Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1652 | 09 Oct 2024
Klinis : Tujuan Seorang pasien perempuan usia 60 tahun di rawat dibangsal penyakit dalam pasien mengalami hipertensi, hasil pengkajian diperoleh data : T ; 170/110 mmHg, Nadi : 80x/mnt, R : 18x/mnt, s : 37 o C, pasien mengeluh pusing hingga sempoyongan, pasien mempunyai riwayat jatuh 1 minggu yang lalu di kamar mandi. Pasien saat ini terpasang infus RL 20 tetes per menit. pasien mampu kekamar mandi sendiri meskipun jalannya harus pegangan perabot disekitar . Pasien kadang lupa bila terpasang infus dan masih lemah, pasien mendapat terapi : paracetamol 3X500 mg, nifedipin 1x30mg, oksigen 3lt/mnt, furosemid 3X 1 tab
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh berhubungan dengan kelemahan fisik, riwayat jatuh, dan lingkungan.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh: Keadaan yang rentan atau mudah terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Integritas Fisik: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi tubuh yang normal.
- Mobilitas: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pencegahan Jatuh: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada pasien.
- Manajemen Lingkungan: Tindakan yang dilakukan untuk menjaga lingkungan agar aman bagi pasien.
Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
- Perawat harus melakukan pengkajian risiko jatuh pada pasien dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko jatuh.
- Perawat harus menyusun rencana intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya jatuh, seperti memodifikasi lingkungan, memantau mobilitas pasien, dan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.
- Perawat harus melakukan evaluasi terhadap efektivitas intervensi yang dilakukan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. -
Article No. 1653 | 09 Oct 2024
Klinis : Intervensi dari kasus Seorang pasien perempuan usia 60 tahun di rawat dibangsal penyakit dalam pasien mengalami hipertensi, hasil pengkajian diperoleh data : T ; 170/110 mmHg, Nadi : 80x/mnt, R : 18x/mnt, s : 37 o C, pasien mengeluh pusing hingga sempoyongan, pasien mempunyai riwayat jatuh 1 minggu yang lalu di kamar mandi. Pasien saat ini terpasang infus RL 20 tetes per menit. pasien mampu kekamar mandi sendiri meskipun jalannya harus pegangan perabot disekitar . Pasien kadang lupa bila terpasang infus dan masih lemah, pasien mendapat terapi : paracetamol 3X500 mg, nifedipin 1x30mg, oksigen 3lt/mnt, furosemid 3X 1 tab
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta intervensi keperawatan untuk kasus seorang pasien perempuan usia 60 tahun yang dirawat di bangsal penyakit dalam dengan hipertensi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh berhubungan dengan riwayat jatuh dan kelemahan fisik.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan hipertensi.
3. Kurang Pengetahuan tentang Regimen Pengobatan berhubungan dengan kondisi pasien.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh: Keadaan yang rentan terhadap jatuh, yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral: Penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral.
- Kurang Pengetahuan: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan kondisi, pengobatan, prosedur perawatan, dan rencana perawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko Jatuh: Bebas dari cidera akibat jatuh.
- Perfusi Jaringan Serebral Efektif: Aliran darah ke otak yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Pengetahuan tentang Regimen Pengobatan: Pasien memahami dan dapat menjelaskan informasi yang berkaitan dengan regimen pengobatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Risiko Jatuh: Intervensi untuk meminimalkan risiko dan cedera akibat jatuh.
- Manajemen Hipertensi: Intervensi untuk mengontrol tekanan darah tinggi.
- Edukasi Pengobatan: Intervensi untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang regimen pengobatan.
Intervensi Keperawatan:
1. Risiko Jatuh:
- Identifikasi faktor risiko jatuh pada pasien.
- Berikan bantuan mobilisasi dan alat bantu yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral:
- Monitor tekanan darah, nadi, dan tanda-tanda vital lainnya secara berkala.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pengelolaan hipertensi.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat dan menghindari aktivitas yang berlebihan.
