Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4053 | 30 Oct 2024
Klinis : Post. Partum blues,, diagnosa apa saja yang muncul
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi post-partum blues.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Perubahan Hormonal dan Adaptasi Kehidupan Baru
- Definisi: Kemampuan individu yang terganggu dalam memproses informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
- Faktor Terkait: Perubahan hormonal selama masa kehamilan dan pasca persalinan, serta adaptasi terhadap peran dan tanggung jawab baru sebagai orang tua.
2. Kecemasan Berhubungan dengan Perubahan Peran dan Tanggung Jawab
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya atau stressor.
- Faktor Terkait: Perubahan peran dan tanggung jawab baru sebagai orang tua, serta ketidakpastian dalam menghadapi situasi baru.
3. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Ketidakmampuan Beradaptasi
- Definisi: Gangguan dalam jumlah, kualitas, atau pola tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Faktor Terkait: Perubahan pola tidur akibat perawatan bayi, kelelahan, dan ketidakmampuan beradaptasi dengan kondisi baru.
4. Risiko Isolasi Sosial Berhubungan dengan Perubahan Peran dan Tanggung Jawab
- Definisi: Rentan mengalami pengalaman negatif yang disebabkan oleh dan mengarah pada kurangnya kontak sosial.
- Faktor Terkait: Fokus pada perawatan bayi, keterbatasan interaksi sosial, dan perubahan peran serta tanggung jawab.
Penerapan Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) digunakan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan untuk merencanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penerapan standar-standar tersebut akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk pasien dengan kondisi post-partum blues. -
Article No. 4054 | 30 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki Tn H umur 60 tahun, petani, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat selama 6 bulan, batuk kronis disertai dahak bercampur darah (hemoptisis), dan penurunan berat badan sebesar 10 kg dalam 4 bulan terakhir karena tidak nafsu makan. Memiliki Riwayat merokok 25 batang/hari selama 35 tahun dan Riwayat penyakit Bronkitis kronis. Pasien mengetahui bahwa merokok merupakan penyebab penyakitnya, tetapi merasa tidak siap dengan diagnosis kanker paru dan prognosisnya. Pasien merasa sesak saat melakukan aktivitas ringan seperti berjalan, cepat merasa lelah, dan tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Sulit tidur karena batuk yang sering dan sesak napas pada malam hari. Tidur kurang dari 5 jam per malam. Tidak ada gangguan dalam proses berpikir, namun pasien merasa bingung dan takut mengenai penyakit dan pengobatannya. Pasien merasa rendah diri dan cemas karena kondisi fisiknya yang semakin melemah dan tidak mampu bekerja lagi untuk menghidupi keluarganya. Pasien mulai merenung tentang arti hidup dan merasa bersalah karena tidak berhenti merokok lebih awal. Pasien merasa sangat stres dan cemas dengan diagnosis kanker paru dan takut terhadap kemungkinan prognosis yang buruk. Pasien menyatakan tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual karena merasa lemah dan sesak napas. Pasien adalah kepala keluarga dan tulang punggung keluarga, namun saat ini tidak dapat bekerja karena kondisi fisiknya. Pasien merasa tidak berguna bagi keluarga. Pemeriksaan Fisik • Kesadaran:Compos mentis • Frekuensi napas: 30 kali/menit • Frekuensi jantung: 105 kali/menit • Saturasi oksigen: 85% (tanpa oksigen) • Tekanan darah:130/80 mmHg • Suara napas : Ronki Ditemukan pada lobus atas paru kanan, Suara napas melemah di bagian atas paru kanan • Jantung: Bunyi jantung normal, tanpa murmur Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium Darah • Hemoglobin (Hb): 11,2 g/dL • Leukosit: 14.500/mm3 • Trombosit: 300.000/mm3 • SGOT: 38 IU/L • SGPT: 32 IU/L • Albumin:3,0 g/dL • CEA (Carcinoembryonic Antigen): 55 ng/mL 2. Rontgen Dada Massa di lobus atas paru kanan dengan diameter 6 cm, ada infiltrasi ke jaringan sekitarnya. 3. CT-Scan Thoraks Mengonfirmasi massa di lobus atas kanan sebesar 6,5 cm dengan perluasan ke mediastinum. Ada pembesaran kelenjar getah bening mediastinum. 4. Biopsi Massa (Histopatologi) Hasil: Adenokarsinoma Paru (kanker paru tipe non-sel kecil) pada lobus atas kanan. 5. Pemeriksaan Fungsi Paru FEV1/FVC: 60% Kapasitas vital paru: 65% dari prediksi Pengobatan dan Obat yang Diberikan: 1. Kemoterapi • Cisplatin 75 mg/m2 IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 siklus. Dosis pasien: 120 mg IV. • Pemetrexed 500 mg/m2 IV setiap 21 hari. Diberikan selama 6 siklus. Dosis pasien: 820 mg IV. 2. Terapi Oksigen Oksigen nasal kanul 3-4 L/menit untuk menjaga saturasi oksigen di atas 90%. 