Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18324 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: 00027)**
**Definisi:**
Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular yang mengakibatkan dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit.
**Data Pendukung:**
- Diare cair 4–5×/hari disertai muntah.
- Tanda klinis dehidrasi: mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung, nadi lemah.
- Hasil laboratorium: natrium (Na) 135,5 mmol/L (batas bawah normal).
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 1401: Keseimbangan Cairan**
- Kriteria:
- Asupan dan haluaran cairan seimbang.
- Turgor kulit normal, mukosa lembap.
- Tanda vital stabil.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 2120: Manajemen Cairan**
- Tindakan:
- Memantau tanda vital dan status hidrasi.
- Memberikan terapi rehidrasi (oralit/cairan IV sesuai protokol).
- Edukasi keluarga tentang pemberian cairan dan tanda dehidrasi.
---
**2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Syok Hipovolemik (SDKI: 00026)**
**Definisi:**
Peningkatan kerentanan terhadap penurunan perfusi jaringan akibat kehilangan cairan akut.
**Data Pendukung:**
- Riwayat diare dan muntah persisten.
- Tanda dehidrasi berat (nadi lemah, mata cekung).
- Hasil laboratorium: hematokrit 34% (hemokonsentrasi ringan).
**SLKI:**
- **Kode 1402: Status Sirkulasi**
- Kriteria:
- Nadi perifer teraba kuat dan teratur.
- Tekanan darah dalam rentang normal untuk usia.
**SIKI:**
- **Kode 4150: Pemantauan Syok**
- Tindakan:
- Observasi ketat tanda vital (nadi, tekanan darah, capillary refill).
- Kolaborasi pemberian cairan resusitasi jika diperlukan.
---
**3. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)**
**Definisi:**
Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik akibat muntah dan diare.
**Data Pendukung:**
- Muntah 2–3×/hari dan penurunan nafsu makan.
- Hasil laboratorium: MCV 61,0 fL (mikrositik, indikasi defisiensi nutrisi kronis).
**SLKI:**
- **Kode 0301: Status Nutrisi**
- Kriteria:
- Peningkatan berat badan/pertumbuhan sesuai usia.
- Asupan nutrisi adekuat.
**SIKI:**
- **Kode 1120: Manajemen Nutrisi**
- Tindakan:
- Memberikan zinc dan probiotik sesuai resep.
- Edukasi pemberian makanan BRAT (Banana, Rice, Apple, Toast) pasca-diare.
---
**4. Diagnosa Keperawatan:**
**Kecemasan Orang Tua (SDKI: 00146)**
**Definisi:**
Perasaan khawatir yang dialami orang tua akibat kondisi anak.
**Data Pendukung:**
- Ibu melaporkan riwayat diare sebelumnya yang lama.
- Ekspresi ibu tampak cemas selama anamnesis.
**SLKI:**
- **Kode 2501: Koping Keluarga**
- Kriteria:
- Orang tua mampu menyatakan pemahaman tentang perawatan anak.
**SIKI:**
- **Kode 5340: Edukasi Kesehatan**
- Tindakan:
- Jelaskan penyebab diare dan langkah pencegahan (cuci tangan, higienitas makanan).
---
**Catatan:**
- **SDKI (00027, 00026, 00002, 00146)** merujuk pada kode diagnosa PPNI.
- Terapi IV (KA-EN 3B) dan zinc sesuai rekomendasi WHO untuk diare akut.
- Pemantauan ketat output urine dan frekuensi diare diperlukan untuk evaluasi efektivitas intervensi.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5, PPNI (2023).*
- *Standar Luaran & Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI/SIKI) Edisi 3, PPNI (2022).*
*(Format RTF tersedia sesuai permintaan.)* -
Article No. 18325 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk kasus An.N berdasarkan data klinis yang diberikan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI Code: 00025)**
**Definisi:**
Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular yang menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
**Data Pendukung:**
- Diare cair 4–5×/hari disertai muntah.
- Tanda klinis dehidrasi: mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung, nadi lemah.
- Hasil laboratorium: natrium (Na) 135,5 mmol/L (batas rendah normal), klorida (Cl) 109,0 mmol/L (tinggi).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Mencapai Optimal (SLKI Code: 0301)**
**Indikator:**
- Turgor kulit membaik (SLKI Code: 030101).
