Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18344 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien wanita berusia 60 tahun mengalami gejala-gejala yang mengarah pada infark miokard akut. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien, beserta kode dan definisi masing-masing:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri).
SLKI: Pasien melaporkan nyeri akut.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri akut.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak (00203)
SDKI: Penurunan aliran darah ke jantung yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan miokard (infark miokard akut).
SLKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda dan gejala gangguan perfusi jaringan kardiak.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan perfusi jaringan jantung yang adekuat.
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kekurangan energi (sesak napas).
SLKI: Pasien melaporkan ketidakmampuan untuk menoleransi aktivitas rutin.
SIKI: Intervensi untuk membantu pasien mencapai tingkat aktivitas yang diinginkan.
4. Mual (00134)
SDKI: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dan tidak nyaman dari sensasi ingin muntah.
SLKI: Pasien melaporkan rasa mual.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa mual.
5. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (00179)
SDKI: Rentan mengalami perubahan kadar glukosa darah dari rentang normal, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Pasien menunjukkan faktor risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
6. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif (00205)
SDKI: Rentan mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Pasien menunjukkan faktor risiko perfusi jaringan tidak efektif.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI diambil dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18345 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Perfusi Jaringan: Jantung (SDKI Code: 0002)**
*Definisi:* Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke miokardium akibat obstruksi aliran darah koroner, yang mengakibatkan iskemia atau nekrosis jaringan jantung.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Oklusi arteri koroner (infark miokard akut)
- Hipertensi (riwayat)
- Diabetes melitus tipe 2 (riwayat)
**Tanda dan Gejala Utama:**
- Nyeri dada hebat (angina) menjalar ke lengan kiri
- Sesak napas (dispnea)
- Mual dan keringat dingin (diaforesis)
- Perubahan EKG (elevasi segmen ST/depresi)
---
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode SLKI 1401: Perfusi Jaringan Memadai**
*Kriteria Evaluasi:*
1. Nyeri dada berkurang/tidak ada (skala nyeri 0-3)
2. Tanda vital stabil (TD <140/90 mmHg, nadi 60-100x/menit, SpO? ?95%)
3. Tidak ada keluhan dispnea
4. EKG menunjukkan resolusi iskemia
---
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode SIKI 2610: Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
- Monitor karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi)
- Berikan terapi oksigen (2-4 L/menit via nasal kanul)
- Kolaborasi pemberian analgesik (nitrat, morfin sesuai protokol)
- Posisikan semi-Fowler untuk mengurangi beban jantung
**Kode SIKI 2620: Pemantauan Jantung**
*Tindakan:*
- Pantau EKG kontinu (deteksi aritmia)
- Auskultasi bunyi jantung (gallop, murmur)
- Catat tekanan darah dan nadi per jam
**Kode SIKI 2630: Edukasi Kesehatan**
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
- Jelaskan faktor risiko (hipertensi, DM) dan modifikasi gaya hidup
- Anjurkan kepatuhan obat antiplatelet/statin
---
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini mengacu pada *Panduan SDKI Edisi 4 (2019)*, *SLKI Edisi 2 (2018)*, dan *SIKI Edisi 3 (2020)* oleh PPNI. Intervensi bersifat multidisiplin dengan prioritas stabilisasi perfusi koroner dan pencegahan komplikasi (gagal jantung, syok kardiogenik).
*Referensi:*
- Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)*.
- PPNI. (2018). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
- PPNI. (2020). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 18346 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, sesak napas, mual, dan keringat dingin, serta hasil EKG yang menunjukkan infark miokard akut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung koroner, ditandai dengan nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri.
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan sesak napas.
c. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.
d. Risiko perfusi jaringan kardiak tidak efektif berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri akut akan berkurang, ditandai dengan skala nyeri menurun dari 8 menjadi 3 dalam 24 jam.
b. Pola napas akan efektif, ditandai dengan frekuensi napas 16-20 kali per menit dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
c. Kadar glukosa darah akan stabil, ditandai dengan kadar glukosa darah dalam rentang normal (70-130 mg/dL).
d. Perfusi jaringan kardiak akan membaik, ditandai dengan EKG yang menunjukkan perbaikan kondisi jantung.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri, seperti lokasi, kualitas, durasi, dan faktor pemicu.
