Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1723 | 09 Oct 2024
Klinis : mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hambatan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah pada tubuh atau salah satu atau lebih ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan hambatan mobilitas fisik adalah pasien dapat meningkatkan kemampuan mobilitas fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik antara lain:
1. Peningkatan Mobilitas Fisik
2. Perawatan Ortopedik
3. Manajemen Nyeri
4. Terapi Latihan
5. Perawatan Alat Bantu Mobilisasi
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas fisik pasien. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada peningkatan mobilitas fisik pasien, dengan mempertimbangkan kondisi, kemampuan, dan kebutuhan unik dari setiap pasien. -
Article No. 1724 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien remaja umur 17 tahun datang dengan marah-marah, dirumah sering marah dan memecahkan jendela rumah. Pasien tidak bisa dikendalikan saat marah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien remaja yang menunjukkan perilaku marah-marah dan tidak terkontrol.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang digambarkan, di mana pasien remaja berusia 17 tahun sering marah-marah dan memecahkan jendela rumah, serta tidak dapat dikendalikan saat sedang marah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Perilaku Kekerasan.
SDKI:
Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko untuk bertindak atau berperilaku dengan cara yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada Risiko Perilaku Kekerasan adalah:
1. Pasien mampu mengidentifikasi pemicu perilaku kekerasan.
2. Pasien mampu mengendalikan perilaku kekerasan.
3. Pasien mampu menggunakan strategi koping yang efektif.
4. Pasien aman dari bahaya.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Risiko Perilaku Kekerasan meliputi:
1. Manajemen Amarah: Mengajarkan pasien teknik-teknik untuk mengontrol dan mengelola amarah.
2. Terapi Kognitif: Membantu pasien mengidentifikasi dan memodifikasi pola pikir yang maladaptif.
3. Pencegahan Agresi: Mengidentifikasi pemicu perilaku kekerasan dan mengembangkan strategi untuk mencegahnya.
4. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi pasien.
Dengan pendekatan berbasis standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengelola Risiko Perilaku Kekerasan pada pasien remaja tersebut. -
Article No. 1725 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan dengan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami perubahan pada kulit seperti kekeringan, ketegangan, dan mengilap yang dapat menandakan adanya gangguan integritas kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh edema, malnutrisi, dan gejala penyakit hati yang dialami pasien.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas, penurunan nafsu makan, dan kelelahan yang dapat menghambat kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit hati yang dialaminya.
3. Diagnosa Keperawatan: Resiko Perdarahan (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami gejala berak darah kehitaman yang menunjukkan adanya risiko perdarahan. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi penyakit hati yang dialaminya.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan, penurunan nafsu makan, dan edema yang dapat menunjukkan adanya gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit hati dan malnutrisi yang dialaminya.
5. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami nyeri perut, nyeri dada saat beraktivitas, dan sakit kepala yang dapat menunjukkan adanya nyeri akut. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit hati dan komplikasi yang dialaminya.
6. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas, batuk produktif dengan sputum putih cair, dan adanya sumbatan jalan napas yang dapat menunjukkan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit paru-paru yang dialaminya.
Standar Luaran Keperawatan (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan (SIKI) dapat digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan setiap diagnosa keperawatan yang teridentifikasi. -
Article No. 1726 | 09 Oct 2024
Klinis : seorang wanita 30 tahun masuk rumah sakit pukul 10.00 dengan puluhan utama mencret dan muntah klien mengatakan Dia muntah dan berak sejak subuh tadi badan terasa lemas dan perut terasa sakit melilit istri pasien mengatakan suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali nars mengkaji pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya ekstremitas terdapat dingin turgor kulit jelek kelopak mata tampak cekung mukosa bibir kering badan teraba panas tanda-tanda vital tekanan darah 100/70 mmhg frekuensi nadi 100 kali per menit ke berapa lemas pada nadi radialis suhu 38 derajat Celcius frekuensi pernapasan 22 kali per menit listrik lain mengatakan terakhir kencing jam 07.00 pagi tadi sampai sekarang belum ada kencing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
2. Risiko dehidrasi
3. Nyeri akut
Penjelasan Singkat:
1. Diare Akut
SDKI: Diare Akut
SLKI: Pemulihan Eliminasi Fekal
SIKI: Perawatan Diare
Diare akut adalah pengeluaran feses dalam jumlah yang berlebihan, lembek, atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari. Dapat disebabkan oleh infeksi, toksin, atau gangguan sistem pencernaan. Gejala yang muncul adalah frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses lembek atau cair, dan adanya rasa nyeri perut.
