Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3619 | 26 Oct 2024
Klinis : pre eklamsia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta untuk kondisi pre-eklampsia:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O14.9
- Deskripsi: Pre-eklampsia, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Pre-eklampsia adalah kondisi medis yang terjadi selama kehamilan, ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine.
- Kode ICD-10 O14.9 digunakan untuk mengidentifikasi pre-eklampsia yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, termasuk pre-eklampsia tanpa rincian.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.5
- Deskripsi: Seksio caesarea
Penjelasan:
- Dalam kasus pre-eklampsia, prosedur yang mungkin dilakukan adalah seksio caesarea (operasi Caesar) untuk melahirkan bayi secara cepat dan aman.
- Kode ICD-9-CM 75.5 digunakan untuk mengidentifikasi tindakan seksio caesarea yang dilakukan sebagai salah satu penanganan pre-eklampsia. -
Article No. 3620 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita umur 20 tahun mengatakan mengalami sesak nafas sejak kemarin malam karena udara dingin batu berdahak selama 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan memperhatikan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tingkat efektivitas pembersihan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami sesak napas dan berdahak, yang merupakan tanda-tanda dari Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau status pernapasan, mengajarkan teknik batuk efektif, dan memberikan nebulizer atau oksigen sesuai kebutuhan pasien. -
Article No. 3621 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita umur 20 tahun mengatakan mengalami sesak nafas sejak kemarin malam karena udara dingin batu berdahak selama 2 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien dapat dikodekan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.901
- Deskripsi: Asma, tidak terganggu, tanpa status asmatikus
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang tersedia
- Deskripsi: Pasien tidak menjalani tindakan atau prosedur medis yang spesifik, hanya mendapatkan perawatan simptomatik.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J45.901 (Asma, tidak terganggu, tanpa status asmatikus) sesuai dengan gejala sesak napas yang dialami pasien akibat paparan udara dingin. Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang dicirikan oleh inflamasi saluran napas dan penyempitan jalan napas.
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang tersedia karena pasien hanya mendapatkan perawatan simptomatik, tanpa menjalani tindakan atau prosedur medis yang spesifik. Perawatan simptomatik biasanya meliputi pemberian bronkodilator dan kortikosteroid inhalasi untuk mengatasi gejala sesak napas. -
Article No. 3622 | 26 Oct 2024
Klinis : seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan adanya produksi sputum, batuk tidak efektif, frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi nadi 100 kali/menit, tekanan darah 130/90 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Pola napas tidak efektif ditandai dengan adanya sesak napas, produksi sputum, dan batuk yang tidak efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya infeksi, gangguan fisiologis, atau kondisi lain yang menyebabkan perubahan pada pola napas.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00405
Judul: Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan lancar dan efisien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00068
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Menciptakan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pengaturan posisi yang nyaman
3. Pemberian oksigen, jika diperlukan
4. Edukasi dan latihan teknik batuk efektif
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 3623 | 26 Oct 2024
Klinis : seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan adanya produksi sputum, batuk tidak efektif, frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi nadi 100 kali/menit, tekanan darah 130/90 mmHg
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala dan temuan klinis yang disampaikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia bakteri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Pasien laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari, disertai produksi sputum, batuk tidak efektif, dan tanda-tanda infeksi pernapasan seperti peningkatan frekuensi napas, nadi, dan tekanan darah. Berdasarkan gejala dan tanda-tanda klinis, pasien ini kemungkinan mengalami pneumonia bakteri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, sehingga kode ICD-10 yang sesuai adalah J15.9.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen
Penjelasan:
Dalam penanganan pasien dengan pneumonia, pemberian oksigen merupakan salah satu tindakan medis yang umum dilakukan untuk mengatasi gangguan pernapasan. Oleh karena itu, kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 99.04, yaitu pemberian oksigen. -
Article No. 3624 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita umur 20 tahun mengatakan mengalami sesak nafas sejak kemarin malam karena udara dingin batu berdahak selama 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Penyebab: Sekret yang berlebihan, kekuatan batuk yang tidak efektif.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Penyebab: sekret berlebihan, kekuatan batuk tidak efektif
- Gejala dan tanda: pernafasan cuping hidung, dispnea, takipnea, ortopnea, suara napas tambahan (ronki, wheezing), sianosis
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Pemeliharaan Jalan Napas
- Kriteria hasil: jalan napas paten, tidak ada suara napas tambahan, frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda sianosis
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Jalan Napas
- Intervensi: Auskultasi suara napas, Manajemen sekret, Latihan batuk efektif, Oksigenasi
Dengan kondisi pasien yang mengalami sesak nafas karena udara dingin dan berdahak selama 2 hari, maka Diagnosa Keperawatan yang tepat adalah Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan jalan napas yang paten, dengan intervensi seperti manajemen sekret dan latihan batuk efektif. -
Article No. 3625 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsi paru, terbuka
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) dipilih karena pasien menunjukkan gejala-gejala klasik tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan lesi di paru, yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Biopsi paru, terbuka) merupakan salah satu prosedur yang mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru. Biopsi paru dapat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan paru untuk pemeriksaan histologis dan bakteriologis, sehingga dapat mengkonfirmasi diagnosis.
Dalam praktek klinis, pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum untuk kultur Mycobacterium tuberculosis, rontgen dada, dan tes tuberkulin, mungkin juga akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru dengan lebih pasti. -
Article No. 3626 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum dan infeksi paru, ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang efektif untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan jalan napas yang efektif, bebas dari sputum, dan dapat mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi inhalasi, suction, dan latihan batuk efektif untuk membantu pasien membersihkan jalan napas.