- Berikan terapi analgesik sesuai dengan instruksi dokter.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
b. Manajemen jalan napas:
- Pantau tanda-tanda vital, terutama frekuensi dan pola napas.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif.
c. Manajemen diabetes:
- Pantau kadar glukosa darah secara teratur.
- Berikan insulin atau obat antidiabetes sesuai instruksi dokter.
- Edukasi pasien tentang pengelolaan diabetes, seperti diet, aktivitas, dan pemantauan glukosa darah.
d. Manajemen perfusi kardiak:
- Pantau tanda-tanda vital, EKG, dan hasil laboratorium terkait fungsi jantung.
- Berikan terapi farmakologis sesuai instruksi dokter, seperti antiangina, antikoagulan, atau trombolitik.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang gaya hidup yang mendukung kesehatan jantung.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang diberikan. Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam memahami pendekatan asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus ini. -
Article No. 18347 | 07 Jun 2025
Klinis : bab darah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "bab darah":
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "bab darah" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Diare". Diare didefinisikan sebagai perubahan konsistensi dan frekuensi buang air besar yang lebih sering (3 kali atau lebih dalam 24 jam) dengan konsistensi lembek atau cair.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Kontrol Eliminasi: Pasien menunjukkan kemampuan mengontrol eliminasi sesuai pola eliminasi normal.
2. Status Hidrasi: Pasien menunjukkan status hidrasi yang adekuat.
3. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan "bab darah" adalah:
1. Manajemen Diare:
a. Kaji frekuensi, konsistensi, volume, dan karakteristik tinja.
b. Pantau tanda-tanda dehidrasi.
c. Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan.
d. Berikan obat antidiare jika diperlukan.
e. Anjurkan diet rendah serat dan tinggi kalori.
f. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare.
2. Manajemen Cairan:
a. Kaji status hidrasi pasien.
b. Pertahankan asupan cairan yang adekuat.
c. Pantau intake dan output cairan.
d. Berikan cairan pengganti sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Nutrisi:
a. Kaji status nutrisi pasien.
b. Berikan diet sesuai toleransi pasien.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang nutrisi yang tepat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Diare" dipilih karena pasien mengalami perubahan konsistensi dan frekuensi buang air besar yang lebih sering dengan konsistensi lembek atau cair, yang merupakan karakteristik utama dari diare.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup kontrol eliminasi, status hidrasi, dan keseimbangan cairan. Hal ini penting untuk memastikan pasien dapat mengendalikan eliminasi, mempertahankan status hidrasi yang adekuat, dan mencapai keseimbangan cairan yang baik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen diare, manajemen cairan, dan manajemen nutrisi. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah diare, menjaga keseimbangan cairan, dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting untuk memastikan mereka memahami dan dapat menerapkan strategi pengelolaan yang tepat. -
Article No. 18348 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien dengan keluhan melena, hemoglobin turun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan melena dan penurunan hemoglobin:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Penurunan Volume Cairan" (00027). Kondisi melena dan penurunan hemoglobin menunjukkan adanya kehilangan darah, yang dapat menyebabkan penurunan volume cairan dalam tubuh pasien. Diagnosa ini mencerminkan masalah utama yang perlu ditangani dalam asuhan keperawatan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan penurunan volume cairan akibat melena dan penurunan hemoglobin adalah:
a. Keseimbangan Cairan (0601): Pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat, dengan tanda-tanda vital yang stabil, produksi urin yang cukup, dan tidak ada tanda-tanda dehydrasi.
b. Perfusi Jaringan (0400): Pasien akan menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, dengan nilai hemoglobin yang memadai, serta tidak ada tanda-tanda hipoperfusi.
c. Toleransi Aktivitas (0005): Pasien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) pada pasien dengan penurunan volume cairan akibat melena dan penurunan hemoglobin meliputi:
a. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (6680): Melakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan respirasi, untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat menunjukkan penurunan volume cairan.
