Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20270 | 30 Jul 2025
Klinis : Pasien masuk dengan keluhan bicara sedikit pelo, lemah anggota gerak kanan kesadaran composmentis, E4M5V4, terdapat kelemahan pada anggota gerak kanan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G46.3
- Deskripsi: Sindrom lakuner
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengalami gangguan bicara (disfasia), kelemahan anggota gerak kanan, dan penurunan kesadaran (composmentis dengan skor E4M5V4), diagnosis yang paling sesuai adalah Sindrom lakuner (G46.3) dalam klasifikasi ICD-10. Sindrom lakuner merupakan gangguan neurologis yang disebabkan oleh infark kecil pada area subkortikal otak, yang dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan anggota gerak, gangguan bicara, dan penurunan kesadaran.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.03
- Deskripsi: Pemeriksaan CT scan kepala tanpa kontras
Penjelasan:
Untuk mendiagnosis kondisi ini, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah CT scan kepala tanpa kontras (kode ICD-9-CM 87.03). Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi adanya infark lakuner atau lesi lainnya pada area subkortikal otak yang menyebabkan gejala-gejala yang dialami pasien. -
Article No. 20271 | 30 Jul 2025
Klinis : Pasien masuk dengan keluhan bicara sedikit pelo, lemah anggota gerak kanan kesadaran composmentis, E4M5V4, terdapat kelemahan pada anggota gerak kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (10026)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi.
2. Gangguan Komunikasi Verbal (10007)
Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol verbal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Mobilitas Fisik (10026)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi.
Kode: 10026
2. Gangguan Komunikasi Verbal (10007)
Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol verbal.
Kode: 10007
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas (20013)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi.
Kode: 20013
2. Komunikasi (20006)
Definisi: Kemampuan untuk menyampaikan dan menerima informasi.
Kode: 20006
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mobilitas (30027)
Definisi: Upaya untuk memfasilitasi pergerakan fisik yang optimal.
Kode: 30027
2. Terapi Wicara (30051)
Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi kemampuan komunikasi verbal.
Kode: 30051
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami gangguan mobilitas fisik dan gangguan komunikasi verbal akibat kondisi neurologis yang dialami, yaitu hemiparesis (kelemahan anggota gerak satu sisi tubuh). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mobilitas untuk meningkatkan pergerakan fisik yang optimal serta terapi wicara untuk memfasilitasi kemampuan komunikasi verbal. -
Article No. 20272 | 30 Jul 2025
Klinis : Pasien masuk dengan keluhan bicara sedikit pelo, lemah anggota gerak kanan kesadaran composmentis, E4M5V4, terdapat kelemahan pada anggota gerak kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** sesuai kondisi pasien berdasarkan **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Komunikasi Verbal** *(Kode: 00051)*
**Definisi:**
Kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam berbicara (bicara pelo) akibat gangguan neurologis (misalnya stroke), yang memengaruhi kemampuan berkomunikasi secara verbal.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Gangguan neuromuskular (kelemahan otot wajah/tongue).
- Kerusakan area bicara di otak (misalnya stroke hemoragik/iskemik).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kemampuan Komunikasi** *(Kode: 0901)*
**Kriteria Luaran:**
- **Ekspresi verbal** membaik (skala: 1–5, target ?4).
- **Pemahaman bahasa** meningkat (skala: 1–5, target ?4).
- **Penggunaan alat bantu komunikasi** jika diperlukan (skala: 1–5, target ?3).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Terapi Wicara** *(Kode: 4510)*
**Aktivitas:**
1. Latihan artikulasi (pengucapan kata sederhana).
2. Stimulasi respon verbal dengan pertanyaan tertutup.
3. Kolaborasi dengan terapis wicara.
**Manajemen Komunikasi** *(Kode: 4976)*
**Aktivitas:**
1. Gunakan alat bantu komunikasi (gambar, tulisan).
2. Beri waktu cukup untuk pasien merespons.
3. Kurangi distraksi lingkungan.
---
### **Diagnosa Keperawatan Tambahan**
**Gangguan Mobilitas Fisik** *(Kode: 00085)*
**Definisi:**
Keterbatasan gerak pada anggota tubuh kanan akibat kelemahan otot (hemiparesis).
**SLKI:** **Mobilitas Fisik** *(Kode: 0201)*
- Peningkatan kekuatan otot (target: skala 4).
