Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1835 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 23 tahun dirawat hari kedua di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat nyakit asma hasil pengkajian didapatkan data tekanan darah 120 / 80 mmHg nadi 92 kali per menit suhu 37,3°C pernafasan 30 kali per menit tanpa pernapasan Chuping hidung retraksi dinding dada Weezing pasien lebih nyaman dengan posisi duduk dengan memeluk bantal dan mengatakan sesak semakin bertambah bila pada posisi tidur dengan ransi kedua lapangan paru suara nafas versi cooler nafas cepat dan dangkal pasien mengeluh sakit kepala dan mengatakan sudah dua hari tidak bisa tidur akibat sesak nya pasien sultan tidur nyenyak akibat perubahan lingkungan dan tidak terbiasa tidur bila lampu kamar masih hidup
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang mengakibatkan ketidakadekuatan dalam ventilasi dan/atau pertukaran gas.
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan sesak napas, terutama saat berbaring.
- Hasil pemeriksaan menunjukkan frekuensi napas yang meningkat (30 kali/menit).
- Terlihat adanya retraksi dinding dada dan suara napas wheezing, menandakan adanya hambatan dalam aliran udara.
- Pasien lebih nyaman dalam posisi duduk, menandakan adanya upaya untuk memudahkan pernapasan.
2. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan sulit tidur selama dua hari terakhir akibat sesak napas yang dirasakan.
- Pasien juga merasa tidak nyaman dengan perubahan lingkungan tidur di rumah sakit dan terbiasa tidur dengan lampu kamar menyala.
3. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan sakit kepala yang dirasakan akibat sesak napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pola Napas
- Gangguan Pola Tidur
- Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perbaikan Pola Napas
- Pemulihan Pola Tidur
- Penurunan Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Tidur
- Manajemen Nyeri
Pendekatan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien, termasuk managemen jalan napas, pengaturan pola tidur, dan penatalaksanaan nyeri. -
Article No. 1836 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 27 tahun, G1P0A0H0, hamil 8 minggu datang ke klinik dengan kondisi umum lemah, merasakan nyeri hebat dan nyaris pingsan. Hasil pengkajian TD 140 per 90 mmHg, Napas 30 kali per mnt dan perut teraba seperti perut papan. Berdasarkan data data diatas makan kemungkinan pasien mengalami? a. Abortus inkomplit b. Abortus Insipiens c. Abortus imminens d. KET
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, kemungkinan besar pasien mengalami Abortus Imminens (c).
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Abortus Imminens
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Abortus Imminens: Kondisi risiko terjadinya penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dengan tanda-tanda pendarahan pervaginam dan nyeri perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Abortus Imminens adalah mencegah terjadinya abortus, mempertahankan kehamilandan mencegah komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau tanda-tanda vital, memantau perdarahan, memberikan edukasi terkait istirahat, nutrisi, dan aktivitas, serta merujuk ke tenaga kesehatan lain jika perlu.
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada Abortus Imminens, yaitu nyeri hebat, perdarahan, dan tanda-tanda vital yang tidak stabil. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Abortus Imminens. -
Article No. 1837 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien sesak nafas, glukosa darah di atas 300, terjadi peningkatan ketonuria
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan, penurunan berat badan, perubahan kadar glukosa darah, peningkatan kadar keton.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin, pengaturan diet, dan edukasi tentang manajemen diabetes.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Keadaan di mana terjadi perubahan dalam oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolar-kapiler.
- SLKI: Peningkatan frekuensi napas, peningkatan usaha napas, perubahan warna kulit, perubahan saturasi oksigen.
- SIKI: Intervensi keperawatan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi, dan edukasi tentang manajemen pernapasan.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, glukosa darah di atas 300, dan peningkatan ketonuria, dapat diidentifikasi dua diagnosa keperawatan utama, yaitu Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh dan Gangguan Pertukaran Gas.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah dan ketonuria, yang mengindikasikan adanya gangguan metabolisme karbohidrat. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin, pengaturan diet, dan edukasi tentang manajemen diabetes.
Sementara itu, Gangguan Pertukaran Gas disebabkan oleh sesak napas yang dialami oleh pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi, dan edukasi tentang manajemen pernapasan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keamanan perawatan bagi pasien. -
Article No. 1838 | 10 Oct 2024
Klinis : bu A (20 tahun) menjalani operasi seksio a.i plasenta previa totalis 1 jam yang lalu. Saat ini klien masih berada di ruang pemulihan kamar operasi. Hasil pengkajian klien beresiko mengalami troboemboli. Berdasarkan kasus, intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan agar masalah tidak terjadi adalah? a. Menginstruksikan klien agar tetap ditempat tidur b. Membantu klien agar banyak minum air putih c. Menganjurkan klien miring kanan – miring kiri d. Menyarakan klien sering berjalan setelah keluat dari kamar operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Risiko Tromboemboli berhubungan dengan pembedahan seksio caesarea.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Tromboemboli adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami pembentukan bekuan darah atau penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien tidak mengalami komplikasi tromboemboli.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan adalah:
d. Menyarankan klien sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi.