3. Kurang Pengetahuan tentang Regimen Pengobatan:
- Identifikasi tingkat pemahaman pasien tentang pengobatan.
- Berikan edukasi mengenai tujuan, jadwal, cara pemberian, dan efek samping obat-obatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait pemberian informasi pengobatan. -
Article No. 1654 | 09 Oct 2024
Klinis : Istri mengatakan “terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengeluaran urin yang adekuat
2. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi saluran kemih
3. Tidak terdapat komplikasi akibat retensi urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan intake dan output cairan
2. Pemberian terapi farmakologis sesuai indikasi
3. Kateterisasi kandung kemih jika diperlukan
4. Edukasi terkait perawatan diri dan pencegahan komplikasi
Dalam kasus ini, istri pasien mengatakan tidak dapat berkemih sejak pagi tadi, yang menunjukkan adanya retensi urin. Sebagai perawat, saya akan melakukan pemantauan tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta membantu pasien dalam penanganan retensi urin sesuai dengan standar praktik keperawatan. Jika diperlukan, dapat dilakukan kateterisasi kandung kemih untuk membantu pengeluaran urin. Selain itu, edukasi mengenai perawatan diri dan pencegahan komplikasi juga sangat penting dilakukan. -
Article No. 1655 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien mencret dan muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
2. Mual dan Muntah
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Diare:
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
- Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, reaksi obat, stres, penyakit kronis.
- Gejala: Feses cair/lembek, sering buang air besar, kram perut, dehidrasi.
2. Mual dan Muntah:
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk memuntahkan isi perut.
- Penyebab: Infeksi, reaksi obat, gangguan gastrointestinal, stres, chemotherapy.
- Gejala: Rasa tidak nyaman di perut, ingin memuntahkan isi perut, lemas, dehidrasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Diare:
- Outcome: Pola defekasi kembali normal, tidak terjadi dehidrasi.
- Indikator: Frekuensi BAB menurun, konsistensi feses normal, tanda-tanda dehidrasi teratasi.
2. Mual dan Muntah:
- Outcome: Gejala mual dan muntah teratasi, tidak terjadi dehidrasi.
- Indikator: Frekuensi muntah menurun, tidak ada rasa mual, tanda-tanda dehidrasi teratasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diare:
- Intervensi: Pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan oral/parenteral, pemberian obat antidiare, edukasi diet.
2. Mual dan Muntah:
- Intervensi: Pemantauan tanda vital, pemberian antiemetik, manajemen diet, manajemen lingkungan, edukasi. -
Article No. 1656 | 09 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang disampaikan oleh klien, yaitu "Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit", diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Mual dan Muntah (Nausea & Vomiting)
Definisi: Pengalaman tidak menyenangkan yang disebabkan oleh dorongan untuk memuntahkan isi lambung.
2. Nyeri Akut (Acute Pain)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Mual dan Muntah
- Faktor yang berhubungan: Gangguan gastrointestinal, infeksi, obat-obatan, stres, kecemasan
- Karakteristik: Rasa ingin muntah, muntah, mual, perut tegang
2. Nyeri Akut
- Faktor yang berhubungan: Kerusakan jaringan, infeksi, obat-obatan
- Karakteristik: Ekspresi wajah, perubahan tanda vital, gelisah, posisi menghindari nyeri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mual dan Muntah
- Outcome: Bebas mual dan muntah, Kesejahteraan psikologis membaik
- Indikator: Frekuensi mual dan muntah berkurang, Ekspresi wajah rileks, Keinginan makan meningkat
2. Nyeri Akut
- Outcome: Nyeri terkontrol, Kenyamanan meningkat
- Indikator: Skala nyeri menurun, Pola tidur membaik, Aktivitas sehari-hari meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Mual dan Muntah
- Intervensi: Manajemen mual dan muntah, Perawatan nutrisi, Pemberian antiemetik
2. Nyeri Akut
- Intervensi: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, Pemberian analgesik
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat akan melakukan pengkajian yang lengkap, menetapkan diagnosis keperawatan, merencanakan intervensi yang sesuai, dan melakukan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan outcome yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 1657 | 09 Oct 2024
Klinis : Diagnosa keperawatan bisa berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari langkah penilaian sebelumnya. Berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada anak dengan Nefrotik Sindrom, disertai dengan penjelasan dan justifikasi untuk setiap diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi anak dengan Nefrotik Sindrom. Sebagai perawat profesional, saya akan menggunakan tone akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan Anak dengan Nefrotik Sindrom:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan: Anak dengan Nefrotik Sindrom sering mengalami hipoalbuminemia, yang dapat menyebabkan edema dan malnutrisi. Intake nutrisi yang tidak adekuat juga dapat terjadi akibat anoreksia, mual, dan muntah.