- Mukosa bibir lembap (SLKI Code: 030102).
- Frekuensi diare dan muntah menurun (SLKI Code: 030108).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**a. Manajemen Dehidrasi (SIKI Code: 2120)**
- Memantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa bibir, mata).
- Memberikan terapi rehidrasi oral (oralit) dan intravena (KA-EN 3B).
- Memonitor asupan dan haluaran cairan.
**b. Edukasi Manajemen Diare (SIKI Code: 5606)**
- Memberikan edukasi kepada ibu tentang pemberian zinc, probiotik, dan oralit.
- Menjelaskan pentingnya menjaga higienitas untuk mencegah infeksi.
**c. Manajemen Muntah (SIKI Code: 1580)**
- Memberikan antiemetik (ondansetron) sesuai indikasi.
- Memposisikan pasien untuk mencegah aspirasi.
---
### **4. Diagnosa Tambahan (Jika Diperlukan):**
**Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Dasar:**
- Muntah dan diare berkepanjangan dapat mengganggu absorpsi nutrisi.
- Riwayat diare kronis sebelumnya.
**Intervensi Terkait:**
- Memantau asupan nutrisi (SIKI Code: 1102).
- Kolaborasi pemberian probiotik dan zinc untuk memperbaiki fungsi usus.
---
### **Catatan Akademis:**
- **Patofisiologi:** Diare akut pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi (viral/bakterial), yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses cair dan muntah. Dehidrasi derajat sedang ditandai dengan turgor kulit buruk dan mata cekung (WHO criteria).
- **Evidence-Based Practice:** Rehidrasi dengan cairan IV (KA-EN 3B) dan oralit sesuai rekomendasi IDAI, serta pemberian zinc untuk mempercepat pemulihan epitel usus.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan analisis lebih mendalam, parameter laboratorium seperti elektrolit dan hematokrit dapat dipantau secara serial.
*(Sumber: PPNI, SDKI Edisi 4, SLKI Edisi 3, SIKI Edisi 3, dan Pedoman Tatalaksana Diare IDAI 2022)* -
Article No. 18326 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi An. N berdasarkan informasi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare dan Muntah
- Definisi: Keadaan di mana terdapat penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare dan muntah.
2. Gangguan Keseimbangan Cairan Berhubungan dengan Diare dan Muntah
- Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan sesuai kebutuhan.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare dan muntah.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena adanya keterbatasan.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan energi dan kelemahan akibat kehilangan cairan dan elektrolit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hidrasi: Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti mukosa mulut lembab, turgor kulit baik, dan output urin yang adekuat.
2. Keseimbangan Cairan: Mempertahankan volume dan komposisi cairan sesuai kebutuhan tubuh.
3. Toleransi Aktivitas: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengganti kehilangan cairan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
- Berikan oralit untuk mengganti elektrolit yang hilang
2. Manajemen Diare
- Pantau frekuensi, konsistensi, dan karakteristik feses
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antidiare dan antibiotik jika diperlukan
- Berikan suplemen zinc untuk mempercepat penyembuhan
3. Manajemen Muntah
- Pantau frekuensi, jumlah, dan karakteristik muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang muntah
4. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi level aktivitas yang dapat ditoleransi pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Ajarkan teknik konservasi energi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan dalam nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 18327 | 07 Jun 2025
Klinis : ba
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda kemukakan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00030
Nama: Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 0301
Nama: Status Respirasi
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan fungsi respirasi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 3401
Nama: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi permeabilitas jalan napas dan pertukaran gas.
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan "Gangguan Pertukaran Gas" mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat. SDKI menjelaskan definisi dari diagnosa ini secara lebih rinci.
SLKI "Status Respirasi" menjelaskan tentang kemampuan pasien untuk mempertahankan fungsi respirasi yang optimal. Sedangkan SIKI "Manajemen Jalan Napas" merupakan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk memfasilitasi permeabilitas jalan napas dan pertukaran gas.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang tepat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 18328 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI: 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (SLKI: 0301)
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Status Nutrisi Adekuat (SLKI: 0205)
Definisi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi untuk mendukung proses metabolisme tubuh.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat (SLKI: 0306)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (SIKI: 6320)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan ventilasi dan pertukaran gas.