3. Obat-obatan yang Diberikan • Salbutamol Inhalasi (Ventolin®) 2,5 mg nebulisasi setiap 6-8 jam: • Dexamethasone 5 mg IV setiap 12 jam: • Ondansetron 8 mg IV sebelum kemoterapi: • Morphine Sulfate 5 mg IV setiap 4 jam jika diperlukan: • Paracetamol 500 mg PO setiap 6-8 jam jika diperlukan: • Lansoprazole 30 mg PO sekali sehari: • Filgrastim (G-CSF) 300 mcg SC hari ke-2 hingga ke-5 setelah kemoterapi: 4. Radioterapi Setelah kemoterapi, pasien direncanakan menjalani radioterapi dengan dosis total 60 Gray (Gy) yang diberikan dalam 30 sesi (2 Gy per sesi). 5. Nutrisi Pemberian diet tinggi kalori dan protein untuk meningkatkan status gizi pasien yang mengalami penurunan berat badan drastis. 6. Rehabilitasi Paru Latihan pernapasan untuk meningkatkan kapasitas paru dan mengurangi sesak napas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh Tn. H, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: Kondisi di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas melalui upaya pembersihan sekret, pembukaan jalan napas, dan peningkatan ventilasi.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu melancarkan bersihan jalan napas, seperti pemberian bronkodilator, suction, dan latihan batuk efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Kondisi di mana individu mengalami ketidakcukupan energi fisiologis untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi dan kapasitas aktivitas fisik.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu meningkatkan toleransi aktivitas, seperti manajemen energi, latihan aktivitas, dan rehabilitasi paru.
3. Kecemasan
SDKI: Kondisi emosional dan pengalaman subyektif individu yang ditandai dengan kekhawatiran, ketakutan, dan keprihatinan terkait sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi penurunan kecemasan dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kecemasan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi kecemasan, seperti terapi relaksasi, dukungan emosional, dan konseling.
4. Gangguan Citra Tubuh
SDKI: Kondisi di mana individu mengalami perubahan persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, atau fungsi tubuhnya.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi penerimaan individu terhadap perubahan citra tubuh.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu menerima perubahan citra tubuh, seperti terapi kognitif, dukungan kelompok, dan konseling.
5. Risiko Penurunan Produksi Urin
SDKI: Kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan produksi urin yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
SLKI: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan produksi urin yang memadai.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah penurunan produksi urin, seperti pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan, dan terapi diuretik.
Penjelasan singkat:
Tn. H mengalami masalah pernapasan yang signifikan akibat kanker paru, termasuk sesak napas, batuk kronis, dan penurunan fungsi paru. Hal ini berdampak pada aktivitas sehari-hari dan menimbulkan kecemasan serta gangguan citra tubuh. Penatalaksanaan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah pernapasan, meningkatkan toleransi aktivitas, mengurangi kecemasan, dan membantu penerimaan perubahan fisik. Selain itu, perlu diperhatikan risiko penurunan produksi urin akibat kondisi klinis dan pengobatan yang diberikan. -
Article No. 4055 | 30 Oct 2024
Klinis : Nn. Leony, 20 tahun, dibawa ke IGD setelah tersengat listrik saat memasak menggunakan kompor listrik. Hasil pengkajian: E4M6V5, pasien mengeluh mati rasa pada tangan kanan, nadi 118x/menit, palpitasi, RR 30x/menit takipnea, TD 100/70 mmHg, SpO2 95%, CRT < 2 detik, luka bakar pada area tangan kanan, dada dan leher, terdapat pada luka area tangan, kemerahan serta kering pada luka area dada dan leher, terdapat bengkak pada area leher dan terdapat crackling sound serta krepitasi, BB 54 kg, TB 162 cm. Hasil pemeriksaan diagnostik: elektrokardiogram: PVC.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko cedera (SDKI: Risiko Cedera)
- Definisi: Keadaan yang rentan mengalami luka fisik atau gangguan fungsi tubuh yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
- Faktor risiko: Tersengat listrik, luka bakar pada tangan kanan, dada, dan leher.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (SDKI: Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Gejala dan Tanda: Takipnea, crackling sound, krepitasi.
