Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1940 | 11 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien laki-laki (32 th) datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas, wajah bengkak, dan ruam merah yang menyebar ke seluruh tubuh. Pasien mengaku bahwa dua jam sebelumnya ia mengalami demam dan mengonsumsi obat antibiotik yang baru saja diresepkan dokter untuk infeksi saluran pernapasan atas. Gejala sesak dan bengkak mulai muncul sekitar satu jam setelah mengonsumsi obat tersebut. Perawat yang bertugas menduga pasien mengalami reaksi alergi terhadap antibiotik dan segera melakukan penilaian awal serta tindakan yang diperlukan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perubahan Perfusi Perifer Berhubungan dengan Reaksi Alergi terhadap Antibiotik
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Perubahan Perfusi Perifer adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan suplai oksigen ke jaringan perifer.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Perfusi Perifer yang Adekuat, di mana tanda-tanda vital dan sirkulasi perifer menunjukkan nilai normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Alergi, Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Manajemen Edema, dan Pemberian Oksigen sesuai indikasi.
Pasien mengalami gejala klinis yang mengarah pada reaksi alergi terhadap antibiotik, yaitu sesak napas, wajah bengkak, dan ruam merah yang menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan perubahan perfusi perifer dan berisiko terjadinya penurunan suplai oksigen ke jaringan. Perawat perlu segera melakukan penilaian awal, memberikan oksigen, dan penanganan lainnya sesuai kebutuhan untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. -
Article No. 1941 | 11 Oct 2024
Klinis : do : pasien mengatakan gatal ds : ruam-ruam merah di kedua lengan kanan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu pasien mengeluhkan gatal-gatal dengan disertai ruam-ruam merah di kedua lengan, maka dapat diberikan kode ICD-10 sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L29.9
- Deskripsi: Pruritus, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
- Kode L29.9 (Pruritus, tidak diklasifikasikan di tempat lain) merupakan kode yang sesuai untuk menggambarkan gejala gatal-gatal yang dialami oleh pasien.
- Pruritus adalah sensasi tidak nyaman pada kulit yang dapat menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
- Kode ini digunakan ketika pruritus tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik.
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat tindakan medis yang perlu dikodekan menggunakan kode ICD-9-CM Procedure. -
Article No. 1942 | 11 Oct 2024
Klinis : do : pasien mengatakan gatal ds : ruam-ruam merah di kedua lengan kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Kulit
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan data objektif (do) yang diberikan, yaitu pasien mengatakan gatal dan terdapat ruam-ruam merah di kedua lengan kanan, dapat dirumuskan diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi Kulit".
Risiko Infeksi Kulit merupakan kondisi di mana individu rentan atau berpotensi untuk mengalami infeksi pada kulit, yang ditandai dengan adanya gejala seperti ruam, gatal, dan perubahan warna kulit.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Infeksi Kulit didefinisikan sebagai "Rentan atau berpotensi untuk mengalami infeksi pada lapisan kulit, yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme patogen".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Adapun luaran yang diharapkan pada pasien dengan Risiko Infeksi Kulit adalah Integritas Kulit: Baik, di mana pasien menunjukkan kulit yang utuh, tidak terdapat luka, ruam, atau perubahan warna, serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Perawatan Kulit, Manajemen Infeksi, Terapi Topikal, dan Edukasi Kesehatan. Tujuannya adalah untuk mencegah, mengatasi, dan mengelola infeksi kulit yang mungkin terjadi.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk mengelola risiko infeksi kulit, memantau kondisi kulit, serta memberikan perawatan dan edukasi yang sesuai agar dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 1943 | 11 Oct 2024
Klinis : do : pasien mengatakan nyeri di kantung kemaluan ds : terdapat luka lecet di skrotum. luka telah mengering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan jaringan pada skrotum.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan skala nyeri berkurang
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
- Pasien dapat beraktivitas tanpa rasa nyeri
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi dingin/hangat
- Perawatan Luka
- Bersihkan luka dengan cairan salin steril
- Aplikasikan salep atau krim antibiotik sesuai indikasi
- Balut luka dengan perban steril
Dengan diagnosa dan rencana asuhan keperawatan ini, diharapkan dapat membantu mengatasi nyeri dan mempercepat penyembuhan luka pada pasien. -
Article No. 1944 | 11 Oct 2024
Klinis : do : pasien mengatakan nyeri di kantung kemaluan ds : terdapat luka lecet di skrotum. luka telah mengering
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mengevaluasi kondisi yang dideskripsikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N50.9
- Deskripsi: Gangguan skrotum dan testis, tidak spesifik
Penjelasan:
Kode N50.9 dalam ICD-10 mencakup gangguan pada skrotum dan testis yang tidak dapat diklasifikasikan secara spesifik. Dalam kasus ini, pasien mengeluhkan nyeri di area kantung kemaluan (skrotum) dan terdapat luka lecet di skrotum yang telah mengering, sehingga diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan skrotum dan testis yang tidak spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur yang spesifik.
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang dilakukan dalam kasus ini.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis yang dilakukan. Perawatan yang mungkin diberikan adalah pembersihan dan perawatan luka di skrotum untuk memastikan proses penyembuhan yang baik. -
Article No. 1945 | 11 Oct 2024
Klinis : do : pasien mengatakan nyeri di kantung kemaluan ds : terdapat luka lecet di skrotum. luka telah mengering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan luka lecet di skrotum
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa nyeri akut berhubungan dengan luka lecet di skrotum adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengkaji intensitas, karakteristik, dan durasi nyeri, memberikan analgesik sesuai instruksi, dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Perawatan luka: Membersihkan luka, menerapkan balutan luka yang sesuai, dan memantau proses penyembuhan.