- Kemampuan transfer diri (target: skala 3).
**SIKI:** **Latihan Rentang Gerak (ROM)** *(Kode: 0224)*
- Bantu pasien melakukan ROM aktif/pasif.
- Ajarkan teknik ambulasi bertahap.
---
### **Catatan**
- **E4M5V4** menunjukkan kesadaran baik (GCS 13), tetapi ada defisit neurologis fokal.
- **Tone akademis**: Gunakan referensi evidence-based dalam intervensi.
- **Persona pakar**: Rekomendasi intervensi harus spesifik dan terukur.
Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, evaluasi respon pasien dalam 24–48 jam.
---
*Referensi: Buku SDKI, SLKI, SIKI Edisi Terkini (PPNI, 2017–2023).*
Format **RTF** dapat disimpan dengan ekstensi `.rtf` dan kompatibel dengan berbagai perangkat lunak pengolah kata. -
Article No. 20273 | 30 Jul 2025
Klinis : Buat contoh Kasus Individu berdasarkan tingkat kejadian dan gejala pada individu gerd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait dengan kondisi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi GERD:
a. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
b. Definisi: Situasi di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
c. Faktor Risiko: Disfungsi gastrointestinal (seperti GERD), kesulitan menelan, anoreksia, ketidaknyamanan saat makan.
d. Gejala Mayor: Penurunan berat badan, keterbatasan aktivitas, keluhan rasa lapar.
e. Gejala Minor: Penurunan asupan makanan, perasaan kenyang dini, mual, muntah.
2. Contoh Kasus Individu GERD:
a. Kasus: Ny. A, seorang wanita berusia 45 tahun, datang ke klinik dengan keluhan sering merasakan nyeri pada bagian ulu hati, rasa terbakar di tenggorokan, dan kesulitan menelan makanan. Gejala-gejala tersebut muncul terutama setelah makan.
b. Gejala dan Tanda Klinis: Ny. A mengalami gejala GERD seperti nyeri ulu hati, rasa terbakar di tenggorokan, dan kesulitan menelan makanan. Gejala-gejala tersebut sering terjadi setelah makan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
c. Faktor Risiko: Ny. A memiliki riwayat diet tinggi lemak dan kebiasaan makan malam sebelum tidur. Selain itu, ia juga memiliki kelebihan berat badan.
3. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Outcome: Keseimbangan Nutrisi
b. Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
c. Indikator:
i. Berat badan membaik
ii. Asupan makanan adekuat
iii. Tidak ada keluhan terkait makan
iv. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
4. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Intervensi: Manajemen Nutrisi
b. Definisi: Upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi individu.
c. Aktivitas Keperawatan:
i. Kaji riwayat nutrisi, termasuk pola makan, alergi, dan preferensi makanan.
ii. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi GERD.
iii. Ajarkan teknik makan yang tepat, seperti makan dalam porsi kecil, hindari makanan yang dapat memicu gejala GERD.
iv. Dorong untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna.
v. Pantau berat badan dan perubahan pada status nutrisi.
vi. Berikan edukasi tentang manajemen gejala GERD dan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Secara keseluruhan, pendekatan asuhan keperawatan untuk kondisi GERD pada individu ini berfokus pada upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi melalui manajemen diet yang sesuai dengan kondisi GERD. Hal ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan nutrisi dan mengatasi risiko malnutrisi yang dapat terjadi akibat gejala GERD. -
Article No. 20203 | 30 Jul 2025
Klinis : seorang pasien laki laki usia 16 tahun datang dengan keluhan nyeri akibat luka terbuka di bibir dagu dan dahi, lengan sebelah kanan sulit digerakkan adanya dislokasi, saat ini akan dilakukan tindakan operasi pada bagian mulut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (10029) [SDKI]
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Gangguan Mobilitas Fisik (10013) [SDKI]
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dari satu atau lebih ekstremitas.
