Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4258 | 01 Nov 2024
Klinis : pasien mengeluh dema 3 hari, diare 5kali, muntah 2 kali, pusing, mimisan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana tubuh mengalami gangguan dalam pengaturan cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam-basa.
- Faktor Risiko: Muntah, diare, demam, pendarahan, asupan cairan yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan status cairan dan elektrolit dalam batas normal.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital stabil, output urin adekuat, tidak ada tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, edukasi kepada pasien dan keluarga.
Tone: Akademis, persona pakar, nurse. -
Article No. 4259 | 01 Nov 2024
Klinis : pusing nyeri kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pusing nyeri kepala, dengan tone akademis dan persona pakar perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan jaringan di area kepala.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Karakteristik Definisi: Keluhan nyeri pada daerah kepala, sensasi berdenyut atau tertekan, dapat menyebar ke leher atau punggung, dapat menyertai gejala lain seperti mual, muntah, fotofobia, ataupun sulit berkonsentrasi.
2. Faktor yang Berhubungan: Peningkatan tekanan intrakranial, gangguan suplai darah ke otak, kelelahan, stres, alergi, obat-obatan, kondisi medis tertentu.
3. Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melaporkan nyeri kepala berkurang, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, dapat beristirahat yang cukup.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri kepala yang dirasakan.
2. Kenyamanan: Pasien dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis.
3. Fungsi Neurologi: Pasien dapat menjalankan fungsi neurologis dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengurangi rasa nyeri kepala yang dirasakan pasien.
2. Terapi Relaksasi: Intervensi untuk membantu pasien mencapai keadaan relaksasi dan mengurangi kecemasan yang dapat memperparah nyeri kepala.
3. Pemantauan Tanda Vital: Intervensi untuk memantau tanda-tanda vital pasien yang dapat memberikan informasi terkait penyebab nyeri kepala.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI di atas memberikan panduan komprehensif bagi perawat dalam mengelola pasien dengan kondisi pusing dan nyeri kepala, mulai dari identifikasi masalah, penentuan luaran yang diharapkan, hingga intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 4096 | 31 Oct 2024
Klinis : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik Tanda mayor minor batasan karakteristik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik
Penjelasan singkat:
Standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, yang mengakibatkan kelelahan yang tidak proporsional.
Tanda mayor:
- Mengeluh kelelahan saat/setelah aktivitas
- Mudah lelah saat aktivitas
- Berhenti beristirahat saat aktivitas
Tanda minor:
- Peningkatan denyut nadi dan pernapasan saat aktivitas
- Peningkatan penggunaan otot bantu pernapasan saat aktivitas
- Penurunan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas yang diinginkan
Standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas, yang ditandai dengan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
Standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen aktivitas, manajemen kelelahan, dan pemberian energi.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya telah memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik beserta tanda mayor-minor, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 4097 | 31 Oct 2024
Klinis : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik Tanda mayor minor batasan karakteristik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti kegiatan sehari-hari atau latihan, akibat keterbatasan fisik, psikologis, atau lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan untuk kondisi ini adalah Toleransi aktivitas yang meningkat, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau latihan tanpa mengalami kelelahan berlebih, dispnea, atau gejala lain.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen aktivitas: mengatur dan merencanakan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien untuk mencegah kelelahan berlebih.
2. Manajemen energi: mengajarkan teknik konservasi energi dan penggunaan peralatan bantu untuk memaksimalkan penggunaan energi.
3. Terapi aktivitas: melakukan aktivitas fisik secara bertahap untuk meningkatkan toleransi.
4. Edukasi dan konseling: memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas dan pengelolaan energi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar perawat -
Article No. 4098 | 31 Oct 2024
Klinis : Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik Tanda mayor minor batasan karakteristik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau persepsi keterbatasan.
