Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18302 | 06 Jun 2025
Klinis : Keluarga Tn. D dan Ny. S baru saja dikaruniai anak pertama mereka yang berusia 2 minggu. Mereka tinggal bersama di rumah kontrakan di daerah perkotaan. Ibu Sari melahirkan secara normal namun masih mengalami kelelahan fisik dan kebingungan dalam merawat bayinya, terutama dalam hal menyusui dan mengganti popok. Bapak Danu bekerja sebagai karyawan swasta dengan jam kerja yang padat, sehingga tidak dapat selalu membantu merawat bayi. Mereka belum memiliki pengalaman mengasuh anak dan belum mengikuti kelas persiapan menjadi orang tua. Keluarga ini belum memiliki jadwal pemeriksaan bayi ke posyandu, dan belum mendapat imunisasi dasar lengkap. Mereka tampak cemas, mudah lelah, dan belum bisa menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai orang tua.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami oleh Keluarga Tn. D dan Ny. S:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga (KDMK)
Kode SDKI: 10047
Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga.
2. Kecemasan (KCEM)
Kode SDKI: 10002
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
3. Kurang Pengetahuan (KPNG)
Kode SDKI: 10018
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang dibutuhkan terkait suatu kondisi atau masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga (MKES)
Kode SLKI: 30075
Definisi: Kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga.
2. Tingkat Kecemasan (TCEM)
Kode SLKI: 30002
Definisi: Tingkat respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
3. Pengetahuan Kesehatan (PKES)
Kode SLKI: 30057
Definisi: Pemahaman yang dimiliki terkait dengan kondisi atau masalah kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kesehatan Keluarga (M0075)
Definisi: Membantu keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga.
2. Manajemen Kecemasan (M0002)
Definisi: Intervensi untuk mengurangi, mengendalikan, atau mencegah reaksi emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
3. Edukasi Kesehatan (M0057)
Definisi: Pemberian informasi yang terstruktur dan sistematis untuk meningkatkan pengetahuan terkait kondisi atau masalah kesehatan.
Dengan diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Keluarga Tn. D dan Ny. S dapat meningkatkan manajemen kesehatan keluarga, mengelola kecemasan, serta memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam merawat bayi mereka secara efektif. -
Article No. 18303 | 06 Jun 2025
Klinis : Keluarga Tn. D dan Ny. S baru saja dikaruniai anak pertama mereka yang berusia 2 minggu. Mereka tinggal bersama di rumah kontrakan di daerah perkotaan. Ibu Sari melahirkan secara normal namun masih mengalami kelelahan fisik dan kebingungan dalam merawat bayinya, terutama dalam hal menyusui dan mengganti popok. Bapak Danu bekerja sebagai karyawan swasta dengan jam kerja yang padat, sehingga tidak dapat selalu membantu merawat bayi. Mereka belum memiliki pengalaman mengasuh anak dan belum mengikuti kelas persiapan menjadi orang tua. Keluarga ini belum memiliki jadwal pemeriksaan bayi ke posyandu, dan belum mendapat imunisasi dasar lengkap. Mereka tampak cemas, mudah lelah, dan belum bisa menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai orang tua.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Kasus Keluarga Tn. D dan Ny. S)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 00052**
**Gangguan Peran Orang Tua (Parental Role Conflict)**
**Definisi:** Ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi tanggung jawab pengasuhan anak karena faktor fisik, emosional, atau kurangnya pengetahuan.
**Faktor yang Mendukung Diagnosa:**
- Kebingungan dalam teknik menyusui dan perawatan dasar bayi (misalnya mengganti popok).
- Kelelahan fisik ibu pascapersalinan.
- Kurangnya dukungan dari suami akibat jam kerja padat.
- Tidak adanya pengalaman atau persiapan sebelumnya (belum ikut kelas parenting).
- Keterlambatan dalam pemeriksaan kesehatan bayi (posyandu dan imunisasi).
---
### **2. Kriteria Luaran (SLKI)**
**Kode SLKI: 2003**
**Peran Orang Tua Optimal**
**Indikator:**
- Orang tua mampu mendemonstrasikan perawatan bayi baru lahir (menyusui, mengganti popok, memandikan).
- Orang tua menunjukkan pemahaman tentang jadwal imunisasi dan kunjungan posyandu.
- Orang tua melaporkan penurunan kecemasan dan peningkatan kepercayaan diri dalam pengasuhan.