2. Manajemen Nutrisi (SIKI: 1850)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi.
3. Manajemen Aktivitas (SIKI: 1860)
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi aktivitas.
Dalam konteks kondisi pasien dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, diagnosa keperawatan yang ditetapkan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, termasuk dalam hal mempertahankan bersihan jalan napas, menjaga status nutrisi yang adekuat, serta meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 18329 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Pasien dengan Tuberkulosis Paru)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Pertukaran Gas** *(SDKI Code: 00030)*
**Definisi**: Kondisi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh akibat kerusakan jaringan paru (lesi tuberkulosis).
**Faktor Penyebab**:
- **Patofisiologis**: Infiltrasi *Mycobacterium tuberculosis* menyebabkan inflamasi, nekrosis jaringan, dan gangguan difusi oksigen.
- **Klinis**: Suara napas bronkial, lesi radiologis, dan gejala hipoksia (sesak napas, demam).
---
### **2. Kriteria Hasil (SLKI)**
**SLKI Code: 0401** – **Peningkatan Fungsi Pernapasan**
**Indikator**:
- Frekuensi napas dalam rentang normal (12–20x/menit).
- Saturasi O? ?95% pada udara ruangan.
- Pengurangan dyspnea (skala Borg ?3).
**SLKI Code: 0402** – **Peningkatan Keseimbangan Asam-Basa**
**Indikator**:
- Nilai gas darah arteri (pH: 7.35–7.45; PaO?: 80–100 mmHg).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**SIKI Code: 3310** – **Manajemen Jalan Napas**
**Tindakan**:
- Posisi semi-Fowler untuk optimasi ventilasi.
- Latihan napas dalam dan batuk efektif.
- Fisioterapi dada jika diperlukan.
**SIKI Code: 3320** – **Pemberian Oksigen**
**Tindakan**:
- Terapi oksigen nasal kanul (1–2 L/menit) jika saturasi <90%.
- Monitoring tanda vital tiap 4 jam.
**SIKI Code: 6510** – **Edukasi Kesehatan**
**Tindakan**:
- Penjelasan tentang penularan TB, pentingnya kepatuhan OAT (Obat Anti Tuberkulosis), dan etika batuk.
---
### **4. Dasar Pemilihan Diagnosa**
- **Gangguan pertukaran gas** diprioritaskan karena lesi paru mengganggu difusi alveolus-kapiler, ditandai gejala hipoksia (sesak, bronkial sound).
- **SLKI dan SIKI** terpilih sesuai rekomendasi *PPNI Edisi 3 (2017)* untuk manajemen TB dengan pendekatan holistik (fisik dan edukasi).
---
**Referensi**:
- Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
- Global Tuberculosis Report. (2023). *WHO Guidelines for TB Management*.
*(Format RTF siap disimpan/dicetak sesuai kebutuhan akademis atau dokumentasi klinis).* -
Article No. 18330 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan nyeri perut kanan atas, sebelumnya pasien sudah berobat ke igd jam 1 pagi dengan keluhan serupa dan mendapatkan terapi igd: inj. ketorolac, inj. hyoscine, dan drip tramadol. Namun saat ini pasien datang kembali karena nyeri perutnya semakin memberat. vas score (6-7). defans (+) nyeri perut menjalar hingga punggung kanan. mual muntah (-) demam (-) bab&bak (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (NANDA-I, 2018-2020).
2. Risiko Perburukan Kondisi (00035)
Definisi: Rentan mengalami penurunan kondisi fisiologis (NANDA-I, 2018-2020).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut (10001)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Risiko Perburukan Kondisi (10030)
Definisi: Rentan mengalami penurunan kondisi fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri (20101)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur sensasi nyeri hingga ke tingkat yang dapat diterima.
2. Stabilitas Kondisi (20205)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri (30001)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengenali nyeri dan mengendalikannya.
2. Pemantauan Kondisi (30201)
Definisi: Tindakan pengamatan dan pencatatan status fisiologis pasien.
Dalam kasus ini, pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang semakin memberat. Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan adalah Nyeri Akut dan Risiko Perburukan Kondisi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri dan Pemantauan Kondisi untuk memantau dan mengendalikan nyeri serta mempertahankan stabilitas kondisi pasien. -
Article No. 18331 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan nyeri perut kanan atas, sebelumnya pasien sudah berobat ke igd jam 1 pagi dengan keluhan serupa dan mendapatkan terapi igd: inj. ketorolac, inj. hyoscine, dan drip tramadol. Namun saat ini pasien datang kembali karena nyeri perutnya semakin memberat. vas score (6-7). defans (+) nyeri perut menjalar hingga punggung kanan. mual muntah (-) demam (-) bab&bak (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk kasus pasien dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang memberat:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: D.0001)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Fokus Intervensi (SIKI):**
- **S.3201:** Manajemen Nyeri
- *Tindakan:*
- Monitor karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, skala VAS).
- Berikan terapi farmakologi (analgesik sesuai resep, evaluasi efektivitas).
- Gunakan teknik non-farmakologi (relaksasi, distraksi, posisi nyaman).
- **S.2903:** Edukasi Manajemen Nyeri
- *Tindakan:* Ajarkan pasien penggunaan skala nyeri dan cara melaporkan gejala.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
- **L.1401:** Tingkat Nyeri
- *Kriteria Evaluasi:*
- Skala nyeri menurun (target VAS ?3).
- Pasien mampu menunjukkan perilaku adaptif terhadap nyeri.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakstabilan Glukosa Darah (SDKI Code: D.0016)** *(Jika terkait dugaan kolesistitis/penyakit hepatobiliar)*
**Definisi:** Risiko perubahan kadar glukosa darah di luar rentang normal akibat gangguan fungsi organ (misal: pankreas/liver).
**Fokus Intervensi (SIKI):**
- **S.5601:** Pemantauan Glukosa Darah
- *Tindakan:*
- Pantau tanda hipo/hiperglikemia (lemas, keringat dingin).
- Kolaborasi pemeriksaan gula darah sewaktu.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
- **L.1602:** Kontrol Glukosa Darah
- *Kriteria Evaluasi:* Kadar glukosa dalam batas normal.
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Ansietas (SDKI Code: D.0012)** *(Jika pasien menunjukkan kecemasan akibat nyeri berulang)*
**Definisi:** Perasaan tidak nyaman atau ancaman yang sumbernya tidak spesifik, memengaruhi respons emosional.
**Fokus Intervensi (SIKI):**
- **S.5301:** Dukungan Emosional
- *Tindakan:*
- Dengarkan keluhan pasien dengan empati.
- Jelaskan prosedur tindakan untuk mengurangi ketidakpastian.
**Luaran Keperawatan (SLKI):**
- **L.1301:** Tingkat Ansietas
- *Kriteria Evaluasi:* Pasien melaporkan penurunan ansietas dan mampu menggunakan koping efektif.
---
### **Catatan Klinis:**
- **Prioritas Utama:** Manajemen nyeri (D.0001) karena skala VAS 6-7 dan defans (+) mengindikasikan nyeri berat yang memerlukan intervensi segera.
- **Kolaborasi:** Perlu pemeriksaan lanjut (USG abdomen/lab) untuk menyingkirkan diagnosis medis seperti **kolesistitis akut** atau **kolik bilier**.
- **Tone Akademis/Pakar:** Rekomendasi intervensi harus didukung evidence-based practice (misal: pemberian analgesik sesuai WHO ladder).
Semoga informasi ini membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih spesifik berdasarkan hasil pemeriksaan tambahan, silakan dilanjutkan diskusi.
**Referensi:**
- Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4, 2020.
- Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3, 2019.