2. Risiko Dehidrasi
SDKI: Risiko Dehidrasi
SLKI: Pemulihan Cairan dan Elektrolit
SIKI: Terapi Cairan dan Elektrolit
Risiko dehidrasi adalah keadaan yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan dari tubuh. Pada kasus ini, pasien mengalami diare dan muntah yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Tanda-tanda yang muncul adalah ekstremitas terasa dingin, turgor kulit jelek, mukosa kering, dan pasien belum kencing sejak pagi.
3. Nyeri Akut
SDKI: Nyeri Akut
SLKI: Pengendalian Nyeri
SIKI: Manajemen Nyeri
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Pada kasus ini, pasien mengeluhkan nyeri perut yang terasa melilit, yang merupakan salah satu gejala dari diare akut.
Perawat perlu segera melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas, seperti:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian cairan dan elektrolit
- Pemberian analgesik untuk mengatasi nyeri
- Edukasi tentang diare dan manajemen cairan
- Evaluasi kondisi pasien secara berkala -
Article No. 1727 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita 30 tahun, masuk rumah sakit pukul 10.00 dengan keluhan utama mencret dan muntah. Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”. Ners mengkaji; pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya, extremitas teraba dingin, turgor kulit jelek, kelompak mata tampak cekung, mukosa bibir kering, badan teraba panas. TTV : Tekanan Darah.100/70 mmHg, Frekuensi Nadi. 110 x/menit, teratur, teraba lemah pada nadi radialis, Suhu 385C, Frekuensi pernapasan 22 x/menit, regular. Istri klien mengatakan “terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan data yang Anda berikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah dan diare yang ditandai dengan:
- Ekstremitas teraba dingin
- Turgor kulit jelek
- Kelompok mata tampak cekung
- Mukosa bibir kering
- Produksi urin yang menurun
2. Nyeri akut berhubungan dengan perikisis (kram perut) yang ditandai dengan:
- Pasien tampak kesakitan sambil memegang perut
- Keluhan nyeri pada perut yang terasa sakit melilit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang ditandai dengan:
- Pasien tampak lemah
- Frekuensi nadi cepat (110x/menit) dan lemah
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi definisi, faktor terkait, dan karakteristik diagnostik untuk setiap diagnosis keperawatan. Digunakan untuk menegakkan diagnosis keperawatan yang akurat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang berisi kumpulan aktivitas keperawatan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif.
Ketiganya merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 1728 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan saya muntah dan mencret sejak subuh tadi badan terasa lemas dan perut terasa sakit melihat istri pasien mengatakan suami saya ini muntah empat kali dan mencela tujuh kali terus mengkaji pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya Ekstremitas teraba dingin turgor kulit jelek Kelopak mata tampak cekung mukosa bibir kering badan teraba panas tekanan darah 100 / 70 mmHg frekuensi nadi 110 kali per menit teratur teraba lemah pada nadi radialis suhu 38°C frekuensi pernapasan 20 kali per menit reguler istri kalian mengatakan terakhir kencing 07.00 pagi sampai sekarang belum ada kencing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah yang ditandai dengan ekstremitas teraba dingin, turgor kulit jelek, kelopak mata tampak cekung, mukosa bibir kering, dan urine yang berkurang.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi normal cairan dan elektrolit dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang ditandai dengan ekstremitas hangat, turgor kulit baik, mukosa lembab, dan produksi urine normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan cairan masuk dan keluar, pemberian cairan intravena, edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya rehidrasi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan gastroenteritis yang ditandai dengan pasien memegang perut dan mengeluh sakit perut.
