Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3654 | 26 Oct 2024
Klinis : Nn. Y umur 19 tahun dilakukan HD 2x seminggu setiap hari rabu-sabtu. Pasien sudah menjalani HD rutin sejak 6 tahun yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan data sebagai berikut : Berat badan kering mengalami penurunan (BB kering 3 bulan yang lalu 50 kg dan saat ini BB kering 45 kg). Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan memiliki riwayat alergi terhadap ikan laut. Pasien mengalami diare sudah 5 hari. Konjutiva tampak anemis, tulang area wajah tampak menonjol, klavicula terlihat menonjol,massa otot di area tangan atas sudah banyak berkurang. Hasil pemeriksaan lab didapatkan data : Hb 7,9g/dl/ Ht 2.4 %/ serum Albumin 2,95g/dl/ SI 141 mg/dl/ TIBC 166mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Nn. Y yang telah diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan melalui diare.
- SDKI: Kekurangan volume cairan adalah keadaan dimana seseorang mengalami kehilangan atau kekurangan cairan intraseluler, ekstraseluler, atau kombinasi keduanya.
- SLKI: Keseimbangan cairan, yaitu kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang adekuat.
- SIKI: Manajemen Cairan, yaitu intervensi untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko malnutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan.
- SDKI: Risiko malnutrisi adalah keadaan dimana seseorang berisiko mengalami kekurangan gizi yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan fungsi tubuh.
- SLKI: Nutrisi, yaitu kemampuan untuk mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat untuk mendukung metabolisme dan fungsi tubuh yang optimal.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, yaitu intervensi untuk mengatur asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
3. Diagnosa Keperawatan: Anemia berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin.
- SDKI: Anemia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kadar hemoglobin yang dapat menyebabkan gangguan transportasi oksigen.
- SLKI: Perfusi Jaringan, yaitu kemampuan untuk mempertahankan pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh.
- SIKI: Manajemen Anemia, yaitu intervensi untuk mengatasi penurunan kadar hemoglobin dan memperbaiki perfusi jaringan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi pasien, seperti riwayat penyakit, hasil pemeriksaan laboratorium, dan kondisi klinis saat ini. Selain itu, perawat juga harus memperhatikan kebutuhan pasien secara holistik dan melibatkan pasien serta keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi keperawatan. -
Article No. 3655 | 26 Oct 2024
Klinis : Nn. Y umur 19 tahun dilakukan HD 2x seminggu setiap hari rabu-sabtu. Pasien sudah menjalani HD rutin sejak 6 tahun yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan data sebagai berikut : Berat badan kering mengalami penurunan (BB kering 3 bulan yang lalu 50 kg dan saat ini BB kering 45 kg). Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan memiliki riwayat alergi terhadap ikan laut. Pasien mengalami diare sudah 5 hari. Konjutiva tampak anemis, tulang area wajah tampak menonjol, klavicula terlihat menonjol,massa otot di area tangan atas sudah banyak berkurang. Hasil pemeriksaan lab didapatkan data : Hb 7,9g/dl/ Ht 2.4 %/ serum Albumin 2,95g/dl/ SI 141 mg/dl/ TIBC 166mg/dl
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi Nn. Y yang dideskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.5
- Deskripsi: Gagal ginjal kronik stadium 5, memerlukan dialisis
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
Penjelasan:
Nn. Y, berusia 19 tahun, telah menjalani hemodialisis (HD) rutin 2 kali seminggu selama 6 tahun terakhir, yang menunjukkan bahwa pasien mengalami gagal ginjal kronik stadium 5 (end-stage renal disease/ESRD) dan memerlukan terapi pengganti ginjal melalui dialisis.
Beberapa temuan klinis yang mendukung diagnosis ini adalah:
- Penurunan berat badan kering yang signifikan (50 kg menjadi 45 kg dalam 3 bulan), menandakan malnutrisi dan sarkopenia yang sering terjadi pada pasien ESRD.
- Penurunan nafsu makan dan riwayat alergi terhadap ikan laut, yang dapat berkontribusi pada malnutrisi.
- Diare yang berlangsung selama 5 hari, yang dapat menjadi salah satu komplikasi dari gagal ginjal kronik.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda malnutrisi dan sarkopenia, seperti anemia, tulang wajah tampak menonjol, serta massa otot di lengan atas yang berkurang.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb rendah (7,9 g/dL), Ht rendah (24%), dan albumin serum rendah (2,95 g/dL), yang merupakan ciri khas pasien dengan gagal ginjal kronik stadium lanjut.
Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah N18.5 (Gagal ginjal kronik stadium 5, memerlukan dialisis), dan kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 39.95 (Hemodialisis). -
Article No. 3656 | 26 Oct 2024
Klinis : Nn. Y umur 19 tahun dilakukan HD 2x seminggu setiap hari rabu-sabtu. Pasien sudah menjalani HD rutin sejak 6 tahun yang lalu. Pada saat dilakukan pemeriksaan didapatkan data sebagai berikut : Berat badan kering mengalami penurunan (BB kering 3 bulan yang lalu 50 kg dan saat ini BB kering 45 kg). Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan memiliki riwayat alergi terhadap ikan laut. Pasien mengalami diare sudah 5 hari. Konjutiva tampak anemis, tulang area wajah tampak menonjol, klavicula terlihat menonjol,massa otot di area tangan atas sudah banyak berkurang. Hasil pemeriksaan lab didapatkan data : Hb 7,9g/dl/ Ht 2.4 %/ serum Albumin 2,95g/dl/ SI 141 mg/dl/ TIBC 166mg/dl
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien Nn. Y yang Anda jabarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Malnutrisi
2. Intoleransi aktivitas
3. Diare
Penjelasan:
1. Malnutrisi
- SDKI: Malnutrisi
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan berat badan kering yang signifikan, penurunan nafsu makan, dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai albumin yang rendah, menandakan adanya masalah nutrisi.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Pemulihan Fisik
- SIKI: Manajemen Energi
Penjelasan: Pasien menjalani hemodialisis rutin 2 kali seminggu, serta tampak adanya penurunan massa otot di area tangan atas, mengindikasikan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
3. Diare
- SDKI: Diare
- SLKI: Manajemen Eliminasi
- SIKI: Manajemen Diare
Penjelasan: Pasien mengalami diare selama 5 hari, yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit.
Secara singkat, diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien Nn. Y adalah malnutrisi, intoleransi aktivitas, dan diare. Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk masing-masing diagnosa juga telah dipaparkan. -
Article No. 3657 | 26 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan utama kelelahan yang mudah, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, sesak napas saat beraktivitas ringan, mual dan muntah, serta sering berkemih pada malam hari. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah tinggi, edema, dan suara jantung S3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kreatinin dan BUN, penurunan GFR, serta proteinuria. Diagnosis kerja adalah gagal ginjal kronis stadium 4 dengan hipertensi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, saya sebagai perawat senior akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan edema, sesak napas, dan peningkatan berat badan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ditandai dengan mudah merasa lelah saat beraktivitas ringan.
3. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan sering berkemih di malam hari dan proteinuria.
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
5. Risiko komplikasi hipertensi berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan terstandar untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA-I.
- Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi sesuai dengan SDKI adalah kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas, perubahan pola eliminasi, ketidakseimbangan nutrisi, dan risiko komplikasi hipertensi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan terstandar untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini antara lain: keseimbangan cairan, peningkatan toleransi aktivitas, pola eliminasi urin yang efektif, status nutrisi yang adekuat, dan pencegahan komplikasi hipertensi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan terstandar untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen cairan, manajemen aktivitas, manajemen eliminasi, manajemen nutrisi, dan manajemen hipertensi.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan akan membantu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstandar, dan berkualitas bagi pasien dengan gagal ginjal kronis stadium 4 dan hipertensi. -
Article No. 3658 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn.a usia 55 tahun mengatakan bahwa di bola mata terdapak lendir putih yang menyebabkan penglihatan menjadi buram
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien Tn. A yang anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H11.0
- Deskripsi: Conjunctivitis, unspecified
Penjelasan:
- Kondisi Tn. A dengan adanya lendir putih di bola mata yang menyebabkan penglihatan menjadi buram mengarah pada diagnosis conjunctivitis atau peradangan pada konjungtiva.
- Kode ICD-10 H11.0 merupakan kode untuk conjunctivitis yang tidak dispesifikasi lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.11
- Deskripsi: Irrigation of eye
Penjelasan:
- Pada kondisi conjunctivitis, salah satu tindakan yang mungkin dilakukan adalah irigasi atau pembersihan pada mata untuk menghilangkan eksudat atau lendir yang mengganggu penglihatan.
- Kode ICD-9-CM 95.11 merupakan kode untuk prosedur irigasi mata.