3. Gangguan perfusi jaringan (SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan)
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Gejala dan Tanda: Nadi cepat, palpitasi, tekanan darah rendah, lama pengisian kapiler < 2 detik.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data pengkajian pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan luaran atau kriteria hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus Nn. Leony, diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan SDKI adalah risiko cedera, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, dan gangguan perfusi jaringan. Masing-masing diagnosa memiliki definisi, faktor risiko, dan gejala/tanda yang spesifik sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 4056 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengeluh kepala pusing dan juga mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang mengeluh pusing dan mual muntah.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi yang dialami oleh klien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Mual (NANDA-I: 00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Definisi:
- Perasaan tidak enak di perut
- Keinginan untuk muntah
- Salivasi berlebih
- Perubahan warna kulit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran Keperawatan:
- Kontrol Mual
- Manajemen Mual
- Peningkatan Kenyamanan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Mual
- Manajemen Nyeri
- Terapi Relaksasi
Penjelasan Singkat:
Mual merupakan sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Karakteristik definisi mual mencakup perasaan tidak enak di perut, keinginan untuk muntah, salivasi berlebih, dan perubahan warna kulit. Luaran keperawatan yang ingin dicapai adalah kontrol mual, manajemen mual, dan peningkatan kenyamanan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen mual, manajemen nyeri, dan terapi relaksasi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 4057 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan tidak ada bab selama 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan mencoba memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Konstipasi adalah keadaan sulit atau tidak dapat buang air besar secara teratur, dengan frekuensi lebih sedikit dari normal.
- Karakteristik Definisi: Klien mengatakan tidak buang air besar selama 3 hari.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat buang air besar secara teratur.
- Indikator:
- Frekuensi buang air besar meningkat.
- Konsistensi feses normal.
- Rasa puas setelah buang air besar.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Konstipasi
- Edukasi tentang pola makan dan aktivitas untuk mencegah konstipasi
- Pemberian laksatif dan supositoria (jika perlu)
- Monitoring status eliminasi
Sebagai perawat, saya akan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah konstipasi pada klien. Tujuannya adalah agar klien dapat buang air besar secara teratur dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat konstipasi. -
Article No. 4058 | 30 Oct 2024
Klinis : Klien mengatakan kepalanya pusing dan mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona saya sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi klien yang mengeluhkan pusing dan mual muntah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (NANDA-I: 1032)
Definisi: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Gangguan sistem gastrointestinal, efek samping obat, stres psikologis, dll.
- Gejala: Rasa tidak nyaman di perut, keringat dingin, salivasi berlebih, dll.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali faktor penyebab mual, mampu mengelola mual, dan terbebas dari mual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen mual (monitor tanda-tanda vital, atur posisi, berikan obat antiemetik, dll.), edukasi tentang penyebab dan manajemen mual, dll.
2. Pusing (NANDA-I: 0130)
Definisi: Sensasi berputar, melayang, atau tidak stabil pada kepala.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Gangguan sirkuasi darah ke otak, efek samping obat, dehidrasi, dll.
- Gejala: Rasa berputar, melayang, atau tidak stabil pada kepala, mual, pandangan kabur, dll.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien dapat mengenali faktor penyebab pusing, mampu mengelola pusing, dan terbebas dari pusing.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen pusing (monitor tanda-tanda vital, atur posisi, berikan cairan, dll.), edukasi tentang penyebab dan manajemen pusing, dll.
Jadi, dengan menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, klien dengan keluhan pusing dan mual muntah dapat didiagnosis dengan Mual dan Pusing, serta diberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola dan mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 4059 | 30 Oct 2024
Klinis : Hasil pengkajian adalah luka bakar derajat II dengan luas 25% BB:50kg, TB: 160cm, TD:100/60mmHg, Frekuensi nadi 68x/i, frek nafas 22x/i
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan hasil pengkajian yang diberikan, dapat ditentukan beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Karakteristik Mayor: Adanya luka bakar derajat II dengan luas 25% dari luas tubuh.
Faktor Terkait: Paparan panas.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Karakteristik Mayor: Klien melaporkan nyeri, ekspresi wajah menunjukkan nyeri.
Faktor Terkait: Luka bakar.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Karakteristik Mayor: Luka bakar terbuka.
Faktor Terkait: Kerusakan integritas kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan pernyataan diagnosis keperawatan yang telah distandarisasi oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai panduan dalam menegakkan diagnosis keperawatan.
- Terdiri dari definisi, karakteristik mayor, dan faktor terkait untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan pernyataan luaran keperawatan yang telah distandarisasi oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai panduan dalam menentukan luaran dan kriteria hasil keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan faktor yang mempengaruhi untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan pernyataan intervensi keperawatan yang telah distandarisasi oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai panduan dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan faktor yang mempengaruhi untuk setiap intervensi keperawatan. -
Article No. 4060 | 30 Oct 2024
Klinis : Pasien H umur 63 tahun dibawa keluarganya masuk rumah sakit. Dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman. Terpasang NGT. Keluarga tidak tahu cara memberikan makanan lewat NGT Catatan klinis hemiparesis sinistra.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R13.0
- Deskripsi: Disfagia, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 96.6
- Deskripsi: Pemberian makan melalui tabung nasogastrik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R13.0 (Disfagia, tidak spesifik) sesuai dengan gejala kesulitan menelan makanan dan minuman yang dialami oleh pasien H.
