Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19947 | 22 Jul 2025
Klinis : Manajemen Nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Manajemen Nyeri.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Manajemen Nyeri adalah "Nyeri Akut". Definisi dari diagnosa ini adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut merupakan nyeri yang baru muncul dan dapat diharapkan untuk sembuh dalam waktu yang terbatas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Pasien menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
4. Pasien menunjukkan pemahaman tentang penyebab, faktor yang mempengaruhi, dan penatalaksanaan nyeri.
5. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Nyeri:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus).
b. Berikan tindakan farmakologis sesuai dengan resep dokter.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dan terapi musik.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain) untuk penatalaksanaan nyeri yang komprehensif.
2. Manajemen Lingkungan:
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk memfasilitasi istirahat dan tidur.
b. Kurangi stimulasi yang dapat memperparah nyeri (suara bising, cahaya terang, dan lain-lain).
3. Edukasi Kesehatan:
a. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyebab, faktor yang mempengaruhi, dan penatalaksanaan nyeri.
b. Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam manajemen nyerinya.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan mengelola nyeri secara efektif. -
Article No. 19948 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien bingung, marah2, membenturkan badan, memukuli kepala, susah tidur, makan minum sedikit, komunikasi kurang terarah, labil, gelisah, tak tenang ditempat, mondar mandir, sulit menerima saran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis komprehensif untuk kondisi yang Anda deskripsikan, sesuai dengan standar Diagnosis Keperawatan SDKI, Luaran Keperawatan SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI. Tone yang saya gunakan adalah akademis, dengan persona sebagai seorang pakar dan perawat.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengontrol perilaku agresif terhadap diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Penyebab: Faktor psikologis, biologis, sosial, dan situasional yang berkontribusi pada perilaku agresif.
Karakteristik: Membenturkan badan, memukuli kepala, marah-marah, gelisah, dan tidak tenang di tempat.
2. Gangguan Proses Pikir
Definisi: Perubahan dalam proses berpikir yang ditandai dengan ketidakmampuan berpikir secara logis, realistis, dan adaptif.
Penyebab: Faktor biologis, psikologis, dan lingkungan yang mempengaruhi fungsi kognitif.
Karakteristik: Bingung, komunikasi kurang terarah, dan sulit menerima saran.
3. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat dan restful.
Penyebab: Faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan yang mengganggu kualitas dan kuantitas tidur.
Karakteristik: Susah tidur.
4. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi
Definisi: Risiko mengalami ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
Penyebab: Faktor fisik, psikologis, dan sosial yang memengaruhi asupan nutrisi.
Karakteristik: Makan minum sedikit.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan perilaku yang tidak adaptif.
Indikator: Menurunnya frekuensi dan intensitas perilaku agresif, peningkatan kemampuan mengekspresikan kemarahan secara asertif, dan meningkatnya kemampuan menggunakan strategi koping yang efektif.
2. Proses Pikir Lancar
Definisi: Kemampuan individu untuk berpikir secara logis, realistis, dan adaptif.
Indikator: Komunikasi yang terarah, kemampuan memecahkan masalah, dan penerimaan terhadap saran yang diberikan.
3. Kualitas Tidur Membaik
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan pola tidur yang adekuat dan restful.
Indikator: Peningkatan durasi dan kualitas tidur, serta pengurangan keluhan sulit tidur.
4. Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
Indikator: Peningkatan asupan makanan dan minuman, serta pemeliharaan berat badan yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kontrol Perilaku
a. Identifikasi faktor-faktor pemicu perilaku agresif
b. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
c. Fasilitasi partisipasi dalam aktivitas yang menenangkan
d. Berikan dukungan emosional dan batasi stimulasi berlebihan
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan mental untuk pengobatan, jika diperlukan
2. Stimulasi Proses Pikir
a. Evaluasi fungsi kognitif secara komprehensif
b. Berikan lingkungan yang tenang dan mendukung
c. Latih kemampuan problem-solving dan pengambilan keputusan
d. Dorong partisipasi dalam aktivitas yang meningkatkan konsentrasi
e. Kolaborasi dengan terapis okupasi atau psikolog, jika diperlukan
3. Peningkatan Kualitas Tidur
a. Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur
b. Terapkan teknik relaksasi sebelum tidur
c. Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur
d. Berikan edukasi tentang perilaku tidur yang sehat
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan, jika diperlukan
4. Peningkatan Nutrisi
a. Evaluasi status nutrisi secara komprehensif
b. Berikan makanan yang menarik dan sesuai preferensi pasien
c. Dampingi pasien saat makan dan dorong untuk menghabiskan makanan
d. Berikan makanan tambahan, jika diperlukan
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk rencana diet yang sesuai
Dalam memberikan asuhan keperawatan, penting untuk mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara holistik, melibatkan keluarga, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 19949 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien bingung, komunikasi kurang terarah, labil, gelisah, tak tenang ditempat, mondar mandir, sulit menerima saran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rekomendasi terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang bingung, komunikasi kurang terarah, labil, gelisah, tak tenang di tempat, mondar-mandir, dan sulit menerima saran adalah "Risiko Perilaku Kekerasan". Risiko Perilaku Kekerasan didefinisikan sebagai "Risiko mengalami tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan".
