Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18334 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan nyeri perut kanan atas, sebelumnya pasien sudah berobat ke igd jam 1 pagi dengan keluhan serupa dan mendapatkan terapi igd: inj. ketorolac, inj. hyoscine, dan drip tramadol. Namun saat ini pasien datang kembali karena nyeri perutnya semakin memberat. vas score (6-7). defans (+) nyeri perut menjalar hingga punggung kanan. mual muntah (-) demam (-) bab&bak (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kondisi pasien dengan nyeri perut kanan atas yang memberat:
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI: 00032)**
#### **Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode 00032: Nyeri Akut**
- **Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Proses penyakit (kemungkinan kolik bilier, kolesistitis, atau gangguan hepatobilier).
- Stimulasi nosiseptif akibat inflamasi/obstruksi.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode 2101: Kontrol Nyeri**
- **Indikator:**
- Skala nyeri menurun (VAS dari 6-7 menjadi ?3).
- Ekspresi nyeri (wajah, postur) berkurang.
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode 5614: Manajemen Nyeri**
- **Intervensi Utama:**
- **Observasi:** Monitor karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi).
- **Terapi Farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik (misal: paracetamol, NSAID, atau opioid sesuai indikasi).
- **Non-Farmakologis:** Teknik relaksasi, posisi nyaman, kompres hangat (jika tidak kontraindikasi).
---
### **Diagnosa Tambahan (jika diperlukan):**
**Ansietas (SDKI: 00146)** terkait nyeri yang tidak terkontrol dan kekambuhan gejala.
#### **Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI: 00146 – Ansietas**
- **Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ancaman yang samar-samar akibat antisipasi bahaya.
- **Faktor yang Berhubungan:** Ketidakpastian prognosis dan nyeri berulang.
2. **SLKI: 1401 – Kontrol Ansietas**
- **Indikator:** Pasien menyatakan perasaan lebih tenang.
3. **SIKI: 5820 – Pengurangan Ansietas**
- **Intervensi:** Edukasi penyebab nyeri, dukungan emosional, teknik distraksi.
---
### **Catatan Klinis:**
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada manajemen nyeri akut terlebih dahulu karena VAS 6-7 dan defans menunjukkan nyeri berat.
- **Kolaborasi:** Perlu evaluasi lebih lanjut (misal: USG abdomen/lab) untuk menyingkirkan kolesistitis akut atau kolangitis.
Semoga informasi ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan diskusikan dengan tim medis terkait.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Jabatan]* -
Article No. 18335 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan demam sejak sabtu pagi, demam naik turun, turun jika minum obat, mual (+), muntah (-), lemes (+), pusing (+), batuk (+), pilek (+), nyeri menelan (+), BAB cair kemarin 2x, hari ini > 5x BAB banyak, lendir (-), darah (-), nafsu makan turun. Pasien sudah berobat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kondisi pasien berdasarkan data yang diberikan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: B.3.1)**
**Kode SDKI:** B.3.1
**Definisi:** Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular yang dapat mengganggu fungsi fisiologis.
**Faktor yang Mendukung:**
- Diare akut (>5x BAB cair/hari)
- Demam (peningkatan kehilangan cairan melalui evaporasi)
- Mual dan penurunan nafsu makan (asupan cairan tidak adekuat)
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SLKI: L.0401)**
**Kode SLKI:** L.0401
**Kriteria Evaluasi:**
- Asupan cairan adekuat
- Frekuensi BAB normal (1-2x/hari, konsistensi feses padat)
- Turgor kulit baik, mukosa bibir lembab
- Tanda vital stabil (TD, nadi, suhu dalam batas normal)
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**Manajemen Cairan (SIKI: I.0901)**
**Kode SIKI:** I.0901
**Tindakan Keperawatan:**
- Pantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa, produksi urine)
- Anjurkan asupan cairan oral (air putih, oralit, atau cairan elektrolit)
- Kolaborasi pemberian terapi rehidrasi sesuai kebutuhan
- Pantau frekuensi dan karakteristik BAB
---
### **4. Diagnosa Keperawatan Tambahan (Jika Diperlukan):**
**Hipertermi (SDKI: B.5.1)**
**Kode SDKI:** B.5.1
**Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal akibat proses infeksi/inflamasi.
**Faktor yang Mendukung:**
- Demam naik turun sejak Sabtu
- Gejala infeksi saluran pernapasan (batuk, pilek, nyeri menelan)
**SLKI Terkait:** **Kontrol Suhu Tubuh (SLKI: L.1401)**
**SIKI Terkait:** **Manajemen Hipertermi (SIKI: I.1501)**
---
### **5. Diagnosa Keperawatan Lainnya:**
**Nyeri Akut (SDKI: B.1.1)**
**Kode SDKI:** B.1.1
**Faktor yang Mendukung:**
- Nyeri menelan
- Pusing
**SLKI Terkait:** **Tingkat Nyeri (SLKI: L.0101)**
**SIKI Terkait:** **Manajemen Nyeri (SIKI: I.0101)**
---
### **Kesimpulan:**
Berdasarkan data klinis, diagnosa keperawatan utama yang paling relevan adalah **Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (B.3.1)** dengan intervensi utama **Manajemen Cairan (I.0901)**. Diagnosa tambahan seperti **Hipertermi (B.5.1)** dan **Nyeri Akut (B.1.1)** juga dapat dipertimbangkan sesuai perkembangan kondisi pasien.
Semoga penjelasan ini membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
**Salam,**
*[Nama Perawat/Asisten Klinis]* -
Article No. 18336 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal, bengkak pada wajah dan suaranya serak. Keluhan dirasakan post minum antibiotik jam 4 sore, awalnya gatal gatal pada kaki kemudian mulai muncul bengkak pada wajah. Pasien juga mengeluh nyeri kepala, demam, dan mual mual. Nyeri kepala sering hilang timbul, demam sejak post minum antibiotik (H1), dan mual muntah tiap makan minum, nafas tidak nyaman agak merasa sesak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI**
*Berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)*
### **Diagnosa Keperawatan Utama**:
**Reaksi Alergi Berat (Anafilaksis) (SDKI Code: 00035)**
**Penjelasan Singkat**:
Pasien menunjukkan gejala sistemik (gatal, edema wajah, suara serak, sesak napas) dan gejala gastrointestinal (mual/muntah) serta sistemik (demam, nyeri kepala) yang muncul pasca-pemakaian antibiotik. Kondisi ini mengindikasikan reaksi hipersensitivitas tipe I (anafilaksis) yang memerlukan intervensi segera.
---
### **Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI)**:
**Kode SDKI 00035: Risiko Reaksi Alergi Berat**
- **Definisi**: Respon imun berlebihan terhadap alergen (antibiotik) yang mengancam jiwa.
- **Karakteristik**:
- Edema wajah/bibir (angioedema).
- Gatal-generalized (pruritus).
- Distres pernapasan (stridor/suara serak).
- Gejala gastrointestinal (mual/muntah).
- Hipotensi atau tanda syok (jika berat).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**:
**Kode SLKI 1403: Manajemen Reaksi Alergi**
- **Kriteria Luaran**:
- **Stabil**: Edema wajah berkurang (Skala 1–5: target ?2).
- **Fungsi Pernapasan**: Sesak napas teratasi (Skala sesak: 0).
- **Gejala Sistemik**: Demam dan mual terkontrol (Suhu tubuh 36,5–37,5°C, mual skala 0).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**:
**Kode SIKI 4200: Manajemen Anafilaksis**
- **Intervensi Utama**:
1. **Penghentian Alergen**: Hentikan antibiotik pemicu.
2. **Pemberian Epinefrin**: Jika tersedia (IM 0,3–0,5 mg).
3. **Oksigenasi**: Berikan oksigen 2–4 L/menit via nasal kanul.
4. **Posisi**: Tinggikan kepala (jika tidak hipotensi).
5. **Pemantauan Vital Sign**: TD, nadi, SpO?, suhu tiap 15 menit.
6. **Kolaborasi Medis**: Antihistamin (cth: difenhidramin), kortikosteroid (IV hidrokortison).
**Kode SIKI 2410: Edukasi Penyakit**
- Jelaskan tanda bahaya reaksi alergi dan pentingnya menghindari alergen di masa depan.
---
### **Catatan Klinis Tambahan**:
- **Prioritas**: Stabilisasi jalan napas dan sirkulasi (ABC).
- **Dokumentasi**: Catat waktu onset gejala, jenis antibiotik, dan respons terhadap intervensi.
*Referensi: Buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi 4 PPNI (2020).*
Format RTF terlampir. -
Article No. 18337 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh (Hipertermia) (SDKI: 00007)**
**Penjelasan Singkat:**
Pasien mengalami demam naik-turun selama 6 hari dengan peningkatan suhu terutama pada malam hari, disertai gejala nonspesifik seperti nyeri perut kiri atas, mual, dan penurunan nafsu makan. Kondisi ini mengindikasikan gangguan regulasi suhu tubuh akibat kemungkinan infeksi (misalnya: infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran kemih, atau demam tifoid).
### **Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI)**
- **Kode SDKI: 00007** – *Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh (Hipertermia)*
**Definisi:** Ketidakmampuan tubuh mempertahankan suhu dalam rentang normal akibat faktor patologis atau lingkungan.
**Karakteristik Mayor:** Suhu tubuh >38°C, kulit hangat/kemerahan, takikardia, menggigil.
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
- **Kode SLKI: 0701** – *Keseimbangan Suhu Tubuh*
**Kriteria Evaluasi:**
- Suhu tubuh kembali normal (36,5–37,5°C).
- Pasien tidak menggigil atau berkeringat berlebihan.
- Tanda vital stabil (nadi, pernapasan dalam rentang normal).
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
- **Kode SIKI: 3920** – *Manajemen Hipertermia*
**Intervensi:**
1. **Monitor suhu tubuh** setiap 2–4 jam.
2. **Berikan kompres hangat/dingin** sesuai protokol.
3. **Anjurkan asupan cairan** untuk mencegah dehidrasi.
4. **Kolaborasi pemberian antipiretik** (jika diperlukan).
5. **Observasi tanda infeksi** (misalnya: leukositosis, lokasi nyeri).
---
**Diagnosa Tambahan (jika diperlukan):**
1. **Risiko Defisit Volume Cairan (SDKI: 00017)** terkait penurunan asupan oral dan demam berkepanjangan.
2. **Nyeri Akut (SDKI: 00132)** terkait nyeri perut kiri atas.
**Catatan:**
- **Pemeriksaan penunjang** (seperti tes darah, urin, atau kultur) diperlukan untuk mengonfirmasi etiologi demam.
- **Edukasi keluarga** tentang tata laksana demam di rumah dan tanda-tanda kegawatan (misalnya: kejang, dehidrasi).
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan pendekatan evidence-based nursing. Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan temuan klinis tambahan, asesmen ulang harus dilakukan. -
Article No. 18338 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
2. Mual (00004)
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
3. Kurang Volume Cairan (00027)
Definisi: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Hipertermia (00007)
SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
SLKI: Peningkatan suhu tubuh akibat proses patologis.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
2. Mual (00004)
SDKI: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SLKI: Perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi perasaan tidak nyaman yang mengarah pada dorongan untuk muntah.
3. Kurang Volume Cairan (00027)
SDKI: Kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan.
SLKI: Ketidakseimbangan antara intake dan output cairan.
SIKI: Intervensi untuk mengatasi ketidakseimbangan antara intake dan output cairan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 18339 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal akibat gagalnya mekanisme pengaturan suhu.
Karakteristik Definisi: Demam, menggigil, kulit hangat dan kering.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh (0800)
- Suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda hipertermia (menggigil, kulit hangat dan kering)
2. Status Nutrisi (1004)
- Asupan makanan dan cairan adekuat
- Tidak ada mual atau muntah
- Berat badan tetap stabil
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam (3740)
- Pantau suhu tubuh secara teratur
- Berikan kompres hangat pada area aksila/inguinal untuk menurunkan suhu
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Berikan cairan dan makanan yang cukup
2. Manajemen Mual (1450)
- Identifikasi penyebab mual
- Atur posisi tubuh untuk mengurangi mual
- Berikan makanan dan cairan dalam jumlah kecil tapi sering
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
3. Peningkatan Nutrisi (1100)
- Nilai status nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur diet yang sesuai
- Anjurkan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan tinggi kalori
- Pantau asupan makanan dan cairan
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien, yaitu demam naik turun, nyeri perut kiri atas, mual, dan penurunan asupan makan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia. Luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh kembali normal dan status nutrisi yang adekuat. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen demam, manajemen mual, dan peningkatan nutrisi untuk mencapai tujuan tersebut. Penjelasan di atas disajikan dalam nada akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 18340 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sejak sekitar 6 hari yang lalu, demam dikatakan naik turun dan biasanya naik jika malam hari. dikatakan sempat tidak demam pada hari jumat namun setelahnya demam. Keluhan disertai nyeri perut kiri atas dan mual tapi tidak sampai muntah. Keluhan bab cair disangkal. pasien juga mengatakan agak pilek namun tidak terlalu. Keluarga mengatakan makan minum anak berkurang karena setiap mau makan mual. Keluhan gangguan BAK disangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermi (00007)** – Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat proses infeksi atau inflamasi.
**Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode: 00007**
- **Definisi:** Suhu tubuh di atas rentang normal.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Proses infeksi (demam naik-turun, gejala pilek, nyeri perut kiri atas).
- Dehidrasi risiko tinggi (asupan cairan berkurang karena mual).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 1401**
- **Luaran yang Diharapkan:**
- **Suhu Tubuh dalam Rentang Normal (1401)**
- Kriteria evaluasi:
- Suhu tubuh 36–37,5°C (axilla).
- Kulit hangat, tidak berkeringat berlebihan.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 3920**
- **Intervensi Keperawatan:**
- **Manajemen Hipertermi (3920)**
- Monitor suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
- Kolaborasi pemberian antipiretik jika diperlukan.
**Diagnosa Tambahan:**
**Nyeri Akut (00132)** – Ketidaknyamanan di perut kiri atas terkait kemungkinan inflamasi/infeksi.
**Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:**
1. **SDKI – Kode: 00132**
- **Definisi:** Pengalaman sensori/emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Nyeri perut kiri atas, kemungkinan terkait infeksi (misal: gastritis, ISK, atau infeksi sistemik).
2. **SLKI – Kode: 1703**
- **Luaran yang Diharapkan:**
- **Tingkat Nyeri Terkontrol (1703)**
- Kriteria: Skala nyeri ?3 (skala 0–10), pasien melaporkan penurunan nyeri.
3. **SIKI – Kode: 3580**
- **Intervensi Keperawatan:**
- **Manajemen Nyeri (3580)**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Evaluasi karakteristik nyeri (lokal, intensitas, durasi).
**Catatan Akademis:**
- **Pertimbangan Patofisiologi:** Demam naik-turun dengan gejala gastrointestinal (mual, nyeri perut) dan pilek mengarah pada kemungkinan infeksi (misal: tifoid, ISK, atau viral syndrome).
- **Prioritas Intervensi:** Fokus pada stabilisasi suhu tubuh, manajemen nyeri, dan pencegahan dehidrasi.
- **Evaluasi:** Pantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut, output urine) dan respons terhadap terapi antipiretik/analgesik.
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi evidence-based practice dan kerangka PPNI. -
Article No. 18341 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien datang keluhan nyeri pada perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan keluhan nyeri pada perut:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: D.0001)**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (IASP, 2020), dengan durasi kurang dari 3 bulan.
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: L.0801 – Nyeri Terkontrol**
*Kriteria Luaran:*
1. Skala nyeri menurun (skala 0–10).
2. Ekspresi wajah rileks.
3. Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan.
4. Tidak ada perilaku melindungi area nyeri.
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: I.1101 – Manajemen Nyeri**
*Intervensi Utama:*
1. **Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, faktor pencetus).**
2. **Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).**
3. **Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.**
4. **Evaluasi efektivitas intervensi nyeri.**
### **Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (D.0001)** mendefinisikan nyeri akut sebagai respons fisiologis dan psikologis terhadap kerusakan jaringan.
- **SLKI (L.0801)** menargetkan pengurangan nyeri hingga tingkat yang dapat ditoleransi.
- **SIKI (I.1101)** mencakup pendekatan holistik (farmakologis dan nonfarmakologis) untuk mengontrol nyeri.
*Referensi:*
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
- International Association for the Study of Pain (IASP). (2020). *Revised Definition of Pain.*
Format ini memenuhi kebutuhan akademis dengan pendekatan berbasis bukti (evidence-based practice) dan mengacu pada standar nasional. -
Article No. 18342 | 07 Jun 2025
Klinis : pasien belum bab dan nyeri abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi (00011)
Definisi: Berkurangnya frekuensi defekasi, penurunan volume, dan/atau kesulitan dalam pengeluaran feses yang menyebabkan ketidaknyamanan.
2. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Konstipasi (00011)
Kode: 00011
Definisi: Berkurangnya frekuensi defekasi, penurunan volume, dan/atau kesulitan dalam pengeluaran feses yang menyebabkan ketidaknyamanan.
2. Nyeri Akut (00132)
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Eliminasi Usus Lancar (1812)
Kode: 1812
Definisi: Kemampuan untuk mengeluarkan feses secara lancar dan teratur.
2. Kontrol Nyeri (1605)
Kode: 1605
Definisi: Tingkat kenyamanan yang dirasakan saat rasa nyeri dapat dikendalikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Konstipasi (3520)
Kode: 3520
Definisi: Pemberian perawatan untuk memfasilitasi eliminasi usus yang lancar.
2. Manajemen Nyeri (1400)
Kode: 1400
Definisi: Penggunaan strategi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi atau meminimalkan rasa sakit.
Dalam kondisi pasien belum bab dan nyeri abdomen, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Konstipasi (00011) dan Nyeri Akut (00132). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Konstipasi (3520) dan Manajemen Nyeri (1400) untuk memfasilitasi eliminasi usus yang lancar dan mengurangi atau meminimalkan rasa sakit yang dirasakan oleh pasien. -
Article No. 18343 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis untuk kondisi pasien tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut transmural dinding depan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Pemberian obat trombolisis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I21.0 (Infark miokard akut transmural dinding depan) sesuai dengan gejala pasien yang mengalami nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin, serta hasil EKG yang menunjukkan infark miokard akut. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko penting untuk penyakit jantung koroner.
2. Kode ICD-9-CM 99.10 (Pemberian obat trombolisis) adalah tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk pasien ini. Pemberian obat trombolisis (seperti streptokinase, alteplase, atau tenecteplase) dapat membantu melarutkan gumpalan darah yang menyebabkan infark miokard akut, sehingga dapat memulihkan aliran darah ke jantung dan mengurangi kerusakan jaringan jantung.
Penatalaksanaan lain yang mungkin diberikan pada pasien ini adalah:
- Pemberian oksigen untuk mengatasi sesak napas
- Pemberian obat-obatan antianginal, antiplatelet, dan antikoagulan untuk mengurangi beban kerja jantung dan mencegah komplikasi
- Pemantauan ketat tanda-tanda vital dan status hemodinamik
- Tindakan revaskularisasi seperti angioplasti atau bedah pintas koroner jika diperlukan
Dengan penanganan yang cepat dan tepat, diharapkan pasien dapat memulih dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi akibat infark miokard akut.