**Target:** Mencapai kemandirian dalam 4–6 minggu dengan intervensi keperawatan.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: 4320**
**Edukasi Perawatan Bayi Baru Lahir**
**Tindakan:**
- Memberikan penyuluhan tentang teknik menyusui yang benar (posisi latch-on, frekuensi pemberian ASI).
- Melatih orang tua dalam perawatan higienis (ganti popok, perawatan tali pusat).
- Menyusun jadwal kunjungan posyandu dan imunisasi bersama keluarga.
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
**Kode SIKI: 5310**
**Dukungan Emosional**
**Tindakan:**
- Memvalidasi perasaan cemas dan kelelahan orang tua.
- Mendorong komunikasi terbuka antara suami-istri terkait pembagian peran.
- Merekomendasikan kelompok dukungan (support group) orang tua baru.
---
### **4. Rasionalisasi**
- **SDKI 00052** dipilih karena keluarga menunjukkan ketidaksiapan fisik dan psikologis dalam transisi peran.
- **SLKI 2003** menjadi luaran realistis dengan intervensi terstruktur.
- **SIKI 4320 dan 5310** merupakan intervensi berbasis bukti untuk meningkatkan pengetahuan dan adaptasi psikososial (referensi: *PPNI, 2017*).
---
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini memenuhi kriteria *NANDA-I* (domain 7: Peran) dan relevan dengan *Teori Transisi Peran* (Meleis, 2010). Evaluasi perlu dilakukan setiap 2 minggu untuk memantau progres.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)*
---
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- NANDA-I. (2021). *Nursing Diagnoses: Definitions and Classification*. -
Article No. 18304 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien berusia 2 bulan lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu saat ini dirawat karena pneumonia. Saat ini pasien terpasang oksigen 0,5 lpm dengan saturasi 99%, terdapat retraksi dada, nadi 140 kali per menit, respiration rate 41 kali per menit. Pasien tampak pucat, berat badan 2100 gr, panjang badan 43,2 cm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- Karakteristik Utama: Retraksi dada, frekuensi napas meningkat (41 kali per menit).
- Faktor yang Berhubungan: Infeksi saluran pernapasan (pneumonia).
2. Risiko Hipotermi
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal.
- Faktor Risiko: Usia bayi (2 bulan), berat badan rendah (2100 g), kelahiran prematur.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- Karakteristik Utama: Pasien tampak pucat.
- Faktor yang Berhubungan: Infeksi, pernapasan tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas normal untuk usia, retraksi dada berkurang, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
2. Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh berada dalam rentang normal untuk usia.
3. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Kriteria Hasil: Warna kulit dan mukosa membaik, capillary refill time normal, ekstremitas hangat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Monitor tanda-tanda vital (frekuensi napas, retraksi dada)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
- Lakukan suction sektret jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian terapi farmakologis (antibiotik, bronkodilator, dll.)
2. Risiko Hipotermi
- Pertahankan suhu ruangan sesuai kebutuhan pasien
- Gunakan alat penghangat sesuai kebutuhan (inkubator, selimut hangat)
- Lakukan perawatan kulit dan pemberian nutrisi yang adekuat
- Pantau suhu tubuh secara berkala
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- Monitor tanda-tanda vital (nadi, warna kulit, pengisian kapiler)
- Pertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan infeksi dan pemberian terapi cairan/transfusi jika diperlukan
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien ini. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika ada yang perlu klarifikasi. -
Article No. 18305 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien berusia 2 bulan lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu saat ini dirawat karena pneumonia. Saat ini pasien terpasang oksigen 0,5 lpm dengan saturasi 99%, terdapat retraksi dada, nadi 140 kali per menit, respiration rate 41 kali per menit. Pasien tampak pucat, berat badan 2100 gr, panjang badan 43,2 cm. Saat ini pasien mendapatkan antibiotik hari ke 4
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Tanda dan Gejala:
- Retraksi dada
- Peningkatan frekuensi pernapasan (41 kali per menit)
- Sianosis
- Produksi sekret berlebih
2. Perfusi Jaringan Terganggu
Definisi: Penurunan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan perifer.
Tanda dan Gejala:
- Nadi cepat (140 kali per menit)
- Kulit pucat
- Berat badan rendah (2100 gr)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Jalan napas paten
- Tidak ada retraksi dada
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Tidak ada sianosis
- Produksi sekret berkurang
2. Perfusi Jaringan Membaik
- Nadi dalam batas normal
- Warna kulit membaik
- Berat badan meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Pemantauan pernapasan
- Manajemen jalan napas
- Suction jalan napas
- Pemberian oksigen
- Fisioterapi dada
2. Perfusi Jaringan Terganggu
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen cairan
- Pemberian nutrisi enteral
- Perawatan kulit
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.)
