Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1795 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan mata kabur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan mata kabur.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai penurunan atau gangguan fungsi visual yang memengaruhi aktivitas sehari-hari. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain penglihatan kabur, penglihatan ganda, sensitivitas terhadap cahaya, dan nyeri mata.
SLKI (Standar Label Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan adalah kondisi dengan penurunan atau gangguan fungsi visual yang memengaruhi aktivitas sehari-hari. Diagnosis ini dapat ditegakkan ketika pasien mengeluhkan adanya perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, sensitivitas terhadap cahaya, dan nyeri mata.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Penglihatan antara lain:
1. Manajemen Penglihatan: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi visual.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan Gangguan Penglihatan.
3. Kolaborasi: Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter spesialis mata, untuk menentukan dan melaksanakan rencana perawatan yang tepat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien mengatasi Gangguan Penglihatan yang dihadapinya. -
Article No. 1796 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek , batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan pilek dan batuk.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Sekresi yang berlebihan, kelainan struktur saluran napas, keletihan otot pernapasan.
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, sianosis, dispnea.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas yang efektif, bebas dari sumbatan, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen batuk, terapi oksigen (jika diperlukan).
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan jalan napas tidak efektif" mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi di saluran pernapasan, sehingga jalan napas menjadi tidak lancar. Penyebabnya dapat berupa sekresi yang berlebihan, kelainan struktur saluran napas, atau keletihan otot pernapasan. Gejala dan tanda yang muncul antara lain batuk tidak efektif, napas cuping hidung, sianosis, dan dispnea. Tujuan keperawatan adalah mencapai jalan napas yang efektif, bebas dari sumbatan, dan tidak ada tanda-tanda distress pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen batuk, dan pemberian terapi oksigen jika diperlukan. -
Article No. 1797 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, dapat disertai dengan gejala seperti mual, muntah, fotofobia, dan gejala neurologis lainnya.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan struktur otak. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain rasa nyeri pada kepala, mual, muntah, fotofobia, dan gejala neurologis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penatalaksanaan Nyeri Kepala adalah pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri, mendemonstrasikan perilaku mengatasi nyeri yang efektif, dan mendemonstrasikan pemahaman tentang manajemen nyeri kepala.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri; Memberikan analgetik sesuai indikasi; Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan manajemen nyeri kepala.
3. Kolaborasi: Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan diagnosa dan penatalaksanaan yang tepat.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah Nyeri Kepala pada pasien. -
Article No. 1798 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan badan kuning,sklera ikterik
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi pasien dengan badan kuning dan sklera ikterik.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R17
- Deskripsi: Ikterik, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang spesifik, karena kondisi ini biasanya didiagnosis secara klinis dan tidak memerlukan tindakan prosedural.
Penjelasan:
Kode ICD-10 R17 (Ikterik, tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi pasien dengan badan kuning dan sklera ikterik. Ini menunjukkan adanya peningkatan bilirubin dalam darah, yang menyebabkan kulit dan sklera menjadi kuning.
Kondisi ini biasanya didiagnosis secara klinis berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar bilirubin. Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik, karena pada umumnya tidak diperlukan tindakan prosedural untuk menangani kondisi ini. Penatalaksanaan utamanya adalah mengidentifikasi penyebab dan memberikan perawatan yang sesuai. -
Article No. 1799 | 10 Oct 2024
Klinis : bayi usia 14 hari datang dengan badan kuning,sklera ikterik
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P59.9
- Deskripsi: Ikterus neonatal, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.83
- Deskripsi: Fototerapi
Penjelasan:
Kondisi bayi usia 14 hari dengan badan kuning dan sklera ikterik menunjukkan adanya ikterus neonatal. Ikterus neonatal adalah kondisi dimana terjadi peningkatan bilirubin dalam darah yang menyebabkan kulit dan sklera tampak kuning. Kode ICD-10 P59.9 digunakan untuk menggambarkan ikterus neonatal yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Dalam tata laksana ikterus neonatal, salah satu penanganan yang umum dilakukan adalah fototerapi. Fototerapi adalah tindakan pemberian cahaya dengan panjang gelombang tertentu untuk membantu menurunkan kadar bilirubin dalam darah. Tindakan fototerapi ini dicakup dalam kode ICD-9-CM 99.83.
