Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2085 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia perempuan 67 tahun, tinggal bersama anaknya, mengeluh tidak bisa menahan BAK, terkadang pipis dicelana, terkadang sering terbangun dimalam hari karena ingin BAK dan masih bisa melakukan kegiatan secara mandiri. Apakah rencana keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah pada kasus diatas? a. Atur lingkungan rumah: kamar mandi dekat dengan tempat tidur b. Buat perencanaan dalam melakukan aktivitas c. Latih dalam melakukan kegel exircise d. Anjurkan untuk tidak banyak minum e. Anjurkan lansia untuk menggunakan diapers
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu. Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi lansia perempuan 67 tahun yang mengeluh tidak bisa menahan BAK, terkadang pipis di celana, sering terbangun di malam hari karena ingin BAK, namun masih bisa melakukan kegiatan secara mandiri.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia urin: Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kemampuan untuk mengontrol pengeluaran urin.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk meningkatkan kontrol eliminasi urin.
Rencana Keperawatan:
a. Atur lingkungan rumah: Kamar mandi dekat dengan tempat tidur untuk memudahkan lansia mengakses kamar mandi.
b. Buat perencanaan dalam melakukan aktivitas: Mengatur jadwal BAK dan aktivitas lainnya untuk mencegah inkontinensia.
c. Latih dalam melakukan kegel exercise: Latihan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dan meningkatkan kontrol urinasi.
d. Anjurkan untuk tidak banyak minum: Membatasi asupan cairan, terutama di malam hari, untuk mengurangi frekuensi BAK.
e. Anjurkan lansia untuk menggunakan diapers: Sebagai tindakan pendukung untuk mengatasi inkontinensia urin.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ibu. Jika ada pertanyaan lain, silakan disampaikan. Terima kasih. -
Article No. 2086 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia Ibu S (65 tahun) sejak 1 tahun ini, sering mengeluh sakit kepala. Suaminya (Bapak D) mengeluh terus tentang sakit dengkulnya. Respon Bapak D terhadap sakitnya terkadang mengakibatkan respon psikologis yang ditampilkan dengan ucapan “kalau saya meninggal, saya tidak akan merasa sakit lagi”, sehingga membuat ibu S semakin tidak nyaman.Kemungkinan masalah kesehatan utama sesuai keluhan bapak D adalah : a. Kelemahan otot b. Keterbatasan pergerakan c. Keterbatasan mobilisasi d. Ketidakberdayaan e. Gangguan dalam pemenuhan ADL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pada kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronik berhubungan dengan penyakit degeneratif pada lansia (SDKI)
2. Ketidakberdayaan berhubungan dengan keterbatasan mobilitas dan penurunan kemampuan fisik (SDKI)
3. Risiko Depresi berhubungan dengan nyeri kronis dan perubahan kesehatan (SDKI)
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronik berhubungan dengan penyakit degeneratif pada lansia (SDKI)
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung selama > 3 bulan.
- SLKI: Pemantauan nyeri, Manajemen nyeri, Relaksasi.
- SIKI: Pengkajian nyeri, Intervensi farmakologis, Intervensi nonfarmakologis.
2. Ketidakberdayaan berhubungan dengan keterbatasan mobilitas dan penurunan kemampuan fisik (SDKI)
- SDKI: Pengalaman subyektif individu bahwa ia tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- SLKI: Pemberdayaan, Dukungan emosional, Edukasi.
- SIKI: Asesmen kemampuan, Fasilitasi pembuatan keputusan, Peningkatan harga diri.
3. Risiko Depresi berhubungan dengan nyeri kronis dan perubahan kesehatan (SDKI)
- SDKI: Kerentanan individu untuk mengalami perasaan sedih, putus asa, dan tidak berharga yang dapat mengganggu fungsi psikososial.
- SLKI: Dukungan sosial, Manajemen diri, Psikoterapi.
