Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1883 | 10 Oct 2024
Klinis : Benjolan di payudara kanan rencana operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakefektifan Pemeriksaan Kesehatan
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien memiliki benjolan di payudara kanan dan rencana untuk menjalani operasi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Ketidakefektifan Pemeriksaan Kesehatan".
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakefektifan Pemeriksaan Kesehatan didefinisikan sebagai "Rentan mengalami ketidakmampuan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang efektif".
Karakteristik Definisi:
- Adanya benjolan di payudara kanan
- Rencana operasi
- Perilaku mencari perawatan kesehatan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan tentang pemeriksaan kesehatan
2. Partisipasi dalam pemeriksaan kesehatan
3. Kepuasan terhadap pemeriksaan kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko
2. Pendidikan Kesehatan
3. Dukungan Emosional
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan pengetahuan pasien tentang pemeriksaan kesehatan, mendorong partisipasi aktif pasien dalam pemeriksaan kesehatan, dan mencapai kepuasan pasien terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan. -
Article No. 1884 | 10 Oct 2024
Klinis : Memenuhi kebutuhan oksigenisasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi "Memenuhi kebutuhan oksigenisasi".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
- SDKI: Kondisi di mana individu mengalami hambatan dalam masuknya udara ke dalam dan keluar dari paru-paru, yang dapat disebabkan oleh obstruksi, spasme, atau kelemahan otot-otot pernapasan.
- SLKI: Individu dapat mempertahankan pola napas yang efektif, dapat mengeluarkan sekret dengan efektif, dan mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengaturan posisi, fisioterapi dada, suction, pemberian oksigen, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan terkait "Memenuhi kebutuhan oksigenisasi". Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 1885 | 10 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan demam sudah 3 hari ( hipertermi)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien mengeluhkan demam selama 3 hari (hipertermi), berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal, biasanya diakibatkan oleh respon peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia antara lain: Suhu tubuh dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda infeksi, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan Pasien/keluarga memahami manajemen hipertermia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia meliputi: Pemantauan tanda-tanda vital, Manajemen pemberian cairan, Pemberian obat antipiretik, Terapi rendam air hangat, dan Edukasi pada pasien/keluarga terkait manajemen hipertermia.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, Anda dapat menjelaskan diagnosa keperawatan dan standar PPNI tersebut secara terperinci dan komprehensif kepada pasien atau keluarga pasien. -
Article No. 1886 | 10 Oct 2024
Klinis : Tn. M (41 tahun) Alamat di Perumahan Gulacir, diagnosis Stroke non hemoragik dan sedang dirawat di rumah sakit sejak 26-09-2024 jam 06.55 WIB. Perawat AL melakukan pengkajian pada 27-09-2024 jam 14.00 WIB. Saat dikaji GCS: 15, Kesadaran Compos Mentis, TD 169/95 mmHg, Nadi 90 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,40C, SPO2 = 99%. Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh lemah tangan dan kaki dibagian sebelah kanan dan mulut miring atau pelo. Pasien datang dengan keluhan lemah anggota gerak dibagian sebelah kanan yaitu tangan dan kakinya, keluhan dirasakan 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan bahwa pasien mengeluh lemah tangan dan kaki sebelah kanan jika ingin bergerak, Pasien mengatakan bahwa anggota gerak sebelah kanan lemah seperti tidak terasa apa apa, keluarga mengatakan bahwa lemahnya Gerakan tangan juga menjalar ke kaki sebelah kanan, Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh lemah anggota gerak sebelah kanan secara tiba-tiba. Keluarga pasien juga mengatakan satu bulan sebelum masuk RS pasien mengeluh sakit dibagian tenggorokan dan akhirnya sulit berbicara selama 1 bulan. pasien juga mengatakan punya Riwayat darah tinggi dan kolesterol dan rutin satu minggu sekali kontrol ke klinik terdekat. Keluarga pasien mengatakan tidak tahu tentang Riwayat Kesehatan keluarga karena orangtua pasien sudah meninggal sejak pasien masih kecil, namun kakak perempuan pasien mengatakan beliau mempunyai Riwayat darah tinggi. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah menjalani kontrol darah kolesterol dan darah tinggi setiap seminggu sekali. Untuk jenis obat yang dikonsumsinya keluarga pasien mengatakan tidak membawanya kerumah sakit. Pasien mengatakan sedih dengan adanya penyakit ini, sehingga pasien tidak bisa lagi bekerja dan melakukan aktivitas seperti biasa. Apalagi dengan adanya berobat dan kontrol setiap minggu, pasien sedih dengan keadaannya. Namun pasien menerima keadaan yang seperti ini karena beliau tau ia sedang di uji. Keluarga pasien mengatakan tidak ada aktivitas rutin yang dilakukan di rumah sakit, karena terganggu oleh kelemahan gerak dibagian tubuh sebelah kanan, jadi hanya tertidur di kasur saja. keluarga pasien mengatakan jika ingin ke kamar mandi hanya bisa menggerakan satu bagian kaki saja dan berjalan pelan. Keluarga pasien juga mengatakan, bahwa dengan pasien menderita penyakit stroke ini keluarga jadi lebih peduli dan saling membantu dalam proses pengobatan dan mendukung pasien untuk segera sembuh. Bukan hanya keluarga, tetangga dan rekan kerjapun sering mendoakan pasien agar pasien segera pulang dan bisa beraktivitas seperti biasa. Pasien juha terlihat kesulitan untuk melakukan ibadahnya, dan mungkin hanya bisa melakukan ibadah dengan duduk saja atau dengan posisi berbaring ditempat tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. M (41 tahun) dengan diagnosa Stroke non hemoragik:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak sebelah kanan.