b. Manajemen Cairan (4120): Melakukan pengkajian status cairan pasien, menghitung kebutuhan cairan, dan memberikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
c. Transfusi Darah (4030): Melakukan koordinasi dengan tim medis untuk pemberian transfusi darah, jika diperlukan, untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan memperbaiki perfusi jaringan.
d. Peningkatan Aktivitas (0200): Memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien untuk melakukan aktivitas sesuai toleransinya, serta memantau respons pasien terhadap aktivitas untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada masalah utama pasien, diharapkan dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan keseimbangan cairan, peningkatan perfusi jaringan, dan toleransi aktivitas yang optimal. -
Article No. 18349 | 07 Jun 2025
Klinis : PASIEN LAKI- LAKI USIA 50 TAHUN MENGELUH TIDAK BAB SEMENJAK SELESAI OPERASI 3 HARI YANG LALU. DATA YANG DIDAPAT PASIEN MAKAN DENGAN JUMLAH SEDIKIT KARENA TAKUT BAB. PASIEN KURANG MENGETAHUI INFORMASI PENATALAKSANAAN PASCA OPERASI HEMOROIDECTOMY
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus pasien laki-laki usia 50 tahun yang mengeluh tidak bab semenjak selesai operasi 3 hari yang lalu.
Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi (Kode: 00011)
Definisi: Pengurangan frekuensi defekasi, disertai dengan kesulitan atau ketidakmampuan untuk mengeluarkan feses.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Konstipasi (Kode: 10021)
Definisi: Penurunan frekuensi dan/atau kesulitan dalam defekasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Eliminasi Usus Lancar (Kode: 10021)
Definisi: Kemampuan untuk mengeluarkan feses secara teratur dan lancar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Konstipasi (Kode: 10021)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memulihkan atau mempertahankan pola eliminasi usus normal.
Penjelasan singkat:
Pasien laki-laki usia 50 tahun yang mengeluh tidak bab semenjak selesai operasi hemoroidektomi 3 hari yang lalu menunjukkan tanda-tanda konstipasi. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan pola makan yang tidak teratur, kurangnya aktivitas fisik, serta kurangnya pengetahuan pasien mengenai penatalaksanaan pasca operasi hemoroidektomi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen konstipasi, yang meliputi pemberian edukasi, pemberian obat laksatif jika diperlukan, serta peningkatan asupan cairan dan serat. -
Article No. 18350 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien dengan keluhan BAB darah sudah 4 hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan BAB darah selama 4 hari.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah "Diare". Diare merupakan kondisi dimana pasien mengalami BAB cair atau encer lebih dari 3 kali dalam sehari, disertai dengan darah dalam tinja. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, virus, parasit, malabsorpsi, atau kondisi medis lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Restorasi Cairan dan Elektrolit: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan dan elektrolit yang memadai, seperti turgor kulit normal, membran mukosa lembab, dan tanda-tanda vital stabil.
2. Kontrol Tanda dan Gejala Diare: Pasien menunjukkan penurunan frekuensi BAB encer dan darah dalam tinja.
3. Pemeliharaan Status Nutrisi: Pasien mempertahankan intake nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
4. Peningkatan Kenyamanan: Pasien menunjukkan tingkat kenyamanan yang meningkat, seperti berkurangnya rasa sakit perut, tenesmus, dan gejala lainnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring Cairan dan Elektrolit:
- Pantau tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan laju pernapasan.
- Pantau asupan dan pengeluaran cairan.
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi status cairan dan elektrolit.
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi.
2. Manajemen Diare:
- Identifikasi penyebab diare dan faktor-faktor yang memperberat kondisi.
- Berikan diet yang sesuai, seperti makanan yang mudah dicerna dan kaya serat.
- Berikan obat-obatan antidiare atau antispasmodik sesuai instruksi dokter.
- Ajarkan teknik pencegahan penularan, seperti cuci tangan yang benar.
