Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 3755 | 27 Oct 2024
Klinis : alergi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Risiko alergi
Definisi: Kerentanan individu terhadap reaksi imun yang tidak diinginkan terhadap suatu agen lingkungan atau makanan.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia adalah sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
Sebagai seorang pakar perawat, saya menyarankan agar Anda mempelajari dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan Anda. Hal ini akan membantu Anda memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas tinggi bagi pasien Anda, khususnya yang mengalami alergi. -
Article No. 3756 | 27 Oct 2024
Klinis : defisit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor internal (misalnya kondisi medis) atau eksternal (misalnya trauma, iritasi, atau infeksi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Integritas Kulit adalah perbaikan atau pemulihan integritas kulit, bebas dari komplikasi, dan kenyamanan pasien terjaga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan infeksi, dan edukasi pasien serta keluarga tentang perawatan kulit yang tepat. Intervensi ini harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individual pasien.
Dalam konteks akademis dan pakar keperawatan, diagnosa Gangguan Integritas Kulit menunjukkan adanya kerusakan pada struktur dan fungsi kulit yang membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu. Perawat harus melakukan penilaian yang mendalam, merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai, serta melakukan evaluasi yang berkelanjutan untuk memastikan pemulihan integritas kulit dan kenyamanan pasien. -
Article No. 3757 | 27 Oct 2024
Klinis : cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Volume Cairan didefinisikan sebagai kondisi di mana terdapat peningkatan atau penurunan cairan intravaskular, interstisial, atau intraselu-ler. Kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kehilangan cairan yang berlebihan, asupan cairan yang tidak adekuat, atau gangguan kemampuan tubuh dalam mengatur keseimbangan cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Ketidakseimbangan Volume Cairan meliputi:
1. Mencapai keseimbangan cairan yang adekuat
2. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Menunjukkan intake dan output cairan yang seimbang
4. Tidak terdapat tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakseimbangan Volume Cairan meliputi:
1. Pemantauan intake dan output cairan
2. Pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
3. Edukasi tentang manajemen cairan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi Ketidakseimbangan Volume Cairan pada pasien. -
Article No. 3758 | 27 Oct 2024
Klinis : intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi intoleransi aktivitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Definisi:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab:
Intoleransi aktivitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit paru, anemia, malnutrisi, gangguan muskuloskeletal, dan faktor psikologis.
Tanda dan Gejala:
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kondisi intoleransi aktivitas meliputi kelelahan, sesak napas, nyeri, penurunan kekuatan otot, dan perubahan tanda-tanda vital seperti peningkatan frekuensi jantung dan pernapasan.
Luaran yang Diharapkan (SLKI):
Dengan intervensi yang tepat, pasien diharapkan dapat mencapai luaran seperti peningkatan toleransi aktivitas, perbaikan tanda-tanda vital, penurunan keluhan subjektif, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengkajian aktivitas dan toleransi, manajemen aktivitas, manajemen energi, serta pemberian edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga.
Melalui pendekatan berbasis standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandarisasi untuk menangani kondisi intoleransi aktivitas pada pasien. -
Article No. 3759 | 27 Oct 2024
Klinis : kusta
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi kusta.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Resiko Infeksi
4. Defisit Perawatan Diri
5. Ansietas
Penjelasan Singkat:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan lebih dalam dari kulit.
- Penyebab: Perubahan patologis pada kulit akibat infeksi Mycobacterium leprae.
- Gejala: Timbulnya lesi, bercak putih, pembengkakan saraf tepi, dan kerusakan kulit.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh faktor muskuloskeletal, neurologis, atau faktor lainnya.
- Penyebab: Kerusakan saraf tepi yang menyebabkan kelumpuhan dan kontraktur pada ekstremitas.
- Gejala: Kesulitan dalam melakukan pergerakan dan aktivitas sehari-hari.
3. Resiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- Penyebab: Kerusakan integritas kulit dan penurunan sistem imun akibat penyakit kusta.
- Gejala: Lesi kulit yang rentan terinfeksi sekunder dan komplikasi lainnya.
4. Defisit Perawatan Diri
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- Penyebab: Kerusakan saraf tepi dan kelumpuhan yang menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
- Gejala: Kesulitan dalam mandi, berpakaian, makan, dan aktivitas perawatan diri lainnya.
5. Ansietas
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Diagnosis penyakit kusta, stigma sosial, dan ketakutan akan kecacatan.
- Gejala: Rasa takut, khawatir, dan cemas terhadap kondisi kesehatan dan dampaknya.
Penerapan SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk merencanakan dan menetapkan luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan luaran yang ditetapkan.
Penggunaan standar SDKI-SLKI-SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstruktur, dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 3760 | 27 Oct 2024
Klinis : siki gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain (dan/atau) dari satu posisi ke posisi lain, yang dilakukan secara mandiri, dengan tujuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dari satu tempat ke tempat lain (dan/atau) dari satu posisi ke posisi lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kemampuan Mobilitas
2. Integritas Jaringan Kulit
3. Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Nyeri
3. Perawatan Luka
Penjelasan singkat:
Pasien dengan gangguan mobilitas fisik memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan mobilisasi, mencegah komplikasi (seperti luka tekan), dan mengelola nyeri yang mungkin menyertai kondisi tersebut. Perawat berperan penting dalam mengevaluasi tingkat mobilitas pasien, mengembangkan rencana perawatan yang sesuai, dan memberikan edukasi serta dukungan kepada pasien dan keluarga untuk memaksimalkan kemandirian pasien. -
Article No. 3761 | 27 Oct 2024
Klinis : siki gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bapak/Ibu. Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terarah, yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, kognitif, atau lingkungan.