- Justifikasi (SDKI): Kriteria Diagnostik SDKI - Berat Badan Tidak Sesuai Usia, Anoreksia, Intake Makanan Tidak Adekuat.
- SLKI: Tujuan - Kecukupan Nutrisi Terpenuhi, Indikator - Berat Badan Sesuai Usia, Asupan Makanan Adekuat.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Nutrisi, Pemantauan Berat Badan, Edukasi Gizi.
2. Resiko Infeksi
- Penjelasan: Anak dengan Nefrotik Sindrom memiliki risiko tinggi mengalami infeksi, seperti pneumonia, peritonitis, atau sepsis, akibat penurunan imunitas dan edema.
- Justifikasi (SDKI): Kriteria Diagnostik SDKI - Riwayat Infeksi, Edema, Penurunan Jumlah Leukosit.
- SLKI: Tujuan - Bebas Infeksi, Indikator - Tidak Ada Tanda-Tanda Infeksi, Jumlah Leukosit Normal.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Infeksi, Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi, Pemberian Antibiotik.
3. Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan: Anak dengan Nefrotik Sindrom dapat mengalami kelelahan dan penurunan toleransi aktivitas akibat edema, anemia, dan malnutrisi.
- Justifikasi (SDKI): Kriteria Diagnostik SDKI - Kelelahan, Edema, Penurunan Kadar Hemoglobin.
- SLKI: Tujuan - Toleransi Aktivitas Meningkat, Indikator - Mampu Melakukan Aktivitas Sehari-hari.
- SIKI: Intervensi - Manajemen Aktivitas, Peningkatan Energi, Edukasi Aktivitas.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan acuan yang digunakan oleh perawat di Indonesia dalam melakukan proses keperawatan, mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Penerapannya dapat membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan. -
Article No. 1658 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 7 tahun dirawat dibangsal penyakit anak. Pasien adalah penderita epilepsi. Riwayat sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami panas yang kemudian kejang jatuh di sekolahnya. Saat ini pasien mengalami demam dan pusing, pasien gelisah , sering ingin turun tempat tidur untuk bermain. , hasil pemeriksaaan tanda-tanda vital TV : TD: 90/60 mmhg, Frekeunsi nadi : 92X/mnt, S : 39OC, frekuensi napas : 28x/mnt. Pasien mendapatkan terapi diazepam per iv dan infus RL 10 tetes permenit,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera akut berhubungan dengan episode kejang.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
3. Ketidakstabilan tanda-tanda vital berhubungan dengan kondisi medis.
4. Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan kecemasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko cedera akut: Kondisi rentan terhadap cedera fisik karena adanya gangguan fisiologis, lingkungan, atau situasi.
2. Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kemampuan pengeluaran panas.
3. Ketidakstabilan tanda-tanda vital: Variasi dari nilai normal pada satu atau lebih tanda-tanda vital yang mengindikasikan kondisi medis.
4. Perubahan pola tidur: Perubahan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidak terjadi cedera, mempertahankan integritas kulit, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
2. Suhu tubuh kembali normal, gejala dan tanda-tanda infeksi tidak ada.
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
4. Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak merasa lelah saat bangun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen risiko jatuh, tatalaksana kejang, dan perawatan luka.
2. Manajemen demam, pemantauan tanda-tanda vital, dan pemberian terapi antipiretik.
3. Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, dan manajemen medikasi.