Penjelasan:
Pasien berusia 2 bulan dengan riwayat lahir prematur memiliki risiko tinggi untuk mengalami masalah bersihan jalan napas tidak efektif dan perfusi jaringan terganggu. Kondisi pneumonia yang dialami pasien menyebabkan retraksi dada, peningkatan frekuensi pernapasan, dan produksi sekret berlebih, yang mengarah pada diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Selain itu, pasien juga mengalami perfusi jaringan terganggu yang ditandai dengan nadi cepat, kulit pucat, dan berat badan rendah.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah pasien mencapai bersihan jalan napas efektif, dengan jalan napas paten, frekuensi pernapasan normal, dan produksi sekret berkurang. Selain itu, perfusi jaringan pasien juga diharapkan membaik, dengan nadi dalam batas normal, warna kulit membaik, dan berat badan meningkat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, suction jalan napas, pemberian oksigen, fisioterapi dada, pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, pemberian nutrisi enteral, perawatan kulit, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk memberikan perawatan komprehensif bagi pasien. -
Article No. 18306 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien berusia 2 bulan lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu saat ini dirawat karena pneumonia. Saat ini pasien terpasang oksigen 0,5 lpm dengan saturasi 99%, terdapat retraksi dada, tidak ada secret, nadi 140 kali per menit, respiration rate 41 kali per menit. Pasien tampak pucat, berat badan 2100 gr, panjang badan 43,2 cm. Saat ini pasien mendapatkan antibiotik hari ke 4.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara ventilasi yang adekuat untuk mempertahankan oksigenasi yang optimal.
Karakteristik Definisi:
- Frekuensi napas tidak normal
- Irama napas tidak teratur
- Perubahan kedalaman napas
- Penggunaan otot bantu napas
- Saturasi oksigen (SpO2) tidak dalam rentang normal
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin kehidupan sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Keterbatasan dalam melakukan aktivitas
- Kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
- Perubahan tanda-tanda vital setelah aktivitas
- Perubahan status oksigenasi setelah aktivitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif
- Pasien menunjukkan status oksigenasi yang optimal
- Pasien tidak menggunakan otot bantu napas
2. Intoleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital selama aktivitas
- Pasien menunjukkan peningkatan status oksigenasi selama aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Pantau status respirasi (frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu napas)
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
- Lakukan tindakan untuk meningkatkan ekspansi dan ventilasi paru, seperti posisi semifowler dan perkusi dada
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi inhalasi atau bronkodilator jika diperlukan
- Edukasi dan latih keluarga untuk melakukan tindakan pendukung pernapasan
2. Intoleransi Aktivitas
- Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Lakukan aktivitas bertahap sesuai dengan toleransi pasien
- Berikan istirahat yang cukup sebelum dan setelah aktivitas
- Ajarkan teknik aktivitas dan manajemen energi kepada pasien dan keluarga
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk rencana latihan dan peningkatan toleransi aktivitas
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien berusia 2 bulan dengan prematuritas dan pneumonia memiliki risiko tinggi mengalami pola napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Pola napas tidak efektif dapat disebabkan oleh imaturitas sistem pernapasan, infeksi paru, dan keterbatasan otot-otot bantu pernapasan pada bayi prematur. Intoleransi aktivitas terjadi karena pasien mudah kelelahan dan membutuhkan energi ekstra untuk aktivitas sehari-hari akibat kondisi klinis dan keterbatasan fisik.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti pemantauan status respirasi, pemberian oksigen, tindakan untuk meningkatkan ventilasi paru, dan latihan aktivitas yang bertahap, diharapkan pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, mencapai status oksigenasi yang optimal, dan meningkatkan toleransi aktivitas sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 18307 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien berusia 2 bulan lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu saat ini dirawat karena pneumonia. Saat ini pasien terpasang oksigen 0,5 lpm dengan saturasi 99%, terdapat retraksi dada, tidak ada secret, nadi 140 kali per menit, respiration rate 41 kali per menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang efektif.
Penyebab: Proses penyakit, ketidakstabilan struktur pernapasan, dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Gejala & Tanda: Retraksi dada, peningkatan laju pernapasan, perubahan irama pernapasan, dan saturasi oksigen tidak dalam rentang normal.
