Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2007 | 11 Oct 2024
Klinis : post operasi patah tulang femur dextra
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi post operasi patah tulang femur dextra.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma/bedah, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, ekspresi wajah mengernyit, dan peningkatan tanda-tanda vital.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menjelaskan bahwa nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Kondisi post operasi patah tulang femur dextra dapat menyebabkan nyeri akut karena adanya trauma dan pembedahan yang dilakukan.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, pembengkakan, dan kemerahan pada area luka.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menjelaskan bahwa risiko infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Pada pasien post operasi patah tulang femur dextra, terdapat risiko infeksi karena adanya luka operasi yang dapat menjadi pintu masuk bagi organisme patogen.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan immobilitas akibat pembedahan, ditandai dengan keterbatasan kemampuan dalam melakukan pergerakan.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menjelaskan bahwa gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah, baik mandiri maupun dengan bantuan. Pada pasien post operasi patah tulang femur dextra, terdapat gangguan mobilitas fisik akibat immobilitas yang diperlukan selama proses penyembuhan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dapat digunakan untuk menentukan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan di atas. -
Article No. 2008 | 11 Oct 2024
Klinis : prosedur posisi terlentang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi prosedur posisi terlentang.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cidera Posisi Terlentang
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Cidera Posisi Terlentang adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami cedera akibat posisi terlentang yang tidak sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Hasil yang diharapkan pada pasien dengan risiko cidera posisi terlentang adalah integritas kulit tetap utuh, tidak terjadi kerusakan jaringan, dan pasien merasa nyaman dengan posisi terlentang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko cidera posisi terlentang meliputi:
1. Memposisikan pasien dengan hati-hati dan aman.
2. Menjaga posisi tubuh pasien tetap sejajar.
3. Memberikan alas/bantalan pada area yang berisiko mengalami kerusakan kulit.
4. Memantau tanda-tanda vital dan kondisi kulit secara berkala.
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya posisi terlentang yang tepat.
Sebagai seorang perawat, saya memahami pentingnya menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien. Dengan mengikuti panduan tersebut, diharapkan dapat meminimalkan risiko cidera pada pasien yang menjalani prosedur posisi terlentang. -
Article No. 2009 | 11 Oct 2024
Klinis : Pasien nampak tidak koperatif dalam mengedan dan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Kelemahan Otot
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kondisi di mana individu mengalami perubahan frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang tidak efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu menunjukkan pola napas yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan pola napas yang efektif, seperti pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan peningkatan kekuatan otot pernapasan.
Kondisi pasien yang nampak tidak koperatif dalam mengedan dan lemas, kemungkinan besar mengindikasikan adanya kelemahan otot yang dapat menyebabkan pola napas yang tidak efektif. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk memfasilitasi pernapasan yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 2010 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien prolaps uterovaginal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Prolaps Uterovaginal
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Prolaps Uterovaginal adalah kondisi dimana uterus, vagina, atau kedua-duanya turun atau keluar dari posisi normal di dalam rongga panggul. Diagnosa ini terkait dengan penurunan dukungan struktural pada organ-organ panggul.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan dari asuhan keperawatan pada pasien dengan prolaps uterovaginal adalah untuk mencapai peningkatan fungsi organ panggul, penurunan gejala, dan peningkatan kualitas hidup pasien. Luaran yang diharapkan dapat dicapai meliputi pemulihan fungsi organ panggul, penurunan gejala prolaps, dan peningkatan kemampuan beraktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola prolaps uterovaginal antara lain:
1. Manajemen gejala prolaps, seperti edukasi dan latihan Kegel.
2. Perawatan vagina, seperti penggunaan pesarium.
3. Edukasi dan konseling terkait pencegahan dan penanganan prolaps.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti ginekolog, untuk penanganan definitif.
Tone: Akademis
Persona: Pakar Keperawatan -
Article No. 2011 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien ibu hamil trimester 2 saat ini sedang hamil anak ketiga namun mengalami keputihan tapi untuk anak pertama dan kedua tidak ada keputihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien ibu hamil trimester 2 yang mengalami keputihan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Vagina (SDKI)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen di dalam vagina yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Gangguan Pola Eliminasi: Inkontinensia Urin (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan urin, yang mengakibatkan kebocoran urin.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
Tujuan: Pasien dapat bebas dari risiko infeksi vagina selama masa kehamilan.