Penjelasan:
Setelah prosedur bedah seksio caesarea, klien berisiko mengalami tromboemboli. Oleh karena itu, intervensi utama yang perlu dilakukan adalah memfasilitasi mobilisasi dini klien dengan menyarankan agar sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi. Mobilisasi dini dapat membantu mencegah komplikasi tromboemboli dengan meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah penggumpalan darah.
Pilihan a, b, dan c bukan merupakan intervensi utama dalam pencegahan risiko tromboemboli. Meskipun penting, namun intervensi tersebut bukan yang utama dalam kasus ini. -
Article No. 1839 | 10 Oct 2024
Klinis : bu A (20 tahun) menjalani operasi seksio a.i plasenta previa totalis 1 jam yang lalu. Saat ini klien masih berada di ruang pemulihan kamar operasi. Hasil pengkajian klien beresiko mengalami troboemboli. Berdasarkan kasus, intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan agar masalah tidak terjadi adalah? a. Menginstruksikan klien agar tetap ditempat tidur b. Membantu klien agar banyak minum air putih c. Menganjurkan klien miring kanan – miring kiri d. Menyarakan klien sering berjalan setelah keluat dari kamar operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Tromboemboli berhubungan dengan immobilisasi setelah operasi seksio cesarea.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Tromboemboli adalah keadaan berisiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah vena oleh bekuan darah.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien bebas dari komplikasi tromboemboli.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko tromboemboli meliputi pemantauan tanda-tanda vital, mobilisasi dini, pemberian antikoagulan, serta edukasi tentang risiko dan pencegahan tromboemboli.
Intervensi Keperawatan Utama:
d. Menyarankan klien sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi.
Penjelasan:
Mobilisasi dini sangat penting untuk mencegah tromboemboli pada pasien pasca operasi seksio cesarea. Anjuran untuk sering berjalan setelah keluar dari kamar operasi dapat membantu melancarkan peredaran darah dan mencegah terjadinya tromboemboli. Intervensi ini sesuai dengan SIKI dan dapat membantu mencapai luaran keperawatan sesuai SLKI. -
Article No. 1840 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 56 tahun dirawat diruang onkologi dengan diagnose medis Ca. Ovarium stage 3. Hasil pemeriksaan fisik: TD 80/60 mmHg, Nadi 100 x/menit, Napas 26 x/menit, suhu 36.2 C; konjuctiva sub anemis, perut asites, lingkar perut 115 cm, nyeri tekan dan lepas, pasien dibantu untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, pasien menolak makan dan minum karena merasa perut begah. Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? a. Defisit volume cairan b. Nyeri Akut c. Gangguan perfusi jaringan d. Intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama pada pasien tersebut adalah:
c. Gangguan perfusi jaringan
Penjelasan:
1. Gangguan perfusi jaringan:
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat menyebabkan ketidakcukupan oksigen, nutrisi, dan zat lain yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
- Tanda dan gejala: TD 80/60 mmHg (hipotensi), nadi 100 x/menit (takikardi), asites (akumulasi cairan dalam rongga perut), nyeri tekan dan lepas pada perut.
- Faktor risiko: Penyakit kanker ovarium stadium 3.
2. Diagnosa keperawatan lain yang mungkin:
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik.
- Defisit volume cairan: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Standar diagnosa dan intervensi keperawatan sesuai SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan
- SLKI: Peningkatan Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Syok, Manajemen Asites, Manajemen Nyeri -
Article No. 1841 | 10 Oct 2024
Klinis : terdapat luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), Integritas Kulit Terganggu merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan adanya kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma, infeksi, maupun kondisi medis tertentu.
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Integritas Kulit Terganggu meliputi:
1. Penyembuhan Luka: Memastikan proses penyembuhan luka yang adekuat melalui perawatan luka yang tepat.
2. Pencegahan Komplikasi: Mengidentifikasi dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul, seperti infeksi.
3. Peningkatan Kenyamanan: Memberikan intervensi yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien, seperti manajemen nyeri.
Selanjutnya, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), beberapa intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Integritas Kulit Terganggu antara lain:
1. Perawatan Luka: Melakukan pembersihan, debridemen, dan aplikasi balutan yang tepat untuk memfasilitasi penyembuhan luka.
2. Manajemen Infeksi: Memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan terapi antibiotik atau intervensi lain yang diperlukan.
3. Manajemen Nyeri: Menilai dan mengelola nyeri yang mungkin dialami pasien akibat luka.
4. Edukasi Pasien: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka, pencegahan komplikasi, serta gaya hidup yang dapat mendukung penyembuhan.