Tanda dan Gejala:
Tanda Mayor:
- Kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
- Perubahan tanda vital selama aktivitas (peningkatan nadi, pernapasan, tekanan darah)
- Penurunan toleransi untuk melakukan aktivitas
Tanda Minor:
- Lemah atau letih setelah aktivitas
- Kebutuhan untuk istirahat yang lebih sering
- Menghindari aktivitas tertentu
- Ekspresi verbal tentang keterbatasan dalam melakukan aktivitas
Etiologi (Penyebab):
- Kelemahan fisik
- Penurunan fungsi kardiovaskular, respirasi, atau neuromuskular
- Malnutrisi
- Depresi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Energi
- Manajemen Kelelahan
- Terapi Aktivitas
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang baik
- Pasien dapat mempertahankan tingkat energi yang optimal
- Pasien dapat beradaptasi dengan pembatasan aktivitas
Dokumentasi (SDKI):
- Laporkan tanda-tanda vital dan respon fisik selama aktivitas
- Dokumentasikan perubahan toleransi aktivitas dan tingkat kelelahan
- Catat strategi yang digunakan pasien untuk mengelola intoleransi aktivitas
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya telah memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas, beserta tanda dan gejala, etiologi, intervensi keperawatan, hasil yang diharapkan, serta dokumentasi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4099 | 31 Oct 2024
Klinis : Seorang Laki-laki, Tn. B 32 tahun datang ke Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD dr.Sayidiman Magetan pada hari Jum’at 7 Juli 2022 pukul 09.30 WIB. Pasien mengeluh gatal disertai bercak kemerahan pada daerah tangan, lengan, ujung tungkai, badan, dan kepala sejak ±10 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien mengeluh nyeri di bagian yang gatal dan kemerahan, semakin nyeri setelah pasien menggaruknya, skala nyeri 3 (ringan), perih dan panas, hilang timbul. Pasien juga mengatakan tertekan dengan kondisinya saat ini. Pasien sudah pernah memeriksakan keadaannya di Poliklinik Kulit dan Kelamin di jakarta dan diberi salep tetapi semenjak salepnya habis keluhan kembali muncul. Pasien bekerja sebagai petani. Karena merasa gatal itu pasien merasa terganggu dalam bekerja. Riwayat kebiasaan Pasien sering menggaruk bagian yang terasa sangat gatal, pasien mandi 2x dalam sehari menggunakan sabun yang ada di rumah, pasien berobat apabila sakitnya kambuh. Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-bahan alergen lainnya. Riwayat keluhan serupa dan penyakit sistemik lain disangkal dalam keluarga. Riwayat memiliki kebiasaan merokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita baik, kesadaran compos mentis. Status generalis dalam batas normal. Pasien tampak meringis dan gelisah. Status dermatologis pada kepala, lengan, tangan, tungkai dan kaki. didapatkan efloresensi berupa makula eritem, nummular, multiple skuama, berbatas tegas, generalisata. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn. B adalah:
1. Pruritus (NANDA-I, 2021)
- Definisi: sensasi tidak nyaman yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk
- Penyebab: faktor psikologis, dermatologis, sistemik
- Gejala: gatal, menggaruk, iritasi kulit
2. Gangguan Citra Tubuh (NANDA-I, 2021)
- Definisi: persepsi negatif terhadap penampilan fisik seseorang
- Penyebab: penyakit kulit kronik, perubahan penampilan fisik
- Gejala: perasaan tidak nyaman dengan penampilan fisik, rendah diri
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Berisi definisi, penyebab, gejala, dan atribut diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Berisi indikator-indikator yang dapat mengukur keberhasilan pencapaian tujuan asuhan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Berisi daftar intervensi keperawatan beserta aktivitas-aktivitasnya.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai asosiasi profesi perawat di Indonesia telah menetapkan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan baku dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 4100 | 31 Oct 2024