4. Peningkatan kenyamanan tidur, manajemen nyeri, dan pengaturan lingkungan.
Secara umum, penanganan pasien epilepsi dengan demam dan gejala lainnya memerlukan upaya stabilisasi tanda-tanda vital, manajemen kejang dan demam, serta pemantauan yang ketat untuk mencegah komplikasi. Kolaborasi dengan tim medis sangat penting dalam penanganan kasus ini. -
Article No. 1659 | 09 Oct 2024
Klinis : Diagnosa Dehidrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Dehidrasi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
Penyebab:
Penyebab utama dari kondisi Dehidrasi adalah kehilangan cairan yang berlebihan, baik melalui rute gastrointestinal (diare, muntah), rute renal (poliuria), atau rute kulitaneus (keringat berlebih). Hal ini dapat terjadi akibat asupan cairan yang tidak memadai, gangguan mekanisme pengaturan cairan, atau kondisi patologis lainnya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Indikator diagnostik utama meliputi: Penurunan volume cairan, Peningkatan konsentrasi urin, Peningkatan denyut nadi, Peningkatan suhu tubuh, Penurunan turgor kulit, Penurunan tekanan darah, dan Kelelahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan utama asuhan keperawatan adalah Keseimbangan Cairan yang Memadai, dengan indikator hasil seperti: Mempertahankan volume cairan yang adekuat, Mempertahankan konsentrasi elektrolit yang normal, dan Mempertahankan status asam-basa yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan utama meliputi: Pemantauan tanda-tanda vital, Pemantauan input-output cairan, Pemberian cairan intravena, Edukasi tentang asupan cairan yang adekuat, dan Kolaborasi pemberian obat-obatan (jika diperlukan).
Dengan pendekatan holistik dan berpusat pada pasien, perawat dapat berperan penting dalam memantau, mengevaluasi, dan mengelola kondisi Dehidrasi secara komprehensif untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 1660 | 09 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
Mual dan Muntah Berhubungan dengan Gastritis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Mual dan Muntah adalah pengalaman subjektif tidak nyaman yang disertai dengan keinginan untuk memuntahkan isi lambung. Kondisi ini berhubungan dengan Gastritis, yaitu peradangan pada lapisan dalam perut (mukosa lambung) yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, mual, dan muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Klien dapat Mengendalikan Mual dan Muntah, dengan kriteria hasil: (1) Klien melaporkan mual dan muntah berkurang, (2) Klien mampu mengidentifikasi faktor pencetus mual dan muntah, (3) Klien mampu melakukan tindakan mandiri untuk mencegah atau mengurangi mual dan muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan antara lain: (1) Manajemen Mual dan Muntah, untuk membantu klien mengatasi mual dan muntah, (2) Manajemen Nyeri, untuk membantu mengurangi rasa sakit di perut, (3) Peningkatan Nutrisi, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi kondisi mual, muntah, dan nyeri perut yang dialami klien. -
Article No. 1661 | 09 Oct 2024
Klinis : terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Berkemih (Urinary Retention)
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, dimana pasien terakhir kencing pada pukul 7 pagi dan sampai saat ini belum bisa berkemih, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Berkemih atau Urinary Retention.
Urinary Retention adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap, sehingga urin tetap tertahan dalam kandung kemih. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obstruksi mekanis, gangguan saraf, atau masalah pada otot-otot kandung kemih.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah penjelasan singkat terkait kondisi tersebut:
SDKI: Gangguan Berkemih
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Penyebab: Obstruksi mekanis, gangguan saraf, atau masalah pada otot-otot kandung kemih.
SLKI: Pengeluaran Urin Adekuat
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengeluarkan urin dengan lancar dan lengkap.
SIKI: Manajemen Gangguan Berkemih
Intervensi: Identifikasi penyebab, pantau intake dan output cairan, fasilitasi berkemih, lakukan perawatan kandung kemih, dan berikan edukasi terkait manajemen gangguan berkemih.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi masalah gangguan berkemih yang dialami oleh pasien.