3. Resiko Infeksi (10033) [SDKI]
Definisi: Peningkatan resiko terpapar oleh agen patogen.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan klasifikasi diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Setiap diagnosis keperawatan dalam SDKI memiliki kode dan definisi yang terstandar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah klasifikasi luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Luaran keperawatan merupakan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah klasifikasi intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dengan diagnosa keperawatan yang telah dipaparkan, perawat dapat merencanakan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah pasien, seperti manajemen nyeri, mobilisasi dini, dan pencegahan infeksi, serta melakukan evaluasi terhadap luaran yang diharapkan. -
Article No. 20204 | 30 Jul 2025
Klinis : seorang pasien laki laki usia 16 tahun datang dengan keluhan nyeri akibat luka terbuka di bibir dagu dan dahi, lengan sebelah kanan sulit digerakkan adanya dislokasi, saat ini akan dilakukan tindakan operasi pada bagian mulut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Pasien dengan Luka Terbuka, Dislokasi, dan Persiapan Tindakan Operasi)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI: 00032**
**Nyeri Akut** b/d kerusakan jaringan (luka terbuka di bibir, dagu, dahu, dan dislokasi lengan kanan).
**Penjelasan:**
Pasien melaporkan nyeri pada area luka dan dislokasi, yang dapat memengaruhi kenyamanan serta mobilitas. Nyeri akut memerlukan manajemen farmakologis dan non-farmakologis untuk mencegah komplikasi seperti ansietas atau keterlambatan penyembuhan.
---
### **2. Tujuan Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: 1401**
**Manajemen Nyeri** – Pasien mencapai pengurangan nyeri dengan skala ?3 (skala 0–10) dalam 24 jam pasca intervensi.
**Intervensi Utama (SIKI):**
- **Kode SIKI: 3920 (Manajemen Nyeri)**
- Berikan analgesik sesuai resep (misal: paracetamol/NSAID).
- Ajarkan teknik distraksi atau relaksasi napas dalam.
- Posisikan lengan yang terdampak dengan bantal untuk mengurangi ketegangan.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan Tambahan (SDKI)**
**Kode SDKI: 00146**
**Risiko Infeksi** b/d luka terbuka dan prosedur invasif (tindakan operasi mulut).
**Penjelasan:**
Luka terbuka dan intervensi bedah meningkatkan risiko kontaminasi mikroorganisme. Perlu pemantauan tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak, demam) dan menjaga asepsis.
**Intervensi (SIKI):**
- **Kode SIKI: 6540 (Perawatan Luka)**
- Bersihkan luka dengan teknik steril sebelum operasi.
- Ajarkan pasien menghindari sentuhan pada area luka.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI: 00048**
**Ansietas** b/d prosedur operasi yang akan datang.
**Intervensi (SIKI):**
- **Kode SIKI: 5820 (Dukungan Emosional)**
- Berikan edukasi tentang tahapan operasi untuk mengurangi ketidakpastian.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis.
---
### **5. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode SDKI: 00040**
**Gangguan Mobilitas Fisik** b/d dislokasi lengan kanan.
**Intervensi (SIKI):**
- **Kode SIKI: 0220 (Latihan Rentang Gerak)**
- Kolaborasi dengan fisioterapi untuk mobilisasi bertahap pasca reduksi dislokasi.
---
**Catatan Akademik:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk mengidentifikasi masalah.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menetapkan tujuan terukur.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** merupakan tindakan berbasis evidence.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI, SLKI, SIKI)*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 20205 | 30 Jul 2025
Klinis : Diabetes melitus dan gangren thoracal posterior
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Diabetes Melitus dan Gangren Thoracal Posterior:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Gangguan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Resiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (00228)
Definisi: Rentan terhadap pengurangan aliran darah ke jaringan perifer, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (10019)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Gangguan Integritas Kulit (10003)
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
3. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer (10209)
Definisi: Rentan terhadap pengurangan aliran darah ke jaringan perifer, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Infeksi (20001)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.
2. Integritas Kulit (20004)
Definisi: Kondisi selaput pelindung tubuh dalam keadaan utuh.
3. Perfusi Jaringan Perifer (20205)
Definisi: Kecukupan aliran darah ke jaringan perifer.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Infeksi (30001)
Definisi: Mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi.
2. Perawatan Luka (30005)
Definisi: Tindakan untuk memelihara dan memperbaiki integritas kulit.
3. Manajemen Perfusi Jaringan (30202)
Definisi: Upaya untuk mempertahankan dan memperbaiki aliran darah ke jaringan perifer.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 20206 | 30 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing terasa muter muter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang mengeluhkan pusing berputar-putar:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengeluhkan pusing berputar-putar adalah "Vertigo" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Vertigo didefinisikan sebagai sensasi ilusi pergerakan, putar, atau gerakan lingkungan sekitar, yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular, saraf, atau struktur otak lainnya yang terlibat dalam persepsi keseimbangan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Vertigo: Pasien dapat mengendalikan sensasi pusing berputar-putar yang dialami.