Penjelasan singkat:
SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat beraktivitas tanpa hambatan, dan dapat beradaptasi dengan nyeri.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pengkajian nyeri, pemberian analgetik, kompres hangat/dingin, dan edukasi manajemen nyeri.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan suhu badan pasien 38°C.
Penjelasan singkat:
SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal (>37,5°C) akibat peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh pasien kembali normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan suhu, pemberian obat antipiretik, kompres hangat/dingin, dan edukasi manajemen hipertermia. -
Article No. 1729 | 09 Oct 2024
Klinis : gangguan eliminasi urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan eliminasi urin.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Eliminasi Urin
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Eliminasi Urin didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi, volume, karakteristik, atau kemampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin yang tidak sesuai dengan pola normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan pola eliminasi urin adalah pasien dapat mempertahankan pola eliminasi urin yang normal, bebas dari komplikasi, dan mampu melakukan perawatan diri terkait eliminasi urin.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pola eliminasi urin meliputi:
1. Manajemen Urinasi
2. Perawatan Kateter Urin
3. Terapi Bladder Training
4. Edukasi Perawatan Diri Eliminasi Urin
5. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain (Misalnya Dokter Urologi)
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk memulihkan pola eliminasi urin yang normal, mencegah komplikasi, dan memampukan pasien untuk melakukan perawatan diri terkait eliminasi urin secara mandiri. -
Article No. 1730 | 09 Oct 2024
Klinis : gangguan interaksi sosial
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan interaksi sosial.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Interaksi Sosial
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Interaksi Sosial adalah ketidakmampuan individu untuk membangun, mempertahankan, dan mengembangkan hubungan interpersonal yang memuaskan. Karakteristik utama dari diagnosa ini adalah adanya kesulitan dalam berkomunikasi, memulai dan mempertahankan hubungan sosial, serta menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Interaksi Sosial adalah pasien dapat menunjukkan peningkatan dalam kemampuan interaksi sosial, seperti kemampuan berkomunikasi, memulai dan mempertahankan hubungan, serta berperilaku sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Interaksi Sosial meliputi:
a. Terapi kelompok, untuk meningkatkan keterampilan sosial dan mempraktikkan interaksi yang positif.
b. Bimbingan dan konseling, untuk membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi penyebab gangguan interaksi sosial.
c. Psikoedukasi, untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya interaksi sosial dan strategi mengembangkannya.
d. Modifikasi lingkungan, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan interaksi sosial pasien.
Sebagai pakar keperawatan, saya berharap penjelasan singkat ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI terkait Gangguan Interaksi Sosial. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 1731 | 09 Oct 2024
Klinis : hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas normal (>37,5°C) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas dari tubuh. Hipertermia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, lingkungan yang panas, atau reaksi obat.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan pada kondisi hipertermia adalah penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal (36,5-37,5°C), pemeliharaan hidrasi yang adekuat, dan tidak ada tanda-tanda komplikasi yang terkait dengan hipertermia.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Pemantauan suhu tubuh secara berkala
2. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Pengaturan lingkungan yang sejuk dan nyaman
4. Pemberian obat antipiretik jika diperlukan
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Sebagai perawat, saya akan bekerja dengan tim kesehatan lain untuk mengelola hipertermia pasien secara komprehensif dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 1732 | 09 Oct 2024
Klinis : hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipovolemia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipovolemia
Definisi:
Hipovolemia adalah penurunan volume cairan intravaskuler yang dapat menyebabkan penurunan curah jantung dan gangguan perfusi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Terkompensasi
2. Hemodinamik Stabil
3. Keseimbangan Cairan Terpelihara
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Pemantauan Hemodinamik
3. Pencegahan Perdarahan
Penjelasan Singkat:
Hipovolemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perdarahan, dehidrasi, atau kehilangan cairan berlebihan. Tujuan utama perawatan adalah untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, menjaga stabilitas hemodinamik, dan mempertahankan keseimbangan cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen cairan (misalnya pemberian cairan intravena), pemantauan hemodinamik (seperti pemantauan tanda-tanda vital), dan pencegahan perdarahan (jika perlu). Perawat harus bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penatalaksanaan hipovolemia yang optimal bagi pasien.