Dalam penanganan Integritas Kulit Terganggu, perawat berperan penting dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk memfasilitasi penyembuhan luka, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 1842 | 10 Oct 2024
Klinis : Ibu A (20 tahun), melahirkan 5 hari yang lalu, datang ke pelayanan kesehatan didampingi oleh suami. Hasil pengkajian: suami mengatakan klien mudah marah dan menangis serta penurunan nafsu makan dan sulit tidur. Keadaan ini telah dialami oleh klien sejak beberapa hari setelah melahirkan. Berdasarkan kasus, jika intervensi keperawatan yang dilakukan tidak tepat maka klien akan mengalami? a. Stress postpartum b. Depresi postpartum c. Psikosis postpartum d. Postpartum blues
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang Anda berikan, diagnosisnya adalah:
b. Depresi postpartum
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Depresi postpartum adalah kondisi psikologis pada ibu pasca melahirkan yang ditandai dengan perasaan sedih, cemas, mudah marah, dan putus asa serta adanya penurunan minat dan kesenangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi depresi postpartum adalah peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi depresi, mampu melakukan aktivitas sehari-hari, dan terjalin interaksi yang baik dengan keluarga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian terapi suportif, terapi relaksasi, pemberian edukasi tentang depresi postpartum dan manajemen stres, serta melibatkan keluarga dalam asuhan keperawatan.
Jika intervensi keperawatan yang dilakukan tidak tepat, maka klien akan mengalami b. Depresi postpartum yang dapat memperburuk kondisi psikologis klien dan berdampak buruk pada kesehatan ibu dan bayi. -
Article No. 1843 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 32 tahun dirawat di unit gawat darurat dengan nyeri perut bawah yang parah yang dimulai secara tiba-tiba. Ia juga melaporkan mual dan pusing. Tanda-tanda vitalnya meliputi tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 110 bpm, dan pernapasan 24 napas/menit. USG menunjukkan kista ovarium yang pecah dengan perdarahan internal ringan. Apa diagnosis keperawatan prioritas pada Pasien? a. Nyeri akut yang berhubungan dengan kista ovarium yang pecah b. Volume cairan yang kurang berhubungan dengan perdarahan internal c. Perfusi jaringan yang tidak efektif berhubungan dengan gangguan vaskular d. Risiko infeksi berhubungan dengan pecahnya kista
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan prioritas pada pasien tersebut adalah:
a. Nyeri akut yang berhubungan dengan kista ovarium yang pecah
Penjelasan:
Diagnosis ini menjadi prioritas karena pasien mengalami nyeri perut bawah yang parah secara tiba-tiba, yang merupakan gejala utama dari pecahnya kista ovarium. Nyeri akut adalah kondisi yang membutuhkan penanganan segera untuk memberikan kenyamanan dan mengurangi penderitaan pasien.
Standar diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Standar luaran keperawatan berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Standar intervensi keperawatan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, memfasilitasi strategi penanggulangan nyeri, dan memantau respons pasien terhadap intervensi nyeri. -
Article No. 1844 | 10 Oct 2024
Klinis : seorang laki-laki, 30 tahun dengan diagnosa medis DM tipe 2 sedang dirawat karena ada ulkus diabetikum di kaki kanan. pasien mengeluh lukanya bau dan mengeluarkan cairan sehingga kasa basah. pasien sudah menderita DM sejak 2 tahun yang lalu namun jarang minum obat karena sibuk bekerja. hasil pemeriksaan : TD 120/80 mmHg, Frekuensi nadi 89 x/menit, frek. nafas 19 x/menit, suhu 37.3 C. tampak luka kehitaman di jempol kaki kiri, CRT kaki kiri 4 detik, sensasi nyeri menurun, teraba akral dingin. gula darah 2 jam PP 300 mg/dl, HbA1C 7.5% ( normal <5,7%).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Alur Luka b.d Ulkus Diabetikum
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko terjadinya proses patologis yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tidak terjadi tanda dan gejala infeksi pada luka.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Perawatan luka, Pencegahan infeksi, Pemantauan tanda dan gejala infeksi.
2. Gangguan Integritas Kulit b.d Ulkus Diabetikum
Penjelasan:
- SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Luka sembuh tanpa komplikasi.
- SIKI: Perawatan luka, Managemen nyeri, Edukasi perawatan diri.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer b.d Diabetes Melitus
Penjelasan:
- SDKI: Pengurangan sirkulasi darah ke bagian tubuh yang dapat mengancam fungsi dan struktur jaringan.
- SLKI: Meningkatnya sirkulasi darah ke ekstremitas.
- SIKI: Manajemen diabetes, Peningkatan perfusi perifer, Perawatan luka.
Konteks kondisi pasien:
- Laki-laki, usia 30 tahun
- Diagnosa Medis: Diabetes Melitus tipe 2 dengan ulkus diabetikum di kaki kanan
- Keluhan: Luka berbau dan mengeluarkan cairan, sehingga kasa basah
- Riwayat: Menderita DM sejak 2 tahun lalu, jarang minum obat
- Pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, Nadi 89x/menit, RR 19x/menit, Suhu 37,3°C, luka kehitaman di jempol kaki kiri, CRT 4 detik, sensasi nyeri menurun, akral dingin, Gula Darah 2 jam PP 300 mg/dL, HbA1C 7,5%.