Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1822 | 10 Oct 2024
Klinis : Kasus: Tn. Sahar berusia 45 tahun mengalami luka bakar 40% klasifikasi luka grade 3 karena terkena ledakan tabung gas. Lokasi luka bakar mengenai keseluruhan anterior thorax, lengan kiri, dan lengan kanan, bagian leher dan pipi kiri. Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri hebat berskala 7. Keluarga mengatakan pasien tidak mau makan, dan sulit tidur. Luka dalam terapi perawatan luka dengan perawat khusus perawatan luka. Saat proses perawatan luka pasien mengerang kesakitan dan beberapa saat meminta dihentikan perawatannya. Pasien sering mengucapkan dzikir untuk mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 100/60 mmHg; frekuensi nadi: 70x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit sebutkan do ds nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Tn. Sahar mengalami kondisi yang serius dengan luka bakar grade 3 yang cukup luas. Berdasarkan informasi yang diberikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang direkomendasikan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
- DO: Pasien mengeluh nyeri hebat dengan skala 7, mengerang saat perawatan luka, dan sering mengucapkan dzikir untuk mengurangi nyeri.
- DS: Luka bakar grade 3 yang mengenai sebagian besar tubuh, pasien tidak bisa tidur karena nyeri.
2. Gangguan Tidur
- DO: Pasien mengatakan sulit tidur dan keluarga mengatakan pasien tidak mau makan.
- DS: Nyeri hebat akibat luka bakar yang menyebabkan kesulitan tidur dan penurunan nafsu makan.
3. Risiko Infeksi
- DO: Luka bakar grade 3 yang luas, pasien menjalani perawatan luka oleh perawat khusus.
- DS: Kerusakan integritas kulit yang luas akibat luka bakar, membutuhkan perawatan luka yang intensif.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, mengacu pada tanda-tanda dan gejala (DO dan DS) yang ditemukan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas dan keamanan perawatan yang diberikan. -
Article No. 1823 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien datang ke Rumah Sakit dan dari hasil pemeriksaan fisik diketahui pada bagian iga bawah terdapat lengkung dan pada persambungan iga dengan tulang terdapat benjolan. Hal ini dikenal dengan? a. Funnel chest b. Barrel chest c. Rachitis chest d. Pigeon chest e. Flat chest
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang tepat adalah:
d. Pigeon chest
Penjelasan singkat:
Pigeon chest (pectus carinatum) adalah kondisi dimana dada tampak menonjol atau melengkung ke depan, biasanya disebabkan oleh pertumbuhan tulang rusuk yang tidak normal. Hal ini ditandai dengan adanya lengkung pada bagian iga bawah dan benjolan pada persambungan iga dengan tulang.
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pigeon chest adalah sebagai berikut:
SDKI: Gangguan pola napas
SLKI: Perbaikan pola napas
SIKI: Manajemen gangguan pola napas
Penting bagi perawat untuk melakukan pengkajian menyeluruh, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan memantau perkembangan pasien dengan kondisi ini. -
Article No. 1824 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hambatan Mobilitas Fisik
SDKI:
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik mandiri, terkendali, dan terkoordinasi yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, rentang gerak, dan/atau kontrol motorik.
- Faktor Risiko: Penurunan kekuatan otot, penurunan rentang gerak, penurunan koordinasi motorik, nyeri.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien dapat bergerak secara mandiri, terkoordinasi, dan terkendali.
- Indikator: Rentang gerak sendi, kekuatan otot, koordinasi motorik.
SIKI:
- Intervensi: Latihan rentang gerak, latihan kekuatan otot, latihan koordinasi motorik, manajemen nyeri.
2. Risiko Defisit Nutrisi
SDKI:
- Definisi: Risiko mengalami intake nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Anoreksia, penurunan nafsu makan, penyakit kronis.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai.
- Indikator: Asupan nutrisi, berat badan.
SIKI:
- Intervensi: Skrining nutrisi, konseling nutrisi, pemberian makanan sesuai preferensi pasien, kolaborasi dengan ahli gizi.
3. Kecemasan
SDKI:
- Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Faktor Risiko: Perubahan status kesehatan, perubahan lingkungan, hospitalisasi.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien dapat mengelola kecemasan.
- Indikator: Ekspresi wajah, tanda-tanda vital, perilaku.