- SIKI: Asesmen status mental, Terapi suportif, Intervensi psikososial.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kronik, Ketidakberdayaan, dan Risiko Depresi. Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan panduan komprehensif untuk penanganan masalah kesehatan pada lansia ini. -
Article No. 2087 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia perempuan, 64 tahun mempunyai Riwayat gula sejak 2 tahun yang lalu, saat ini klien mengeluh kesemutan pada kedua kaki, sering lemas walupun sudah banyak makan dan sering bak dan masih mengkonsumsi makanan yang manis. Hasil GDS 450 mg/dl. Apakah tindakan keperawatan paling tepat berdasarkan kasus diatas? a. Batasi konsumsi gula b. Batasi aktifitas klian c. Berikan makanan sesuai selera d. Anjurkan untuk jalan sehat e. Segera konsultasikan ke dokter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi klien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan ketidakmampuan mengatur asupan makanan manis dan aktivitas yang tidak seimbang.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Nutrisi Metabolik
- Kelas: Metabolisme
- Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan kadar glukosa darah
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Kriteria Hasil: Kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Diabetes Melitus
- Aktivitas Keperawatan:
1. Lakukan edukasi tentang diabetes melitus dan pentingnya manajemen glukosa darah.
2. Ajarkan klien tentang pemantauan glukosa darah mandiri.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi farmakologis.
4. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur.
5. Beri konseling tentang diet sesuai rekomendasi ahli gizi.
Tindakan keperawatan yang paling tepat berdasarkan kasus di atas adalah:
e. Segera konsultasikan ke dokter.
Penjelasan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan GDS yang sangat tinggi (450 mg/dl), klien membutuhkan penanganan medis segera. Perawat perlu melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi farmakologis dan pemantauan yang intensif. Tindakan keperawatan lainnya seperti edukasi, pengaturan diet, dan aktivitas fisik dapat dilakukan setelah konsultasi dengan dokter. -
Article No. 2088 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia laki-laki 75 tahun, tinggal di PSTW, mengalami paska stroke dan harus berbaring di atas tempat tidur. Semua kebutuhan dipenuhi oleh pramuwisma. Hasil pengkajian didapatkan data sebelah sisi kanan badannya tidak bisa digerakkan. Apakah tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadinya deformitas pada kasus diatas? a. Memberikan massage pada seluruh badan b. Melakukan senam lansia c. Melakukan Terapi Aktifitas Kelompok d. Memenuhi kebutuhan lansia e. Melakukan latihan ROM aktif –pasif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan gerakan yang disengaja dan terarah, baik mandiri maupun dengan menggunakan alat bantu.
Gejala dan Tanda:
- Keterbatasan rentang gerak sendi
- Adanya kontraktur/deformitas
- Ketidakmampuan melakukan pergerakan aktif
Faktor Penyebab:
- Stroke dengan hemiparesis
Rencana Tindakan Keperawatan:
- Latihan Rentang Gerak (Range of Motion/ROM) aktif-pasif
- Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
- Mobilisasi sesuai toleransi
- Pencegahan komplikasi (kontraktur, dekubitus, pneumonia)
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk menyediakan darah dan nutrisi yang adekuat ke jaringan perifer.
Gejala dan Tanda:
- Ekstremitas dingin
- Warna kulit pucat/sianosis
- Nyeri/kram otot
- Edema
Faktor Penyebab:
- Penyakit vaskular (pasca stroke)
Rencana Tindakan Keperawatan:
- Massase ekstremitas
- Elevasi ekstremitas
- Pengaturan posisi tidur
- Kompres hangat/dingin
- Edukasi tentang pencegahan komplikasi vaskular
Sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Latihan Rentang Gerak (ROM) aktif-pasif
2. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
3. Massase ekstremitas
4. Pengaturan posisi tidur
5. Kompres hangat/dingin
Tindakan-tindakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi, mencegah kontraktur dan deformitas, serta mempertahankan fungsi fisik lansia pasca stroke. -
Article No. 2089 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia laki-laki berusia 76 tahun mengeluh nyeri pada lutut kanan dengan skala nyeri 6 terutama saat digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan lutut kanan bengkak, merah, hangat dan sulit digerakkan. Berat badan klien 90 Kg dengan tinggi badan 150 cm. Apakah diagnosa keperawatan prioritas pada kasus tersebut. a. Keterbatasan aktivitas b. Hambatan mobilitas fisik c. Obesitas Seorang lansia laki-laki berusia 76 tahun mengeluh nyeri pada lutut kanan dengan skala nyeri 6 terutama saat digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan lutut kanan bengkak, merah, hangat dan sulit digerakkan. Berat badan klien 90 Kg dengan tinggi badan 150 cm. Apakah diagnosa keperawatan prioritas pada kasus tersebut. a. Keterbatasan aktivitas b. Hambatan mobilitas fisik c. Obesitas d. Nyeri e. Intoleransi aktivitas d. Nyeri e. Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa keperawatan prioritas pada kasus tersebut adalah:
d. Nyeri
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien mengeluhkan nyeri pada lutut kanan dengan skala nyeri 6 terutama saat digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya bengkak, kemerahan, dan hangat pada lutut kanan serta sulit digerakkan. Hal ini mengindikasikan adanya nyeri akibat kondisi patologis pada sendi lutut.
