Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1595 | 09 Oct 2024
Klinis : SLKI pada diagnosa gangguan tumbuh kembang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan tumbuh kembang, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Tumbuh Kembang
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Tumbuh Kembang merupakan kondisi dimana terjadi penyimpangan atau hambatan pada proses tumbuh kembang individu, baik secara fisik, mental, sosial, maupun emosional. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor intrinsik (seperti genetik, kondisi medis) atau faktor ekstrinsik (seperti lingkungan, nutrisi, stimulasi).
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Dalam konteks SLKI, luaran yang diharapkan pada kondisi gangguan tumbuh kembang adalah:
1. Pertumbuhan fisik: Tercapainya pertumbuhan fisik sesuai usia dan tahapan perkembangan.
2. Perkembangan psikososial: Tercapainya perkembangan psikososial sesuai usia dan tahapan perkembangan.
3. Kemampuan adaptasi: Kemampuan individu untuk beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan perkembangan.
4. Kemandirian: Tercapainya kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai usia dan tahapan perkembangan.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tumbuh kembang meliputi:
1. Pengkajian komprehensif tumbuh kembang
2. Stimulasi tumbuh kembang sesuai usia dan tahapan
3. Edukasi dan konseling bagi individu/keluarga
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli gizi, psikolog, terapis)
5. Pemantauan dan evaluasi perkembangan secara berkala
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI yang terintegrasi, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi gangguan tumbuh kembang pada individu. -
Article No. 1596 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita 30 tahun, masuk rumah sakit pukul 10.00 dengan keluhan utama mencret dan muntah. Klien mengatakan "Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit". Istri pasien mengatakan "Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali" Ners mengkaji; pasien tampak lemah dan kesakitan sambil memegang perutnya, extremitas teraba dingin, turgor kulit jelek, kelompak mata tampak cekung, mukosa bibir kering, badan teraba panas. TTV: Tekanan Darah. 100/70 mmHg. Frekuensi Nadi. 110 x/menit, teratur, teraba lemah pada nadi radialis, Suhu 38°C, Frekuensi pernapasan 22 x/menit, regular. Istri klien mengatakan "terakhir kencing jam 7 pagi tadi, sampai sekarang belum ada kencing"
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan akibat muntah dan diare.
Penjelasan:
Hipovolemia adalah kondisi penurunan volume cairan dalam tubuh. Dalam kasus ini, pasien mengalami kehilangan cairan yang berlebih akibat muntah dan diare, sehingga mengakibatkan penurunan volume cairan dalam tubuh.
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan nyeri abdomen.
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan rasa nyeri dan mulas di perut, yang merupakan indikasi adanya gangguan rasa nyaman: nyeri. Nyeri abdomen ini dapat disebabkan oleh proses inflamasi atau iritasi pada saluran pencernaan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Penjelasan:
Pasien tampak lemah dan kesakitan, serta ekstremitas teraba dingin, yang menunjukkan adanya penurunan toleransi aktivitas akibat kelemahan fisik yang disebabkan oleh kehilangan cairan dan elektrolit.
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui saluran cerna.
Penjelasan:
Pasien mengalami kehilangan cairan yang berlebih melalui saluran cerna (muntah dan diare), sehingga terjadi defisit volume cairan dalam tubuh.
5. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan status cairan dan elektrolit.
Penjelasan:
Perubahan status cairan dan elektrolit akibat muntah dan diare dapat meningkatkan risiko cedera, seperti pusing, kehilangan kesadaran, atau komplikasi lainnya.
Penerapan standar SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa keperawatan di atas disusun berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI sebagai acuan baku dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1597 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Kenyamanan terjaga
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Lakukan manajemen suhu tubuh (misalnya kompres hangat/dingin, obat antipiretik)
3. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
4. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pengelolaan demam
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan dan standar dokumentasi keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 1598 | 09 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali”.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan oleh klien dan istrinya, ditemukan diagnosis dan tindakan medis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K52.9
- Deskripsi: Gastroenteritis dan kolitis noninfektif, tidak spesifik. Diagnosis ini sesuai dengan keluhan utama klien berupa muntah dan diare.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.23
- Deskripsi: Endoskopi lambung, termasuk intubasi duodenum. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi saluran cerna klien dan mencari penyebab gejala yang dialami.
Penjelasan:
Kode ICD-10 K52.9 (Gastroenteritis dan kolitis noninfektif, tidak spesifik) sesuai dengan gejala yang dialami klien, yaitu muntah dan diare. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, alergi, atau iritasi pada saluran cerna.
Dalam kasus ini, karena klien mengeluhkan rasa sakit yang melilit pada perut, pemeriksaan endoskopi lambung (kode ICD-9-CM 45.23) dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi lambung dan saluran cerna klien secara lebih rinci. Prosedur ini dapat membantu mengidentifikasi penyebab gejala yang dialami, sehingga penanganan yang tepat dapat diberikan. -
Article No. 1599 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
Pruritus (Gatal-gatal)
Definisi:
Pruritus merupakan pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk, menggosok, atau menggosok kulit dengan tujuan mengurangi rasa gatal.