Luaran/Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Indikator:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Kedalaman napas normal
c. Irama napas teratur
d. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
e. Saturasi oksigen dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Pantau status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan penggunaan otot bantu pernapasan)
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam rentang normal
c. Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas yang efektif
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi oksigen, ventilasi, atau tindakan lain yang diperlukan
2. Manajemen Nutrisi
a. Pantau asupan dan output cairan
b. Berikan nutrisi enteral sesuai kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
c. Pantau berat badan dan tumbuh kembang secara berkala
3. Pencegahan Komplikasi
a. Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan terapi antibiotik sesuai kebutuhan
b. Lakukan perawatan kulit dan mencegah kerusakan kulit
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
Penjelasan:
Pasien berusia 2 bulan, lahir prematur dengan usia koreksi 39 minggu, saat ini dirawat karena pneumonia. Kondisi saat ini menunjukkan adanya pola napas tidak efektif, dengan retraksi dada, frekuensi napas yang tinggi (41 kali per menit), dan saturasi oksigen yang masih dalam batas normal (99%) dengan bantuan oksigen 0,5 lpm. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memastikan pola napas yang efektif, dengan memantau status pernapasan, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, melakukan suction jika diperlukan, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Selain itu, intervensi keperawatan juga mencakup manajemen nutrisi dan pencegahan komplikasi, seperti infeksi dan kerusakan kulit, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan pasien. -
Article No. 18308 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien tampak BAB siang ini BAB tampak hitam #Tanda Vital Tensi : 120/65 mm/Hg, Nadi : 74 x/menit, Suhu : 36.5 ?C, Nafas : 17 x/menit, Berat Badan : 67 Kg , Tinggi Badan : 165 Cm, terpasang NGT dialirkan tidak ada residu HB 5.8
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis yang komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Konstipasi berhubungan dengan masukan makanan yang terbatas (NGT).
Rationale: Pasien tampak BAB siang ini dengan warna hitam, menunjukkan adanya perubahan pola defekasi yang dapat mengindikasikan adanya konstipasi. Penggunaan NGT juga dapat menghambat asupan makanan secara oral, meningkatkan risiko konstipasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Eliminasi Gastrointestinal Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Frekuensi BAB normal (1-2 kali/hari)
b. Konsistensi feses normal (lunak, tidak keras)
c. Tidak ada rasa tidak nyaman saat BAB
d. Tidak ada distensi abdomen
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Konstipasi
- Monitor pola defekasi (frekuensi, konsistensi, volume)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian laksatif/enema jika diperlukan
- Anjurkan peningkatan asupan cairan dan serat
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Ajarkan teknik defekasi yang benar
2. Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan nutrisi dan cairan melalui NGT
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengoptimalkan asupan nutrisi
- Edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi yang cukup
3. Pemantauan Tanda Vital
- Monitor tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan pengobatan anemia (Hb 5,8)
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Konstipasi" dipilih karena pasien tampak BAB dengan warna hitam, yang dapat mengindikasikan perubahan pola defekasi. Penggunaan NGT juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya konstipasi karena menghambat asupan makanan secara oral.
Luaran yang diharapkan adalah perbaikan pola eliminasi gastrointestinal, dengan kriteria hasil seperti frekuensi BAB normal, konsistensi feses normal, tidak ada rasa tidak nyaman saat BAB, dan tidak ada distensi abdomen.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen konstipasi, manajemen nutrisi, dan pemantauan tanda vital. Tujuannya adalah untuk memantau dan mengatasi risiko konstipasi, memastikan asupan nutrisi yang adekuat, serta mengevaluasi kondisi anemia yang dialami pasien.
Melalui implementasi intervensi yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim medis, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang optimal. -
Article No. 18309 | 06 Jun 2025
Klinis : sdki diagnosa keperawatan Resiko perdarahan, dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Risiko Perdarahan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dalam jumlah yang berlebihan dari sistem vaskular.
Penyebab Risiko Perdarahan dapat meliputi:
- Gangguan pada sistem koagulasi
- Trauma atau pembedahan
- Komplikasi kehamilan/persalinan
- Penyakit hematologis
b. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dapat meliputi:
- Anoreksia, bulimia, atau gangguan makan lainnya
- Malabsorpsi
- Mual, muntah, atau diare yang kronis
- Keterbatasan fisik atau kognitif
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Risiko Perdarahan
- Tidak terjadi perdarahan selama periode perawatan.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien/keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko dan tanda-tanda perdarahan.
- Pasien/keluarga dapat melakukan tindakan pencegahan perdarahan.
b. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
- Asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan individu.
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan.
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- Pasien/keluarga dapat memilih dan menyiapkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan.