Nyeri merupakan diagnosa keperawatan prioritas yang harus segera ditangani karena dapat mempengaruhi mobilitas dan aktivitas klien. Diagnosa keperawatan lain yang mungkin terkait adalah:
a. Keterbatasan aktivitas, akibat nyeri dan keterbatasan pergerakan pada sendi lutut.
b. Hambatan mobilitas fisik, juga akibat nyeri dan keterbatasan pergerakan sendi.
c. Obesitas, yang dapat memperburuk kondisi sendi lutut.
e. Intoleransi aktivitas, sebagai dampak dari nyeri dan keterbatasan pergerakan.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, fokus utama intervensi keperawatan harus diarahkan pada penanganan nyeri agar dapat mengurangi dampak negatif pada mobilitas dan aktivitas klien. -
Article No. 2090 | 12 Oct 2024
Klinis : Kakek Rony (67 thn) dilaporkan sering berkeliaran di halaman panti pada malam hari, membuat cemas lansia lainnya. Kakek Rony mengatakan tidak bisa tidur, dia merindukan istrinya yang telah meninggal beberapa tahun silam. Kakek Rony juga takut memejamkan mata dan tidak bisa bangun lagi akibat kanker yang didiagnosa oleh dokter. Faktor apakah yang menyebabkan gangguan istirahat tidur Kakek Rony? a. Kematian pasangan b. Cemas c. Di diagnosa kanker d. Terlalu lama tinggal dipanti
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dialami oleh Kakek Rony, diagnosakeprawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pola Tidur
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan mencapai, mempertahankan, atau memperoleh kualitas tidur yang diinginkan.
Penjelasan:
Kakek Rony sering berkeliaran di halaman panti pada malam hari, tidak bisa tidur, dan merasa takut memejamkan mata karena takut tidak bisa bangun lagi. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam memperoleh kualitas tidur yang diinginkan.
Faktor penyebab:
a. Kematian pasangan (suami/istri)
c. Diagnosa kanker
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan antara lain:
- Tidur yang adekuat
- Kualitas tidur meningkat
- Pola tidur yang teratur
Sesuai SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat diberikan antara lain:
- Manajemen Lingkungan: Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur
- Terapi Musik: Berikan terapi musik untuk membantu pasien rileks dan tertidur
- Manajemen Ansietas: Bantu pasien mengatasi kecemasan yang mengganggu tidurnya
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan Kakek Rony dapat memperoleh kualitas tidur yang baik dan mengurangi gejala gangguan tidur yang dialaminya. -
Article No. 2091 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia berusia 70 tahun mengeluh bahwa sejak terpeleset dikamar mandi rumahnya dua bulan yang lalu, kakinya masih terasa sakit setiap dipakai berjalan. Hasil pengkajian awal didapatkan data bahwa postur tubuh pendek, kifosis, cara berjalan berpegangan pada benda disekitarnya. Apakah pengkajian khusus yang perlu dilakukan pada klien. a. Instrumental ADL b. Index kats c. Time Up and go test d. Modifikasi Barthel Index e. Morse Fall Scale
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan fungsi muskuloskeletal, penggunaan alat bantu, dan penurunan kemampuan fungsional.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Jatuh merupakan diagnosa yang menggambarkan peningkatan kemungkinan terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang ingin dicapai adalah klien dapat mengenali faktor risiko jatuh, menggunakan alat bantu secara tepat, dan tidak mengalami jatuh.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pengkajian risiko jatuh, edukasi tentang pencegahan jatuh, penggunaan alat bantu secara tepat, dan modifikasi lingkungan.
