Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18358 | 07 Jun 2025
Klinis : Sesekali asam lambung naik, nyeri ulu hati, terasa panas sampai tenggorokan dan rasa asam, skala 6-7,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Klien:**
Sesekali asam lambung naik, nyeri ulu hati (skala nyeri 6-7), sensasi panas hingga tenggorokan, dan rasa asam.
### **Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Kode: 00046 – Nyeri Akut** *(berhubungan dengan refluks asam lambung yang menyebabkan iritasi esofagus dan ulu hati)*
**Penjelasan SDKI:**
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat (skala 0–10), dan durasi kurang dari 3 bulan. Pada kasus ini, nyeri ulu hati (skala 6-7) dan sensasi panas akibat refluks asam memenuhi kriteria diagnosa ini.
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Kode: 1403 – Tingkat Nyeri**
**Indikator:**
- **140301** – Skala nyeri menurun (target: ?3 dalam 24–48 jam).
- **140302** – Ekspresi wajah rileks (tidak meringis/mengernyit).
- **140303** – Klien melaporkan peningkatan kenyamanan.
**Penjelasan SLKI:**
Luaran ini mengukur efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan akibat refluks asam. Target utama adalah menurunkan skala nyeri melalui manajemen gejala dan modifikasi gaya hidup.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Kode: 2310 – Manajemen Nyeri**
**Aktivitas:**
- **231015** – Ajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi ketegangan.
- **231024** – Anjurkan posisi semi-Fowler setelah makan untuk mencegah refluks.
- **231032** – Pantau respons klien terhadap terapi farmakologi (antasida/PPI sesuai resep).
**Kode: 5618 – Edukasi Pasien**
**Aktivitas:**
- **561802** – Berikan informasi tentang pemicu refluks (makanan pedas, kopi, alkohol).
- **561815** – Anjurkan makan porsi kecil tapi sering untuk mengurangi tekanan lambung.
**Penjelasan SIKI:**
Intervensi difokuskan pada pengendalian nyeri melalui pendekatan farmakologis dan non-farmakologis, serta pencegahan kekambuhan melalui edukasi.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5, PPNI (2023).*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 4, PPNI (2023).*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 4, PPNI (2023).*
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini bersifat holistik, mempertimbangkan aspek biopsikososial klien. Evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan efektivitas intervensi dan adaptasi rencana keperawatan. -
Article No. 18359 | 07 Jun 2025
Klinis : sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi sesak nafas berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Sesak Nafas:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sesak nafas adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. Karakteristik definisi ini mencakup gejala-gejala sesak nafas, seperti napas dangkal, napas cepat, ortopnea, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Keadaan di mana pasien dapat melakukan inspirasi dan ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat.
2. Bebas Distres Pernapasan: Keadaan di mana pasien bebas dari sensasi sulit bernapas atau kekurangan napas.
3. Fungsi Pernapasan Membaik: Keadaan di mana terjadi peningkatan kinerja sistem pernapasan dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan pemantauan jalan napas
- Berikan oksigenasi, jika diperlukan
- Lakukan suction, jika diperlukan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan mukolitik, jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
- Lakukan pemantauan pola napas
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Berikan posisi semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika diperlukan
3. Manajemen Kenyamanan
- Berikan intervensi untuk mengurangi kecemasan dan distres pernapasan
- Kolaborasi pemberian analgesik, jika diperlukan
- Fasilitasi istirahat yang adekuat
4. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen sesak napas
- Ajarkan teknik relaksasi dan penggunaan alat bantu pernapasan, jika diperlukan
- Dorong kepatuhan terhadap regimen terapi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Pola Napas Tidak Efektif merupakan diagnosis keperawatan yang sesuai karena mencakup gejala-gejala sesak napas, seperti napas dangkal, napas cepat, ortopnea, dan penggunaan otot bantu pernapasan. Diagnosis ini menggambarkan adanya ketidakefektifan dalam proses inspirasi dan/atau ekspirasi, sehingga ventilasi tidak adekuat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Tujuan ini menggambarkan keberhasilan intervensi keperawatan dalam memulihkan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat bagi pasien.
2. Bebas Distres Pernapasan: Tujuan ini menggambarkan keberhasilan intervensi keperawatan dalam mengurangi sensasi sulit bernapas atau kekurangan napas yang dialami pasien.