2. Keseimbangan Terganggu: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan tubuh saat berdiri dan berjalan.
3. Mobilitas Fisik: Pasien dapat melakukan aktivitas fisik secara mandiri dengan risiko jatuh yang minimal.
4. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami penyebab, pencegahan, dan penanganan vertigo.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Vertigo:
- Kaji tanda dan gejala vertigo, termasuk sensasi pusing berputar-putar, mual, muntah, dan gangguan keseimbangan.
- Identifikasi faktor pemicu atau penyebab vertigo, seperti posisi kepala, perubahan posisi, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
- Berikan intervensi terapeutik, seperti latihan Canalith Repositioning Maneuver (CRM) atau stimulasi vestibular, untuk mengurangi gejala vertigo.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan pengobatan yang tepat.
2. Manajemen Keseimbangan:
- Kaji kemampuan pasien dalam mempertahankan keseimbangan saat berdiri dan berjalan.
- Berikan latihan keseimbangan dan koordinasi, seperti latihan berdiri, berjalan, atau latihan mengubah posisi.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik untuk mempertahankan keseimbangan, seperti penggunaan alat bantu jalan atau adaptasi lingkungan.
3. Manajemen Risiko Jatuh:
- Kaji faktor risiko jatuh pada pasien, seperti riwayat jatuh, gangguan penglihatan, dan lingkungan yang tidak aman.
- Berikan intervensi untuk mengurangi risiko jatuh, seperti penggunaan alat bantu jalan, penerangan yang memadai, dan modifikasi lingkungan.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan jatuh.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan vertigo.
- Jelaskan pentingnya mematuhi pengobatan, melakukan latihan yang direkomendasikan, dan menghindari faktor pemicu vertigo.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu dapat mengendalikan vertigo, mempertahankan keseimbangan, meminimalkan risiko jatuh, serta memahami penyebab dan cara penanganan vertigo. -
Article No. 20207 | 30 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing terasa muter muter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang mengeluhkan pusing berputar-putar:
Diagnosa Keperawatan:
Vertigo (00120)
Definisi SDKI:
Sensasi ilusi gerakan atau posisi yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular atau sistem saraf pusat.
Definisi SLKI:
Intervensi untuk mengatasi sensasi ilusi gerakan atau posisi yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular atau sistem saraf pusat.
Definisi SIKI:
Hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk mengatasi sensasi ilusi gerakan atau posisi yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular atau sistem saraf pusat.
Kode dan Definisi SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI:
00120 Vertigo
Definisi: Sensasi ilusi gerakan atau posisi yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular atau sistem saraf pusat.
SLKI:
5220 Manajemen Vertigo
Definisi: Intervensi untuk mengatasi sensasi ilusi gerakan atau posisi yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular atau sistem saraf pusat.
SIKI:
1302 Keseimbangan Tubuh
Definisi: Hasil yang diharapkan setelah intervensi untuk mengatasi sensasi ilusi gerakan atau posisi yang disebabkan oleh gangguan sistem vestibular atau sistem saraf pusat. -
Article No. 20208 | 30 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan pusing terasa muter muter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengatakan pusing terasa berputar-putar.
Diagnosa Keperawatan:
Bingung Sensorik (BINGUNG) [00173]
Definisi:
Pengalaman subjektif dan objektif dari disorientasi dan kurangnya atensi, kesadaran, dan pemahaman terhadap lingkungan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: BINGUNG
Definisi: Pengalaman subjektif dan objektif dari disorientasi dan kurangnya atensi, kesadaran, dan pemahaman terhadap lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: KESA-1
Definisi: Peningkatan fungsi kognitif yang ditandai dengan mempertahankan tingkat kesadaran, atensi, dan orientasi yang baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: STIM-S
Definisi: Upaya untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tanggap pasien terhadap lingkungan.
Dalam kondisi pasien yang mengatakan pusing terasa berputar-putar, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bingung Sensorik (BINGUNG) [00173]. Hal ini dikarenakan pasien mengalami pengalaman subjektif dan objektif dari disorientasi dan kurangnya atensi, kesadaran, dan pemahaman terhadap lingkungan, yang dapat disebabkan oleh gangguan sensorik, seperti pusing berputar-putar.