Intervensi: Edukasi tentang personal hygiene, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait.
2. Manajemen Inkontinensia Urin
Tujuan: Pasien dapat mengendalikan eliminasi urin selama masa kehamilan.
Intervensi: Latihan otot dasar panggul, edukasi tentang perawatan inkontinensia, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait.
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
Intervensi: Edukasi tentang perawatan vagina yang benar, pemantauan tanda-tanda infeksi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan.
2. Manajemen Inkontinensia Urin
Intervensi: Latihan otot dasar panggul, edukasi tentang perawatan inkontinensia, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan.
Evaluasi Keperawatan:
Pasien dapat bebas dari risiko infeksi vagina dan dapat mengendalikan eliminasi urin selama masa kehamilan.
Dalam kondisi ini, diagnosa keperawatan yang ditemukan adalah risiko infeksi vagina dan gangguan pola eliminasi: inkontinensia urin. Rencana asuhan keperawatan berfokus pada manajemen risiko infeksi dan manajemen inkontinensia urin, dengan implementasi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Evaluasi keperawatan dilakukan untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 2012 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien susah makan, lemas,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intake Nutrisi Tidak Adekuat
Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Gejala dan Tanda:
- Pasien susah makan
- Pasien terlihat lemas
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kesulitan dalam mengonsumsi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan nafsu makan, kesulitan menelan, atau masalah lain yang menghambat asupan nutrisi yang adekuat.
Sesuai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), perawat dapat mengembangkan rencana asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah intake nutrisi yang tidak adekuat pada pasien, misalnya dengan pemberian nutrisi enteral atau parenteral, pemberian makanan yang menarik, dan edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 2013 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien hamil trimester kedua mengeluh tidak nafsu makan, lemas, kadang-kadang tidak menghabiskan porsi makannya, makan 3 kali sehari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan ideal, tidak mengalami penurunan berat badan, serta memiliki kadar hemoglobin, albumin, dan parameter lain yang sesuai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Monitor asupan dan output nutrisi
2. Berikan edukasi tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
4. Bantu pasien dalam memilih makanan yang dapat meningkatkan nafsu makan
5. Fasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai kehamilan
6. Berikan dukungan emosional untuk mengatasi perubahan nafsu makan
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan kondisi pasien dapat ditangani secara komprehensif dan sesuai standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2014 | 11 Oct 2024
Klinis : Seorang ibu rumah tangga, usia 42 tahun, dikenal sangat religius di lingkungannya. Setelah suaminya meninggal lima tahun yang lalu, klien semakin mendekatkan diri pada agama, la memiliki dua anak yang sudah dewasa dan tinggal terpisah dari dirinya, Hingga akhirnya ia didiagnosis menderita kanker payudara stadium lanjut beberapa bulan yang lalu, dan saat ini sedang menjalani perawatan paliatif di rumah. Selama menjalani perawatan, ia mulai merasakan penurunan fisik yang signifikan, seperti rasa sakit yang terus-menerus, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan, Seiring dengan penurunan kesehatannya, klien juga mulai merasakan keraguan terhadap keyakinannya. Ia mulai mempertanyakan mengapa ia harus mengalami penderitaan yang sangat berat padahal telah menjalankan ibadah dengan baik sepanjang hidupnya. Ia merasa tidak siap menghadapi kematian, dan perasaan ini membuatnya merasa terputus dari Tuhan. Ia mulai merasa bahwa mungkin Tuhan sedang menghukumnya, atau bahwa doanya selama ini tidak didengar. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya dapat mengidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang relevan dengan kondisi klien yang Anda deskripsikan. Menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan yang dapat muncul:
1. Diagnosa Keperawatan: Distres Spiritual
Definisi: Pengalaman gangguan dalam kemampuan untuk menemukan makna, tujuan, dan hubungan transenden dalam kehidupan.
Faktor yang Berhubungan: Kehilangan, perubahan kondisi kesehatan, dan keyakinan spiritual yang dipertanyakan.
Gejala dan Tanda: Perasaan terisolasi, tidak berdaya, kesulitan menemukan makna atau tujuan hidup, dan perubahan ekspresi spiritual.
2. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan perilaku terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan, ancaman terhadap integritas diri, dan kematian.
Gejala dan Tanda: Ketakutan, kekhawatiran, dan kesulitan dalam mengontrol kekhawatiran.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang menetap atau berpotensi merusak.
Faktor yang Berhubungan: Proses penyakit kronis, seperti kanker.
Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri yang terus-menerus, penurunan aktivitas, dan perubahan pola tidur.
4. Diagnosa Keperawatan: Anoreksia
Definisi: Penurunan atau hilangnya nafsu makan yang mengakibatkan asupan nutrisi tidak adekuat.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit kronis, seperti kanker, dan kecemasan.
Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, pemilihan makanan yang terbatas, dan rasa mual.
5. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan, seperti keletihan fisik, mental, dan emosional, yang menetap dan mengganggu fungsi sehari-hari.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit kronis, seperti kanker, dan stres emosional.
Gejala dan Tanda: Penurunan energi, peningkatan kebutuhan istirahat, dan penurunan motivasi.
Diagnosa-diagnosa keperawatan ini mencerminkan permasalahan fisik, psikologis, dan spiritual yang dialami oleh klien. Sebagai perawat, kita dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, serta membantu klien mengatasi tantangan yang dihadapinya. -
Article No. 2015 | 11 Oct 2024
Klinis : Seorang ibu rumah tangga, usia 42 tahun, dikenal sangat religius di lingkungannya. Setelah suaminya meninggal lima tahun yang lalu, klien semakin mendekatkan diri pada agama, la memiliki dua anak yang sudah dewasa dan tinggal terpisah dari dirinya, Hingga akhirnya ia didiagnosis menderita kanker payudara stadium lanjut beberapa bulan yang lalu, dan saat ini sedang menjalani perawatan paliatif di rumah. Selama menjalani perawatan, ia mulai merasakan penurunan fisik yang signifikan, seperti rasa sakit yang terus-menerus, kelelahan, dan hilangnya nafsu makan, Seiring dengan penurunan kesehatannya, klien juga mulai merasakan keraguan terhadap keyakinannya. Ia mulai mempertanyakan mengapa ia harus mengalami penderitaan yang sangat berat padahal telah menjalankan ibadah dengan baik sepanjang hidupnya. Ia merasa tidak siap menghadapi kematian, dan perasaan ini membuatnya merasa terputus dari Tuhan. Ia mulai merasa bahwa mungkin Tuhan sedang menghukumnya, atau bahwa doanya selama ini tidak didengar. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul beserta etiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ibu rumah tangga berusia 42 tahun yang menderita kanker payudara stadium lanjut dan mengalami permasalahan spiritual.
Diagnosa Keperawatan:
1. Distres Spiritual (SDKI)
Etiologi: Perasaan tidak berdaya, kehilangan keyakinan pada Tuhan, ragu dengan keimanan, merasa dihukum, dan takut menghadapi kematian.
2. Nyeri Kronis (SDKI)
Etiologi: Progresivitas penyakit kanker payudara stadium lanjut yang menyebabkan rasa sakit yang terus-menerus.
3. Kelelahan (SDKI)
Etiologi: Penurunan kesehatan fisik akibat kanker payudara stadium lanjut dan efek samping pengobatan paliatif.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
Etiologi: Hilangnya nafsu makan akibat progresivitas penyakit dan efek samping pengobatan.
Penjelasan singkat SLKI dan SIKI:
1. Distres Spiritual
SLKI: Peningkatan Kesejahteraan Spiritual
SIKI: Terapi Spiritual, Konseling Spiritual, Fasilitasi Ibadah
2. Nyeri Kronis
SLKI: Penurunan Nyeri
SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, Edukasi Manajemen Nyeri
3. Kelelahan
SLKI: Peningkatan Energi
SIKI: Manajemen Energi, Terapi Komplementer, Edukasi Manajemen Kelelahan
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SLKI: Pemenuhan Nutrisi
SIKI: Manajemen Nutrisi, Edukasi Nutrisi, Kolaborasi Ahli Gizi
Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien, dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan spiritual, manajemen gejala, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai dengan standar praktik keperawatan profesional. -
Article No. 2016 | 11 Oct 2024
Klinis : Bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Bersihan jalan napas tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sumbatan. Indikator luarannya meliputi frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada retraksi dinding dada, serta bunyi napas bersih tanpa suara tambahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi.
2. Memberikan humidifikasi oksigen atau terapi pernapasan.
3. Melakukan suction untuk mengeluarkan sekret.
4. Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
5. Memantau status pernapasan secara berkala.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sumbatan.