3. Fungsi Pernapasan Membaik: Tujuan ini menggambarkan keberhasilan intervensi keperawatan dalam meningkatkan kinerja sistem pernapasan dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas: Intervensi ini bertujuan untuk memastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan bebas dari sumbatan, serta memberikan oksigenasi yang adekuat.
2. Manajemen Ventilasi: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas ventilasi pasien, baik melalui tindakan mandiri maupun kolaborasi dengan pemberian terapi ventilasi mekanik.
3. Manajemen Kenyamanan: Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan distres pernapasan yang dialami pasien, serta memfasilitasi istirahat yang adekuat.
4. Edukasi Kesehatan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai manajemen sesak napas, serta mendorong kepatuhan terhadap regimen terapi.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diharapkan, sehingga dapat memperbaiki kondisi sesak napas yang dialami pasien. -
Article No. 18287 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual . RPD: Riwayat HT (-), DM (-). Riwayat alergi obat: -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Situasi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dari saluran pencernaan.
Karakteristik Definisi: Adanya riwayat sering konsumsi jamu dan enervon C, BAB hitam, darah segar.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Definisi: Nyeri perut ulu hati.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
Karakteristik Definisi: Lemas.
Luaran/Output SLKI:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada perdarahan gastrointestinal baru
- Tidak ada penurunan kadar hemoglobin
2. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengendalikan nyeri dengan bantuan
- Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih
- Pasien memiliki energi yang cukup untuk berpartisipasi dalam perawatan kesehatan
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin
- Pantau perdarahan gastrointestinal (warna, jumlah, konsistensi feses)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan diagnostik dan pengobatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang risiko perdarahan gastrointestinal dan tanda-tandanya
- Anjurkan pasien untuk menghentikan konsumsi jamu dan obat-obatan yang dapat menyebabkan perdarahan
2. Nyeri Akut
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, intensitas, frekuensi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi)
- Monitor efektivitas intervensi nyeri
- Dorong pasien untuk melaporkan keluhan nyeri
3. Intoleransi Aktivitas
- Lakukan penilaian tingkat energi dan toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Anjurkan istirahat yang cukup setelah aktivitas
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan penjadwalan aktivitas
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penunjang (misalnya suplemen)
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI dirumuskan berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan. Risiko Perdarahan Gastrointestinal diidentifikasi karena adanya riwayat konsumsi jamu dan enervon C yang dapat meningkatkan risiko perdarahan, serta gejala BAB hitam yang mengindikasikan kemungkinan perdarahan saluran cerna. Nyeri Akut diidentifikasi karena adanya keluhan nyeri perut ulu hati. Intoleransi Aktivitas diidentifikasi karena adanya keluhan lemas yang menunjukkan ketidakmampuan pasien untuk mentolerir aktivitas fisik.
Luaran/output SLKI merupakan tujuan yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Untuk Risiko Perdarahan Gastrointestinal, tujuannya adalah menjaga tanda-tanda vital dalam batas normal, mencegah perdarahan gastrointestinal baru, dan mempertahankan kadar hemoglobin. Untuk Nyeri Akut, tujuannya adalah mengurangi nyeri, memungkinkan pasien mengendalikan nyeri, dan memfasilitasi aktivitas tanpa hambatan nyeri. Untuk Intoleransi Aktivitas, tujuannya adalah memungkinkan pasien melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih dan memiliki energi yang cukup untuk berpartisipasi dalam perawatan kesehatan.
Intervensi keperawatan SIKI merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. Untuk Risiko Perdarahan Gastrointestinal, intervensi fokus pada pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, kolaborasi dengan dokter, edukasi pasien, dan anjuran untuk menghentikan konsumsi jamu dan obat-obatan yang dapat menyebabkan perdarahan. Untuk Nyeri Akut, intervensi fokus pada identifikasi karakteristik nyeri, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, pengajaran teknik manajemen nyeri non-farmakologis, pemantauan efektivitas intervensi, dan dorongan kepada pasien untuk melaporkan keluhan nyeri. Untuk Intoleransi Aktivitas, intervensi fokus pada penilaian tingkat energi dan toleransi aktivitas, bantuan dalam aktivitas sehari-hari, anjuran istirahat yang cukup, edukasi tentang manajemen energi dan penjadwalan aktivitas, serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi penunjang. -
Article No. 18288 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, dan konsistensi lunak, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Resiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah dari saluran cerna.
Penyebab: Kondisi medis atau pengobatan yang dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal, seperti ulkus peptikum, infeksi, obat-obatan tertentu, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala: BAB berwarna hitam, melena, rasa tidak nyaman atau nyeri perut, pusing, dan lemas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tidak terjadi perdarahan gastrointestinal
Kriteria hasil:
- Tidak ada darah segar atau darah hitam pada feses
- Tidak ada rasa tidak nyaman atau nyeri perut
- Tidak ada tanda-tanda perdarahan lain, seperti pusing dan lemas
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor risiko dan gejala perdarahan gastrointestinal
Kriteria hasil:
- Pasien dapat menyebutkan penyebab dan gejala perdarahan gastrointestinal
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala perdarahan gastrointestinal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Monitoring Tanda Vital
- Memantau tekanan darah, nadi, suhu, dan laju pernapasan secara teratur
- Mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan, seperti pusing, lemas, atau takikardia
2. Pemantauan Perdarahan
- Mengkaji karakteristik BAB (warna, konsistensi, frekuensi)
- Memantau adanya darah segar atau darah hitam pada feses
- Mencatat jumlah dan karakteristik perdarahan
3. Manajemen Nyeri
- Memberikan analgesik atau obat-obatan sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri perut
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi dan distraksi
4. Edukasi Kesehatan
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyebab, tanda-tanda, dan komplikasi perdarahan gastrointestinal
- Mengajarkan pasien untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala perdarahan gastrointestinal
- Memberikan informasi tentang faktor risiko dan pencegahan perdarahan gastrointestinal
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan terhindar dari komplikasi perdarahan gastrointestinal. -
Article No. 18289 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Resiko Perdarahan" (00206). Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kemungkinan adanya perdarahan gastrointestinal, seperti BAB hitam (melena), lemas, dan nyeri perut. Faktor risiko yang ada adalah konsumsi jamu dan enervon C dalam jangka waktu yang lama, yang dapat menyebabkan iritasi atau lesi pada saluran pencernaan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan (1910): Pasien dapat menunjukkan penurunan tanda-tanda perdarahan (BAB hitam, lemas, nyeri perut) dalam waktu yang ditentukan.
2. Pemulihan Jaringan Luka (1103): Pasien dapat menunjukkan perbaikan integritas jaringan pada saluran pencernaan dalam waktu yang ditentukan.
3. Stabilitas Hemodinamik (0802): Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal dalam waktu yang ditentukan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perdarahan (3590):
- Pantau tanda-tanda perdarahan (jumlah, warna, dan konsistensi feses)
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi)
- Pantau kadar hemoglobin dan hematokrit
2. Manajemen Obat (2380):
- Identifikasi obat-obatan yang mungkin menyebabkan perdarahan
- Kaji efek samping obat dan berikan edukasi kepada pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk menghentikan atau mengganti obat yang menyebabkan perdarahan
3. Manajemen Nutrisi (1100):
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineral
- Berikan diet yang sesuai untuk mencegah iritasi dan mendukung penyembuhan
- Pantau asupan dan output cairan
4. Promosi Kesehatan (7400):
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan perdarahan gastrointestinal
- Dorong pasien untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu perdarahan
- Motivasi pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sehat
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Resiko Perdarahan" (00206):
- Definisi: Risiko penurunan volume darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Pasien mengalami BAB hitam (melena), lemas, dan nyeri perut, yang merupakan tanda-tanda perdarahan gastrointestinal.
- Faktor Risiko: Konsumsi jamu dan enervon C dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi atau lesi pada saluran pencernaan, meningkatkan risiko perdarahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Perdarahan (1910):
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau menghentikan perdarahan.
- Indikator: Pengurangan tanda-tanda perdarahan (BAB hitam, lemas, nyeri perut) dalam waktu yang ditentukan.
b. Pemulihan Jaringan Luka (1103):
- Definisi: Proses perbaikan integritas jaringan.
- Indikator: Perbaikan integritas jaringan pada saluran pencernaan dalam waktu yang ditentukan.
c. Stabilitas Hemodinamik (0802):
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular dalam batas normal.
- Indikator: Pemeliharaan tanda-tanda vital dalam batas normal dalam waktu yang ditentukan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Perdarahan (3590):
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait perdarahan untuk memantau perkembangan kondisi pasien.
- Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda perdarahan (jumlah, warna, dan konsistensi feses)
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi)
- Pantau kadar hemoglobin dan hematokrit
b. Manajemen Obat (2380):
- Definisi: Pengaturan dan pengawasan penggunaan obat-obatan untuk memastikan efektivitas dan keamanan.
- Aktivitas:
- Identifikasi obat-obatan yang mungkin menyebabkan perdarahan
- Kaji efek samping obat dan berikan edukasi kepada pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk menghentikan atau mengganti obat yang menyebabkan perdarahan
c. Manajemen Nutrisi (1100):
- Definisi: Pengaturan dan pengawasan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Aktivitas:
- Kaji status nutrisi dan kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineral
- Berikan diet yang sesuai untuk mencegah iritasi dan mendukung penyembuhan
- Pantau asupan dan output cairan
d. Promosi Kesehatan (7400):
- Definisi: Upaya untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang meningkatkan kesehatan.
- Aktivitas:
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan penanganan perdarahan gastrointestinal
- Dorong pasien untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memicu perdarahan
- Motivasi pasien untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sehat
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk menanyakan jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 18290 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien adalah:
1. Resiko Perdarahan Gastrointestinal berhubungan dengan penggunaan obat-obatan herbal dan suplemen (jamu dan enervon C) dalam jangka waktu lama.
Penjelasan: Pasien datang dengan keluhan BAB hitam yang mengindikasikan adanya perdarahan pada saluran cerna. Riwayat penggunaan jamu dan suplemen dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak terjadi episode perdarahan gastrointestinal selama perawatan.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Pasien menunjukkan peningkatan energi dan tidak merasa lemas.
4. Pasien melaporkan nyeri perut ulu hati berkurang.
5. Pasien menunjukkan pemahaman tentang faktor risiko dan tindakan pencegahan perdarahan gastrointestinal.
Penjelasan: Luaran yang diharapkan mencakup stabilisasi kondisi pasien, pemulihan gejala, serta peningkatan pemahaman pasien tentang kondisinya untuk mencegah perburukan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin.
2. Pemantauan tanda-tanda perdarahan gastrointestinal (warna dan konsistensi feses, perdarahan aktif, hematokrit, dll).
3. Pemberian obat-obatan sesuai dengan resep dokter untuk menghentikan perdarahan dan mengatasi gejala.
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan perdarahan gastrointestinal.
5. Pengaturan diet rendah serat dan bebas iritasi untuk mengurangi trauma pada saluran cerna.
6. Pemberian dukungan emosional dan psikologis selama masa perawatan.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penatalaksanaan yang tepat.
Penjelasan: Intervensi keperawatan yang diberikan mencakup pemantauan, pemberian terapi, edukasi, pengaturan diet, dan dukungan emosional untuk mengatasi risiko perdarahan gastrointestinal dan memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 18291 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual . RPD: Riwayat HT (-), DM (-). Riwayat alergi obat: -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah pembahasan komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Resiko Perdarahan Gastrointestinal Aktual
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perdarahan dari saluran cerna.
Etiologi: Konsumsi jamu dan enervon C dalam jangka waktu lama.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Etiologi: Nyeri pada perut ulu hati.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Resiko Perdarahan Gastrointestinal Aktual
a. Kontrol Perdarahan
- Indikator: Tanda-tanda vital stabil, tidak ada perdarahan aktif, dan tidak ada komplikasi.
b. Integritas Mukosa Gastrointestinal
- Indikator: Tidak ada keluhan mual, muntah, atau nyeri perut.
2. Nyeri Akut
a. Kontrol Nyeri
- Indikator: Pasien mampu mengontrol nyeri dengan penggunaan analgesik yang tepat, skor nyeri menurun, dan pasien melaporkan nyeri terkontrol.
b. Kenyamanan
- Indikator: Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks, tidak gelisah, dan dapat beristirahat dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Resiko Perdarahan Gastrointestinal Aktual
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan tanda-tanda vital yang dapat menandakan perdarahan.
- Kegiatan: Mengukur dan memantau tanda-tanda vital secara berkala.
b. Manajemen Obat
- Tujuan: Mencegah komplikasi yang disebabkan oleh konsumsi jamu dan enervon C.
- Kegiatan: Menghentikan konsumsi jamu dan enervon C, serta memberikan obat-obatan gastritis sesuai resep dokter.
c. Edukasi Gizi
- Tujuan: Membantu pasien mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
- Kegiatan: Memberikan edukasi mengenai diet yang sesuai untuk mencegah komplikasi perdarahan.
2. Nyeri Akut
a. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien.
- Kegiatan: Memberikan analgesik sesuai resep dokter, mengajarkan teknik relaksasi, dan melakukan tindakan non-farmakologis lainnya.
b. Pengkajian Nyeri
- Tujuan: Mengidentifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan oleh pasien.
- Kegiatan: Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, seperti lokasi, kualitas, intensitas, durasi, dan faktor pencetus nyeri.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Ibu/Bapak dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. Terima kasih. -
Article No. 18292 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan dengan kondisi pasien, sesuai dengan panduan **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 00030**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit** *(Fluid and Electrolyte Imbalance)*
**Penjelasan:**
Pasien mengalami **BAB hitam (melena)** yang mengindikasikan perdarahan saluran cerna bagian atas, berisiko menyebabkan **hipovolemia** dan **anemia**. Riwayat konsumsi jamu dan suplemen (Enervon C) dalam jangka panjang dapat memicu iritasi lambung (gastritis/ulkus peptikum), memperburuk kehilangan cairan dan elektrolit.
**Faktor yang Mendukung:**
- **Melena** (perdarahan GI atas) ? kehilangan darah kronis.
- **Lemas** ? tanda anemia/hipovolemia.
- **Nyeri ulu hati** ? indikasi dispepsia/ulkus lambung.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: 0301**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga** *(Fluid and Electrolyte Balance Maintained)*
**Kriteria Evaluasi:**
- Tanda vital stabil (TD ? 90/60 mmHg, nadi 60-100x/menit).
- Mukosa bibir lembap, turgor kulit normal.
- Tidak ada keluhan lemas berlebihan.
- Frekuensi BAB normal, konsistensi feses membaik.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: 2008**
**Manajemen Keseimbangan Cairan** *(Fluid Management)*
**Intervensi Utama:**
- **Pantau tanda vital** (TD, nadi, pernapasan, suhu) tiap 4-6 jam.
- **Observasi karakteristik feses** (warna, frekuensi, volume).
- **Kolaborasi pemberian terapi cairan IV** (jika diperlukan).
- **Edukasi pasien** untuk menghindari konsumsi jamu/suplemen tanpa pengawasan.
**Kode SIKI: 1403**
**Manajemen Nyeri** *(Pain Management)*
**Intervensi Tambahan:**
- **Kaji skala nyeri** (0-10) dan lokasi nyeri ulu hati.
- **Anjurkan diet lunak/non-iritan** (hindari pedas, asam, kopi).
- **Kolaborasi pemberian antasida/PPI** sesuai resep dokter.
---
### **4. Diagnosa Tambahan (Jika Diperlukan)**
**Kode SDKI: 00026**
**Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif** *(Ineffective Tissue Perfusion)*
**Kode SDKI: 00018**
**Intoleransi Aktivitas** *(Activity Intolerance)*
*(Kedua diagnosa ini dapat dipertimbangkan jika pasien menunjukkan tanda anemia berat atau hipotensi.)*
---
### **Catatan Akademis/Penjelasan Pakar:**
- **Melena** adalah tanda **perdarahan GI atas** (esofagus, lambung, duodenum) akibat erosi mukosa. Konsumsi jamu jangka panjang dapat mengandung bahan korosif (misal: fenilbutazon) yang merusak mukosa lambung.
- **Enervon C (vitamin C dosis tinggi)** bersifat asam dan dapat memperburuk iritasi lambung jika dikonsumsi berlebihan.
- **Pemeriksaan penunjang** seperti **Hb, Ht, endoskopi (OGD)** diperlukan untuk konfirmasi diagnosa medis (misal: gastritis erosif/ulkus peptikum).
Semoga penjelasan ini membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
**Referensi:**
- Buku *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, SIKI Edisi Terkini* oleh PPNI.
- *NANDA-I Taxonomy* (untuk korelasi internasional). -
Article No. 18293 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual . -
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal Akut
Definisi: Risiko mengalami perdarahan yang berasal dari saluran cerna.
Faktor Risiko: Konsumsi jamu dan enervon C dalam jangka waktu yang lama (5 tahun), nyeri perut ulu hati.
2. Kelelahan
Definisi: Pengalaman subjektif akan kurangnya energi dan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang diinginkan.