2. Kode ICD-9-CM 96.6 (Pemberian makan melalui tabung nasogastrik) menggambarkan tindakan pemasangan NGT (Nasogastric Tube) yang dilakukan pada pasien H.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diberikan, pasien H juga memiliki riwayat merokok dan hemiparesis sinistra (kelumpuhan setengah badan sebelah kiri). Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, kode ICD-10 yang mungkin sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
- Kode ICD-10: I69.351
Deskripsi: Hemiparesis (paralisis separuh badan) pasca infark serebri, akut
Dalam kasus ini, keluarga pasien tidak mengetahui cara memberikan makan melalui NGT, sehingga edukasi dan pelatihan bagi keluarga mengenai teknik pemberian makan melalui NGT yang aman dan tepat akan sangat penting untuk dilakukan oleh tim medis. -
Article No. 4061 | 30 Oct 2024
Klinis : Pasien H umur 63 tahun dibawa keluarganya masuk rumah sakit. Dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman. Terpasang NGT. Keluarga tidak tahu cara memberikan makanan lewat NGT Catatan klinis hemiparesis sinistra.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dan minuman yang ditandai dengan pemasangan Nasogastric Tube (NGT).
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai keadaan ketika asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain: penurunan berat badan, kelemahan, perubahan komposisi tubuh, dan intoleransi terhadap aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mencapai berat badan ideal, menunjukkan tanda-tanda vital normal, dan menyatakan peningkatan energi/kekuatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: memberikan nutrisi enteral melalui NGT, mengatur pola makan, memantau asupan dan output cairan, serta memberikan edukasi kepada keluarga mengenai pemberian makan melalui NGT.
Dalam kasus pasien H, yang berusia 63 tahun dengan riwayat perokok, kesulitan menelan makanan dan minuman, serta terpasang NGT, perawat perlu memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan memberikan edukasi yang tepat kepada keluarga mengenai pemberian makan melalui NGT. -
Article No. 4062 | 30 Oct 2024
Klinis : Ny. H berusia 27 tahun dirawat di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 07 Agustus - 10 Agustus 2023. Pada saat dilakukan pengkajian, didapatkan hasil kesadaran composmentis E4M6V5, pupil isokor, tekanan darah Ny. H adalah 114/74 mmHg, MAP 87 mmHg, heart rate 125x/menit, CRT> 3 detik, respirasi rate 24x/menit dengan terpasang nasal kanul 4L/menit, warna kulit pucat, SpO2 96%. Frekuensi nafas Ny. H cepat dan dangkal, tidak ditemukan bunyi nafas tambahan. Pasien tampak edema pada ekstremitas atas dan bawah dengan pitting edema +1, adanya distensi vena jugularis dan distensi abdomen, dan gambaran EKG menunjukkan atrial fibrilasi rapid ventricular responses (AF RVR). Hasil foto thorax pada NY. H menunjukkan adanya kardiomegali, edema pulmonal disertai dengan pneumonia. Hasil pemeriksaan darah Hb 9.5 g/dL, kadar leukosit urine 10-25 LBP, PT 21.6 detik, APTT> 180.000 detik. Analisa gas darah Ny. H menunjukkan asidosis metabolik terkompensasi sebagian dengan pH 7,089 mmHg, PCO2 15.7 mmHg, HCO3 4.8 mmol/L dan base exces (BE) -25 mmol/L. Ny. H mengalami oliguria dengan urine 5cc/jam, ureum: 145 gr/dL, kreatinin 4.8 gr/dL, natrium 133 mmol/L, klorida: 98 mmol/L.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat dengan kompetensi baku dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Ny. H yang dirawat di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak Berhubungan dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Responses (AF RVR)
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Pneumonia
3. Penurunan Output Urin Berhubungan dengan Gagal Ginjal Akut
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak Berhubungan dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Responses (AF RVR)
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak
- SLKI: Perbaikan Perfusi Jaringan
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigenasi, dan pemberian obat-obatan antiaritmia untuk mengatasi AF RVR.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Berhubungan dengan Pneumonia
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Bersihan Jalan Napas Efektif
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan respirasi, suction, dan pemberian terapi oksigen.
3. Penurunan Output Urin Berhubungan dengan Gagal Ginjal Akut
- SDKI: Penurunan Output Urin
- SLKI: Peningkatan Output Urin
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan intake-output cairan, pemberian terapi diuretik, dan pemantauan fungsi ginjal.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk menangani kondisi Ny. H secara efektif.