Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1736 | 09 Oct 2024
Klinis : Gangguan perfusi tidak efektif. Sertakan tanda gejala mayor dan minor subjektif dan object
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan perfusi tidak efektif didefinisikan sebagai kondisi di mana individu mengalami penurunan suplai oksigen dan/atau nutrisi ke jaringan.
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Perfusi Tidak Efektif adalah pasien menunjukkan perfusi jaringan yang efektif, yang ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda perubahan warna kulit, dan tidak ada rasa sakit atau nyeri.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Perfusi Tidak Efektif antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigenasi, manajemen nutrisi, dan tindakan untuk meningkatkan sirkulasi darah.
Tanda Gejala Mayor dan Minor:
Tanda Gejala Mayor Subjektif:
- Pasien mengeluhkan rasa sakit atau nyeri
- Pasien mengeluhkan perubahan warna kulit
Tanda Gejala Mayor Objektif:
- Tanda-tanda vital tidak stabil (tekanan darah rendah, nadi tidak teratur, suhu tubuh tidak normal)
- Perubahan warna kulit (pucat, sianosis, atau kemerahan)
Tanda Gejala Minor Subjektif:
- Pasien mengeluhkan kelelahan
- Pasien mengeluhkan penurunan nafsu makan
Tanda Gejala Minor Objektif:
- Edema pada ekstremitas
- Penurunan pengisian kapiler
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang tepat, dan melakukan pemantauan yang cermat untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal dalam mengatasi Gangguan Perfusi Tidak Efektif. -
Article No. 1737 | 09 Oct 2024
Klinis : sariawan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Makanan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Makanan didefinisikan sebagai ketidakmampuan tubuh untuk mentolerir atau mencerna makanan tertentu, yang dapat menyebabkan reaksi fisik yang tidak menyenangkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Intoleransi Makanan adalah pasien dapat menunjukkan toleransi terhadap makanan, bebas dari reaksi fisik yang tidak menyenangkan, dan dapat mempertahankan status nutrisi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Identifikasi makanan penyebab intoleransi
2. Edukasi dan dukungan dalam menghindari makanan penyebab
3. Pemantauan status nutrisi dan penggantian makanan yang tepat
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengaturan diet yang sesuai
5. Pemberian terapi simtomatik (misal antasida) jika diperlukan
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpadu untuk mengatasi masalah Intoleransi Makanan pada pasien, termasuk kasus sariawan. -
Article No. 1738 | 09 Oct 2024
Klinis : Siki Manajemen perfusi perifee
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Perfusi Perifer
Penjelasan Singkat Sesuai Standar SDKI - SLKI - SIKI PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Perifer adalah kondisi di mana terjadi penurunan atau ketidakmampuan dalam mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam viabilitas jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi perifer membaik
2. Tidak terjadi kerusakan jaringan
3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
4. Fungsi motorik dan sensorik normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Perifer
a. Identifikasi faktor risiko gangguan perfusi perifer
b. Pantau tanda-tanda vital dan parameter perfusi perifer
c. Berikan posisi elevasi ekstremitas untuk meningkatkan aliran balik vena
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi farmakologis dan non-farmakologis
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menegaskan bahwa manajemen perfusi perifer merupakan intervensi esensial untuk mengatasi gangguan perfusi perifer. Evaluasi komprehensif kondisi pasien, pemantauan tanda vital, dan intervensi kolaboratif sangat penting untuk memulihkan perfusi jaringan perifer dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 1739 | 09 Oct 2024
Klinis : Siki Manajemen perfusi perifee
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, untuk kondisi "Siki Manajemen perfusi perifee", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I73.9
- Deskripsi: Gangguan pembuluh darah perifer, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini mencakup kondisi yang berkaitan dengan manajemen perfusi perifer, seperti gangguan sirkulasi perifer, penyakit pembuluh darah perifer, dan kondisi lain yang mempengaruhi aliran darah ke ekstremitas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.50
- Deskripsi: Bypass arteri perifer, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini dapat digunakan untuk prosedur bedah yang dilakukan untuk memperbaiki aliran darah dan meningkatkan perfusi perifer pada ekstremitas.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I73.9 mencakup gangguan pembuluh darah perifer yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini dapat mencakup kondisi seperti penyakit pembuluh darah perifer, gangguan sirkulasi perifer, dan kondisi lain yang mempengaruhi aliran darah ke ekstremitas.
- Kode ICD-9-CM 39.50 mencakup bypass arteri perifer yang dilakukan untuk memperbaiki aliran darah dan meningkatkan perfusi perifer pada ekstremitas. Prosedur ini dapat dilakukan sebagai bagian dari manajemen perfusi perifer.
Jika terdapat informasi tambahan atau membutuhkan klarifikasi lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 1740 | 09 Oct 2024
Klinis : Siki Manajemen perfusi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Siki Manajemen Perfusi" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Definisi:
Ketidaksesuaian antara suplai oksigen dan nutrisi dengan kebutuhan metabolik jaringan.
Faktor Risiko:
1. Gangguan sirkulasi darah
2. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. Penurunan curah jantung
4. Penyakit vaskuler perifer
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan warna kulit (pucat, sianosis, kemerahan)
2. Suhu ekstremitas dingin
3. Nyeri, kram, atau kesemutan di ekstremitas
4. Penurunan pengisian kapiler
5. Edema
6. Gangguan fungsi organ
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Monitoring tanda-tanda vital dan status perfusi jaringan
2. Intervensi untuk meningkatkan aliran darah (posisi elevasi, terapi oksigen)
3. Manajemen pemberian cairan dan elektrolit
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab underlying
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan" memiliki standar yang komprehensif untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 1741 | 09 Oct 2024
Klinis : Siki Manajemen perfusi perifer
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Manajemen perfusi perifer.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Perifer
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke bagian tubuh tertentu.