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang terkendali.
2. Pasien dapat menggunakan koping yang efektif untuk mengatasi ketegangan.
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam perencanaan asuhan keperawatan.
4. Pasien dapat menunjukkan penurunan tanda-tanda perilaku kekerasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Menciptakan lingkungan yang aman
- Mengatur lingkungan untuk mengurangi stimulasi berlebihan
- Memastikan ketersediaan ruang tenang atau tempat yang aman bagi pasien
- Mengawasi pasien secara kontinyu untuk mencegah cedera pada diri sendiri atau orang lain
2. Manajemen Perilaku
- Mengidentifikasi faktor pencetus perilaku kekerasan
- Membantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif
- Memberikan reinforcement positif ketika pasien menunjukkan perilaku yang diinginkan
- Melibatkan pasien dalam perencanaan asuhan keperawatan
3. Terapi Modalitas
- Memberikan terapi aktivitas untuk membantu pasien menyalurkan energi yang berlebih
- Memfasilitasi terapi kelompok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial pasien
4. Kolaborasi
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain (psikolog, psikiater, terapis okupasi) untuk mengevaluasi kondisi pasien dan memberikan intervensi yang komprehensif
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan untuk mendukung pemulihan pasien
Penerapan intervensi-intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu pasien mengatasi risiko perilaku kekerasan, meningkatkan kemampuan koping, dan mencapai luaran yang diharapkan. Perawat harus terus mengevaluasi efektivitas intervensi dan menyesuaikannya sesuai dengan respon pasien. -
Article No. 19950 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien bingung, komunikasi kurang terarah, labil, gelisah, tak tenang ditempat, mondar mandir, sulit menerima saran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rincian yang komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah: Perubahan Proses Pikir Tidak Efektif. Pasien menunjukkan gejala-gejala seperti bingung, komunikasi kurang terarah, labil, gelisah, tidak tenang di tempat, mondar-mandir, dan sulit menerima saran, yang merupakan ciri-ciri dari diagnosa ini.
Perubahan Proses Pikir Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk berpikir dengan jelas, logis, dan terorganisir, yang menghambat fungsi sehari-hari. Diagnosis ini mengindikasikan adanya gangguan pada proses kognitif dan persepsi pasien.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Peningkatan Orientasi: Pasien dapat menunjukkan orientasi yang membaik terhadap waktu, tempat, dan orang.
2. Peningkatan Kemampuan Komunikasi: Pasien dapat berkomunikasi dengan lebih terarah dan efektif.
3. Penurunan Kecemasan: Pasien dapat menunjukkan penurunan tanda-tanda kecemasan, seperti gelisah dan tidak tenang.
4. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah: Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah dan menerima saran.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Manajemen Lingkungan:
- Ciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan terkendali.
- Atur pencahayaan, suara, dan aktivitas di sekitar pasien.
- Minimalisir stimulasi yang berlebihan.
2. Terapi Kognitif:
- Bantu pasien untuk memfokuskan perhatian dan meningkatkan orientasi.
- Gunakan teknik pengulangan dan penggunaan isyarat visual/auditori.
- Latih pasien untuk memecahkan masalah secara bertahap.
3. Dukungan Emosional:
- Berikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada pasien.
- Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaan dan mengurangi kecemasan.
- Dorong partisipasi keluarga dalam memberikan dukungan.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengelola gejala dan meningkatkan fungsi.
- Libatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 19951 | 22 Jul 2025
Klinis : resiko cedera
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi mengenai Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan ketentuan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "risiko cedera".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (00035)
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik yang dapat mengganggu integritas tubuh dan fungsi fisiologis.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00035
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik yang dapat mengganggu integritas tubuh dan fungsi fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01001
Definisi: Pasien bebas dari cedera fisik selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: NIC 6490
Definisi: Pencegahan dan perlindungan terhadap cedera fisik yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa pengelolaan risiko cedera merupakan salah satu prioritas utama dalam praktik keperawatan. Dengan mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko, perawat dapat membantu pasien untuk mencegah terjadinya cedera dan mempertahankan keselamatan dan kesejahteraan mereka selama perawatan.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut atau memiliki pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19952 | 22 Jul 2025
Klinis : Os buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi **os buram** (mata buram/penglihatan kabur):
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan (SDKI Code: 00120)**
*Definisi:* Perubahan dalam jumlah atau pola stimulasi yang diterima disertai dengan distorsi, kurangnya interpretasi, atau gangguan respons terhadap stimulasi penglihatan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Gangguan fungsi organ penglihatan (misal: refraksi, katarak, glaukoma, retinopati)
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Gangguan transmisi impuls saraf optik
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kemampuan Penglihatan Meningkat (SLKI Code: 1306)**
*Kriteria Evaluasi:*
- Klien mampu mengenali objek pada jarak normal.