SIKI:
- Intervensi: Terapi relaksasi, terapi distraksi, konseling, dukungan emosional.
Penjelasan singkat:
Ny. Jubaeda mengalami hambatan mobilitas fisik akibat post operasi fraktur panggul, sehingga memerlukan latihan fisik dan manajemen nyeri untuk meningkatkan kemampuan mobilisasi. Risiko defisit nutrisi juga teridentifikasi karena pasien menolak makan, sehingga perlu intervensi untuk meningkatkan asupan nutrisi. Selain itu, pasien juga mengalami kecemasan terkait kondisi kesehatannya dan proses rehabilitasi, sehingga dibutuhkan intervensi untuk mengelola kecemasan tersebut. -
Article No. 1825 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengacu pada standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Mobilitas fisik terganggu
b. Nyeri akut
c. Risiko malnutrisi
2. Penjelasan Singkat:
a. Mobilitas fisik terganggu
- SDKI: Gangguan kemampuan untuk bergerak secara mandiri dan terkoordinasi
- SLKI: Peningkatan kemampuan mobilisasi
- SIKI: Mobilisasi
Pasien Ny. Jubaeda mengalami gangguan mobilitas fisik karena masih belum dapat melakukan mobilisasi mandiri dari tempat tidur akibat fraktur panggul yang dialaminya. Pasien memerlukan bantuan keluarga atau perawat dalam berpindah.
b. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
- SLKI: Pengurangan nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri
Pasien Ny. Jubaeda mengalami nyeri akut dengan skala 1-3 yang memburuk saat mobilisasi akibat fraktur panggul. Nyeri yang dialami dapat menghambat proses pemulihan dan rehabilitasi pasien.
c. Risiko malnutrisi
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami berkurangnya asupan gizi dan/atau penyerapan zat gizi
- SLKI: Peningkatan status nutrisi
- SIKI: Manajemen nutrisi
Pasien Ny. Jubaeda mengalami risiko malnutrisi karena menolak untuk makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya. Hal ini dapat menghambat proses penyembuhan dan pemulihan pasca operasi fraktur panggul.
Berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dengan fokus pada peningkatan mobilitas, pengurangan nyeri, dan peningkatan status nutrisi pada pasien Ny. Jubaeda. -
Article No. 1826 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh
2. Nyeri Kronis
3. Ketidakefektifan Mobilitas Fisik
4. Kecemasan
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Jatuh:
- Definisi: Kerentanan individu untuk terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- Penyebab: Gangguan keseimbangan, kelemahan otot, riwayat jatuh, efek samping obat, dan lingkungan yang tidak aman.
- Gejala dan Tanda: Riwayat jatuh, kesulitan berjalan, kelemahan otot, gangguan visual, dan lingkungan yang tidak aman.
2. Nyeri Kronis:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Penyebab: Penyakit kronis, cedera, dan prosedur medis.
- Gejala dan Tanda: Laporan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, dan perubahan perilaku.
3. Ketidakefektifan Mobilitas Fisik:
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan terkoordinasi dari satu tempat ke tempat lain.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, gangguan muskuloskeletal, dan lingkungan yang tidak mendukung.
- Gejala dan Tanda: Keterbatasan dalam rentang gerak, kelemahan otot, dan kesulitan dalam berpindah.
4. Kecemasan:
- Definisi: Respon emosional dan psikolologis individu terhadap sumber penyebab yang tidak jelas atau tidak dikenal.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan, lingkungan yang tidak familiar, dan kurangnya dukungan sosial.
- Gejala dan Tanda: Perasaan khawatir, ketegangan, dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Jatuh: Tingkat risiko jatuh.
2. Nyeri Kronis: Tingkat nyeri, kontrol nyeri, dan kualitas hidup.
3. Mobilitas Fisik: Kemampuan berpindah, transfer, dan aktivitas sehari-hari.
4. Kecemasan: Tingkat kecemasan, kontrol kecemasan, dan adaptasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Jatuh: Manajemen lingkungan, latihan mobilisasi, dan penggunaan alat bantu.
