpukan Sekret (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas.
- Faktor yang berhubungan: Penumpukan sekret akibat infeksi paru.
- Karakteristik Mayor: Kesulitan mengeluarkan dahak, suara napas tambahan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Anoreksia (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Anoreksia/kurang nafsu makan.
- Karakteristik Mayor: Penurunan berat badan, asupan makanan yang tidak adekuat.
Intervensi Keperawatan yang dapat diberikan mengacu pada standar SLKI dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 1561 | 08 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki 59 tahun dirawat di rumah sakit setelah dinyatakan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-COV2. Dari hasil pemeriksaan foto thorax didapatkan penyebaran virus hampir semua lapang paru, RT-PCR dan Rapid Ag-SARSCOV2 (+). Pasien mengeluh sesak napas yang bertambah berat pada posisi berbaring dan mengeluh tidak dapat mengeluarkan dahak. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan, RR 30x/menit, batuk (-), sputum (- ), Ronchi +/+, TD 125/95 mmHg, Nadi 104x/mnt, Suhu aksila 38,4 C, BU: 2x/mnt. Keluarga mengatakan selama di RS pasien tidak mau makan sayur dan buah serta minum dalam jumlah sedikit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif
- SLKI: Ventilasi Tidak Efektif
- SIKI: Gangguan Pola Napas
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak napas yang bertambah berat pada posisi berbaring, serta tidak dapat mengeluarkan dahak. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan RR 30x/menit, ronchi positif. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas pasien, sehingga pernapasan menjadi tidak efektif.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Defisit Nutrisi
- SIKI: Kurang Asupan Nutrisi
Penjelasan singkat:
Keluarga mengatakan pasien tidak mau makan sayur dan buah serta minum dalam jumlah sedikit selama dirawat di rumah sakit. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pasien.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Intoleransi Aktivitas
- SIKI: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami sesak napas yang bertambah berat pada posisi berbaring, sehingga dapat menimbulkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
Berdasarkan kondisi yang diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami diagnosa keperawatan Pola Napas Tidak Efektif, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh, dan Intoleransi Aktivitas. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menjadi acuan penting dalam menentukan dan merumuskan diagnosa keperawatan serta perencanaan asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 1562 | 08 Oct 2024
Klinis : RETENSI URIN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI-SLKI-SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "RETENSI URIN" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Definisi (SDKI):
Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Obstruksi saluran kemih (penyakit prostat, batu ginjal, tumor, dan lain-lain)
2. Relaksasi kandung kemih yang tidak adekuat
3. Gangguan mobilitas
4. Faktor psikologis (kecemasan, depresi)
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Rasa penuh dan nyeri pada kandung kemih
2. Kebocoran urin
3. Peningkatan frekuensi berkemih
4. Output urin yang sedikit
5. Palpasi kandung kemih yang penuh
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pengosongan kandung kemih
2. Pengendalian rasa sakit
3. Fungsi eliminasi urine
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kateterisasi kandung kemih
2. Terapi farmakologis (antispasmodik, alfa-bloker, dan lain-lain)
3. Terapi latihan untuk meningkatkan kontrol miksi
4. Edukasi terkait penanganan retensi urin
Dalam kondisi retensi urin, perawat berperan penting dalam melakukan asesmen yang komprehensif, menetapkan diagnosa yang tepat, dan merencanakan intervensi yang sesuai untuk membantu pasien memulihkan fungsi eliminasi urin secara optimal. -
Article No. 1563 | 08 Oct 2024
Klinis : gambaran ekg ventrikel takikardi dengan nadi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu gambaran EKG ventrikel takikardi dengan nadi.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I47.2
- Deskripsi: Ventrikel takikardi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.62
- Deskripsi: Cardioversion elektrik, tidak ditentukan apakah sinkron
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I47.2 (Ventrikel takikardi):
- Ventrikel takikardi adalah jenis aritmia jantung yang dicirikan oleh detak jantung yang cepat dan tidak teratur, yang berasal dari salah satu atau kedua ventrikel jantung.
- Kode ICD-10 I47.2 digunakan untuk mengidentifikasi dan menggolongkan kondisi ini secara klinis.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 99.62 (Cardioversion elektrik, tidak ditentukan apakah sinkron):
- Cardioversion elektrik adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengembalikan irama jantung yang normal dengan menggunakan sengatan listrik terkendali.
- Kode ICD-9-CM 99.62 mencakup cardioversion elektrik, baik sinkron maupun tidak sinkron, yang dilakukan untuk mengatasi aritmia jantung, termasuk ventrikel takikardi.
Catatan: Dalam praktik klinis, pemilihan kode ICD yang tepat akan bergantung pada penilaian klinis yang lebih komprehensif oleh dokter atau tenaga kesehatan profesional yang berwenang.