Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2302 | 15 Oct 2024
Klinis : manajemen diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi manajemen diare.
Diagnosa Keperawatan:
Diare
Definisi: Pola eliminasi fekal yang tidak normal, ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat (lebih dari 3 kali per hari) dengan konsistensi lembek atau cair.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Infeksi, malabsorpsi, respon terhadap obat-obatan, diet tidak seimbang, dan ketidakseimbangan elektrolit.
- Gejala: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses lembek atau cair, nyeri abdomen, mual, muntah, dan dehidrasi.
- Intervensi Keperawatan: Manajemen cairan dan elektrolit, kontrol infeksi, manajemen nutrisi, dan edukasi pasien/keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang adekuat, serta tidak terjadi komplikasi.
- Indikator: Frekuensi buang air besar normal, konsistensi feses normal, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak terjadi dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan/elektrolit, nutrisi enteral atau parenteral, edukasi tentang diare dan pencegahannya, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Aktivitas Keperawatan: Observasi tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit secara oral atau parenteral, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, dan edukasi tentang manajemen diare.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi manajemen diare telah saya sampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 2303 | 15 Oct 2024
Klinis : manajemen diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang tidak normal, dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, dengan konsistensi yang lebih encer dari biasanya. Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, malabsorpsi, obat-obatan, atau kondisi medis lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan diare antara lain:
1. Pasien menunjukkan pola defekasi kembali normal.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda dehidrasi minimal.
3. Pasien menunjukkan asupan cairan dan elektrolit yang adekuat.
4. Pasien menunjukkan status gizi yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dalam manajemen diare antara lain:
1. Tatalaksana cairan dan elektrolit, seperti pemberian cairan rehidrasi oral atau intravena.
2. Pemberian nutrisi yang sesuai, seperti makanan BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast).
3. Pemantauan tanda-tanda vital dan status hidrasi.
4. Pemberian obat-obatan antidiare, jika diperlukan.
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen diare.
Sebagai pakar perawat, tujuan utama dalam penanganan diare adalah untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah komplikasi, serta memulihkan status gizi pasien. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 2190 | 14 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan 57 tahun (BB: 60 kg, TB: 160 cm) sudah 1 minggu dirawat di bangsal IPD karena luka pada kaki kanannya yang tidak kunjung sembuh. Pasien mempunyai riwayat diabetes sejak 5 tahun yang lalu. Saat pengkajian didapatkan pasien mengeluh mual, ingin muntah dan mulut terasa pahit. Pasien mengeluh sulit untuk berpindah dari tempat tidur, kekuatan otot Pasien mengatakan sulit sekali untuk dapat minum air putih karena mual. Pemeriksaan fisik didapatkan Nadi: 104x/menit dan teraba lemah, RR: 17x/menit dan regular, TD: 100/60 mmHg, Suhu aksila: 36.7OC, perkusi dada: sonor, otot bantu napas (-), turgor kulit 5 detik, mukosa bibir kering, bising usus 10x/menit, urine output 20cc/jam, gula darah sewaktu 413 gr/dl. Pengkajian luka didapatkan panjang 10 cm, kedalaman 3 cm, eritema (+), pus (+). Saat ini, pasien mengatakan tidur 7-8 jam perhari, dapat istirahat dengan baik dan ingin menambah jam tidur saat malam hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Berhubungan dengan Diabetes Mellitus
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol.
- Faktor Risiko: Diabetes Mellitus, Asupan makanan tidak adekuat, Aktivitas fisik tidak adekuat, Stres.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Kadar Glukosa Darah Terkendali
- Kriteria Hasil: Kadar glukosa darah dalam rentang normal, Tidak ada tanda-tanda komplikasi akut DM.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan Kadar Glukosa Darah, Manajemen Diabetes, Edukasi Manajemen Diabetes.
2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kelemahan
SDKI:
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan fisik yang disengaja, mandiri, dan terkoordinasi.
- Faktor Risiko: Kelemahan fisik, Nyeri, Keterbatasan fisik.
SLKI:
- Luaran: Mobilitas Fisik Meningkat
- Kriteria Hasil: Kekuatan otot meningkat, Kemampuan mobilisasi meningkat, Kemampuan beraktivitas meningkat.
SIKI:
- Intervensi: Terapi Latihan, Manajemen Nyeri, Manajemen Kelemahan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Badan Berhubungan dengan Mual dan Anoreksia
SDKI:
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Anoreksia, Mual, Disfagia.
SLKI:
- Luaran: Status Nutrisi Membaik
- Kriteria Hasil: Berat badan membaik, Kadar albumin normal, Asupan nutrisi adekuat.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Mual dan Muntah, Terapi Nutrisi, Konseling Gizi.
