Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20321 | 31 Jul 2025
Klinis : batuk pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Kondisi Batuk Pilek**
*(Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia [SDKI], Standar Luaran Keperawatan Indonesia [SLKI], dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia [SIKI] – PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0016
**Judul:** **Gangguan Pertukaran Gas**
**Definisi:** Kondisi ketidakefektifan pertukaran oksigen dan karbon dioksida akibat obstruksi jalan napas sekunder akibat inflamasi mukosa saluran pernapasan (rinosinusitis/faringitis).
**Penjelasan:**
Batuk pilek (common cold) sering melibatkan inflamasi saluran napas atas, edema mukosa, dan peningkatan sekret, yang dapat mengganggu pertukaran gas. Diagnosa ini relevan jika pasien menunjukkan gejala seperti sesak napas, saturasi O? menurun (<95%), atau napas cuping hidung.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** L.14001
**Judul:** **Fungsi Pernapasan**
**Indikator:**
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20x/menit dewasa).
- Saturasi O? ?95%.
- Suara napas bersih (tidak ada wheezing/ronkhi).
- Sekret hidung berkurang.
**Penjelasan:**
Luaran ini mengukur perbaikan fungsi pernapasan setelah intervensi keperawatan, seperti pembersihan jalan napas dan pemenuhan oksigenasi adekuat.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.09004
**Judul:** **Manajemen Jalan Napas**
**Tindakan:**
- **Posisikan semi-Fowler** untuk optimalkan ventilasi.
- **Lakukan penghisapan lendir** jika diperlukan.
- **Anjurkan hidrasi adekuat** (2–3 L/hari) untuk mengencerkan sekret.
- **Ajarkan teknik batuk efektif**.
- **Monitor tanda vital** (frekuensi napas, saturasi O?).
**Kode:** I.13002
**Judul:** **Edukasi Kesehatan**
**Tindakan:**
- Jelaskan etiologi batuk pilek (virus, self-limiting).
- Tekankan pentingnya istirahat dan higiene tangan.
- Rekomendasikan terapi simtomatik (antipiretik/analgesik jika demam).
---
### **Rasionalisasi Pemilihan Diagnosa**
Batuk pilek umumnya bersifat self-limiting, tetapi pada pasien dengan risiko (misalnya: anak, lansia, atau komorbid), gangguan pertukaran gas dapat terjadi akibat obstruksi sekret. Intervensi difokuskan pada manajemen gejala dan pencegahan komplikasi (e.g., pneumonia sekunder).
---
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 6*.
- PPNI. (2019). *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 5*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 5*.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resep keperawatan.)* -
Article No. 20322 | 31 Jul 2025
Klinis : IGNS DD/ BV
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N73.0
- Deskripsi: Radang panggul infeksi akut (Inflammatory pelvic disease, acute)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 58.31
- Deskripsi: Aspirasi atau irigasi panggul (Aspiration or injection of pelvic cavity)
Penjelasan:
Kode ICD-10 N73.0 menunjukkan diagnosis "Radang panggul infeksi akut", yang merupakan kondisi inflamasi akut di area panggul, yang dapat melibatkan organ-organ reproduksi wanita seperti uterus, tuba falopi, atau ovarium. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.
Sementara itu, kode ICD-9-CM 58.31 menunjukkan prosedur "Aspirasi atau irigasi panggul", yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penanganan atau diagnosis dari kondisi radang panggul infeksi akut. Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengambil sampel cairan atau untuk memberikan pengobatan langsung ke area panggul.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan menggunakan kode-kode ini untuk mencatat diagnosis dan prosedur yang dilakukan dalam rekam medis pasien, yang berguna untuk keperluan dokumentasi, penagihan, dan analisis epidemiologis. -
Article No. 20323 | 31 Jul 2025
Klinis : ohvira syndrome
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi Ohvira Syndrome:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q51.5
- Deskripsi: Uterus diduplikasi dengan serviks diduplikasi dan vagina diduplikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 68.12
- Deskripsi: Histerektomi total abdominal.
Ohvira Syndrome merupakan kelainan kongenital yang jarang terjadi, di mana terdapat duplikasi uterus, serviks, dan vagina. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kegagalan proses penggabungan duktus Müllerian selama perkembangan embrio. Gejala yang sering muncul antara lain dismenorea, dispareunia, dan infeksi saluran kemih berulang.
Penanganan Ohvira Syndrome biasanya melibatkan tindakan bedah, seperti histerektomi total abdominal (kode ICD-9-CM 68.12) untuk mengatasi gejala dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. Pemilihan tindakan medis akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter yang menangani. -
Article No. 20324 | 31 Jul 2025
Klinis : kejang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) dalam kasus kejang, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi kejang:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kejang adalah "Resiko Cedera Berhubungan dengan Aktivitas Kejang". Diagnosa ini dipilih karena pada kondisi kejang, pasien memiliki risiko mengalami cedera fisik akibat kontraksi otot yang tidak terkendali dan ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan tubuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien tidak mengalami cedera selama episode kejang.
b. Pasien dapat mempertahankan patensi jalan napas.
c. Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
d. Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor pencetus dan tanda-tanda awal kejang.
e. Pasien dan keluarga dapat melakukan manajemen diri yang efektif untuk mencegah terjadinya kejang berulang.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Observasi:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Amati pola pernapasan dan keberhasilan ventilasi.
- Identifikasi faktor pencetus atau pemicu terjadinya kejang.
- Catat durasi dan frekuensi kejang.
b. Terapeutik:
- Posisikan pasien dengan aman untuk mencegah cedera saat kejang.
- Bersihkan jalan napas dan berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Berikan obat antikonvulsan sesuai instruksi tenaga kesehatan.
- Lakukan manajemen kejang, termasuk pemberian diazepam rektal jika perlu.
c. Edukasi:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda awal kejang.
- Instruksikan pasien dan keluarga untuk menghindari faktor pencetus kejang.
- Beri edukasi tentang penggunaan obat antikonvulsan secara tepat.
- Latih pasien dan keluarga untuk melakukan tindakan pertolongan pertama saat kejang.
d. Kolaborasi:
- Koordinasikan dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk pemberian obat antikonvulsan yang tepat.
- Konsultasikan dengan ahli neurologi jika diperlukan evaluasi lanjut.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) dalam kasus kejang, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse. -
Article No. 20325 | 31 Jul 2025
Klinis : pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pola napas tidak efektif, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pola napas tidak efektif adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memelihara pola napas yang memberikan ventilasi adekuat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas, atau gangguan neuromuskular.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pola Napas Efektif: Pasien menunjukkan pola napas yang dalam, teratur, dan memberikan ventilasi adekuat.
2. Status Pernapasan Membaik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital pernapasan yang stabil dan dalam batas normal.
3. Kenyamanan Pernapasan Meningkat: Pasien melaporkan merasa lebih nyaman saat bernapas dan tidak mengalami sesak napas.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Pernapasan
- Mengkaji tanda-tanda vital pernapasan, seperti frekuensi, kedalaman, dan irama napas.
- Memantau penggunaan otot bantu pernapasan dan retraksi dinding dada.
- Mengobservasi adanya kesulitan bernapas, napas cepat, atau napas dangkal.
2. Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal.
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk meningkatkan saturasi oksigen.
- Melakukan suction untuk membersihkan jalan napas dari sekret.
3. Terapi Pernapasan
- Mengajarkan teknik pernapasan dalam (deep breathing) dan latihan batuk efektif.
- Memfasilitasi latihan fisik dan mobilisasi yang sesuai untuk meningkatkan kekuatan otot pernapasan.
- Memberikan terapi inhalasi, seperti bronkodilator atau mukolitik, jika diperlukan.
4. Edukasi dan Dukungan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pola napas yang efektif.
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis untuk mengurangi kecemasan terkait kesulitan bernapas.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan kondisi pola napas tidak efektif dapat diatasi, sehingga pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 20326 | 31 Jul 2025
Klinis : Ny. FK usia 29 tahun 5 bulan datang ke puskesmas jagakarsa poli nifas pada 28 juli 2025 dengan diagnosa P2A0. Ny. FK mengatakan masih terdapat flek berwarna kecoklatan keluar selama masa nifas. Ny FK mengatakan melakukan persalinan normal pada 18 juli 2025 di pkm jagakarsa. hasil ttv, TD: 123/84, N: 86, suhu: 36,2 RR: 22. TFU tampak 2 jari dibawah pusat, konut baik, teradat luka hecting yang masih basah. bb: 63,2 dengan tb 157. NY FK juga mengatakan hanya memberikan asi saja tanpa dicampur susu formula
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. FK adalah:
1. Perdarahan pasca persalinan:
- Definisi: Keadaan di mana terdapat pengeluaran darah yang abnormal atau berlebihan dari saluran genital setelah persalinan.
- Penyebab: Atonia uteri, retensio plasenta, laserasi jalan lahir, koagulopati.
- Tanda dan gejala: Perdarahan pervaginam, darah segar keluar secara terus-menerus, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, pucat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol atau mengendalikan perdarahan dari saluran genital.
- Kriteria hasil:
- Perdarahan terkontrol
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Perdarahan
- Definisi: Tindakan memantau dan mencatat jumlah, warna, dan konsistensi perdarahan yang keluar dari saluran genital.
- Aktivitas:
- Pantau jumlah, warna, dan konsistensi perdarahan yang keluar
- Catat hasil pemantauan dalam rekam medis
- Laporkan hasil pemantauan kepada tenaga kesehatan
2. Manajemen Perdarahan
- Definisi: Tindakan untuk mengontrol atau mengendalikan perdarahan dari saluran genital.
- Aktivitas:
- Berikan kompres hangat pada abdomen untuk merangsang kontraksi uterus
- Anjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi dan nafas dalam
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat-obatan, jika diperlukan
3. Edukasi Pencegahan Perdarahan
- Definisi: Tindakan memberikan informasi dan instruksi terkait upaya mencegah terjadinya perdarahan.
- Aktivitas:
- Jelaskan penyebab, tanda, dan gejala perdarahan pasca persalinan
- Ajarkan teknik menyusui yang benar untuk merangsang kontraksi uterus
- Anjurkan ibu untuk segera melaporkan jika terjadi perdarahan
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi Ny. FK, yaitu adanya perdarahan pervaginam berupa flek berwarna kecoklatan selama masa nifas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Perdarahan pasca persalinan". Tujuan luaran yang diharapkan adalah "Kontrol Perdarahan", dengan kriteria hasil berupa perdarahan terkontrol, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi pemantauan perdarahan, manajemen perdarahan, dan edukasi pencegahan perdarahan. Pemantauan perdarahan dilakukan untuk mengidentifikasi jumlah, warna, dan konsistensi perdarahan. Manajemen perdarahan dilakukan dengan memberikan kompres hangat, teknik relaksasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian obat-obatan. Edukasi pencegahan perdarahan diberikan untuk meningkatkan pemahaman ibu mengenai penyebab, tanda, dan gejala perdarahan, serta teknik menyusui yang benar untuk merangsang kontraksi uterus. -
Article No. 20327 | 31 Jul 2025
Klinis : Ny. FK usia 29 tahun 5 bulan datang ke puskesmas jagakarsa poli nifas pada 28 juli 2025 dengan diagnosa P2A0. Ny. FK mengatakan masih terdapat flek berwarna kecoklatan keluar selama masa nifas. Ny FK mengatakan melakukan persalinan normal pada 18 juli 2025 di pkm jagakarsa. hasil ttv, TD: 123/84, N: 86, suhu: 36,2 RR: 22. TFU tampak 2 jari dibawah pusat, konut baik, teradat luka hecting yang masih basah. bb: 63,2 dengan tb 157. NY FK juga mengatakan hanya memberikan asi saja tanpa dicampur susu formula
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Bapak/Ibu yang saya hormati. Berikut adalah penjelasan rinci terkait kasus Ny. FK:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan Nifas (00044)
Definisi: Pengeluaran darah dari alat genitalia wanita setelah kelahiran bayi, melebihi 500 ml.
Penyebab: Retensio plasenta, atonia uteri, laserasi jalan lahir, kelainan pembekuan darah.
Tanda dan Gejala: Terdapat pengeluaran darah melalui vagina, fundus uteri teraba keras dan tinggi, nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan (0413)
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi perdarahan.
Kriteria Hasil:
- Perdarahan berkurang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Fundus uteri berkontraksi dengan baik
- Klien tidak mengalami kelelahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perdarahan (6720)
Tujuan: Mengendalikan perdarahan.
Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Palpasi fundus uteri untuk menilai kontraksi
- Lakukan masase uterus jika fundus uteri teraba lembek
- Berikan obat uterotonika sesuai indikasi
- Berikan kompres dingin pada abdomen
- Pantau jumlah perdarahan dan karakteristiknya
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada klien
Penjelasan:
Ny. FK memiliki diagnosa keperawatan Perdarahan Nifas (00044) karena masih terdapat flek berwarna kecoklatan yang keluar selama masa nifas. Hal ini perlu ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Perdarahan (0413), di mana perdarahan dapat berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal, fundus uteri berkontraksi dengan baik, dan klien tidak mengalami kelelahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Perdarahan (6720) yang meliputi pemantauan tanda-tanda vital, palpasi fundus uteri, pemberian obat uterotonika, kompres dingin, serta pemberian dukungan emosional dan edukasi kepada klien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Bapak/Ibu. Jika ada pertanyaan lain, silakan sampaikan. Wassalamualaikum. -
Article No. 20224 | 30 Jul 2025
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama rasa terbakar dan tidak nyaman di dada yang sudah dirasakannya selama 2 minggu terakhir. Rasa terbakar tersebut sering muncul terutama setelah makan dan saat berbaring malam hari. Pasien juga mengeluhkan rasa pahit dan asam yang naik ke mulutnya serta sesekali merasa nyeri di ulu hati. Ia merasa gejala makin berat jika makan makanan pedas atau berlemak, dan minum kopi. Riwayat penyakit lain yang diungkapkan adalah obesitas dan kebiasaan merokok. buatlah dua diagnosis keperawatan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan refluks asam lambung.
Pasien mengalami rasa terbakar dan tidak nyaman di dada yang sering muncul terutama setelah makan dan saat berbaring malam hari, serta rasa pahit dan asam yang naik ke mulutnya dan nyeri di ulu hati. Gejala semakin berat jika makan makanan pedas atau berlemak, dan minum kopi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelebihan berat badan.
Pasien memiliki riwayat obesitas, yang dapat menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Pasien akan melaporkan penurunan intensitas nyeri dalam skala 0-10.
b. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Pasien akan menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Pasien akan melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari.
b. Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
b. Identifikasi faktor-faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis sesuai kebutuhan.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Intoleransi Aktivitas:
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas, seperti kondisi medis dan faktor psikologis.
c. Berikan edukasi tentang manfaat aktivitas fisik dan strategi untuk meningkatkan toleransi.
d. Latih pasien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya, dengan memperhatikan tanda-tanda vital.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan program rehabilitasi yang sesuai.
f. Evaluasi kemajuan pasien dan lakukan modifikasi intervensi jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. Wassalamualaikum. -
Article No. 20225 | 30 Jul 2025
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama rasa terbakar dan tidak nyaman di dada yang sudah dirasakannya selama 2 minggu terakhir. Rasa terbakar tersebut sering muncul terutama setelah makan dan saat berbaring malam hari. Pasien juga mengeluhkan rasa pahit dan asam yang naik ke mulutnya serta sesekali merasa nyeri di ulu hati. Ia merasa gejala makin berat jika makan makanan pedas atau berlemak, dan minum kopi. Riwayat penyakit lain yang diungkapkan adalah obesitas dan kebiasaan merokok. buatlah dua diagnosis keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan dua diagnosis keperawatan untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosis Keperawatan 1:
Ketidaknyamanan gastrointestinal
Kode SDKI: 10065
Definisi: Pengalaman ketidaknyamanan di area gastrointestinal yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang menunjukkan adanya ketidaknyamanan di saluran pencernaan, seperti rasa terbakar dan tidak nyaman di dada, rasa pahit dan asam yang naik ke mulut, serta nyeri di ulu hati. Gejala-gejala ini sering timbul setelah makan, terutama makanan pedas atau berlemak, serta saat berbaring pada malam hari. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Luaran yang diharapkan (SLKI):
- Pasien melaporkan penurunan tingkat ketidaknyamanan gastrointestinal
- Pasien mendemonstrasikan manajemen gejala ketidaknyamanan gastrointestinal
Intervensi keperawatan (SIKI):
- Manajemen nutrisi
- Manajemen diet
- Edukasi kesehatan
Diagnosis Keperawatan 2:
Risiko cedera
Kode SDKI: 10006
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik atau psikologis yang dapat mengganggu integritas tubuh atau fungsi psikologis.
Penjelasan:
Pasien memiliki riwayat obesitas dan kebiasaan merokok, yang meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kesehatan dan cedera. Kondisi ini perlu dikelola dengan baik untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Luaran yang diharapkan (SLKI):
- Pasien mendemonstrasikan perilaku untuk mencegah cedera
- Pasien melaporkan penurunan risiko cedera
Intervensi keperawatan (SIKI):
- Manajemen berat badan
- Edukasi berhenti merokok
- Manajemen gaya hidup
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 20226 | 30 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan mata kiri merah tertusuk pensil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien datang dengan mata kiri merah tertusuk pensil, dengan tone akademis dan persona pakar, nurse, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI-nya, sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut (00132)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien.
b. Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Meningkatnya risiko organisme patogen untuk memulai, berkembang, dan menyebar.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
c. Kerusakan Integritas Jaringan (00044)
- SDKI: Kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk memulihkan atau mencegah kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memulihkan atau mencegah kerusakan pada kulit dan/atau membran mukosa.
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Akut (00132): Pasien mengalami nyeri di mata kiri yang tertusuk pensil, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Risiko Infeksi (00004): Adanya luka di mata kiri yang tertusuk pensil meningkatkan risiko infeksi, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
3. Kerusakan Integritas Jaringan (00044): Mata kiri pasien yang tertusuk pensil menyebabkan kerusakan pada jaringan, sehingga perlu dilakukan intervensi untuk memulihkan atau mencegah kerusakan pada area tersebut.
Kode dan definisi diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, dan hasil keperawatan tersebut diatas mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).