Dengan demikian, kode diagnosis yang sesuai adalah P59.9 untuk ikterus neonatal, dan jika dilakukan tindakan fototerapi, maka kode prosedurnya adalah 99.83. -
Article No. 1800 | 10 Oct 2024
Klinis : bayi usia 14 hari datang dengan badan kuning,sklera ikterik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hyperbilirubinemia Neonatal
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hyperbilirubinemia Neonatal didefinisikan sebagai peningkatan kadar bilirubin dalam darah bayi yang dapat menyebabkan kulit dan sklera tampak kuning (ikterik).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar bilirubin dalam batas normal
2. Tidak terjadi komplikasi akibat hiperbilirubinemia
3. Orangtua/keluarga mampu merawat bayi dengan hiperbilirubinemia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan kadar bilirubin
2. Pemberian terapi fototerapi atau transfusi tukar bila indikasi
3. Peningkatan intake cairan dan nutrisi
4. Edukasi kepada orangtua/keluarga tentang perawatan bayi dengan hiperbilirubinemia
Sebagai perawat, kita perlu melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi yang tepat, serta melibatkan keluarga dalam perawatan bayi dengan hiperbilirubinemia untuk mencapai luaran yang optimal. -
Article No. 1801 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang sampai ke betis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronik Terkait Masalah Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Penyakit Musculoskeletal
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronik Terkait Masalah Mobilitas Fisik adalah kondisi individu yang mengalami nyeri terus-menerus atau berulang yang terkait dengan masalah pada mobilitas fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri kronik terkait masalah mobilitas fisik adalah pasien dapat menunjukkan penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri: Identifikasi karakteristik nyeri, ajarkan teknik manajemen nyeri, berikan analgesik sesuai indikasi.
2. Peningkatan Mobilitas Fisik: Ajarkan latihan fisik, bantu pasien dalam beraktivitas, berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan: Edukasi tentang penyebab nyeri, pengelolaan nyeri, dan pentingnya mobilisasi.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk menangani masalah nyeri kronik terkait masalah mobilitas fisik yang dialami oleh pasien. -
Article No. 1802 | 10 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan jari kiri tidak bisa digerakkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, keterbatasan lingkup gerak sendi, atau disfungsi neuromuskular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari Gangguan Mobilitas Fisik adalah pasien dapat mendemonstrasikan pergerakan sendi yang optimal, mempertahankan kekuatan otot, dan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Aktivitas: Mengatur dan memfasilitasi aktivitas pasien sesuai dengan kemampuannya.
2. Terapi Latihan: Melakukan latihan untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan rentang gerak sendi.
3. Perawatan Anggota Gerak: Memfasilitasi pergerakan anggota gerak pasien dengan tepat.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi terkait gangguan mobilitas fisik dan tindakan yang dapat dilakukan.
Harapan dari penerapan SDKI - SLKI - SIKI adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisiknya, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal dan mandiri. -
Article No. 1803 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan buang air besar (BAB) cair lebih dari 5 kali sehari sejak dua hari yang lalu. Pasien merasa lemas, pusing, serta mengeluhkan perut yang mulas dan nyeri. Ia juga mengalami mual, meskipun tidak muntah, dan mencurigai makanan yang dikonsumsinya dua hari lalu dari luar mungkin kurang bersih. Hasil pengkajian menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut nadi 95 kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit, suhu tubuh 37,5°C, dengan turgor kulit kurang elastis. Pasien melaporkan skala nyeri 3/10 (terasa kram pada perut), BAB 6 kali sehari dengan konsistensi cair dan sedikit lendir, nafsu makan menurun, dan merasa lemas saat berdiri lama. Pasien tampak cemas karena kondisinya tidak membaik dan sudah dua hari absen bekerja sebagai karyawan pabrik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut
- SDKI: Diare akut
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen diare akut
Penjelasan singkat:
- Diare akut adalah kondisi buang air besar (BAB) dengan konsistensi cair atau encer lebih dari 3 kali per hari.