Klinis : Seorang Laki-laki, Tn. B 32 tahun datang ke Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD dr.Sayidiman Magetan pada hari Jum’at 7 Juli 2022 pukul 09.30 WIB. Pasien mengeluh gatal disertai bercak kemerahan pada daerah tangan, lengan, ujung tungkai, badan, dan kepala sejak ±10 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien mengeluh nyeri di bagian yang gatal dan kemerahan, semakin nyeri setelah pasien menggaruknya, skala nyeri 3 (ringan), perih dan panas, hilang timbul. Pasien juga mengatakan tertekan dengan kondisinya saat ini. Pasien sudah pernah memeriksakan keadaannya di Poliklinik Kulit dan Kelamin di jakarta dan diberi salep tetapi semenjak salepnya habis keluhan kembali muncul. Pasien bekerja sebagai petani. Karena merasa gatal itu pasien merasa terganggu dalam bekerja. Riwayat kebiasaan Pasien sering menggaruk bagian yang terasa sangat gatal, pasien mandi 2x dalam sehari menggunakan sabun yang ada di rumah, pasien berobat apabila sakitnya kambuh. Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-bahan alergen lainnya. Riwayat keluhan serupa dan penyakit sistemik lain disangkal dalam keluarga. Riwayat memiliki kebiasaan merokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita baik, kesadaran compos mentis. Status generalis dalam batas normal. Pasien tampak meringis dan gelisah. Status dermatologis pada kepala, lengan, tangan, tungkai dan kaki. didapatkan efloresensi berupa makula eritem, nummular, multiple skuama, berbatas tegas, generalisata. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gatal-gatal (pruritus) berhubungan dengan perubahan kulit
2. Nyeri berhubungan dengan perubahan kulit
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kulit
Penjelasan:
1. Gatal-gatal (pruritus) berhubungan dengan perubahan kulit
- SDKI: Gatal-gatal (pruritus)
- SLKI: Kontrol gatal, Integritas kulit
- SIKI: Manajemen gatal-gatal, Perawatan kulit
2. Nyeri berhubungan dengan perubahan kulit
- SDKI: Nyeri akut
- SLKI: Kontrol nyeri, Kenyamanan
- SIKI: Manajemen nyeri, Terapi relaksasi
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kulit
- SDKI: Gangguan citra tubuh
- SLKI: Citra tubuh, Harga diri
- SIKI: Dukungan psikologis, Terapi kognitif
Penjelasan singkat:
1. Gatal-gatal (pruritus) berhubungan dengan perubahan kulit:
Pasien mengalami gatal-gatal yang disertai dengan bercak kemerahan pada kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen gatal-gatal (seperti penggunaan tabir surya, pelembab kulit, dan obat anti-gatal) serta perawatan kulit untuk menjaga integritas kulit.
2. Nyeri berhubungan dengan perubahan kulit:
Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian yang gatal dan kemerahan, semakin nyeri setelah digaruk. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri (seperti pemberian analgetik, terapi kompres hangat/dingin) dan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kulit:
Perubahan pada kulit dapat mempengaruhi citra tubuh pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dukungan psikologis (konseling, terapi kognitif) untuk membantu pasien menerima kondisi dirinya dan meningkatkan harga diri. -
Article No. 4101 | 31 Oct 2024
Klinis : MASTITIS
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan hormat, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi MASTITIS:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N61
- Deskripsi: Mastitis nongranulomatosa.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 85.20
- Deskripsi: Drainase dan debridemen daerah mastitis.
Mastitis adalah suatu peradangan pada jaringan payudara, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala yang umum terlihat adalah pembengkakan, kemerahan, dan rasa nyeri pada payudara. Kode ICD-10 N61 mencakup berbagai bentuk mastitis nongranulomatosa, seperti mastitis puerperal, abses payudara, dan peradangan payudara lainnya.
Dalam penanganan mastitis, tindakan medis yang mungkin dilakukan adalah drainase dan debridemen daerah mastitis, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 85.20. Prosedur ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan atau nanah yang terkumpul di dalam payudara, serta membersihkan jaringan yang terinfeksi, sehingara dapat membantu mempercepat penyembuhan.
Selain itu, penanganan mastitis juga dapat meliputi pemberian antibiotik, kompres hangat, pemberian analgesik, dan konseling laktasi jika terjadi pada ibu menyusui. Penatalaksanaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi, seperti pembentukan abses payudara. -
Article No. 4102 | 31 Oct 2024
Klinis : MASTITIS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi MASTITIS dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Menyusui (00104)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau mengatur pola menyusui yang efektif.