Berdasarkan kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru dan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. -
Article No. 3627 | 26 Oct 2024
Klinis : Kasus : Pasien baru dari IRD atas nama Tn. P usia 52 th masuk dengan diagnosa CKD st V + HD reguler. Pasien mengatakan sesak nafas terutama saat berbaring dan aktifitas,tampak edema pada kedua kaki,tampak anemis, JVP meningkat,kencing sedikit bahkan tidak keluar beberapa hari ini,pada auskultasi paru terdengar suara ronchi. Ttv ts : 180/90 mmhg , sh : 37 °c N : 108 x/mnt RR : 26 x/mnt spo2 : 97 % dengan o2 nasal 5 lpm . Hasil laborat didapatkan Wbc : 5,9 Hb: 8,1, Plt : 214 Bun : 80,4 Sc : 14,5
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan dalam kasus ini, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N18.5
- Deskripsi: Penyakit Ginjal Kronis, stadium V
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
Penjelasan:
Pasien ini didiagnosis dengan Penyakit Ginjal Kronis (CKD) stadium V, yang tercakup dalam kode ICD-10 N18.5. CKD stadium V menggambarkan kerusakan ginjal yang parah dan fungsi ginjal yang sangat terganggu, sehingga pasien memerlukan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis.
Gejala-gejala yang dialami pasien, seperti sesak napas, edema, anoreksia, dan urin yang sedikit, sesuai dengan gambaran klinis dari gagal ginjal stadium lanjut. Hasil laboratorium juga mendukung diagnosis ini, dengan peningkatan kadar ureum, kreatinin, dan anemia.
Selain itu, pasien juga menjalani prosedur hemodialisis secara rutin, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 39.95. Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang dilakukan untuk mengeluarkan sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari tubuh pasien.
Dengan demikian, kode ICD-10 yang sesuai untuk diagnosis pasien ini adalah N18.5 (Penyakit Ginjal Kronis, stadium V), dan kode ICD-9-CM untuk prosedur hemodialisis yang dilakukan adalah 39.95. -
Article No. 3630 | 26 Oct 2024
Klinis : Pasien Ny.S umur 35 tahun G5P3A1 hamil 24 minggu, datang ke Puskesmas pada tanggal 09 Juni 2022 pukul 08.00 wib diantar oleh suaminya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin. Pada pengkajian yang dilakukan oleh perawat maternitas diperoleh data pekerjaan IRT, pendidikan SMP, agama Kristen Protestan. Keluhan sekarang: pasien mengatakan sering merasa pusing dan cepat lelah setelah beraktivitas, susah tidur malam hari, waktu tidur hanya 4-5 jam dan sering terbangun diantara jam tidur, ada gangguan emesis dan morning sickness saat pagi hari, nafsu makan menurun. Tampak bola mata kemerahan dan ada bantalan hitam di kelopak mata bawah dan terlihat sangat anemis. Dari hasil pengkajian pasien dianjurkan untuk periksa laboratorium untuk periksa kadar hemoglobin (HB) dan hasilnya: 7,5 Gr/dL, status imunisasi TT lengkap, ukur lingkar lengan atas (LILA) 23 mm, berat badan (BB) saat diukur: 53 kg, tinggi badan (TB): 158cm, Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 16 x/menit. Pada memeriksaan Leopold diperoleh data TFU 24 cm, teraba bulat melenting pada bagian fundus, Punggung janin di sebelah kiri abdomen ibu, denyut jantung janin (DJJ) 134x/mt, pada segmen bawah uterus teraba bulat dan lembek. Umur kehamilan 24 minggu. Pasien baru pertama kali kontak dengan puskesmas selama hamil saat ini dan sebelumnya sama sekali tidak pernah ke puskesmas untuk kehamilan anak ke lima ini sehingga belum mengkonsumsi tablet Fe sama sekali. Pasen selalu merasa lemah letih lesu disetiap harinya. Riwayat penyakit sebelumnya pasien mengatakan selama ini tidak pernah mengalami sakit. Riwayat penggunaan obat- obatan dan terapi pasien mengatakan tidak ada obat obatan yang di minum sebelum ke puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mengacu pada data yang Anda berikan, saya dapat memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Ny.S sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisiensi nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan nutrisi yang ditandai dengan penurunan berat badan, gejala mual dan muntah, serta penurunan nafsu makan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisiensi nutrisi: Keadaan di mana individu mengalami kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk metabolisme normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intake nutrisi: Jumlah zat gizi yang dikonsumsi individu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
2. Status nutrisi: Kondisi kesehatan individu yang dipengaruhi oleh asupan, penyerapan, dan penggunaan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nutrisi: Tindakan perawat untuk mengatur dan memantau asupan nutrisi pasien.
2. Konseling gizi: Pemberian informasi dan dukungan untuk membantu pasien mencapai status gizi yang optimal.
2. Kelelahan berhubungan dengan anemia yang ditandai dengan gejala mudah lelah, pusing, dan susah tidur.
SDKI:
Kelelahan: Pengalaman subjektif berupa perasaan kelelahan yang berkepanjangan dan berdampak pada aktivitas sehari-hari.
SLKI:
1. Energi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Tidur: Tingkat kualitas dan kuantitas tidur untuk memenuhi kebutuhan istirahat.
SIKI:
1. Manajemen kelelahan: Tindakan perawat untuk membantu pasien mengatasi kelelahan.
2. Manajemen anemia: Tindakan perawat untuk mencegah dan mengatasi anemia pada pasien.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang utama adalah defisiensi nutrisi dan kelelahan. Hal ini didasarkan pada gejala yang dialami pasien, seperti penurunan berat badan, mual, muntah, penurunan nafsu makan, mudah lelah, dan gangguan tidur. Pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan anemia dengan kadar hemoglobin yang rendah. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi, konseling gizi, manajemen kelelahan, dan manajemen anemia untuk membantu pasien mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.