Secara keseluruhan, berdasarkan gejala yang disampaikan oleh Tn. A, diagnosis yang sesuai adalah conjunctivitis yang tidak dispesifikasi lebih lanjut (H11.0) dan tindakan yang mungkin dilakukan adalah irigasi mata (95.11). -
Article No. 3659 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn.a usia 55 tahun mengatakan bahwa di bola mata terdapak lendir putih yang menyebabkan penglihatan menjadi buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan penjelasan kondisi Tn. A, usia 55 tahun yang mengatakan terdapat lendir putih pada bola mata yang menyebabkan penglihatan menjadi buram, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Gangguan Penglihatan
- Definisi: Penurunan tajam penglihatan atau perubahan kemampuan penglihatan yang menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
- Penyebab: Salah satunya adalah akumulasi lendir atau kotoran pada mata yang dapat mengganggu fungsi penglihatan.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran:
- Penglihatan membaik
- Kemampuan mandiri dalam perawatan mata meningkat
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi:
- Manajemen Gangguan Penglihatan
- Observasi tanda-tanda gangguan penglihatan
- Identifikasi penyebab gangguan penglihatan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya, dokter mata) untuk penanganan lebih lanjut
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai perawatan mata yang tepat
- Monitor efektivitas intervensi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Penglihatan" ditegakkan karena adanya keluhan dari Tn. A yaitu terdapat lendir putih pada bola mata yang menyebabkan penglihatan menjadi buram. Hal ini dapat mengganggu fungsi penglihatan dan aktivitas sehari-hari pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen gangguan penglihatan, yang meliputi observasi tanda-tanda, identifikasi penyebab, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, edukasi pasien dan keluarga, serta monitor efektivitas intervensi. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan penglihatan pasien dan kemampuannya dalam melakukan perawatan mata secara mandiri. -
Article No. 3660 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn.a usia 55 tahun mengatakan bahwa di bola mata terdapak lendir putih yang menyebabkan penglihatan menjadi buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan berhubungan dengan Katarak
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai perubahan kemampuan visual yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala dapat berupa penglihatan kabur, nyeri, perubahan lapang pandang, dan fotofobia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan penglihatan adalah pasien dapat mempertahankan fungsi penglihatan, dapat beraktivitas dengan aman, dan mampu merawat diri terkait dengan gangguan penglihatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain: pengkajian fungsi penglihatan, pemberian edukasi terkait penyebab dan perawatan katarak, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (oftalmolog) untuk penanganan lebih lanjut, dan latihan aktivitas sehari-hari yang aman.
Kesimpulan, Tn. A mengalami gangguan penglihatan berhubungan dengan katarak, yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 3661 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn.a usia 55 tahun mengatakan bahwa di bola mata terdapat lendir putih yang menyebabkan penglihatan menjadi buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Keterbatasan Penglihatan berhubungan dengan perubahan struktur mata (Lendir putih di bola mata)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Keterbatasan Penglihatan adalah ketidakmampuan untuk menerima atau menginterpretasikan stimulus visual yang disebabkan oleh gangguan fisik atau mental.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan alat bantu penglihatan yang sesuai, pasien dapat menyebutkan strategi untuk meningkatkan fungsi penglihatan, dan pasien dapat menyebutkan tanda dan gejala penurunan penglihatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Penglihatan, Edukasi Kesehatan tentang Penglihatan, serta Terapi Sensori.
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, lendir putih di bola mata dapat menyebabkan perubahan struktur mata yang mengakibatkan penglihatan menjadi buram. Perawat perlu melakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan memberikan intervensi yang sesuai, seperti memberikan edukasi tentang perawatan mata, serta membantu pasien menggunakan alat bantu penglihatan yang tepat. -
Article No. 3662 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn.a usia 55 tahun mengatakan bahwa di bola mata terdapat lendir putih yang menyebabkan penglihatan menjadi buram
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, kondisi Tn. A dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H16.8
- Deskripsi: Keratitis lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 11.56
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopik kornea
Penjelasan:
Kode ICD-10 H16.8 (Keratitis lainnya) sesuai dengan kondisi Tn. A yang mengeluhkan adanya lendir putih di bola mata yang menyebabkan penglihatan menjadi buram. Keratitis adalah peradangan pada kornea (lapisan depan bola mata), dan kode H16.8 mencakup berbagai jenis keratitis lainnya selain yang telah diklasifikasikan secara spesifik.
Dalam kasus ini, pemeriksaan mikroskopik kornea (kode ICD-9-CM 11.56) dapat dilakukan untuk mengidentifikasi lebih lanjut penyebab dan jenis keratitis yang dialami oleh Tn. A. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat struktur dan kondisi kornea secara rinci, yang dapat membantu dalam menentukan diagnosis dan rencana penanganan yang tepat. -
Article No. 3663 | 26 Oct 2024
Klinis : Tn.a usia 55 tahun mengatakan bahwa di bola mata terdapat lendir putih yang menyebabkan penglihatan menjadi buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Gangguan Penglihatan berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi mata, ditandai dengan adanya lendir putih di bola mata yang menyebabkan penglihatan menjadi buram.
Penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai perubahan kemampuan fungsi visual yang menyebabkan penurunan atau hilangnya kemampuan melihat.
- Faktor yang berhubungan dapat berupa perubahan struktur/fungsi mata, seperti adanya lendir putih di bola mata.
- Karakteristik utama dapat berupa penglihatan buram, pandangan kabur, atau hilangnya sebagian/seluruh penglihatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Penglihatan Terjaga, yaitu kemampuan individu untuk melihat dengan jelas.
- Kriteria hasil dapat meliputi tajam penglihatan yang membaik, tidak adanya keluhan terkait penglihatan, serta dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Penglihatan, yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi visual.
- Intervensi dapat meliputi identifikasi faktor penyebab, penggunaan alat bantu penglihatan, serta edukasi terkait perawatan mata.
Dalam kondisi ini, perawat dapat melakukan pengkajian lebih lanjut, memberikan intervensi yang sesuai, serta melibatkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (seperti dokter spesialis mata) untuk mengatasi gangguan penglihatan yang dialami Tn. A.