Penyebab:
1. Faktor fisik: Cedera, penyakit, kelemahan otot, nyeri, deformitas, kekakuan sendi.
2. Faktor psikologis: Kecemasan, depresi, ketakutan, motivasi kurang.
3. Faktor kognitif: Gangguan koordinasi, gangguan persepsi, gangguan memori.
4. Faktor lingkungan: Akses yang terbatas, peralatan bantu yang tidak memadai.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terarah, yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, kognitif, atau lingkungan.
- Kriteria diagnostik: Keterbatasan dalam pergerakan anggota tubuh, aktivitas sehari-hari terbatas, gangguan keseimbangan, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Mobilitas Fisik
- Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara independen dan terarah.
- Kriteria hasil: Kemampuan bergerak, rentang gerak sendi normal, kekuatan otot meningkat, dan lain-lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Terapi Latihan Gerak
- Definisi: Pemberian latihan fisik untuk memelihara atau meningkatkan fungsi fisik.
- Intervensi: Latihan mobilitas, latihan kekuatan otot, latihan keseimbangan, dan lain-lain.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan disampaikan. Terima kasih. -
Article No. 3762 | 27 Oct 2024
Klinis : • Pingsan 1 jam SMRS • Tidak ada respon • Bibir pucat • Nadi karotis tidak teraba • Tidak ada nafas • Akral dingin • EKG Asistol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Henti Jantung
Penjelasan:
Henti Jantung merupakan keadaan di mana jantung berhenti berfungsi secara tiba-tiba, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terhenti. Kondisi ini ditandai dengan tidak adanya denyut nadi, tidak ada nafas, dan tidak ada respon.
SDKI:
Definisi: Hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Karakteristik Definisi: Tidak ada denyut nadi, tidak ada nafas, tidak ada respon.
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
1. Perfusi jaringan kembali normal
2. Fungsi kardiovaskuler kembali normal
3. Tidak terjadi komplikasi akibat henti jantung
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
2. Berikan defibrillasi jika didapatkan irama asistol pada EKG
3. Berikan obat-obatan sesuai algoritme ACLS (Advanced Cardiac Life Support)
4. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
5. Berikan dukungan psikologis dan emosional pada keluarga
Sebagai perawat, saya akan segera melakukan tindakan resusitasi jantung paru dan berkoordinasi dengan tim medis lainnya untuk mengembalikan fungsi jantung dan pernafasan pasien. Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital dan komplikasi juga menjadi perhatian utama kami. Semoga penjelasan ini bermanfaat. -
Article No. 3763 | 27 Oct 2024
Klinis : • Pingsan 1 jam SMRS • Tidak ada respon • Bibir pucat • Nadi karotis tidak teraba • Tidak ada nafas • Akral dingin • EKG Asistol
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R96.0
- Deskripsi: Kematian tiba-tiba yang tidak terduga, tanpa penjelasan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.60
- Deskripsi: Resusitasi kardiopulmoner, tidak dispesifikasikan
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami pingsan selama 1 jam setelah SMRS (Setelah Makan Rasa Sakit), dengan tanda-tanda vital yang tidak normal, yaitu tidak ada respon, bibir pucat, nadi karotis tidak teraba, tidak ada nafas, akral dingin, dan EKG Asistol. Kondisi ini menunjukkan kematian tiba-tiba yang tidak terduga dan tanpa penjelasan, yang sesuai dengan kode ICD-10 R96.0.
Untuk tindakan medis, dilakukan resusitasi kardiopulmoner, yang sesuai dengan kode ICD-9-CM 99.60. Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi darah pada pasien yang mengalami henti jantung atau henti napas.
Penegakkan diagnosis dan tindakan medis yang tepat sangat penting dalam menangani kasus kematian tiba-tiba seperti ini, guna memberikan perawatan yang sesuai dan meningkatkan kemungkinan pemulihan pasien. -
Article No. 3764 | 27 Oct 2024
Klinis : • Pingsan 1 jam SMRS • Tidak ada respon • Bibir pucat • Nadi karotis tidak teraba • Tidak ada nafas • Akral dingin • EKG Asistol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Henti jantung adalah keadaan gawat darurat medis di mana jantung berhenti memompa darah secara efektif. Tanda-tandanya termasuk tidak adanya respon, tidak ada nadi karotis, tidak ada napas, dan kulit yang dingin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan henti jantung adalah dapat mempertahankan sirkulasi darah dan ventilasi yang adekuat, mencegah komplikasi, dan mengembalikan fungsi jantung.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen sirkulasi (Resusitasi Jantung Paru)
3. Monitoring tanda-tanda vital
4. Pemberian obat-obatan
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lanjutan
Secara akademis, sebagai seorang perawat, saya menyarankan segera melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dengan teknik yang benar dan menghubungi tim medis untuk penanganan lanjutan. Tindakan cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mempertahankan hidup pasien.