Penjelasan singkat: Pasien memiliki risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah akibat diabetes mellitus yang dideritanya, mengalami gangguan mobilitas fisik karena kelemahan, serta ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan badan karena mual dan anoreksia. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan kadar glukosa darah, manajemen diabetes, terapi latihan, manajemen nyeri, manajemen kelemahan, manajemen mual dan muntah, serta terapi nutrisi dan konseling gizi. -
Article No. 2191 | 14 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan 57 tahun (BB: 60 kg, TB: 160 cm) sudah 1 minggu dirawat di bangsal IPD karena luka pada kaki kanannya yang tidak kunjung sembuh. Pasien mempunyai riwayat diabetes sejak 5 tahun yang lalu. Saat pengkajian didapatkan pasien mengeluh mual, ingin muntah dan mulut terasa pahit. Pasien mengeluh sulit untuk berpindah dari tempat tidur, kekuatan otot Pasien mengatakan sulit sekali untuk dapat minum air putih karena mual. Pemeriksaan fisik didapatkan Nadi: 104x/menit dan teraba lemah, RR: 17x/menit dan regular, TD: 100/60 mmHg, Suhu aksila: 36.7OC, perkusi dada: sonor, otot bantu napas (-), turgor kulit 5 detik, mukosa bibir kering, bising usus 10x/menit, urine output 20cc/jam, gula darah sewaktu 413 gr/dl. Pengkajian luka didapatkan panjang 10 cm, kedalaman 3 cm, eritema (+), pus (+). Saat ini, pasien mengatakan tidur 7-8 jam perhari, dapat istirahat dengan baik dan ingin menambah jam tidur saat malam hari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
3. Intoleransi Aktivitas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh.
- Penyebab: Mual, muntah, anoreksia.
- Karakteristik: Berat badan menurun, asupan oral rendah, kadar gula darah tidak terkontrol.
2. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
- Definisi: Berisiko mengalami gangguan sirkulasi darah ke bagian tubuh tertentu.
- Penyebab: Diabetes mellitus, luka pada ekstremitas.
- Karakteristik: Nyeri, edema, perubahan warna kulit, suhu kulit menurun.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Penyebab: Kelemahan fisik, gangguan mobilitas.
- Karakteristik: Kelelahan, dyspnea, kesulitan dalam melakukan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Nutrisi
2. Perfusi Perifer
3. Toleransi Aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
- Monitor asupan dan output nutrisi
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan nutrisi enteral/parenteral jika perlu
2. Manajemen Perfusi Perifer
- Perawatan luka secara optimal
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan diabetes
- Edukasi pasien dan keluarga terkait perawatan ekstremitas
3. Manajemen Aktivitas
- Bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan pasien
- Latihan mobilisasi secara bertahap
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pentingnya aktivitas
Penerapan intervensi keperawatan ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 2192 | 14 Oct 2024
Klinis : Pasien meminum racun, mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan menyediakan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang meminum racun, mengalami mual muntah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Keracunan Obat/Zat Kimia
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu berisiko mengalami efek yang tidak diinginkan akibat zat atau bahan yang dimakan, dihirup, atau diinjeksi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu bebas dari efek yang tidak diinginkan akibat zat atau bahan yang dimakan, dihirup, atau diinjeksi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi efek yang tidak diinginkan akibat zat atau bahan yang dimakan, dihirup, atau diinjeksi.
Penjelasan tambahan:
Pasien yang meminum racun berisiko mengalami keracunan. Perawat harus segera melakukan tindakan pertolongan pertama, seperti memastikan jalan napas terbuka, pemberian cairan, dan peningkatan frekuensi pemantauan tanda-tanda vital. Selain itu, perawat juga harus melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai bahaya racun, pencegahan, dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi keracunan. -
Article No. 2193 | 14 Oct 2024
Klinis : An. R, seorang anak laki-laki berusia 2 tahun 6 bulan dibawa oleh ibunya, Ny. A ke klinik karena menunjukkan perilaku yang mengkhawatirkan. Ny. A melaporkan bahwa An. R sangat cemas saat berada di lingkungan baru, seperti saat menghadiri acara keluarga atau bermain di taman, dan lebih suka bermain sendiri daripada berinteraksi dengan anak-anak lain seusianya. Ia sering mengalami tantrum yang berlangsung cukup lama ketika tidak mendapatkan perhatian atau saat harus berpisah dari ibunya, seperti ketika ibu pergi ke kamar mandi atau berbicara dengan orang dewasa lainnya. An. R juga menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bicara; ia hanya mampu mengucapkan satu atau dua kata sederhana, seperti "mama" dan "papa," dan jarang berusaha untuk berkomunikasi lebih lanjut. Tanda vitalnya menunjukkan nadi 85 x/menit, suhu 36,9°C, tekanan darah 95/60 mmHg, respirasi 24 x/menit, berat badan 13 kg, dan tinggi badan 88 cm, yang semuanya dalam rentang normal namun tidak mencerminkan perkembangan sosial yang sehat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Keterlambatan Perkembangan Anak (SKPD) berhubungan dengan perilaku sosial yang maladaptif.
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Keterlambatan Perkembangan Anak (SKPD) adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan kondisi individu yang berisiko mengalami penyimpangan atau kemunduran dalam satu atau lebih area perkembangan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah anak dapat menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan usianya, termasuk dalam aspek sosial, emosional, komunikasi, dan motorik.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: stimulasi perkembangan, terapi bermain, konseling orangtua, dan kolaborasi dengan ahli tumbuh kembang anak.
Berdasarkan kondisi An. R yang menunjukkan perilaku sosial yang maladaptif, keterlambatan perkembangan bicara, dan adanya tanda-tanda kecemasan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Keterlambatan Perkembangan Anak (SKPD) berhubungan dengan perilaku sosial yang maladaptif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah stimulasi perkembangan, terapi bermain, konseling orangtua, dan kolaborasi dengan ahli tumbuh kembang anak untuk membantu meningkatkan perkembangan An. R. -
Article No. 2194 | 14 Oct 2024
Klinis : keluhan gatal di bagian tangan kiri dekat pergelangan dan di kedua punggung kaki. bila basah terasa perih. keluhan dirasakan sedah lama kurang lebih 6 bulan dan sudah berobat rutin ke puskesmas sempat membaik tapi kambuh lagi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu keluhan gatal di bagian tangan kiri dekat pergelangan dan di kedua punggung kaki, serta rasa perih saat basah, diduga pasien mengalami Dermatitis Kontak.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan gejala gatal dan rasa perih pada kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan adalah Toleransi Aktivitas Meningkat, dengan indikator klinis seperti pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami gejala gatal dan perih pada kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Gejala: Mengidentifikasi dan mengelola faktor penyebab gejala gatal dan perih pada kulit.
2. Terapi Topikal: Pemberian obat topikal sesuai resep dokter untuk mengurangi gejala kulit.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi tentang perawatan kulit, pencegahan faktor pemicu, dan pentingnya kepatuhan berobat.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat teratasi dan mencapai pemulihan yang optimal. -
Article No. 2195 | 14 Oct 2024
Klinis : klien mengatakan penglihatan meredup. lapang pandang berkurang. klien juga mengeluh sakit kepala dan sering pusing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan berhubungan dengan perubahan struktural atau fungsional pada sistem visual.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melihat dengan jelas atau mempertahankan fungsi visual yang normal.
- SLKI: Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Penglihatan adalah klien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi visual.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan fungsi visual, pemberian obat-obatan, edukasi tentang perawatan mata, serta modifikasi lingkungan untuk memaksimalkan fungsi penglihatan.
Selain itu, berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, terdapat kemungkinan diagnosa tambahan, yaitu:
Nyeri Kepala berhubungan dengan perubahan fisiologis.
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri Kepala didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
- SLKI: Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Kepala adalah klien dapat mengontrol nyeri dan meningkatkan kualitas hidup.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian analgesik, teknik relaksasi, serta edukasi tentang manajemen nyeri kepala.
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan senang untuk menjawabnya. -
Article No. 2196 | 14 Oct 2024
Klinis : merasa lelah putus asa ingin mengakhiri hidup
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Bunuh Diri
Definisi: Adanya kemungkinan individu untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan kematian dengan sengaja.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu merasa lelah, putus asa, dan ingin mengakhiri hidup, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Bunuh Diri. Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi kuat bahwa individu tersebut memiliki potensi untuk melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan kematian.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidak Berusaha Bunuh Diri
2. Kemampuan Mengatasi Krisis
3. Stabilitas Emosi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Bunuh Diri
2. Terapi Kognitif
3. Terapi Suportif
Peran perawat dalam kondisi ini adalah memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencegah tindakan bunuh diri, meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi krisis, serta menstabilkan kondisi emosi. Hal ini dilakukan melalui pendekatan terapeutik, pemberian dukungan psikologis, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan pendampingan dan perawatan yang holistik untuk membantu Anda keluar dari kondisi sulit ini. Saya siap membantu Anda melalui proses pemulihan dan memastikan Anda mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. -
Article No. 2197 | 14 Oct 2024
Klinis : pasien saat ini tidak ada keluhan, keluhan gelisah tidak ada, cemas tidak ada, tidur cukup, nafsu makan baik. tiidur malam jam 22:00 dan bangun jam 05:00
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, dimana pasien saat ini tidak ada keluhan, tidak ada gelisah, tidak ada cemas, tidur cukup, nafsu makan baik, serta tidur malam jam 22:00 dan bangun jam 05:00, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut tidak memiliki masalah kesehatan yang signifikan.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Pola Tidur Efektif
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola Tidur Efektif
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tidur yang Terpelihara
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Tidur
Penjelasan singkat:
Pola Tidur Efektif adalah kemampuan individu untuk mempertahankan tidur yang berkualitas dan memuaskan sesuai dengan kebutuhannya. Pasien dalam kondisi ini dapat mencapai tidur yang terpelihara, dengan indikator waktu tidur malam yang cukup (22.00-05.00) dan tidak ada keluhan terkait tidur. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah manajemen tidur, seperti mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, memberikan lingkungan yang nyaman, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Dalam konteks akademis, persona yang diberikan adalah pakar dan perawat, maka penjelasan ini dapat diberikan dengan nada yang formal, obyektif, dan memberikan informasi komprehensif terkait kondisi pasien dan standar keperawatan yang digunakan.