Faktor Terkait:
- Infeksi payudara (mastitis)
- Ketidaknyamanan payudara
- Keterbatasan pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar
Karakteristik Definitif:
- Perubahan pola menyusui
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui yang efektif
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat menyusui
Rencana Asuhan Keperawatan:
1. Kaji pola menyusui dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
2. Ajarkan teknik menyusui yang benar dan ergonomis
3. Berikan informasi tentang manajemen mastitis dan perawatan payudara
4. Kolaborasi dengan ahli lain (misalnya dokter, laktasi konsultan) untuk penanganan yang komprehensif
5. Pantau perkembangan dan evaluasi efektivitas intervensi
SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi, faktor terkait, dan karakteristik definitif dari diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Pola Menyusui".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) mengidentifikasi luaran keperawatan yang diharapkan, seperti "Pola Menyusui Efektif" dan "Manajemen Mastitis".
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti "Manajemen Mastitis" dan "Edukasi Teknik Menyusui".
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan berpedoman pada praktik keperawatan terbaik dalam menangani kasus mastitis. -
Article No. 4103 | 31 Oct 2024
Klinis : Seorang Laki-laki, Tn. B 32 tahun datang ke Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD dr.Sayidiman Magetan pada hari Jum’at 7 Juli 2022 pukul 09.30 WIB. Pasien mengeluh gatal disertai bercak kemerahan pada daerah tangan, lengan, ujung tungkai, badan, dan kepala sejak ±10 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pasien mengeluh nyeri di bagian yang gatal dan kemerahan, semakin nyeri setelah pasien menggaruknya, skala nyeri 3 (ringan), perih dan panas, hilang timbul. Pasien juga mengatakan tertekan dengan kondisinya saat ini. Pasien sudah pernah memeriksakan keadaannya di Poliklinik Kulit dan Kelamin di jakarta dan diberi salep tetapi semenjak salepnya habis keluhan kembali muncul. Pasien bekerja sebagai petani. Karena merasa gatal itu pasien merasa terganggu dalam bekerja. Riwayat kebiasaan Pasien sering menggaruk bagian yang terasa sangat gatal, pasien mandi 2x dalam sehari menggunakan sabun yang ada di rumah, pasien berobat apabila sakitnya kambuh. Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-bahan alergen lainnya. Riwayat keluhan serupa dan penyakit sistemik lain disangkal dalam keluarga. Riwayat memiliki kebiasaan merokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum penderita baik, kesadaran compos mentis. Status generalis dalam batas normal. Pasien tampak meringis dan gelisah. Status dermatologis pada kepala, lengan, tangan, tungkai dan kaki. didapatkan efloresensi berupa makula eritem, nummular, multiple skuama, berbatas tegas, generalisata. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. B:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan/kelemahan akibat penyakit kulit
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal yang berkelanjutan
3. Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik akibat penyakit kulit
Penjelasan singkat:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan/kelemahan akibat penyakit kulit
- SDKI: Intoleransi aktivitas
- SLKI: Pemulihan energi
- SIKI: Manajemen energi
Pasien mengalami gangguan aktivitas akibat gejala gatal dan kemerahan pada kulit yang membuatnya merasa terganggu dalam bekerja sebagai petani. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat, serta mengatasi keletihan/kelemahan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal yang berkelanjutan
- SDKI: Gangguan pola tidur
- SLKI: Kualitas tidur
- SIKI: Manajemen tidur
Pasien mengalami gangguan tidur akibat gatal yang berkelanjutan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien mencapai pola tidur yang adekuat melalui manajemen gejala gatal dan kenyamanan.
3. Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik akibat penyakit kulit
- SDKI: Gangguan konsep diri: citra tubuh
- SLKI: Penerimaan diri
- SIKI: Terapi aktivitas
Pasien mengalami gangguan citra tubuh akibat perubahan penampilan fisik karena penyakit kulit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien menerima dan beradaptasi dengan perubahan penampilan fisiknya.