- Klien melaporkan penurunan keluhan penglihatan kabur.
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan adaptasi penglihatan yang memadai.
**Indikator:**
1. Ketajaman penglihatan dalam rentang normal atau sesuai potensi maksimal.
2. Tidak mengeluh silau atau distorsi visual.
3. Menggunakan alat bantu penglihatan (jika diperlukan) dengan tepat.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**1. Manajemen Gangguan Penglihatan (SIKI Code: 6490)**
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik perlindungan mata (misal: pencahayaan cukup, hindari paparan debu).
- Anjurkan pemeriksaan mata rutin ke tenaga profesional.
- Kolaborasi dengan dokter untuk koreksi penglihatan (kacamata, lensa, atau tindakan medis).
**2. Edukasi Kesehatan Mata (SIKI Code: 5604)**
*Tindakan:*
- Berikan informasi tentang penyebab os buram dan pencegahannya.
- Latih klien dalam penggunaan alat bantu penglihatan (jika ada).
- Anjurkan diet kaya vitamin A dan antioksidan untuk kesehatan mata.
---
### **Catatan Akademik**
- **SDKI, SLKI, SIKI** merupakan standar yang dikembangkan PPNI untuk menyeragamkan dokumentasi asuhan keperawatan berbasis evidence-based practice.
- **Os buram** dapat terkait dengan gangguan refraksi, penyakit sistemik (diabetes, hipertensi), atau proses degeneratif. Perlu assessment lebih lanjut (misal: Snellen chart, funduskopi).
- Intervensi harus disesuaikan dengan etiologi dan kebutuhan spesifik klien.
Semoga penjelasan ini membantu dalam praktik klinis. Jika memerlukan rujukan lebih mendalam, silakan merujuk pada *Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi Terbaru* oleh PPNI. -
Article No. 19953 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien merasa lemas, hemoglobin 6,9
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang merasa lemas dengan kadar hemoglobin 6,9, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Kekurangan Volume Cairan" (Defisit Volume Cairan). Kondisi ini ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin yang merupakan salah satu indikator terjadinya kekurangan volume cairan dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Hidrasi Adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, seperti mukosa lembab, turgor kulit baik, dan produksi urin yang cukup.
2. Kadar Hemoglobin Membaik: Kadar hemoglobin pasien meningkat ke rentang normal, yaitu 12-16 g/dL.
3. Tidak Ada Tanda-Tanda Dehidrasi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti takikardia, hipotensi, dan penurunan berat badan.
4. Tidak Ada Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat kekurangan volume cairan, seperti gangguan kardiovaskular atau gagal ginjal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Cairan:
- Lakukan pemantauan intake dan output cairan secara ketat.
- Pantau tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
- Evaluasi tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, mukosa, dan produksi urin.
2. Pemberian Cairan:
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti Ringer Laktat atau Normal Saline.
- Hitung kebutuhan cairan pasien berdasarkan kondisi klinis, berat badan, dan kehilangan cairan.
- Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan.
3. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
- Dorong pasien untuk meningkatkan konsumsi cairan oral, seperti air putih, jus buah, atau sup.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama proses pemulihan.
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan:
- Berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana terapi yang sesuai, seperti pemberian obat-obatan atau transfusi darah.
- Koordinasikan dengan ahli gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
- Konsultasikan dengan petugas laboratorium untuk memantau perkembangan kadar hemoglobin.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan pemulihan yang optimal. -
Article No. 19954 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien merasa lemas, hemoglobin 6,9
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk pasien dengan kondisi **lemas dan hemoglobin 6,9 g/dL** (anemia berat), sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0016** – **Intoleransi Aktivitas** berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh sekunder terhadap anemia (Hb rendah).
**Penjelasan:**
- **Definisi (SDKI):** Ketidakmampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara adekuat akibat ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik.
- **Faktor Penyebab:** Penurunan kadar hemoglobin (Hb 6,9 g/dL) mengakibatkan gangguan transport oksigen ke jaringan, sehingga pasien mengalami lemas dan kelelahan.