3. Optimalisasi Status Nutrisi:
- Lakukan evaluasi status nutrisi, termasuk riwayat makan dan berat badan.
- Berikan makanan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
- Pantau asupan nutrisi dan berat badan secara berkala.
4. Peningkatan Kenyamanan:
- Berikan analgesik atau antispasmodik untuk mengurangi nyeri perut.
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk mengatasi gejala.
- Berikan kenyamanan fisik, seperti pengaturan posisi yang nyaman.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu restorasi cairan dan elektrolit, kontrol tanda dan gejala diare, pemeliharaan status nutrisi, dan peningkatan kenyamanan. Pengawasan dan evaluasi yang ketat sangat penting untuk memastikan efektivitas asuhan keperawatan dan perbaikan kondisi pasien. -
Article No. 18351 | 07 Jun 2025
Klinis : Tn. H, seorang pria berusia 65 tahun, didiagnosis menderita kanker prostat stadium IV dua tahun yang lalu. Dalam enam bulan terakhir, sel kanker telah bermetastasis ke tulang belakang, tulang panggul, dan tulang panjang ekstremitas bawah. Sejak metastasis teridentifikasi, pasien mulai mengalami nyeri hebat yang hampir tidak pernah mereda, terutama di area punggung bawah, panggul, dan paha kanan. Nyeri semakin parah ketika bergerak atau duduk dalam waktu lama. Skala nyeri mencapai 9 dari 10. Pasien sebelumnya aktif sebagai pensiunan guru dan sangat mandiri. Namun kini, aktivitas sehari-harinya sangat terbatas. Ia lebih sering terbaring dan membutuhkan bantuan untuk mandi dan berpakaian. Pasien mengeluh sulit tidur karena nyeri, kehilangan nafsu makan, serta perasaan tidak berdaya. Pasien telah dilakukan terapi opioid yang dapat menurunkan nyeri, namun menimbulkan efek samping seperti mengantuk berlebihan, konstipasi berat, dan rasa tidak nyaman di perut. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pasien dalam kondisi lemah, tampak kurus, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 88x/menit, dan suhu tubuh 36,5°C. TB 170 cm BB 65 kg sebelum sakit, setelah sakit BB menjadi 52 kg. Ekspresi wajah menunjukkan ketegangan dan kesakitan. Palpasi pada area lumbal dan panggul menimbulkan reaksi nyeri tajam. Pasien mengatakan bahwa rasa sakitnya seperti "ditusuk-tusuk dari dalam". Pasien mengalami kesedihan mendalam, sering kali menangis ketika berbicara tentang kematiannya. Ia merasa sebagai beban bagi istrinya yang merawatnya penuh waktu. Hubungan dengan anak-anaknya membaik karena mereka sering mengunjunginya, namun pasien masih menunjukkan perasaan takut, cemas, dan marah terhadap penyakitnya. Ia menyatakan ketakutan untuk mati dalam keadaan kesakitan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dialami oleh Tn. H, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit kanker prostat stadium IV yang bermetastasis ke tulang.
2. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penurunan kemampuan fungsional akibat nyeri hebat dan progresi penyakit.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan nyeri hebat dan efek samping terapi opioid.
4. Risiko Malnutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, dan penurunan berat badan.
5. Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akan kematian dan beban bagi keluarga.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronis: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri dan meningkatnya kemampuan untuk mengendalikan nyeri.
2. Ketidakberdayaan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
3. Pola Tidur: Pasien melaporkan peningkatan kualitas dan kuantitas tidur.
4. Status Nutrisi: Pasien menunjukkan peningkatan berat badan dan asupan nutrisi yang adekuat.
5. Tingkat Kecemasan: Pasien melaporkan penurunan tingkat kecemasan dan mampu mengungkapkan perasaannya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri Kronis:
- Identifikasi karakteristik, lokasi, frekuensi, dan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengaturan terapi analgesik yang optimal.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
2. Peningkatan Keberdayaan:
- Fasilitasi pasien untuk terlibat dalam perawatan diri sesuai kemampuan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk meningkatkan kemampuan mobilisasi.