Penyebab:
- Alergi (seperti dermatitis atopik)
- Infeksi kulit (seperti dermatitis seboroik)
- Penyakit sistemik (seperti gagal ginjal kronis, kolestasis hati)
- Faktor psikologis (seperti stres, kecemasan)
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab gatal-gatal
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai (misalnya antihistamin, kortikosteroid topikal)
3. Anjurkan pasien untuk menghindari iritasi kulit
4. Ajarkan teknik manajemen gatal-gatal (misalnya kompres dingin, penggunaan pelembab)
5. Berikan edukasi kepada pasien mengenai penyebab dan perawatan gatal-gatal
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus pruritus, SDKI dapat menggunakan domain Rasa Tidak Nyaman dengan kode diagnosis D.0088 Pruritus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus pruritus, SLKI dapat menggunakan luaran seperti Kontrol Gejala (kode L.12) dan Kenyamanan (kode L.13).
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam kasus pruritus, SIKI dapat menggunakan intervensi seperti Manajemen Gejala (kode I.11), Manajemen Nyeri (kode I.12), dan Edukasi Kesehatan (kode I.05).
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terstruktur, dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 1600 | 09 Oct 2024
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (Pain)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan rasa sakit yang dialami.
2. Tingkat Nyeri: Intensitas rasa sakit yang dirasakan oleh individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan nyeri yang dialami individu.
2. Terapi Komplementer: Terapi non-farmakologis yang dilakukan untuk membantu mengurangi nyeri.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat membantu Anda dalam mengelola kondisi nyeri yang Anda alami dengan menggunakan pendekatan holistik yang mencakup identifikasi penyebab, pengkajian yang komprehensif, dan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. Tujuannya adalah untuk membantu Anda mencapai kontrol nyeri yang optimal dan meningkatkan kualitas hidup Anda. -
Article No. 1601 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan luka lecet kecelakaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan luka lecet akibat kecelakaan, berikut adalah diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka lecet
Penjelasan:
SDKI: Risiko Infeksi adalah kondisi rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
SLKI: Tujuan luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi infeksi pada luka lecet pasien.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, pemberian antibiotik jika diperlukan, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan luka lecet
SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian analgesik, kompres, dan manajemen nyeri non-farmakologis.
3. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka lecet
SDKI: Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
SLKI: Tujuan luaran yang diharapkan adalah luka lecet pasien dapat sembuh tanpa komplikasi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, pemberian obat topikal, dan edukasi perawatan luka.
Diharapkan penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan dan standar keperawatan yang berlaku di Indonesia. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 1602 | 09 Oct 2024
Klinis : Susah menelan,ada riwayat stroke,pqkai sonde dan chateter,sering tersedak,kontraktur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Menelan (Dysphagia) berhubungan dengan riwayat stroke dan penggunaan sonde.
Penjelasan Singkat:
Gangguan Menelan (Dysphagia) adalah ketidakmampuan atau kesulitan dalam menelan makanan, minuman, atau ludah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya riwayat stroke dan penggunaan sonde. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi seperti aspirasi, malnutrisi, dan dehidrasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mendiagnosis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Menelan (Dysphagia)".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan antara lain: Asupan Nutrisi Adekuat, Bebas Risiko Aspirasi, dan Kemampuan Menelan Terpelihara.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Disfagia, Manajemen Nutrisi, dan Edukasi Tentang Disfagia.
Persona: Pakar
Berdasarkan kondisi yang diberikan, saya sebagai seorang pakar dalam bidang keperawatan dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Saya akan memberikan informasi yang komprehensif dan berbasis bukti ilmiah terkait kondisi tersebut. -
Article No. 1603 | 09 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI-SLKI-SIKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan keluhan pusing, yang dapat membatasi aktivitas sehari-hari.
SDKI:
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Faktor Risiko: Penurunan fungsi kardiovaskular, neurologis, pernapasan, muskuloskeletal, dan/atau psikologis.
Gejala dan Tanda: Fatigue, pusing, nyeri, kelemahan, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
SLKI:
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Indikator: Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan, Pasien dapat beradaptasi dengan aktivitas yang terbatas, dan Pasien dapat mengelola faktor yang membatasi aktivitas.
SIKI:
Intervensi Keperawatan: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Manajemen Lingkungan, Peningkatan Mobilitas, dan Terapi Aktivitas.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas pada pasien dengan keluhan pusing. -
Article No. 1604 | 09 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan “Ulun muntah dan baherakan sejak subuh tadi, badan terasa lemas banar dan parut terasa sakit melilit”. Istri pasien mengatakan “Suami saya ini muntah 4 kali dan mencret 7 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh klien dan informasi dari istri pasien, dapat disusun diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut berhubungan dengan infeksi gastrointestinal.
Penjelasan Singkat Standar PPNI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Diare akut adalah buang air besar dengan konsistensi cair dan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari.
- Penyebab: Infeksi gastrointestinal, intoleransi makanan, efek obat-obatan, serta kondisi lain yang menyebabkan peningkatan motilitas usus dan penurunan penyerapan air dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan pola defekasi normal, tidak terjadi dehidrasi, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan tanda vital, intake output, pemberian cairan intravena, edukasi tentang diet dan manajemen diare, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian terapi obat-obatan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse