Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2151 | 13 Oct 2024
Klinis : sesak sejak 1 minggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi sesak sejak 1 minggu.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Penjelasan:
Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara dengan lancar. Kondisi sesak nafas yang dialami sejak 1 minggu menunjukkan adanya gangguan pada pola napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perbaikan Pola Napas (1004)
2. Tingkat Kenyamanan Pernapasan (0415)
3. Status Pertukaran Gas (0402)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3200)
2. Manajemen Oksigenasi (3320)
3. Manajemen Pernapasan (3390)
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Memantau tanda-tanda vital dan pola napas pasien
2. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
3. Mengajarkan teknik pernapasan yang benar
4. Memfasilitasi perawatan jalan napas, seperti suction atau nebulizer
5. Mengevaluasi efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah sesak nafas yang dialami pasien. -
Article No. 2152 | 13 Oct 2024
Klinis : sesak sejak 1 minggu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan meninjau kondisi yang Anda berikan, yaitu sesak sejak 1 minggu, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi akut saluran pernapasan atas, tidak spesifik
Dalam konteks ini, sesak yang dialami sejak 1 minggu kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi akut pada saluran pernapasan atas, seperti common cold atau flu. Kondisi ini ditandai dengan gejala sesak napas, disertai dengan gejala-gejala lain seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat.
Tidak ditemukan kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis yang dapat dihubungkan dengan kondisi ini, karena pada umumnya perawatan yang diberikan bersifat simptomatik, seperti pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi.
Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan, namun tidak tercakup dalam kode ICD-9-CM secara spesifik, antara lain:
- Pemberian obat pereda batuk dan ekspektoran untuk membantu mengeluarkan dahak
- Pemberian obat antipiretik untuk mengatasi demam
- Pemberian dekongestansia untuk meredakan hidung tersumbat
- Pemberian antibiotik jika terjadi infeksi bakteri sekunder
Dalam kasus ini, perawatan utama yang diberikan biasanya bersifat suportif dan simptomatik, dengan tujuan untuk membantu meredakan gejala dan memfasilitasi pemulihan pasien. -
Article No. 2153 | 13 Oct 2024
Klinis : patah tangan kering sebelah kanan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi patah tangan kering sebelah kanan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S52.50XA
- Deskripsi: Patah tulang radius tertutup, bagian tidak ditentukan, tangan kanan, kunjungan awal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.54
- Deskripsi: Aplikasi atau perbaikan alat penahan dengan fiksasi internal atau eksternal, tulang lengan bawah
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S52.50XA menunjukkan patah tulang radius (tulang lengan bawah) tertutup pada bagian yang tidak ditentukan, pada tangan kanan, untuk kunjungan awal. Kode ini dipilih karena patah tangan kering sebelah kanan merupakan patah tulang radius tertutup.
2. Kode ICD-9-CM 93.54 menggambarkan prosedur aplikasi atau perbaikan alat penahan dengan fiksasi internal atau eksternal pada tulang lengan bawah. Ini mungkin mencakup tindakan seperti pemasangan gips atau fiksasi eksternal untuk menstabilkan patah tulang.
Sebagai dokter atau perekam medis, kode-kode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan secara akurat kondisi pasien dan tindakan medis yang dilakukan, sehingga dapat mendukung dokumentasi medis yang komprehensif dan memfasilitasi proses tagihan serta pelaporan kesehatan. -
Article No. 2154 | 13 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak saat berjalan sejak kemaren hingga hari ini. terdapat benjolan pada leher tengah sejak 2 tahun, benjolan ikut bergerak jika menelan, kadang kadang terasa nyeri, benjolan dengan ukuran kurang lebih diameter 4 cm, warna benjolan tidak merah. Pasien juga mengatakan susah saat hendak BAB selama 3 hari, flatus (+) terakhir hari ini, nyeri kepala (+), nyeri perut (+) . Pasien mengatakan untuk benjolannya berobat ke PKM namun tidak tau nama obatnya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas Sekunder Akibat Pembesaran Kelenjar Tiroid (Goiter)
2. Perubahan Rasa Nyaman (Nyeri) Berhubungan dengan Pembesaran Kelenjar Tiroid
3. Konstipasi Berhubungan dengan Penurunan Motilitas Usus
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Obstruksi Jalan Napas Sekunder Akibat Pembesaran Kelenjar Tiroid (Goiter)
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pemeliharaan Ventilasi
- SIKI: Manajemen Jalan Napas
Pasien mengalami sesak saat berjalan, yang dapat disebabkan oleh pembesaran kelenjar tiroid (goiter) yang menekan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola napas pasien, mengatur posisi yang nyaman, dan memfasilitasi terapi farmakologis.
2. Perubahan Rasa Nyaman (Nyeri) Berhubungan dengan Pembesaran Kelenjar Tiroid
- SDKI: Perubahan Rasa Nyaman (Nyeri)
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Pasien mengalami rasa nyeri pada benjolan di leher, yang dapat disebabkan oleh pembesaran kelenjar tiroid. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi sensasi nyeri, mengelola faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, dan memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Konstipasi Berhubungan dengan Penurunan Motilitas Usus
- SDKI: Konstipasi
- SLKI: Manajemen Eliminasi
- SIKI: Manajemen Konstipasi
Pasien mengalami kesulitan saat BAB selama 3 hari, yang dapat disebabkan oleh penurunan motilitas usus. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi pola eliminasi, mengelola faktor-faktor yang memengaruhi konstipasi, dan memberikan terapi untuk meningkatkan motilitas usus.
Penting untuk dicatat bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang disarankan ini hanya berdasarkan informasi yang diberikan. Evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang berwenang sangat diperlukan untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. -
Article No. 2155 | 13 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- Berhubungan dengan sekresi yang berlebihan akibat proses penyakit tuberkulosis paru.
- Ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat proses penyakit tuberkulosis paru.
- Ditandai dengan adanya penurunan berat badan.
3. Intoleransi aktivitas
- Berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional akibat proses penyakit tuberkulosis paru.
- Ditandai dengan adanya sesak napas saat beraktivitas.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
- SDKI merupakan standar diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI terdiri dari definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan atau faktor resiko untuk masing-masing diagnosa keperawatan.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI)
- SLKI merupakan standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SLKI terdiri dari definisi, tujuan, aktivitas, dan kriteria hasil untuk masing-masing intervensi keperawatan.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SIKI)
- SIKI merupakan standar hasil keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SIKI terdiri dari definisi, indikator, dan skala pengukuran untuk masing-masing hasil keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandarisasi dan berkualitas bagi pasien. -
Article No. 2156 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia suhu 39,8 HB 7,7 diagnosa keperawatan prioritas adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan thalasemia dengan suhu 39,8 dan Hb 7,7.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
Hipertermia
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Suhu tubuh kembali normal
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu
- Berikan antipiretik sesuai indikasi
- Tingkatkan asupan cairan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Secara akademis, hipertermia pada pasien dengan thalasemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi, efek samping pengobatan, atau kondisi thalasemia itu sendiri. Penanganan yang tepat dan kolaborasi antara perawat dan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 2157 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia HB 7,7 diagnosa keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Pasien dengan Thalasemia Hb 7,7:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat kelelahan, kelemahan, atau keterbatasan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan toleransi yang meningkat terhadap aktivitas.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Manajemen Kelelahan.
2. Nyeri Kronis
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri Kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Modalitas Nyeri, Edukasi Nyeri.
3. Risiko Infeksi
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Infeksi adalah rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan sel, jaringan, atau organ.
- SLKI: Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Pencegahan Infeksi, Perawatan Luka.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. -
Article No. 2158 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia HB 7,7 diagnosa keperawatan utama adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien dengan thalasemia dengan Hb 7,7 g/dL, diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah:
Diagnosa Keperawatan Utama: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Pada pasien dengan thalasemia, kadar hemoglobin yang rendah (Hb 7,7 g/dL) mengindikasikan adanya defisiensi nutrisi, terutama zat besi, yang dapat menyebabkan anemia.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Indikator Hasil: Status Nutrisi, Konsumsi Makanan, dan Kadar Hemoglobin yang membaik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi, Pemantauan Status Nutrisi, Edukasi Nutrisi, Konseling Nutrisi, serta Kolaborasi dengan Ahli Gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
Dalam konteks akademis dan sebagai seorang pakar/perawat, saya menyampaikan penjelasan ini dengan nada yang tenang, jelas, dan terstruktur untuk memastikan pemahaman yang baik mengenai diagnosa keperawatan utama dan kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 2159 | 13 Oct 2024
Klinis : pasien dengan thalasemia HB 7,7 diagnosa keperawatan utama adalah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: D56.1
- Deskripsi: Thalassemia beta
Thalassemia adalah gangguan genetik yang mempengaruhi produksi hemoglobin. Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan thalassemia beta, yang ditandai dengan kadar hemoglobin yang rendah (7,7 g/dL).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini.
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis khusus yang tercantum dalam kode ICD-9-CM. Penanganan utama untuk pasien dengan thalassemia beta biasanya meliputi pemantauan keadaan klinis, terapi pengganti darah (transfusi darah), dan manajemen gejala serta komplikasi yang mungkin timbul.
Diagnosis keperawatan utama yang sesuai untuk pasien ini dapat mencakup:
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia
- Kelelahan berhubungan dengan penurunan kadar hemoglobin
- Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan cairan akibat anemia
- Risiko infeksi berhubungan dengan kondisi imunosupresi yang dapat terjadi pada pasien dengan thalassemia
Penanganan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan status hemodinamik
- Manajemen kelelahan dan intoleransi aktivitas
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan diri dan pencegahan komplikasi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan terapeutik yang sesuai -
Article No. 2160 | 13 Oct 2024
Klinis : ASUHAN KEPERAWATAN ANAK MALNUTRISI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi asuhan keperawatan anak dengan malnutrisi.
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
3. Defisit volume cairan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi, yang dapat mengakibatkan berat badan di bawah normal.
2. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan: Kondisi di mana terdapat kemungkinan terjadi hambatan dalam proses tumbuh kembang anak yang sesuai dengan usia.
3. Defisit volume cairan: Kondisi di mana terjadi pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan nutrisi: Tercapainya keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh.
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak: Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia.
3. Keseimbangan cairan: Tercapainya keseimbangan antara intake dan output cairan dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Stimulasi tumbuh kembang anak: Intervensi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Manajemen cairan: Intervensi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Secara umum, pendekatan asuhan keperawatan anak dengan malnutrisi berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, serta menjaga keseimbangan cairan untuk mencapai outcome yang optimal.