- Libatkan keluarga dalam perawatan dan aktivitas pasien.
3. Peningkatan Pola Tidur:
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur, seperti nyeri dan efek samping obat.
- Berikan intervensi nonfarmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti manajemen lingkungan dan teknik relaksasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pengaturan terapi farmakologi yang sesuai.
4. Peningkatan Status Nutrisi:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi, seperti anoreksia dan mual.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Berikan intervensi untuk meningkatkan nafsu makan dan asupan nutrisi, seperti pemberian suplemen nutrisi.
5. Manajemen Kecemasan:
- Identifikasi sumber-sumber kecemasan, seperti ketakutan akan kematian dan beban bagi keluarga.
- Berikan dukungan psikologis dan emosional, serta bimbing pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan perawatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk penanganan farmakologis jika diperlukan.
Catatan: Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individual pasien, serta dilakukan secara kolaboratif dengan tenaga kesehatan lainnya. -
Article No. 18352 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien mengeluh mual ketika makan, muntah -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien mengeluh mual ketika makan dan muntah, maka berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Kode SDKI: 10.02.02
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10.02.02
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10.02.02.01
Definisi: Pasien menunjukkan perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10.02.02.01
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk mengatasi perasaan tidak nyaman yang memaksa ingin muntah pada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, merencanakan dan melaksanakan intervensi, serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 18354 | 07 Jun 2025
Klinis : DO: Tn. P terdiagnosis asma Ny. TR terdiagnosis diabetes mellitus DS: Tn. P mengatakan bahwa dirinya ingin sesekali ketika pergi keluar rumah, anggota keluarga dapat hadir secara lengkap Tn. P mengatakan bahwa cucunya senang mengantar beliau dan Ny. TR berobat, periksa kesehatan secara rutin, hingga menunggu Tn. P opname di rumah sakit beberapa waktu yang lalu Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan selalu diambil melalui diskusi bersama Tn. P mengatakan setiap terjadi perbedaan pendapat, mereka selalu berusaha mencari jalan tengah yang diterima kedua pihak, fokus mengontrol emosi negatif yang muncul dari masalah, dan mencari petunjuk dengan beribadah. diagnosa keluarga
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Untuk Tn. P dengan asma:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Intoleransi Aktivitas
c. Manajemen Kesehatan Keluarga
2. Untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
b. Risiko Gula Darah Tidak Stabil
c. Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Untuk Tn. P dengan asma:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
b. Toleransi Aktivitas Meningkat
c. Manajemen Kesehatan Keluarga Memadai
2. Untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus:
a. Manajemen Kesehatan Efektif
b. Gula Darah Terkendali
c. Kepatuhan Regimen Terapeutik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Tn. P dengan asma:
a. Pantau fungsi pernafasan
b. Berikan edukasi tentang manajemen asma
c. Fasilitasi keikutsertaan keluarga dalam perawatan
2. Untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus:
a. Ajarkan manajemen diri dalam perawatan diabetes
b. Pantau dan beri intervensi untuk menjaga gula darah
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi yang tepat
d. Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk Tn. P dengan asma adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Intoleransi Aktivitas, dan Manajemen Kesehatan Keluarga. Sedangkan untuk Ny. TR dengan diabetes mellitus adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, Risiko Gula Darah Tidak Stabil, dan Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) adalah tercapainya kondisi yang optimal bagi kedua pasien. Untuk Tn. P, diharapkan bersihan jalan napas menjadi efektif, toleransi aktivitas meningkat, dan manajemen kesehatan keluarga menjadi memadai. Untuk Ny. TR, diharapkan manajemen kesehatan menjadi efektif, gula darah terkendali, dan kepatuhan regimen terapeutik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) meliputi pemantauan, edukasi, fasilitasi keikutsertaan keluarga, pelatihan manajemen diri, kolaborasi dengan tim kesehatan, dan pemberian dukungan emosional. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi kesehatan masing-masing.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pendekatan yang berfokus pada keluarga dan peningkatan kemandirian pasien menjadi penting untuk mencapai hasil yang optimal.