- Pasien/keluarga dapat melakukan upaya untuk meningkatkan asupan nutrisi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Risiko Perdarahan
- Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan faktor risiko.
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang faktor risiko dan tanda-tanda perdarahan.
- Pemberian perawatan sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya perdarahan.
- Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
b. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
- Pengkajian nutrisi secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Pemberian makanan/suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
- Edukasi kepada pasien/keluarga tentang pemilihan dan penyiapan makanan yang sehat.
- Monitoring asupan nutrisi dan status gizi.
- Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
Diharapkan penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diperlukan untuk menangani kondisi risiko perdarahan dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Jangan ragu untuk menanyakan kembali jika ada yang kurang jelas. -
Article No. 18310 | 06 Jun 2025
Klinis : pasien kejang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait kondisi pasien kejang.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien kejang adalah "Risiko Cedera". Risiko Cedera merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi di mana pasien berisiko mengalami cedera fisik akibat adanya gangguan neurologis yang menyebabkan kejang. Pasien dengan kejang memiliki risiko tinggi untuk mengalami cedera, terutama cedera kepala, gigi, lidah, atau cedera lainnya selama episode kejang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidak terjadi cedera selama episode kejang.
2. Pasien dan keluarga memahami faktor pencetus, tanda gejala, dan tindakan pertolongan pertama saat terjadi kejang.
3. Pasien dapat mengenali tanda-tanda awal kejang dan melakukan tindakan pencegahan.
4. Pasien dan keluarga dapat mengelola faktor risiko terjadinya kejang.
5. Pasien menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi akibat kejang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan:
1. Manajemen Risiko Cedera
- Identifikasi faktor risiko dan potensi bahaya yang dapat menyebabkan cedera selama episode kejang.
- Ciptakan lingkungan yang aman dengan memindahkan benda-benda tajam atau keras dari jangkauan pasien.
- Posisikan pasien pada tempat yang aman dan bersih saat terjadi kejang.
- Pastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan bebas hambatan.
- Berikan bantuan pernapasan jika diperlukan.
- Lakukan tindakan pertolongan pertama yang sesuai saat terjadi kejang.
2. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Jelaskan mengenai penyebab, tanda gejala, dan faktor pencetus kejang.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengenali tanda awal kejang dan melakukan tindakan pencegahan.
- Berikan edukasi tentang manajemen faktor risiko, seperti menjaga pola tidur, menghindari stres, dan mengatur regimen pengobatan.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
3. Dukungan Psikologis
- Nilai respons psikologis pasien dan keluarga terhadap kondisi kejang.
- Berikan dukungan emosional dan bantu pasien serta keluarga untuk menghadapi perubahan kondisi.
- Fasilitasi diskusi dan tanya jawab untuk membantu pasien dan keluarga memahami kondisi dan proses perawatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bebas dari cedera selama episode kejang, mampu mengelola faktor risiko, dan dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi akibat kejang. -
Article No. 18311 | 06 Jun 2025
Klinis : MUNTAH 10 KALI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi MUNTAH 10 KALI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi MUNTAH 10 KALI adalah Risiko Dehidrasi. Risiko Dehidrasi didefinisikan sebagai "Peningkatan risiko kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan" (SDKI, 2017). Kondisi muntah yang berulang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan, sehingga pasien berisiko mengalami dehidrasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Keseimbangan Cairan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, turgor kulit yang baik, dan tidak ada gejala dehidrasi.
b. Pengendalian Mual dan Muntah: Pasien dapat mengendalikan mual dan muntah, ditandai dengan frekuensi muntah yang berkurang dan tidak ada lagi keluhan mual.
c. Pengetahuan tentang Manajemen Mual dan Muntah: Pasien dan/atau keluarga memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen mual dan muntah, termasuk penyebab, pencegahan, dan penanganannya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
a. Pemantauan Tanda Vital dan Status Cairan:
- Ukur dan catat tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) secara berkala.
- Pantau intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, membran mukosa, dll).
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi status elektrolit.
b. Manajemen Mual dan Muntah:
- Berikan antiemetik sesuai dengan instruksi dokter untuk mengurangi frekuensi muntah.
- Hindari makanan dan minuman yang dapat memicu mual dan muntah.
- Berikan diet yang mudah dicerna dan rendah lemak.
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan manajemen stres untuk mengurangi mual.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga:
- Jelaskan penyebab, pencegahan, dan penanganan mual dan muntah.
- Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola mual dan muntah di rumah.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu keseimbangan cairan yang adekuat, pengendalian mual dan muntah, serta peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi tersebut.