3. Edukasi: Memberikan informasi tentang penyebab, gejala, dan penanganan nyeri serta perawatan luka.
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar perawat, diharapkan pasien dapat memahami kondisinya, berpartisipasi aktif dalam penanganan, dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 1946 | 11 Oct 2024
Klinis : klien mengatakan sering mendengar suara-sura bisikan dan kadang melihat orang yang sudah meninggal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan
Penjelasan:
Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Klien mengeluhkan sering mendengar suara-suara bisikan dan kadang melihat orang yang sudah meninggal, yang menandakan adanya gangguan persepsi sensori.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan didefinisikan sebagai persepsi sensorik palsu yang tidak berdasar pada rangsangan eksternal yang nyata. Klien mengalami distorsi dan perubahan dalam persepsi realitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
1. Klien dapat mengenali dan mengidentifikasi halusinasi yang dialami.
2. Klien dapat mengontrol dan mengelola halusinasi yang dialami.
3. Klien dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial.
4. Klien dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk menangani halusinasi pendengaran dan penglihatan meliputi:
1. Terapi Realitas: Membantu klien untuk menyadari bahwa pengalaman yang dialami adalah halusinasi dan tidak nyata.
2. Manajemen Halusinasi: Mengajarkan klien teknik untuk mengontrol halusinasi, seperti mengalihkan perhatian, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan menggunakan obat-obatan sesuai resep.
3. Peningkatan Kemampuan Interaksi Sosial: Memfasilitasi klien untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan membangun hubungan yang positif dengan orang lain.
4. Peningkatan Kemampuan Perawatan Diri: Membantu klien untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan klien dan tim kesehatan lainnya untuk menerapkan intervensi yang sesuai dan memantau perkembangan kondisi klien. Tujuannya adalah untuk membantu klien mencapai outcome yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 1947 | 11 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat dengan keluhan seluruh badan mulai terasa bengkak. Hasil pengkajian didapatkan sesak nafas, mual, pusing, pucat. Perawat akan memberikan tindakan pada pasien yaitu terapi oksigen. Berdasarkan pengertian keperawatan tindakan apa yang diberikan perawat sesuai kasus di atas? a. Tindakan kolaboratif b. Tindakan rehabilitatif c. Tindakan otonomi d. Tindakan mandiri e. Menjaga privasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan pola napas
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakefektifan pola napas ditandai dengan adanya sesak napas, perubahan frekuensi, irama, dan kedalaman napas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan dari tindakan keperawatan adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan pola napas yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah ini adalah terapi oksigen, yang merupakan tindakan mandiri (independent) perawat.
Berdasarkan pengertian keperawatan, tindakan yang diberikan perawat sesuai kasus di atas adalah tindakan mandiri. Perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk memberikan terapi oksigen sebagai upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan pola napas yang efektif pada pasien. -
Article No. 1948 | 11 Oct 2024
Klinis : Diagnosis untuk berak darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, saya sebagai seorang perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi berak darah.
Diagnosa Keperawatan:
Diare dengan Perdarahan (Diarrhea with Bleeding)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare dengan Perdarahan merupakan kondisi di mana pasien mengalami buang air besar dengan adanya darah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, radang usus, atau bahkan kondisi yang lebih serius seperti kanker usus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari perawatan pasien dengan diare dengan perdarahan adalah pasien dapat mengendalikan frekuensi dan konsistensi feses, tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan, serta tidak terjadi dehidrasi atau komplikasi lainnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pemberian obat-obatan sesuai resep, edukasi mengenai diet yang tepat, serta tindakan untuk mengendalikan perdarahan jika diperlukan.
Sebagai seorang perawat, saya akan memastikan pasien mendapatkan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan yang terbaik. -
Article No. 1949 | 11 Oct 2024
Klinis : Diagnosis untuk melena
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Kondisi Melena:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi:
Risiko terjadinya kehilangan darah yang berasal dari saluran cerna akibat ketidakseimbangan antara faktor-faktor yang meningkatkan risiko perdarahan dan mekanisme pertahanan tubuh.
Faktor Risiko:
1. Riwayat perdarahan gastrointestinal sebelumnya
2. Penggunaan obat-obatan antikoagulan atau antiplatelet
3. Penyakit hati atau penyakit sistemik lainnya
4. Trauma atau lesi pada saluran cerna
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Nafas: Dispnea
2. Kardiovaskular: Takikardia, Hipotensi
3. Perubahan Tanda-Tanda Vital: Peningkatan suhu tubuh
4. Gastrointestinal: Melena, Muntah darah, Nyeri abdomen
5. Neurologi: Pusing, Letargi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Perdarahan
2. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
3. Tekanan Darah Dalam Batas Normal
4. Tidak Ada Tanda-Tanda Infeksi
5. Rasa Nyaman Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Perdarahan
3. Perawatan Luka
4. Edukasi Manajemen Penyakit
5. Kolaborasi Terapi Farmakologis
Dalam kondisi melena, perawat berperan penting dalam pemantauan tanda-tanda vital, pengelolaan perdarahan, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan penyebab dan memberikan terapi yang sesuai. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga diperlukan untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan.