Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4080 | 30 Oct 2024
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Perawat yang akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hiperthermi berhubungan dengan proses patologis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hiperthermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal (36,5-37,5°C) yang disebabkan oleh proses patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis hiperthermi antara lain:
1. Klien mencapai suhu tubuh normal.
2. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Klien bebas dari komplikasi akibat hiperthermi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi hiperthermi antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
2. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
3. Pemberian obat penurun demam sesuai indikasi.
4. Pengaturan lingkungan yang nyaman.
5. Edukasi kepada klien dan keluarga mengenai manajemen demam.
Demikian penjelasan singkat dari saya mengenai Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi demam. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan ditanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 4081 | 30 Oct 2024
Klinis : Keluhan : √ sesak Batuk : √Produktif Sekret : √ Warna : kuning bau : - Pola nafas irama: - Jenis : Dispnoe Lain-lain: Suara nafas: Vesikuler Lain-lain: Alat bantú nafas: Oksigen Jenis: NC flow : 4 Lp m Lain-lain : nyeri waktu nafas tidak sesak Tidak produktif tidak batuk konsistensi : - Teratur Tidak teratur Kusmaul Ceyne Stokes Stridor Wheezing √Ronchi Ya √Tidak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
- Penyebab: Akumulasi sekresi, bronkospasme, kelemahan otot pernapasan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Permeabilitas Jalan Napas: Kemampuan untuk mempertahankan aliran udara yang adekuat melalui saluran napas.
- Pengeluaran Sekret: Kemampuan untuk mengeluarkan sekret dari saluran napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk memelihara atau memperbaiki permeabilitas jalan napas.
- Terapi Oksigen: Pemberian oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- Manajemen Batuk: Tindakan untuk memfasilitasi pengeluaran sekret dari saluran napas.
Dalam kasus ini, Anda menunjukkan gejala sesak napas, batuk produktif, dan adanya sekret dengan warna kuning. Berdasarkan data tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen batuk untuk mempertahankan permeabilitas jalan napas dan memfasilitasi pengeluaran sekret. -
Article No. 3877 | 29 Oct 2024
Klinis : pasoen kejang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi pasien kejang:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R56.8
- Deskripsi: Kejang lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.14
- Deskripsi: Pemantauan elektroensefalografi [EEG]
Penjelasan:
Kode ICD-10 R56.8 (Kejang lainnya) digunakan untuk mengklasifikasikan kejang yang tidak termasuk dalam kategori lainnya, seperti kejang demam (R56.0) atau kejang neonatal (P90). Kode ini mencakup semua jenis kejang yang tidak memiliki penyebab yang jelas atau tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang dilaporkan. Namun, salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengevaluasi pasien dengan kejang adalah pemantauan elektroensefalografi (EEG), yang memiliki kode ICD-9-CM 89.14. Prosedur ini digunakan untuk merekam aktivitas elektrik di otak, yang dapat membantu mendiagnosis dan mengelola kondisi kejang pada pasien. -
Article No. 3878 | 29 Oct 2024
Klinis : pasoen kejang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan kejang.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Berhubungan dengan Aktivitas Kejang
Penjelasan:
- Risiko Cedera adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kerentanan individu terhadap luka fisik atau psikologis yang dapat terjadi selama atau sebagai hasil dari situasi atau kondisi tertentu.
- Pada pasien dengan kejang, terdapat risiko cedera yang tinggi akibat aktivitas kejang yang tidak terkontrol, seperti terjatuh, membentur kepala, menggigit lidah, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari cedera selama episode kejang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi faktor-faktor pencetus kejang.
2. Monitoring tanda-tanda vital dan aktivitas kejang secara berkala.
3. Memberikan penanganan segera saat terjadi kejang, seperti memposisikan pasien dengan aman, menjaga jalan napas, dan memberikan obat anti-kejang jika dibutuhkan.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen kejang dan pencegahan cedera.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat bebas dari cedera selama episode kejang dan dapat mengelola kondisinya dengan baik. -
Article No. 3879 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka kode yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi, tidak dinyatakan biopsi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif) dipilih karena pasien memiliki gejala yang khas untuk tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi kasus tuberkulosis paru yang dapat dibuktikan secara bakteriologis atau histologis.
2. Kode ICD-9-CM 33.24 (Bronkoskopi, tidak dinyatakan biopsi) dapat dipertimbangkan jika prosedur bronkoskopi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru, misalnya untuk pengambilan sampel spesimen untuk pemeriksaan bakteriologis atau histologis.
Pengkodean ini dilakukan berdasarkan informasi yang diberikan dan sesuai dengan standar klasifikasi penyakit dan prosedur medis yang berlaku. Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis, penagihan, dan analisis epidemiologis. -
Article No. 3880 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan penyumbatan jalan napas yang ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, yang ditandai dengan jalan napas yang bebas dari sumbatan, frekuensi napas dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Manajemen Batuk, dan Manajemen Oksigen.
2. Risiko Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat tuberkulosis paru.
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Nutrisi Adekuat, yang ditandai dengan berat badan stabil, tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan tidak ada keluhan terkait nutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi, Edukasi Nutrisi, dan Pemantauan Nutrisi.
Dengan diagnosa keperawatan tersebut, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan tujuan memaksimalkan pemulihan pasien. -
Article No. 3881 | 29 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan gatal-gatal, disertai kemerahan pada kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah perawat klinis yang berpengalaman dan akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan serta standar dokumentasi keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang datang dengan gatal-gatal dan kemerahan pada kulit.
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Karakteristik Utama: Adanya gatal-gatal dan kemerahan pada kulit.
Penjelasan Singkat:
Gangguan Integritas Kulit merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan adanya kerusakan pada lapisan kulit, yaitu epidermis dan/atau dermis. Dalam kasus ini, pasien menunjukkan gejala gatal-gatal dan kemerahan pada kulit, yang mengindikasikan adanya gangguan pada integritas kulit.
Selanjutnya, dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan, kita mengacu pada standar dokumentasi keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Karakteristik Utama: Gatal-gatal, kemerahan pada kulit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran Keperawatan: Integritas Kulit
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit.
- Kriteria Hasil: Kulit utuh, tidak ada kemerahan, gatal-gatal teratasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan: Perawatan Luka
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab, pengelolaan kondisi kulit, edukasi pasien.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan standar dokumentasi keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) untuk kondisi pasien dengan gatal-gatal dan kemerahan pada kulit. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu.
Wabillahi taufiq walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. -
Article No. 3882 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien mengompol dan tidak bisa menahan BAK
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengompol dan tidak bisa menahan BAK.
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
- Penyebab: Faktor neurologis, jaringan parut, kelemahan otot sfinkter, dan hilangnya sensasi ingin buang air kecil.
- Gejala: Kebocoran urin, inkontinensia stres, inkontinensia urgensi, dan inkontinensia campuran.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan pengeluaran urin, tidak terjadi inkontinensia, dan pasien merasa nyaman.
- Indikator: Frekuensi inkontinensia berkurang, pasien dapat menahan BAK, dan tidak terjadi kebocoran urin.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Latihan kontrol sfinkter, manajemen inkontinensia, pembatasan cairan, dan pelatihan toilet.
- Tujuan: Membantu pasien mengendalikan pengeluaran urin, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah inkontinensia urin, dengan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mengendalikan pengeluaran urin dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi. -
Article No. 3883 | 29 Oct 2024
Klinis : pasien mengompol dan tidak bisa menahan BAK karena pasien sudah lansia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Inkontinensia Urin
Penjelasan:
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela. Kondisi ini sering dialami oleh pasien lansia akibat perubahan fisiologis dan penurunan fungsi sistem uriner.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pola pengeluaran urin yang tidak terkendali.
Karakteristik Utama: Pengeluaran urin yang tidak terkendali, Kebiasaan berkemih yang tidak terkendali.
Faktor Berhubungan: Penuaan, Penyakit kronis, Disfungsi saraf, Kelemahan otot panggul.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
Kriteria Hasil: Pasien tidak mengompol, Pasien dapat menahan rasa ingin berkemih, Pasien dapat berkemih sesuai jadwal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Manajemen Inkontinensia Urin, Terapi Latihan Otot Panggul, Edukasi Manajemen Inkontinensia Urin.
Aktivitas Keperawatan: Mengevaluasi pola dan frekuensi berkemih, Mengajarkan latihan kontraksi otot panggul, Memberikan edukasi tentang manajemen inkontinensia urin.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat mengatasi masalah inkontinensia urin dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 3884 | 29 Oct 2024
Klinis : BAB sedikit tidak tuntas, diare 3x, perut tidak enak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu BAB sedikit tidak tuntas, diare 3x, dan perut tidak enak, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare
Definisi:
Pengeluaran feses yang encer, cair, dan sering (lebih dari 3 kali sehari) dengan atau tanpa darah dan/atau lendir.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola eliminasi terganggu
- Risiko dehidrasi
- Risiko ketidakseimbangan cairan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemulihan pola eliminasi
- Keseimbangan cairan
- Tidak terjadi dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen diare
- Manajemen cairan
- Pemantauan eliminasi
2. Ketidaknyamanan Gastrointestinal
Definisi:
Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan yang dirasakan di area abdomen, seperti mual, muntah, kembung, perut terasa penuh, dan rasa tidak nyaman.
SDKI:
- Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
- Mobilitas gastrointestinal terganggu
SLKI:
- Kenormalan pola makan
- Pemulihan fungsi gastrointestinal
SIKI:
- Manajemen gejala gastrointestinal
- Terapi nutrisi
- Pemantauan status nutrisi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan utama adalah Diare dan Ketidaknyamanan Gastrointestinal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen diare, manajemen cairan, pemantauan eliminasi, manajemen gejala gastrointestinal, terapi nutrisi, dan pemantauan status nutrisi. Tujuan akhirnya adalah pemulihan pola eliminasi, keseimbangan cairan, tidak terjadi dehidrasi, kenormalan pola makan, dan pemulihan fungsi gastrointestinal.