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.04012** – **Toleransi Aktivitas Meningkat**
**Kriteria Evaluasi (SLKI):**
1. Pasien melaporkan penurunan keluhan lemas (skala subjektif).
2. Tanda vital stabil (denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas dalam rentang normal saat aktivitas).
3. Hemoglobin meningkat mendekati nilai normal (target Hb >10 g/dL).
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.09011** – **Manajemen Anemia**
**Tindakan (SIKI):**
1. **Monitor tanda vital dan saturasi oksigen** (untuk menilai kompensasi tubuh terhadap hipoksia).
2. **Kolaborasi pemberian transfusi darah** (jika indikasi klinis berat).
3. **Edukasi diet tinggi zat besi dan vitamin B12** (sayuran hijau, daging, hati, suplemen Fe).
4. **Atur jadwal aktivitas dengan istirahat cukup** (untuk menghemat energi).
5. **Observasi tanda kelelahan** (pucat, takikardia, sesak napas saat aktivitas).
---
### **Catatan Akademis/Praktik Berbasis Bukti**
- **Anemia dengan Hb <7 g/dL** termasuk kategori berat dan berisiko menyebabkan gagal jantung high-output.
- **Transfusi darah** dipertimbangkan jika pasien simtomatik (sesak, nyeri dada, atau penurunan kesadaran).
- **Pemeriksaan lanjutan** (misalnya: retikulosit, feritin, atau endoskopi) diperlukan untuk menentukan etiologi anemia.
---
Format ini memenuhi standar **PPNI** dengan pendekatan **evidence-based practice** dan dapat digunakan dalam dokumentasi keperawatan atau perencanaan asuhan. Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan kondisi spesifik pasien, faktor risiko tambahan perlu dievaluasi.
**Referensi:**
- Buku *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 6*.
- Buku *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 5*.
- PPNI. (2023). *Panduan Praktik Keperawatan Mandiri*. -
Article No. 19955 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien merasa lemas, hemoglobin 6,9
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu merasa lemas dengan kadar hemoglobin 6,9 g/dL, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisiologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10001
b. Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10001
b. Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10001
b. Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu mencapai kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien yang merasa lemas dengan kadar hemoglobin 6,9 g/dL menunjukkan adanya intoleransi aktivitas. Hal ini terjadi karena penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen ke jaringan, sehingga pasien mengalami keterbatasan fisiologis dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perawat perlu melakukan intervensi yang bertujuan untuk membantu pasien mencapai kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan. -
Article No. 19956 | 22 Jul 2025
Klinis : hemoglobin 6,9, pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan rekomendasi terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi dengan hemoglobin 6,9 dan tampak pucat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh" (00002). Kondisi ini ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin di bawah normal (6,9 g/dL) dan tampak pucat, yang mengindikasikan adanya defisiensi nutrisi, khususnya zat besi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan kadar hemoglobin ke rentang normal (12-16 g/dL untuk wanita, 14-18 g/dL untuk pria).
2. Peningkatan toleransi aktivitas sehari-hari.
3. Peningkatan kualitas hidup terkait kesehatan.
4. Pemahaman pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat dan cara meningkatkan asupan zat besi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitoring tanda-tanda vital, terutama kadar hemoglobin, secara berkala.
2. Pemberian suplemen zat besi sesuai dengan resep dokter.
3. Edukasi tentang sumber makanan kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
4. Konseling gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang kaya zat besi.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab anemia dan penanganan yang sesuai.
6. Pemantauan respon pasien terhadap intervensi, termasuk pemantauan kadar hemoglobin dan tanda-tanda vital.
7. Pemberian dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan dan mengubah pola makan.
8. Evaluasi efektivitas intervensi dan penyesuaian rencana asuhan keperawatan sesuai dengan perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh" dipilih karena kondisi pasien dengan kadar hemoglobin rendah (6,9 g/dL) dan tampak pucat menunjukkan adanya defisiensi nutrisi, khususnya zat besi. Hal ini dapat menyebabkan anemia dan mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.
Luaran/output yang diharapkan meliputi peningkatan kadar hemoglobin ke rentang normal, peningkatan toleransi aktivitas sehari-hari, peningkatan kualitas hidup terkait kesehatan, dan pemahaman pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat serta cara meningkatkan asupan zat besi. Capaian luaran ini akan menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mengatasi masalah anemia yang dialami pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital dan kadar hemoglobin, pemberian suplemen zat besi, edukasi tentang sumber makanan kaya zat besi, konseling gizi, kolaborasi dengan dokter, pemantauan respon pasien, pemberian dukungan emosional dan motivasi, serta evaluasi efektivitas intervensi. Rangkaian intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi, khususnya zat besi, sehingga dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan mengatasi kondisi anemia pada pasien.