- Karakteristik Utama: Perubahan sensasi, warna, suhu, dan kekuatan nadi di ekstremitas.
- Faktor Risiko: Penyakit kardiovaskular, diabetes, merokok, cedera, dan obstruksi pembuluh darah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Perfusi perifer membaik, ditandai dengan sensasi, warna, suhu, dan kekuatan nadi yang normal.
- Kriteria Hasil: Nilai nadi perifer dalam batas normal, ekstremitas terasa hangat, tidak ada tanda-tanda iskemia.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Perfusi Perifer: Mengkaji status perfusi perifer, memantau sirkulasi, dan mengambil tindakan untuk meningkatkan aliran darah.
b. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang terkait dengan gangguan perfusi perifer.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang faktor risiko dan manajemen diri untuk memperbaiki perfusi perifer.
Dalam konteks akademis, persona sebagai pakar dan perawat, penjelasan ini memberikan gambaran komprehensif mengenai manajemen keperawatan untuk kondisi gangguan perfusi perifer berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 1742 | 09 Oct 2024
Klinis : Siki Manajemen perfusi perifer sertian buku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Perfusi Perifer Terganggu
Definisi:
Keadaan di mana individu mengalami pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Faktor Terkait:
1. Penyakit kardiovaskular
2. Penyakit vaskuler perifer
3. Trauma
4. Obstruksi aliran darah
Karakteristik Definisi:
1. Perubahan warna kulit (pucat, sianosis, kemerahan)
2. Suhu kulit yang dingin
3. Rasa kebas atau kesemutan
4. Nyeri ekstremitas
5. Penurunan nadi perifer
6. Penurunan pengisian kapiler
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Manajemen perfusi perifer adalah kemampuan individu untuk mengontrol aliran darah ke jaringan perifer.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Perfusi perifer membaik
2. Risiko kerusakan jaringan berkurang
3. Nyeri berkurang
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Perawatan ekstremitas
3. Pemberian terapi oksigen
4. Manajemen rasa nyeri
5. Edukasi terkait penyakit dan perawatannya
Dalam kondisi ini, perawat berperan sebagai pakar yang memberikan penilaian, perencanaan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah perfusi perifer yang terganggu. -
Article No. 1743 | 09 Oct 2024
Klinis : Perfusi perifer tdk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Perfusi Perifer Tidak Efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi:
Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah penurunan sirkulasi darah ke bagian tubuh perifer.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Definisi: Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
2. Faktor Terkait: Penyakit vaskuler perifer, diabetes mellitus, merokok, obesitas, hipertensi, dan usia lanjut.
3. Karakteristik Umum: Kulit pucat, dingin, kuku dan jari-jari sianosis, edema, dan kapiler refill lambat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran yang Diharapkan: Perfusi Perifer Efektif
2. Kriteria Hasil: Perfusi jaringan perifer membaik, warna kulit normal, suhu tubuh hangat, edema berkurang, dan kapiler refill normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda vital dan perfusi perifer.
b. Tingkatkan aktivitas fisik dan mobilisasi sesuai toleransi.
c. Berikan terapi oksigen jika perlu.
d. Lakukan perawatan kaki dan ekstremitas.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen penyakit.
Dalam kondisi ini, perawat berperan penting dalam mengevaluasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu meningkatkan perfusi perifer pasien. Pemantauan yang cermat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya sangat dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 1744 | 09 Oct 2024
Klinis : Perfusi perifer tdk efektif di tandai dgn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada formal dan akademis, saya, sebagai seorang pakar keperawatan, akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi perfusi perifer tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi:
Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah ketidakmampuan sirkulasi darah ke area perifer tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab:
1. Gangguan fungsi jantung
2. Penurunan curah jantung
3. Vasokonstriksi pembuluh darah perifer
4. Hipovolemia
5. Obstruksi aliran darah perifer
Gejala dan Tanda:
1. Ekstremitas dingin
2. Warna kulit pucat, sianosis, atau memerah
3. Nadi perifer lemah atau tidak teraba
4. Pengisian kapiler lambat
5. Atrofi otot
6. Nyeri saat istirahat atau berjalan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji perfusi perifer
3. Atur posisi untuk meningkatkan aliran darah
4. Berikan terapi oksigen, bila perlu
5. Kolaborasi pemberian cairan atau vasodilator, bila perlu
6. Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan kaki dan ekstremitas
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi perifer meningkat
2. Ekstremitas hangat dan warna kulit normal
3. Nadi perifer teraba dengan jelas
4. Pengisian kapiler membaik
5. Pasien dan keluarga mampu merawat ekstremitas
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi perfusi perifer tidak efektif. Apakah ada yang perlu saya jelaskan lebih lanjut? -
Article No. 1536 | 08 Oct 2024
Klinis : risiko cidera pada janin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, untuk kondisi risiko cidera pada janin, kode dan deskripsinya adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O36.8X9
- Deskripsi: Perawatan maternal untuk kondisi lain yang berkaitan dengan janin dan rahim yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, komplikasi lain yang berkaitan dengan janin, tidak ditentukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.32
- Deskripsi: Pemantauan janin, menggunakan alat elektronik.
Penjelasan:
Kode ICD-10 O36.8X9 digunakan untuk menandakan adanya perawatan maternal terkait kondisi lain yang berkaitan dengan janin dan rahim, termasuk risiko cidera pada janin, namun tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini mencakup kondisi-kondisi yang tidak teridentifikasi secara spesifik.
Jika terdapat prosedur pemantauan janin menggunakan alat elektronik, maka dapat dikodekan dengan ICD-9-CM 75.32. Prosedur ini dilakukan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi adanya risiko cidera.