2. Nyeri Kronis: Pemberian analgesik, terapi non-farmakologi, dan manajemen nyeri.
3. Mobilitas Fisik: Pelatihan latihan gerak, bantuan dalam aktivitas, dan penggunaan alat bantu.
4. Kecemasan: Terapi relaksasi, konseling, dan dukungan emosional.
Secara keseluruhan, intervensi yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi rehabilitasi dengan memberikan latihan mobilisasi yang aman, manajemen nyeri, dukungan emosional, dan kolaborasi dengan keluarga untuk mencapai hasil yang optimal bagi Ny. Jubaeda. -
Article No. 1827 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. Jubaeda yang disampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan adanya fraktur panggul.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah dari satu posisi ke posisi lain.
Faktor Berhubungan: Penyakit muskuloskeletal, nyeri, cedera, dan keterbatasan fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Mobilitas Fisik: Kemampuan individu untuk bergerak secara mandiri.
2. Tingkat Aktivitas Sehari-hari: Kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Mobilitas: Memfasilitasi pergerakan yang aman dan efektif.
2. Manajemen Nyeri: Mengontrol dan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
3. Terapi Aktivitas: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi.
Penjelasan Singkat:
Ny. Jubaeda mengalami hambatan mobilitas fisik akibat fraktur panggul yang baru saja dioperasi. Pasien belum dapat melakukan mobilisasi mandiri dan membutuhkan bantuan keluarga atau perawat. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan mobilitas, manajemen nyeri, dan terapi aktivitas untuk memfasilitasi pemulihan pasien dan membantu meningkatkan kemandirian dalam beraktivitas. -
Article No. 1828 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. Jubaeda yang anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh
2. Nyeri Akut
3. Defisit Mobilitas Fisik
4. Kesiapan Keluarga Untuk Meningkatkan Peran Dalam Rehabilitasi
5. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Jatuh
- SDKI: Risiko ketidakstabilan tubuh yang meningkatkan kemungkinan terjatuh dan mengalami cedera.
- SLKI: Pemantauan kesadaran dan orientasi, Pemberian informasi tentang risiko jatuh, Pendampingan saat mobilisasi.
- SIKI: Manajemen Risiko Jatuh, Pencegahan Cedera.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Manajemen nyeri, Distraksi, Pemberian analgetik.
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut, Pemberian Analgetik.
3. Defisit Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan terkontrol dari satu titik ke titik lain.
- SLKI: Terapi Latihan Gerak, Pemberian alat bantu mobilisasi, Bantuan dalam mobilisasi.
- SIKI: Terapi Latihan Gerak, Manajemen Mobilitas.
4. Kesiapan Keluarga Untuk Meningkatkan Peran Dalam Rehabilitasi
- SDKI: Kondisi yang menunjukkan kemampuan keluarga dalam membantu pasien untuk mencapai kemandirian dalam perawatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
- SLKI: Edukasi rehabilitasi, Dukungan keluarga, Pendampingan dalam latihan.
- SIKI: Edukasi Rehabilitasi, Konseling Keluarga.
5. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pemberian makanan dan cairan, Pemantauan asupan nutrisi, Pemberian nutrisi enteral.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Terapi Nutrisi.
Harapan saya, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI di atas dapat membantu Anda dalam penanganan kasus Ny. Jubaeda. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 1829 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keterangan yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S72.00
- Deskripsi: Fraktur leher femur, bagian tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 79.15
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk fraktur femur, tidak termasuk yang lain
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S72.00 mengacu pada fraktur leher femur, bagian tidak spesifik, yang dialami oleh Ny. Jubaeda setelah terjatuh.
- Kode ICD-9-CM 79.15 menunjukkan bahwa Ny. Jubaeda telah menjalani pembedahan terbuka untuk memperbaiki fraktur pada femurnya.
- Pasien saat ini sedang menjalani rehabilitasi di rumah sakit untuk pemulihan setelah prosedur bedah tersebut.
- Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus yang perlu diperhatikan dalam penanganan rehabilitasi.
- Pasien mengalami nyeri dengan skala 1-3 yang dapat mempengaruhi mobilisasi, sehingga membutuhkan perawatan dan latihan yang tepat.
- Keluarga belum siap untuk melanjutkan rehabilitasi secara rawat jalan karena khawatir akan memperburuk kondisi panggul yang patah dan kesulitan melakukan latihan gerak pada pasien.