2. Perubahan Proses Berpikir berhubungan dengan dampak Stroke non hemoragik.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan penurunan kontrol neuromuskular.
4. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan Stroke non hemoragik.
5. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Mobilitas Fisik:
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari bagian tubuh.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan memperbaiki mobilitas fisik.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi keterbatasan pergerakan fisik.
2. Perubahan Proses Berpikir:
- SDKI: Perubahan dalam proses mental yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.
- SLKI: Intervensi untuk membantu individu dalam mempertahankan dan meningkatkan proses berpikir.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi perubahan proses berpikir.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan memperbaiki bersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas.
4. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif:
- SDKI: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan serebral.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan perfusi serebral.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengatasi masalah perfusi serebral.
5. Kecemasan:
- SDKI: Respon emosional dan fisik terhadap persepsi ancaman yang diyakini atau dinilai dapat membahayakan.
- SLKI: Intervensi untuk membantu individu mengatasi kecemasan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kecemasan.
Dalam menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memilih diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien, merencanakan intervensi yang tepat, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang efektif untuk membantu memulihkan kondisi Tn. M. -
Article No. 1887 | 10 Oct 2024
Klinis : Demam 5 hari, mual, muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu demam 5 hari, mual, dan muntah, maka diajukan diagnosis keperawatan mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) sebagai berikut:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Faktor yang berhubungan: Proses infeksi.
Gejala dan tanda mayor: Suhu tubuh di atas 38°C.
2. Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong keinginan untuk muntah.
Faktor yang berhubungan: Proses infeksi.
Gejala dan tanda mayor: Rasa ingin muntah.
3. Risiko Perubahan Volume Cairan
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor risiko: Muntah.
Selanjutnya, untuk rencana asuhan keperawatan, dapat mengacu pada Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai berikut:
1. Hipertermia:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian kompres hangat
- Hidrasi yang adekuat
2. Mual:
- Pengkajian faktor penyebab mual
- Pemberian antiemetik
- Pengaturan pola makan
3. Risiko Perubahan Volume Cairan:
- Pemantauan intake dan output
- Pemberian cairan intravena
- Edukasi mengenai tanda-tanda dehidrasi
Diharapkan diagnosa dan rencana asuhan keperawatan tersebut dapat membantu Anda dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1745 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan integritas kulit di tandai dgn
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan integritas kulit:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Kulit didefinisikan sebagai keadaan rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal. Faktor risiko dapat berupa imobilitas, gangguan aliran darah, gangguan sensasi, malnutrisi, dan kelembaban.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko kerusakan integritas kulit adalah integritas kulit terjaga, tidak ada luka, tidak ada iritasi, dan tidak ada perubahan warna kulit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Perawatan kulit: menjaga kebersihan dan kelembaban kulit.
b. Manajemen tekanan: menggunakan alat bantu untuk mengurangi tekanan pada kulit.
c. Peningkatan perfusi jaringan: mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat.
d. Manajemen nutrisi: memastikan asupan nutrisi yang cukup.
e. Edukasi kesehatan: memberikan informasi tentang pencegahan dan perawatan luka.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang komprehensif, diharapkan dapat mencegah dan mengatasi risiko kerusakan integritas kulit secara efektif. -
Article No. 1746 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan integritas kulit di tandai dgn?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Gangguan Integritas Kulit adalah kerusakan atau perubahan pada kulit dan membran mukosa.
Karakteristik Utama:
1. Perubahan pada warna, tekstur, dan kelembaban kulit
2. Adanya luka terbuka, lecet, atau erosi pada kulit
3. Adanya perubahan sensasi pada kulit
Faktor Terkait:
1. Imobilitas fisik
2. Gangguan sirkulasi
3. Malnutrisi
4. Usia lanjut
5. Paparan kelembaban yang berlebihan atau kekurangan
Standar Asuhan Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Kulit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit Membaik
2. Risiko Infeksi Berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Lingkungan: Kulit
3. Manajemen Nutrisi
Penerapan standar asuhan keperawatan ini akan membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi gangguan integritas kulit pada pasien. -
Article No. 1747 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis. Gangguan ini dapat berupa luka, iritasi, perubahan warna, tekstur, dan kontinuitas kulit.
Faktor Risiko:
1. Imobilitas fisik
2. Nutrisi tidak adekuat
3. Kelembaban kulit yang berlebihan atau kekurangan
4. Usia lanjut
5. Faktor mekanis (gesekan, tekanan, gangguan sirkulasi)
6. Gangguan sensori
Gejala dan Tanda:
1. Kerusakan pada lapisan kulit (epidermis dan/atau dermis)
2. Perubahan warna, tekstur, dan kontinuitas kulit
3. Nyeri, gatal, atau sensasi terbakar pada area yang terkena
4. Edema, erythema, atau drainase pada area yang terkena
Tujuan Keperawatan:
1. Integritas kulit membaik
2. Tidak terjadi komplikasi (infeksi, perdarahan, nekrosis)
3. Pasien/keluarga dapat merawat luka secara mandiri
Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan luka
2. Manajemen nutrisi
3. Manajemen kelembaban kulit
4. Mobilisasi dan posisi
5. Edukasi pasien/keluarga
SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memberikan definisi, faktor risiko, dan gejala-tanda dari "Gangguan Integritas Kulit".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan tujuan keperawatan untuk "Integritas Kulit Membaik" dan "Tidak Terjadi Komplikasi".
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) mencakup intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti "Perawatan Luka", "Manajemen Nutrisi", dan "Edukasi Pasien/Keluarga".
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi gangguan integritas kulit. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 1748 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan integritas kulit slki dan siki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Gangguan Integritas Kulit:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi SDKI:
Terjadinya perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat menimbulkan luka atau kerusakan pada permukaan tubuh.
Definisi SLKI:
Perawatan yang ditujukan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit dan jaringan.
Definisi SIKI:
1. Identifikasi faktor risiko gangguan integritas kulit
2. Pemantauan kondisi kulit
3. Perawatan luka
4. Pencegahan komplikasi
Penjelasan Singkat:
Gangguan integritas kulit adalah kondisi di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi kulit, yang dapat menyebabkan kerusakan atau luka pada permukaan tubuh. Perawatan yang diberikan bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit dan jaringan tersebut.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi identifikasi faktor risiko, pemantauan kondisi kulit, perawatan luka, dan pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk mempromosikan penyembuhan luka, mencegah infeksi, dan mempertahankan atau meningkatkan integritas kulit. -
Article No. 1749 | 10 Oct 2024
Klinis : Gangguan integritas kulit .. Sertakan dhn slki dan sikinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi gangguan integritas kulit, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi (SDKI):
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan sirkulasi, imobilitas, nutrisi yang tidak adekuat, dan/atau kondisi penyakit tertentu.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Gangguan sirkulasi
2. Imobilitas
3. Nutrisi tidak adekuat
4. Kondisi penyakit tertentu
Gejala dan Tanda Klinik (SDKI):
1. Perubahan warna kulit
2. Kerusakan jaringan
3. Nyeri
4. Pruritus
5. Kehilangan fungsi kulit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit Membaik
2. Risiko Kerusakan Kulit Menurun
3. Nyeri Berkurang
4. Pruritus Berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Nyeri
3. Manajemen Pruritus
4. Peningkatan Sirkulasi
5. Optimalisasi Nutrisi
Sebagai seorang perawat, kami memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengatasi gangguan integritas kulit dengan menggunakan pendekatan yang komprehensif. Melalui SDKI, SLKI, dan SIKI, kami dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berpusat pada pasien, sehingga dapat membantu meningkatkan hasil perawatan dan kualitas hidup pasien.