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3, 2019. -
Article No. 18332 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien datang ke igd dengan keluhan nyeri perut kanan atas, sebelumnya pasien sudah berobat ke igd jam 1 pagi dengan keluhan serupa dan mendapatkan terapi igd: inj. ketorolac, inj. hyoscine, dan drip tramadol. Namun saat ini pasien datang kembali karena nyeri perutnya semakin memberat. vas score (6-7). defans (+) nyeri perut menjalar hingga punggung kanan. mual muntah (-) demam (-) bab&bak (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: D.0001)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan durasi kurang dari 3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Nyeri perut kanan atas dengan VAS 6-7
- Defans muskuler (+)
- Nyeri menjalar ke punggung kanan
- Riwayat terapi analgesik sebelumnya (ketorolac, hyoscine, tramadol) yang tidak efektif
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**SLKI Code: L.0801 – Nyeri Terkontrol**
**Kriteria Evaluasi:**
1. Skala nyeri menurun (VAS ?3)
2. Ekspresi wajah rileks
3. Tidak ada perilaku melindungi area nyeri
4. Klien melaporkan nyeri berkurang
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**SIKI Code: I.0901 – Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
1. **Kaji karakteristik nyeri** (lokasi, intensitas, durasi, faktor pencetus/pereda).
2. **Monitor respons terhadap terapi analgesik** (efektivitas ketorolac, tramadol, atau alternatif lain).
3. **Ajarkan teknik nonfarmakologis** (relaksasi napas dalam, distraksi).
4. **Kolaborasi pemberian analgesik** sesuai protokol (misal: reassesmen kebutuhan opioid atau adjuvan seperti parasetamol/NSAID).
5. **Evaluasi efek samping obat** (misal: konstipasi, sedasi).
**SIKI Code: I.1403 – Edukasi Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
1. Jelaskan penyebab nyeri dan rencana terapi.
2. Ajarkan tanda-tanda komplikasi yang perlu dilaporkan (misal: nyeri hebat disertai demam/muntah).
---
### **Catatan Klinis:**
- **Dugaan penyebab nyeri** perlu dikaji lebih lanjut (misal: kolik bilier, kolesistitis, atau pankreatitis).
- **Reassesmen medis** diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan indikasi tindakan invasif (misal: USG abdomen/laboratorium).
Semoga informasi ini membantu. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
**Salam,**
*[Nama Perawat/Asisten Klinis]*
*(Tenaga Kesehatan Profesional)*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template instansi terkait.)* -
Article No. 18333 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi An. N.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan Dengan Diare Dan Muntah
- Definisi: Kondisi saat cairan dan elektrolit tubuh berkurang secara signifikan akibat kehilangan cairan melalui berbagai mekanisme, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor Berhubungan: Diare, muntah, demam, asupan cairan tidak adekuat.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Berhubungan Dengan Intake Nutrisi Tidak Adekuat
- Definisi: Asupan nutrisi tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Faktor Berhubungan: Anoreksia, mual, muntah, diare.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik.
- Faktor Berhubungan: Malnutrisi, dehidrasi, perubahan fungsi organ.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan Dengan Diare Dan Muntah
- Indikator:
- Keseimbangan cairan
- Tanda-tanda dehidrasi
- Fungsi ginjal
- Kriteria hasil:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pasien menunjukkan turgor kulit dan membran mukosa yang baik
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda dehidrasi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Berhubungan Dengan Intake Nutrisi Tidak Adekuat
- Indikator:
- Asupan nutrisi
- Status gizi
- Tanda-tanda malnutrisi
- Kriteria hasil:
- Pasien menunjukkan berat badan sesuai usia
- Pasien menunjukkan parameter laboratorium yang normal
- Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda malnutrisi
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik
- Indikator:
- Toleransi aktivitas
- Kekuatan otot
- Energi
- Kriteria hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan otot
- Pasien menunjukkan peningkatan energi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan Dengan Diare Dan Muntah
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemberian terapi cairan sesuai kebutuhan
- Pemberian oralit dan perbaikan asupan cairan
- Edukasi tentang pentingnya hidrasi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Berhubungan Dengan Intake Nutrisi Tidak Adekuat
- Pemantauan asupan dan output nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
- Pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Edukasi tentang nutrisi yang tepat
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Fisik
- Pemberian asuhan keperawatan aktivitas terapeutik
- Pemberian terapi fisik sesuai kebutuhan
- Pemberian edukasi tentang manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan ahli gizi dan fisioterapis
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci dapat diberikan jika diperlukan. Semoga informasi ini bermanfaat!