- Penyebab utama diare akut pada pasien ini diduga terkait dengan makanan yang dikonsumsi dari luar yang kurang bersih.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau tanda-tanda vital, mengevaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit, memberikan terapi oral rehidrasi, mengatur diet dan nutrisi, serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai diare akut.
2. Nyeri abdomen akut
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen nyeri akut
Penjelasan singkat:
- Nyeri abdomen akut yang dialami pasien ditandai dengan adanya keluhan rasa mulas dan nyeri pada perut.
- Nyeri ini kemungkinan disebabkan oleh peradangan atau iritasi pada saluran pencernaan akibat diare.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: menilai karakteristik nyeri, memberikan terapi analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik relaksasi, serta memantau respons pasien terhadap penanganan nyeri.
3. Risiko dehidrasi
- SDKI: Risiko dehidrasi
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen risiko dehidrasi
Penjelasan singkat:
- Risiko dehidrasi pada pasien ini ditandai dengan adanya tanda-tanda seperti turgor kulit kurang elastis, denyut nadi cepat, dan suhu tubuh meningkat.
- Risiko dehidrasi dapat terjadi akibat adanya diare yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara signifikan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memantau tanda-tanda vital, mengevaluasi asupan dan output cairan, memberikan terapi rehidrasi oral atau parenteral sesuai indikasi, serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai pencegahan dehidrasi.
4. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Pemulihan kondisi kesehatan
- SIKI: Manajemen kecemasan
Penjelasan singkat:
- Kecemasan yang dialami pasien ditandai dengan keluhan merasa cemas karena kondisinya yang tidak membaik dan harus absen dari pekerjaan.
- Kecemasan dapat terjadi akibat adanya kondisi kesehatan yang tidak stabil dan ketidakpastian mengenai perkembangan penyakit.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: menilai tingkat kecemasan, memberikan dukungan emosional, mengajarkan teknik relaksasi, serta melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan.
Secara umum, penanganan untuk kondisi pasien ini meliputi manajemen diare akut, pengelolaan nyeri abdomen, pencegahan dan penanganan risiko dehidrasi, serta manajemen kecemasan. Pendekatan holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk memastikan pemulihan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 1804 | 10 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan buang air besar (BAB) cair lebih dari 5 kali sehari sejak dua hari yang lalu. Pasien merasa lemas, pusing, serta mengeluhkan perut yang mulas dan nyeri. Ia juga mengalami mual, meskipun tidak muntah, dan mencurigai makanan yang dikonsumsinya dua hari lalu dari luar mungkin kurang bersih. Hasil pengkajian menunjukkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut n
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
Definisi: Pengeluaran feses cair/setengah cair yang terjadi dalam waktu singkat (2-14 hari) dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola Eliminasi Terganggu
- Cairan Tubuh Kurang
- Nyeri Akut
- Mual
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tercapai
- Pengendalian Nyeri Tercapai
- Mual Teratasi
- Eliminasi Usus Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Asupan dan Pengeluaran
- Manajemen Cairan
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Mual dan Muntah
- Perawatan Diare
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami diare akut dengan gejala buang air besar (BAB) cair lebih dari 5 kali sehari sejak dua hari yang lalu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, nyeri perut, mual, serta kelelahan. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah pemantauan asupan dan pengeluaran, manajemen cairan, manajemen nyeri, manajemen mual dan muntah, serta perawatan diare untuk mengatasi kondisi pasien.