Pengkajian khusus yang perlu dilakukan pada klien:
a. Instrumental ADL (IADL) untuk mengetahui kemampuan klien dalam melakukan aktivitas yang lebih kompleks seperti menggunakan telepon, berbelanja, dan menggunakan transportasi.
b. Index Katz untuk mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari (ADL).
c. Time Up and Go Test untuk mengukur mobilitas dan risiko jatuh klien.
d. Modifikasi Barthel Index untuk mengkaji keterbatasan dalam melakukan ADL.
e. Morse Fall Scale untuk mengidentifikasi risiko jatuh klien.
Dengan mengetahui hasil pengkajian tersebut, perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat dan menyusun intervensi yang sesuai untuk mencegah risiko jatuh pada klien. -
Article No. 2092 | 12 Oct 2024
Klinis : pasien masuk ugd dengan keluhan nyeri ulu hati nyeri kepala disertai mual pada saat ct scan ditemukan adanya pembengkakkan dan hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisiologis (pembengkakan dan hipertensi) berdasarkan keluhan pasien.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Faktor yang berhubungan: cedera fisiologis (pembengkakan dan hipertensi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien melaporkan nyeri terkendali.
- Pasien mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri
- Monitoring Tanda Vital
- Kolaborasi Pemberian Analgesik
Jadi, untuk pasien dengan keluhan nyeri ulu hati, nyeri kepala, dan mual yang disertai dengan pembengkakan dan hipertensi saat CT scan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisiologis. Rencana asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen nyeri, monitoring tanda vital, dan kolaborasi pemberian analgesik untuk mengelola keluhan pasien. -
Article No. 2093 | 12 Oct 2024
Klinis : pasien masuk ugd dengan keluhan nyeri ulu hati nyeri kepala disertai mual pada saat ct scan ditemukan adanya pembengkakkan otak dan hipertensi tekanan darah 140/80 mmhg suhu 36 derajat celcius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengancam kelangsungan hidup.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan tekanan intrakranial, perubahan struktur serebral, perdarahan intrakranial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan serebral yang efektif.
- Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, tidak ada tanda-tanda kerusakan jaringan serebral, nilai GCS dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tekanan intrakranial, manajemen peningkatan tekanan intrakranial, manajemen nyeri, manajemen aktivitas, dan edukasi pasien/keluarga.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kondisi yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan intrakranial, yaitu nyeri kepala, mual, dan pembengkakan otak yang ditemukan saat CT scan. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan serebral, sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk mempertahankan perfusi jaringan serebral yang efektif dan mencegah kerusakan jaringan otak lebih lanjut.
Peran perawat dalam kondisi ini adalah melakukan pemantauan yang ketat terhadap tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, manajemen peningkatan tekanan intrakranial, manajemen nyeri dan mual, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi dan penatalaksanaannya. -
Article No. 2094 | 12 Oct 2024
Klinis : penderita tof
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penderita Tumor Otak Fungsional (TOF).
Diagnosa Keperawatan:
1. Keletihan (Fatigue)
- SDKI: Perasaan kelelahan dan/atau penurunan energi yang tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pemulihan energi.
- SIKI: Manajemen energi, Terapi relaksasi, Terapi aktivitas.
2. Perubahan Persepsi Sensori: Penglihatan (Visual Disturbance)
- SDKI: Perubahan dalam kemampuan menerima, menginterpretasikan, dan berespon terhadap rangsangan visual.
- SLKI: Peningkatan kemampuan fungsi visual.
- SIKI: Manajemen perubahan persepsi sensori, Terapi aktivitas, Edukasi kesehatan.
3. Risiko Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Risiko mengalami ketidakmampuan mentoleransi aktivitas fisik.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen aktivitas, Manajemen energi, Edukasi kesehatan.
4. Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Penurunan tingkat nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, Edukasi kesehatan.
Sebagai perawat, saya akan fokus pada pengelolaan gejala dan peningkatan kualitas hidup pasien dengan TOF. Intervensi keperawatan akan melibatkan manajemen energi, terapi aktivitas, edukasi kesehatan, dan manajemen nyeri untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan kondisi kesehatan.