Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1622 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal sejak lama dan hilang timbul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan energi, kekuatan, atau sumber daya. Dalam kasus ini, pasien datang dengan keluhan gatal-gatal yang hilang timbul, yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penyebab: Nyeri, pruritus (gatal), keletihan, dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
Karakteristik: Perasaan cepat lelah, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi terhadap aktivitas meningkat
2. Energi terpelihara
3. Kenyamanan meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen aktivitas
2. Manajemen energi
3. Manajemen nyeri
4. Manajemen pruritus (gatal)
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas
- Mengajarkan teknik-teknik konservasi energi
- Memberikan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri dan gatal
- Memantau tanda-tanda vital dan respons tubuh terhadap aktivitas
- Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga
Dengan penerapan SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien meningkatkan toleransi aktivitas, mempertahankan energi, dan meningkatkan kenyamanan secara keseluruhan. -
Article No. 1623 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal-Gatal)
Penjelasan:
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti reaksi alergi, infeksi, penyakit kulit, atau kondisi sistemik lainnya.
SDKI:
- Definisi: Pengalaman tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
- Karakteristik Mayor: Keinginan untuk menggaruk, rasa gatal, kulit kering.
- Faktor Terkait: Reaksi alergi, infeksi, penyakit kulit, kondisi sistemik.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien melaporkan penurunan rasa gatal, meningkatnya integritas kulit, dan kemampuan mengatasi gatal-gatal.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Pruritus, yang meliputi tindakan seperti mengidentifikasi dan menghindari pemicu, memberikan terapi topikal, dan mengajarkan teknik pengelolaan gatal-gatal.
Jadi, dalam kasus ini, perawat akan fokus pada identifikasi penyebab, manajemen gejala, dan edukasi pasien untuk mengatasi keluhan gatal-gatal yang dialami. -
Article No. 1624 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal gatal dan hilang timbul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal-Gatal)
Definisi:
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
Faktor Terkait:
- Iritasi kulit
- Reaksi alergi
- Infeksi kulit
- Gangguan metabolik
Karakteristik Definisi:
- Sensasi gatal pada kulit
- Keinginan untuk menggaruk
- Lesi kulit akibat garukan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Intensitas Gatal
- Penyembuhan Lesi Kulit
- Manajemen Diri Gatal-Gatal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Gatal
- Perawatan Kulit
- Edukasi Gatal-Gatal
Penjelasan Singkat:
Pruritus atau gatal-gatal merupakan kondisi umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti iritasi kulit, reaksi alergi, infeksi kulit, atau gangguan metabolik. Pasien akan mengeluhkan sensasi gatal pada kulit dan keinginan untuk menggaruk, yang dapat menyebabkan lesi kulit akibat garukan. Tujuan penanganan keperawatan adalah menurunkan intensitas gatal, menyembuhkan lesi kulit, dan membantu pasien dalam mengelola gatal-gatal secara mandiri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen gatal, perawatan kulit, dan edukasi terkait gatal-gatal. -
Article No. 1625 | 09 Oct 2024
Klinis : Tn A (31 tahun) mengalami penurunan kesadaran setelah jatuh dari lantai 3 area pembangunan pusat perbelanjaan, saat akan dievakuasi pada pasien terdapat luka robek pada kepala kanan di atas telinga dan tempurung kaki kiri, luka babras pada lengan kanan dan luka memar di atas clavikula, napas cepat dan dangkal, HR: 124x/menit, TD : 90/60mmHg, S: 37,4 C. Apakah intervensi utama stabilisasi trauma pada kasus diatas? a. memberi infus b. menjahit luka c. memasang ngt d. memberikan obat nyeri e. memasang servical colar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Penurunan perfusi jaringan otak (SDKI) - berhubungan dengan cedera kepala traumatik
2. Risiko kerusakan integritas kulit (SDKI) - berhubungan dengan luka robek dan lecet
3. Gangguan ventilasi (SDKI) - berhubungan dengan napas cepat dan dangkal
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan perfusi jaringan otak: Kondisi di mana aliran darah ke otak berkurang sehingga mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke otak.
- Risiko kerusakan integritas kulit: Kondisi di mana kulit rentan mengalami kerusakan akibat trauma.
- Gangguan ventilasi: Kondisi di mana terjadi penurunan kemampuan paru-paru dalam pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Untuk penurunan perfusi jaringan otak: Pasien mencapai perfusi jaringan otak yang adekuat.
- Untuk risiko kerusakan integritas kulit: Pasien tidak mengalami kerusakan integritas kulit.
- Untuk gangguan ventilasi: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama untuk stabilisasi trauma:
e. Memasang servical collar
- Untuk menstabilkan leher dan mencegah cedera tulang belakang lebih lanjut.
- Kemudian diikuti dengan pemberian infus, penanganan luka, dan pemberian analgesik sesuai kebutuhan.
Jadi, intervensi utama yang harus dilakukan adalah memasang servical collar untuk menstabilkan leher dan mencegah cedera tulang belakang lebih lanjut. -
Article No. 1626 | 09 Oct 2024
Klinis : Tn A (31 tahun) mengalami penurunan kesadaran setelah jatuh dari lantai 3 area pembangunan pusat perbelanjaan, saat akan dievakuasi pada pasien terdapat luka robek pada kepala kanan di atas telinga dan tempurung kaki kiri, luka babras pada lengan kanan dan luka memar di atas clavikula, napas cepat dan dangkal, HR: 124x/menit, TD : 90/60mmHg, S: 37,4 C. Apakah intervensi utama stabilisasi trauma pada kasus diatas? a. memberi infus b. menjahit luka c. memasang ngt d. memberikan obat nyeri e. memasang servical colar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn A yang mengalami penurunan kesadaran setelah jatuh dari lantai 3 area pembangunan pusat perbelanjaan, dengan ditemukan luka-luka pada kepala, tempurung kaki, lengan, dan memar di atas klavikula, serta tanda-tanda vital yang menunjukkan kondisi gawat darurat, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan penurunan fungsi pernafasan
2. Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan syok hipovolemik
3. Risiko Cedera berhubungan dengan jatuh dari ketinggian
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan penurunan fungsi pernafasan
- SDKI: Pola napas yang tidak efektif, dengan karakteristik napas cepat dan dangkal
- SLKI: Mempertahankan jalan napas, ventilasi, dan oksigenasi adekuat
- SIKI: Intervensi prioritas adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, dan Manajemen Oksigenasi
2. Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan syok hipovolemik
- SDKI: Tanda-tanda syok, dengan karakteristik TD rendah, HR cepat
- SLKI: Mempertahankan volume dan tekanan darah yang adekuat
- SIKI: Intervensi prioritas adalah Manajemen Syok, Manajemen Cairan, dan Pemantauan Hemodinamik
3. Risiko Cedera berhubungan dengan jatuh dari ketinggian
- SDKI: Risiko cedera, dengan karakteristik luka terbuka pada kepala, tempurung kaki, dan lengan
- SLKI: Mencegah komplikasi akibat cedera
- SIKI: Intervensi prioritas adalah Manajemen Luka, Manajemen Nyeri, dan Pencegahan Komplikasi Cedera
Intervensi utama stabilisasi trauma pada kasus di atas adalah:
e. Memasang servikal kolar, dengan tujuan untuk menstabilkan leher dan mencegah cedera tulang belakang lebih lanjut. Selanjutnya, tindakan lain yang perlu dilakukan adalah mempertahankan jalan napas, ventilasi, dan oksigenasi, serta mengelola syok hipovolemik dan luka-luka yang ada. -
Article No. 1627 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal, biasanya diikuti dengan tanda-tanda peningkatan proses metabolisme.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda peningkatan proses metabolisme menurun
3. Kenyamanan pasien meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kaji suhu tubuh pasien secara berkala
2. Berikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
3. Pertahankan lingkungan yang sejuk dan nyaman
4. Berikan obat penurun panas jika diindikasikan
5. Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala
Dalam kondisi pasien dengan keluhan demam, diagnosa keperawatan yang paling utama adalah hipertermia. Intervensi keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk menurunkan suhu tubuh pasien, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan pasien. Luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda peningkatan proses metabolisme menurun, dan kenyamanan pasien meningkat. -
Article No. 1628 | 09 Oct 2024
Klinis : Muntaber masuk sdki berapa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi muntaber.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan SDKI, kondisi muntaber masuk ke dalam diagnosa keperawatan "Diare" (kode 00013).
Penjelasan Singkat:
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak terkontrol, dengan konsistensi yang lebih cair atau berair, frekuensi yang lebih sering, dan volume yang lebih banyak dari biasanya. Diare dapat disebabkan oleh infeksi, intoleransi makanan, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan diare meliputi:
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit terpelihara (kode M0002)
2. Fungsi gastrointestinal membaik (kode M0003)
3. Tidak terjadi komplikasi (kode M0004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare meliputi:
1. Manajemen diare (kode I0105)
2. Pemantauan tanda-tanda vital (kode I0102)
3. Terapi cairan dan elektrolit (kode I0104)
4. Edukasi kesehatan (kode I0308)
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melakukan pengkajian yang komprehensif, dan melibatkan pasien serta keluarga dalam proses perawatan. Tujuan utama adalah untuk memulihkan kesehatan pasien dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 1629 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita 60 tahun, nyeri perut, mual muntah, tidak bisa bab dan tidak bisa kentut sudah 1 minggu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien wanita 60 tahun dengan keluhan nyeri perut, mual muntah, tidak bisa BAB, dan tidak bisa kentut selama 1 minggu.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi usus.
Penjelasan:
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial. Kondisi pasien dengan keluhan nyeri perut, mual, muntah, tidak bisa BAB, dan tidak bisa kentut selama 1 minggu menunjukkan adanya obstruksi pada saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
SLKI:
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak ada komplikasi akibat obstruksi usus.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: menilai nyeri secara komprehensif, memberikan analgesik sesuai instruksi, dan menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Manajemen mual dan muntah: memantau tanda-tanda vital, memberikan antiemetik sesuai instruksi, dan mengatur diet.
3. Manajemen eliminasi: memantau pola eliminasi, memberikan laksatif atau enema sesuai instruksi, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Pendekatan asuhan keperawatan yang holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diperlukan untuk mengatasi kondisi pasien ini. -
Article No. 1630 | 09 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis, jika ada:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.26
- Deskripsi: Bronkoskopi, tidak disertai biopsI atau aspirasi
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif, yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 33.26 untuk bronkoskopi, yang mungkin dilakukan untuk membantu diagnosis dan rencana pengobatan tuberkulosis paru pada pasien ini.
Penegakan diagnosis tuberkulosis paru biasanya membutuhkan pemeriksaan penunjang lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum mikroskopis, kultur, atau pemeriksaan radiologis lanjutan. Langkah selanjutnya adalah memulai pengobatan tuberkulosis sesuai dengan protokol dan pedoman yang berlaku. -
Article No. 1631 | 09 Oct 2024
Klinis : Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya adalah seorang perawat profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Berdasarkan keluhan yang Anda sampaikan, yaitu "Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit", saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (SDKI)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, obat-obatan, stress, atau kondisi medis lainnya.
2. Diare (SDKI)
- Definisi: Pola buang air besar yang tidak normal, dengan frekuensi lebih dari tiga kali per hari dan konsistensi yang lebih encer dari biasanya.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh infeksi, malabsorpsi, atau efek samping obat-obatan.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat adanya keterbatasan fisik.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh kelemahan umum, penurunan energi, atau nyeri.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (SLKI)
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
2. Kontrol Diare (SLKI)
- Kriteria Hasil: Frekuensi dan konsistensi buang air besar kembali normal.
3. Toleransi Aktivitas (SLKI)
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Mual (SIKI)
- Intervensi: Mengidentifikasi penyebab mual, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan obat anti-mual jika diperlukan.
2. Perawatan Diare (SIKI)
- Intervensi: Memantau pola buang air besar, menjaga kebersihan dan kehangatan, serta memberikan cairan pengganti elektrolit.
3. Manajemen Intoleransi Aktivitas (SIKI)
- Intervensi: Mengatur aktivitas dan istirahat pasien, serta memberikan dukungan fisik dan psikologis.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi kesehatan Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Wassalamu'alaikum.