Secara keseluruhan, penanganan kasus ini membutuhkan koordinasi yang baik antara tim medis, pasien, dan keluarga untuk mencapai hasil pemulihan yang optimal. -
Article No. 1830 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. Jubaeda yang telah dijabarkan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan, beserta penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Jatuh
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Jatuh adalah kerentanan untuk jatuh yang dapat menyebabkan cidera fisik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Menunjukkan perilaku untuk mencegah jatuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Risiko Jatuh, Terapi Aktivitas, Mobilisasi.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Bebas dari nyeri.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah.
- SLKI: Mobilitas fisik meningkat.
- SIKI: Terapi Aktivitas, Peningkatan Mobilitas, Perawatan Luka.
4. Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
- SDKI: Defisit Nutrisi adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Keseimbangan nutrisi terpenuhi.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Dukungan Nutrisi.
Penjelasan singkat terkait masing-masing diagnosa keperawatan:
1. Risiko Jatuh: Ny. Jubaeda memiliki risiko jatuh yang tinggi karena keterbatasan mobilisasi serta riwayat penyakit Diabetes Mellitus. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen risiko jatuh, terapi aktivitas, dan mobilisasi.
2. Nyeri Akut: Ny. Jubaeda mengalami nyeri akut pada panggul sebelah kiri akibat fraktur, dengan skala 1-3 yang memburuk saat mobilisasi. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan terapi aktivitas.
3. Gangguan Mobilitas Fisik: Ny. Jubaeda mengalami keterbatasan dalam melakukan mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur, sehingga masih memerlukan bantuan keluarga atau perawat. Intervensi yang dapat dilakukan adalah terapi aktivitas, peningkatan mobilitas, dan perawatan luka.
4. Defisit Nutrisi: Ny. Jubaeda mengalami penurunan nafsu makan sehingga harus dibujuk dengan makanan favoritnya. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi dan dukungan nutrisi.
Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg, nadi 72x/menit teratur, frekuensi napas 18x/menit, dan kondisi insisi yang intact, bersih, dan kering. Hal ini menunjukkan kondisi umum Ny. Jubaeda yang relatif stabil. -
Article No. 1831 | 10 Oct 2024
Klinis : Ny. Jubaeda berusia 73 tahun sedang menjalani rehabilitasi di RSUI karena post operasi fraktur pada panggul sebelah kiri. Kejadian jatuh 2 minggu yang lalu dan menjalani perawatan selama 10 hari. Pasien belum dapat mobilisasi mandiri berpindah dari tempat tidur sehingga masih dibantu oleh keluarga atau perawat. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan teratur menjalani pengobatan. Pasien mengeluh sesekali nyeri dengan skala 1-3 dan memburuk saat mobilisasi. Insisi dalam kondisi intact, bersih, dan kering. Pasien mengatakan bosan dan ingin pulang, saat ini keluarga mengeluh pasien tidak mau makan dan harus dibujuk dengan makanan favoritnya yaitu bubur sumsum. Keluarga mengatakan tidak siap jika saat ini harus menjalani perawatan rehabilitasi dengan metode rawat jalan. Alasannya karena khawatir memperburuk panggul yang patah dan kesulitan saat melakukan latihan gerak pada pasien. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg; frekuensi nadi: 72x/menit teratur; 80x/menit teratur, frekuensi napas 18 x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. Jubaeda, dapat ditentukan beberapa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Mobilitas Fisik Terganggu
b. Nyeri Akut
c. Risiko Jatuh
d. Ketidakefektifan Pola Makan
2. Penjelasan Singkat:
a. Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Kemampuan terbatas untuk melakukan gerakan fisik yang terkoordinasi dan terkontrol.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pergerakan dan koordinasi fisik pasien.
- SIKI: Membantu pasien dalam latihan fisik sesuai toleransi.
b. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi nyeri akut yang dialami pasien.
- SIKI: Mengkaji nyeri pasien dan memberikan terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
c. Risiko Jatuh
- SDKI: Rentan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cidera, yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
- SLKI: Intervensi untuk mencegah dan mengurangi risiko jatuh pada pasien.
- SIKI: Melakukan skrining risiko jatuh dan mengambil tindakan pencegahan.
d. Ketidakefektifan Pola Makan
- SDKI: Pola makan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi dan mempertahankan pola makan yang efektif.
- SIKI: Mengkaji asupan makan pasien, memberikan edukasi dan memotivasi pasien untuk meningkatkan asupan makan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan intervensi-intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI.