Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2105 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya Perawat Profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar diagnosa SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan inflamasi saluran napas.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan saluran napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan jalan napas yang bersih dan terbuka, dengan frekuensi napas, irama, dan kedalaman napas dalam rentang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan pemberian oksigenasi.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Penjelasan:
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien menunjukkan peningkatan berat badan sesuai dengan kebutuhan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi dan pemberian makanan bergizi.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional.
Penjelasan:
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas dan latihan fisik.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, SIKI untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 2106 | 12 Oct 2024
Klinis : mual muntah sudah 3 hari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter/perekam medik, untuk kondisi mual muntah sudah 3 hari, berikut kode diagnosis ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.1
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah, tidak terspesifikasi) sesuai dengan gejala mual dan muntah yang dialami pasien selama 3 hari. Kode ini digunakan untuk mencatat diagnosis klinis berdasarkan gejala yang dilaporkan, tanpa ada penyebab spesifik yang teridentifikasi.
2. Jika diperlukan, kode prosedur ICD-9-CM 94.1 (Pemberian cairan intravena) dapat digunakan untuk mencatat tindakan pemberian cairan intravena yang mungkin diberikan untuk mengatasi dehidrasi akibat mual dan muntah yang berkelanjutan.
Dalam penanganan kasus ini, dokter dapat melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab mual dan muntah, seperti infeksi saluran cerna, gangguan metabolik, atau kondisi lainnya. Berdasarkan temuan, dapat dilakukan tindakan terapi yang sesuai, seperti pemberian antiemetik, rehidrasi, dan pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 2107 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan penjelasan kasus yang diberikan, diagnosis untuk pasien ini adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut subendokardial
Pada kasus ini, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infark miokard akut, yaitu nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, sesak napas, mual, dan keringat dingin. Hasil EKG juga menunjukkan adanya infark miokard akut. Selain itu, pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan aktivitas jantung, tidak terspesifikasi
Dalam penanganan kasus ini, pasien akan memerlukan pemantauan aktivitas jantung untuk mengevaluasi kondisi dan respons terhadap pengobatan. Prosedur ini dapat dilakukan melalui pemantauan EKG berkelanjutan atau pemeriksaan lainnya yang sesuai.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya akan diberikan jika terdapat prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Dalam kasus ini, tidak disebutkan secara spesifik adanya prosedur atau tindakan medis selain pemantauan aktivitas jantung. -
Article No. 2108 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda jelaskan, diagnosis yang mungkin adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
Penjelasan:
- Kode B05.9 dalam ICD-10 merujuk pada diagnosis "Campak, tanpa komplikasi". Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak dan ditandai dengan gejala seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah.
- Usia pasien yang 5 tahun dan gejala yang sesuai dengan kriteria diagnosis campak mendukung kode tersebut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai untuk kondisi ini.
Penjelasan:
- Pada kasus ini, tidak ada tindakan atau prosedur medis yang perlu dilaporkan menggunakan kode ICD-9-CM, karena penanganan utamanya adalah observasi, perawatan simtomatik, dan pemantauan perkembangan penyakit.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah B05.9 (Campak, tanpa komplikasi), dan tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang perlu dilaporkan. -
Article No. 2109 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan asesmen dan diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait Proses Penyakit (SDKI)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Risiko: Demam tinggi, ruam merah, bintik Koplik, batuk kering, mata merah - Gejala khas infeksi virus campak.
2. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
- Gejala: Letargi, lemah, dan mudah lelah akibat proses infeksi virus campak.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau benda asing dari saluran napas untuk menjaga jalan napas tetap bebas.
- Gejala: Batuk kering yang dapat mengganggu pembersihan jalan napas.
Penjelasan Singkat Standar Keperawatan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar untuk menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan analisis data dan masalah kesehatan pasien.
- Diagnosa keperawatan tersebut di atas sesuai dengan kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan infeksi virus campak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran yang diharapkan antara lain: Tidak terjadi komplikasi infeksi, peningkatan toleransi aktivitas, dan perbaikan bersihan jalan napas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan panduan standar untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi dapat mencakup manajemen infeksi, peningkatan toleransi aktivitas, dan manajemen jalan napas.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Ibu dalam memahami kondisi pasien dan rencana asuhan keperawatannya. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 2110 | 12 Oct 2024
Klinis : Tn. ndra, ;; tahun datang ke <23 dengan keluhan berdebar . ‐ debar sejak 1 jam )ang lalu.Pasien memiliki ri/a)at merokok sejak remaja. 3ari pemeriksaan fisik didapatkan pasien komposmentis, tekanan darah 1;050 mm#g, nadi 1( kali5menit, akral hangat. =)eridada . ‐ ", sianosis . ‐ ".
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: I47.1
- Deskripsi: Supraventricular tachycardia
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada tindakan medis yang disebutkan dalam kasus ini.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tn. Indra, usia <23 tahun, datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 1 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat merokok sejak remaja. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien komposmentis, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 110 kali/menit, akral hangat, dan tidak ditemukan sianosis.
Dari gejala yang disampaikan, diagnosis yang paling sesuai adalah Supraventricular tachycardia (SVT), yang tercakup dalam kode ICD-10 I47.1. SVT adalah jenis aritmia jantung yang ditandai dengan denyut jantung yang cepat, berasal dari bagian atas jantung (atrium) dan dapat menyebabkan sensasi berdebar-debar.
Dalam kasus ini, tidak disebutkan adanya tindakan medis yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM yang perlu dicantumkan. -
Article No. 2111 | 12 Oct 2024
Klinis : -eorang anak laki . ‐ laki berusia tahun diba/a ke dokter karena timbul rambut disekitar kemaluann)a, jera/at, dan suaran)a pecah. Pemeriksaan laboratoriummenunjukkan peningkatan kadar # dan -#.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi yang dialami oleh anak laki-laki berusia 13 tahun tersebut dapat didiagnosis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E34.5
- Deskripsi: Pubertas praecox (dini)
Penjelasan:
- Pubertas praecox (dini) adalah kondisi di mana tanda-tanda seksual sekunder muncul lebih awal dari usia yang normal, biasanya sebelum usia 8-9 tahun pada anak perempuan dan sebelum usia 9-10 tahun pada anak laki-laki.
- Gejala yang dialami oleh pasien, seperti timbulnya rambut di sekitar alat kelamin dan suara yang pecah, menunjukkan adanya tanda-tanda pubertas yang terjadi lebih awal dari usia yang biasanya.
- Pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar hormon dapat memperkuat diagnosis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis pada kondisi ini.
- Deskripsi: Pada kasus ini, penanganan utama mungkin berupa evaluasi dan pemantauan perkembangan pubertas pasien, serta pemberian terapi hormonal atau intervensi medis lainnya jika diperlukan.
Dalam menangani kondisi ini, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh, menentukan penyebab dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah pubertas dini pada pasien, dengan mempertimbangkan usia, kondisi kesehatan, dan faktor-faktor lainnya yang memengaruhi. -
Article No. 2113 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien berusia 65 tahun, memiliki riwayat merokok selama 35 tahun. Datang ke UGD dengan gejala batuk terus menerus, sputum (+) warna kuning, sesak nafas sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari, pasien mengatakan sesak berkurang jika tidur dengan 3 bantal sebagai sandaran, pagi ini pasien demam diukur oleh istrinya suhu 38,7°C. Istri pasien mengatakan BB turun 5kg sejak 2 bulan yang lalu, BB saat ini 55, TB 173 cm. Saat pemeriksaan fisik didapatkan data hasil pemeriksaan fisik: TD: 150/95 mmHg, S: 36,2°C, N: 95x/mnt, RR: 25x/mnt, Spo2: 93%, terpasang O2 4 lpm, auskultasi paru terdengar mengi, pada ro thorax didapatkan adanya hiperinflasi paru, GDS awal di IGD: 355 mg/dL. Terapi salbutamol 2x4mg (po), terapi inhalasi 3x/hari, dan Levofloxacin 1x500 mg (po).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, bronkospasme, dan penyempitan jalan nafas.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Nafas Efektif, yang ditandai dengan pasien dapat mengontrol produksi sekret, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan nafas, dan dapat mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen Jalan Nafas: Mengatur posisi tidur pasien, memberikan oksigen, memantau status pernapasan, dan melakukan suction bila diperlukan.
- Manajemen Hiperventilasi: Mengatur pola napas pasien, menggunakan alat bantu napas, dan memberikan edukasi tentang teknik pernapasan.
- Manajemen Bronkospasme: Memberikan bronkodilator, mempertahankan kelembaban jalan nafas, dan mengatur posisi tidur pasien.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan bersihan jalan nafas pasien dan mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang dialami. -
Article No. 2114 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien berusia 65 tahun, memiliki riwayat merokok selama 35 tahun. Datang ke UGD dengan gejala batuk terus menerus, sputum (+) warna kuning, sesak nafas sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari, pasien mengatakan sesak berkurang jika tidur dengan 3 bantal sebagai sandaran, pagi ini pasien demam diukur oleh istrinya suhu 38,7°C. Istri pasien mengatakan BB turun 5kg sejak 2 bulan yang lalu, BB saat ini 55, TB 173 cm. Saat pemeriksaan fisik didapatkan data hasil pemeriksaan fisik: TD: 150/95 mmHg, S: 36,2°C, N: 95x/mnt, RR: 25x/mnt, Spo2: 93%, terpasang O2 4 lpm, auskultasi paru terdengar mengi, pada ro thorax didapatkan adanya hiperinflasi paru, GDS awal di IGD: 355 mg/dL. Terapi salbutamol 2x4mg (po), terapi inhalasi 3x/hari, dan Levofloxacin 1x500 mg (po).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi, infeksi saluran napas, dan pembatasan ekspansi paru ditandai dengan sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan suara napas abnormal (mengi).
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan kapasitas fungsional, dan perubahan pernapasan ditandai dengan kelelahan dan sesak saat beraktivitas.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi saluran napas ditandai dengan demam.
4. Risiko Malnutrisi berhubungan dengan penurunan berat badan, asupan nutrisi tidak adekuat, dan stres akibat penyakit kronis.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang memuat definisi, faktor yang berhubungan, karakteristik/tanda gejala, dan batasan karakteristik dari setiap diagnosa keperawatan. Berfungsi untuk menyamakan persepsi dan mempermudah pendokumentasian asuhan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang memuat definisi, kriteria hasil, dan tingkat pencapaian luaran keperawatan. Berfungsi untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang memuat definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil dari setiap intervensi keperawatan. Berfungsi untuk menstandarisasi intervensi keperawatan yang diberikan.
Standar-standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 2115 | 12 Oct 2024
Klinis : Pasien gatal gatal di seluruh tubuh, alergi sabun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang mengalami gatal-gatal di seluruh tubuh dengan alergi sabun.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin secara mandiri. Dalam kasus ini, gatal-gatal di seluruh tubuh dan alergi sabun dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Gejala: Mengidentifikasi dan mengelola gejala yang dialami pasien, seperti gatal-gatal, untuk meningkatkan kenyamanan.
2. Manajemen Alergi: Mengidentifikasi dan mengelola penyebab alergi, seperti sabun, untuk mencegah atau mengurangi reaksi alergi.
3. Peningkatan Aktivitas: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Gejala:
- Identifikasi gejala gatal-gatal
- Berikan intervensi untuk mengurangi gejala, seperti pemberian obat anti-alergi
- Anjurkan pasien untuk menghindari faktor pemicu gatal-gatal
2. Manajemen Alergi:
- Identifikasi penyebab alergi, seperti sabun
- Berikan edukasi tentang penyebab dan pencegahan alergi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan alergi
3. Peningkatan Aktivitas:
- Identifikasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
- Kembangkan rencana aktivitas yang disesuaikan dengan kondisi pasien
- Berikan bantuan dan bimbingan dalam melakukan aktivitas secara bertahap
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat juga perlu memperhatikan aspek akademis dan berperan sebagai pakar untuk memastikan intervensi yang diberikan tepat dan efektif.