Faktor Terkait: Perdarahan gastrointestinal akut, penurunan kadar hemoglobin (anemia).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal Akut
- Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Keluhan nyeri perut ulu hati menurun
- Konsumsi jamu dan enervon C dihentikan
2. Kelelahan
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik
- Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan energi
- Pasien melaporkan peningkatan kebugaran fisik dan mental
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal Akut
- Identifikasi faktor risiko perdarahan gastrointestinal (konsumsi jamu, enervon C, nyeri perut ulu hati)
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan (frekuensi BAB hitam, konsistensi, darah segar)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk menghentikan konsumsi jamu dan enervon C
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menghentikan konsumsi jamu dan enervon C
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat memperbaiki kondisi saluran cerna
2. Kelelahan
- Identifikasi penyebab kelelahan (perdarahan gastrointestinal, anemia)
- Pantau tanda-tanda vital, kadar hemoglobin, dan tingkat kelelahan pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengatasi kelelahan
- Berikan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan energi, seperti istirahat yang cukup, nutrisi yang adekuat, dan aktivitas fisik yang teratur
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya manajemen kelelahan
Penjelasan rinci:
Pasien dengan keluhan BAB hitam, konsistensi lunak, tanpa adanya darah segar, serta nyeri perut ulu hati dan lemas, menunjukkan adanya risiko perdarahan gastrointestinal akut. Riwayat konsumsi jamu dan enervon C dalam jangka waktu yang lama (5 tahun) dapat menjadi faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan. Selain itu, keluhan lemas juga mengindikasikan adanya kelelahan yang dapat disebabkan oleh perdarahan dan penurunan kadar hemoglobin (anemia).
Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang utama adalah mengelola risiko perdarahan gastrointestinal akut dan mengatasi kelelahan. Hal ini dapat dilakukan melalui identifikasi faktor risiko, pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menghentikan konsumsi jamu dan enervon C, serta intervensi yang dapat meningkatkan energi dan kebugaran pasien.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tidak terjadi perdarahan lebih lanjut, perbaikan tanda-tanda vital, penurunan keluhan nyeri perut ulu hati, serta peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan kebugaran fisik serta mental. -
Article No. 18294 | 06 Jun 2025
Klinis : Pasien datang karena BAB hitam sejak 4 hari, BAB hitam 1 hari sekali, konsistensi lunak, lender -, darah segar -. Lemas , nyaeri perut ulu hati . pasien memiliki riw sering konsumsi jamu dan enervon C sejak 5 tahun yang lalu. Muntah -, mual . -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien mengeluh buang air besar (BAB) hitam sejak 4 hari dengan frekuensi 1×/hari, konsistensi lunak, tanpa lendir atau darah segar. Keluhan disertai lemas dan nyeri ulu hati. Riwayat konsumsi jamu dan Enervon-C selama 5 tahun. Tidak ada mual atau muntah.
**Diagnosa Keperawatan (SDKI):**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI.1.3.1.1)**
*Penjelasan:* BAB hitam (melena) mengindikasikan perdarahan saluran cerna bagian atas, berisiko menyebabkan hipovolemia dan ketidakseimbangan elektrolit. Riwayat konsumsi jamu (potensi iritasi lambung) memperberat kondisi.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjaga (SLKI.1.3.1)**
*Indikator:*
- Tanda vital stabil (nadi, tekanan darah).
- Turgor kulit normal.
- Produksi urine adekuat (?30 mL/jam).
- Elektrolit serum dalam batas normal.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Manajemen Keseimbangan Cairan (SIKI.1.3.1.1)**
*Tindakan:*
1. **Pemantauan Hidrasi:**
- Observasi tanda vital tiap 2–4 jam.
- Catat intake-output cairan.
- Nilai turgor kulit dan mukosa mulut.
2. **Kolaborasi Pemberian Cairan Intravena:**
- Sesuai resep dokter (misal: NaCl 0,9%).
3. **Edukasi Pembatasan Konsumsi Zat Iritan:**
- Hindari jamu/obat tanpa resep.
- Anjurkan diet lunak rendah asam.
**Kode Diagnosa Tambahan (Jika Diperlukan):**
- **Nyeri Akut (SDKI.2.1.1.1)** terkait iritasi mukosa lambung.
- **Risiko Syok Hipovolemik (SDKI.1.3.1.2)** jika perdarahan berlanjut.
**Catatan Akademik:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** mengacu pada masalah klinis yang teridentifikasi.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menetapkan kriteria hasil yang diharapkan.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** memberikan panduan tindakan berbasis evidence.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).* Edisi I.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)*