Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2376 | 15 Oct 2024
Klinis : benjolan mamae
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi benjolan mamae.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakefektifan Pemeriksaan Payudara Sendiri
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi yang menunjukkan adanya potensi terjadinya ketidakmampuan pasien untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara efektif.
- Karakteristik: Kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri, keterbatasan keterampilan dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri, dan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi adanya perubahan pada payudara.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara efektif dan dapat mengidentifikasi adanya perubahan pada payudara.
- Indikator: Pasien menunjukkan pemahaman tentang teknik pemeriksaan payudara sendiri, pasien dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, dan pasien dapat mendeteksi adanya perubahan pada payudara.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Edukasi tentang pemeriksaan payudara sendiri: Memberikan informasi dan panduan kepada pasien tentang teknik pemeriksaan payudara sendiri yang benar.
b. Fasilitasi latihan pemeriksaan payudara sendiri: Mendampingi dan memfasilitasi pasien untuk berlatih melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara tepat.
c. Monitoring perubahan pada payudara: Memantau secara teratur adanya perubahan pada payudara pasien dan melakukan tindak lanjut jika diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk kondisi benjolan mamae, perawat harus berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keefektifan perawatan yang diberikan. -
Article No. 2377 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien berusia 19 tahun setelah melakukan operasi gigi, pasien tampak sadar penuh hanya masih sedikit susah untuk membuka mulut dan berbicara kertena nyeri pasca operasi skala nyeri 5 jika membuka mulut terlalu lebar pipi pasien tampak bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan gigi, ditandai dengan skala nyeri 5 jika membuka mulut terlalu lebar dan pipi yang tampak bengkak.
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien akan melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian analgesik, kompres es, dan pengaturan posisi pasien untuk mengurangi rasa nyeri.
2. Gangguan mobilitas mulut berhubungan dengan nyeri pasca operasi, ditandai dengan pasien tampak susah untuk membuka mulut dan berbicara.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan mobilitas mulut adalah keterbatasan dalam membuka, menutup, atau menggerakkan mulut.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat membuka mulut dengan nyaman, dapat berbicara dengan lancar, dan tidak terjadi komplikasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian analgesik, latihan gerak mulut, dan edukasi kepada pasien mengenai cara membuka mulut dengan benar.
Secara keseluruhan, pasien ini memerlukan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi nyeri pasca operasi dan gangguan mobilitas mulut. Perawat harus memantau tanda-tanda vital, memberikan penanganan yang sesuai, dan melakukan edukasi kepada pasien mengenai perawatan diri yang tepat. -
Article No. 2378 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang mahasiswi umur 20 tahun dibawa ke RSJ karena sudah 2 hari mengurung diri dikamar, terkadang bicara sendiri dan tertawa sendiri. Saat diajak bicara melotot dan ingin memukul perawat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: F23
- Deskripsi: Gangguan psikotik akut dan sementara
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.26
- Deskripsi: Pengamatan atau evaluasi psikiatri
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien merupakan seorang mahasiswi berusia 20 tahun yang dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) karena sudah 2 hari mengurung diri di kamar, terkadang berbicara sendiri dan tertawa sendiri, serta saat diajak berbicara, pasien melotot dan ingin memukul perawat.
Kode ICD-10 yang sesuai dengan kondisi ini adalah F23, yang merupakan "Gangguan psikotik akut dan sementara". Gangguan ini dicirikan oleh gejala-gejala psikotik yang muncul secara tiba-tiba dan bersifat sementara, seperti halusinasi, delusi, dan perilaku aneh. Durasi episode biasanya kurang dari 1 bulan, dengan pemulihan yang cepat.
Sementara itu, kode ICD-9-CM prosedur yang sesuai adalah 94.26, yang merujuk pada "Pengamatan atau evaluasi psikiatri". Prosedur ini dilakukan untuk melakukan penilaian komprehensif terhadap kondisi psikologis dan mental pasien, guna menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Secara umum, penanganan pasien dengan kondisi ini akan melibatkan kombinasi terapi farmakologis (misalnya antipsikotik) dan terapi psikologis, dengan tujuan untuk meredakan gejala psikotik, mencegah komplikasi, serta membantu pasien kembali beradaptasi dengan lingkungan. -
Article No. 2379 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang mahasiswi umur 20 tahun dibawa ke RSJ karena sudah 2 hari mengurung diri dikamar, terkadang bicara sendiri dan tertawa sendiri. Saat diajak bicara melotot dan ingin memukul perawat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi seorang mahasiswi umur 20 tahun yang dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) karena mengurung diri di kamar selama 2 hari, terkadang berbicara sendiri, tertawa sendiri, melotot, dan ingin memukul perawat saat diajak bicara, dapat diberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Persepsi: Halusinasi
Penjelasan:
a. SDKI: Gangguan sensori-perseptual yang ditandai dengan perubahan dalam persepsi atau interpretasi terhadap stimulus, yang tidak sesuai dengan realita eksternal.
b. SLKI: Klien bebas dari halusinasi, dapat membedakan stimulus internal dan eksternal, serta dapat mengendalikan halusinasi.
c. SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan lingkungan yang aman, mengenali tanda-tanda halusinasi, melatih cara mengendalikan halusinasi, dan memberikan obat sesuai indikasi.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
a. SDKI: Respon maladaptif terhadap stresor internal atau eksternal yang ditandai dengan perilaku yang dapat menciderai diri sendiri dan orang lain.
b. SLKI: Klien mampu mengendalikan perilaku kekerasan, mampu mengekspresikan marah dengan cara yang konstruktif, dan tidak melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
c. SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang aman, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, melatih teknik pengendalian diri, dan memberikan obat sesuai indikasi.
Dalam memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2380 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan nyeri ulu hati, mual, muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien yang mengatakan nyeri ulu hati, mual, dan muntah, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan Nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut (SDKI, 2017).
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik utama: Laporan pasien tentang nyeri yang hebat/tidak tertahankan, ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perilaku yang menunjukkan nyeri, dan perubahan tanda-tanda vital.
- Faktor yang berhubungan: Agen pencedera biologis, agen pencedera kimiawi, agen pencedera fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pengurangan nyeri, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen nyeri, manajemen mual dan muntah, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi tentang nyeri dan penanganannya.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah nyeri akut pada pasien. -
Article No. 2381 | 15 Oct 2024
Klinis : nyeri ulu hati, mual, muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri ulu hati, mual, dan muntah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi lambung atau usus.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut ini berhubungan dengan iritasi lambung atau usus, yang dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman di ulu hati.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif, dan pasien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain: pengkajian nyeri komprehensif, pemberian analgesik sesuai indikasi, teknik distraksi, relaksasi, dan terapi modalitas nyeri lainnya.
2. Mual berhubungan dengan iritasi lambung atau usus.
Penjelasan SDKI:
Mual adalah sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Mual ini berhubungan dengan iritasi lambung atau usus akibat kondisi yang dialami pasien.
Penjelasan SLKI:
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual, pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengelolaan mual yang efektif, dan pasien dapat beradaptasi dengan mual yang dialami.
Penjelasan SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain: pengkajian faktor penyebab mual, pemberian antiemetik sesuai indikasi, teknik relaksasi, distraksi, dan manajemen lingkungan. -
Article No. 2382 | 15 Oct 2024
Klinis : demam naik turun sejak 1 minggu, pasien smpat bab cair 4 hr lalu, lalu minum pengampet mual+ muntah- bab kehitaman+ tampak sangat mulas bila saat bab bak dbn perdrhan lain - kejang- batuk+ sesak+
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
2. Nyeri Akut
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Diare Akut
- SDKI: Pola defekasi berubah dari normal, karakteristik feses cair atau lembek, dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk mengatasi masalah diare akut, seperti menilai status cairan, memberikan makanan dan cairan yang sesuai, mengajarkan teknik pengobatan diare, serta memantau perkembangan kondisi pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain pemberian cairan, pengaturan diet, edukasi, dan pemantauan tanda vital.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain), dengan onset mendadak atau lambat, intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk mengatasi masalah nyeri akut, seperti melakukan pengkajian nyeri, memberikan teknik penanganan nyeri, serta memantau efektivitas intervensi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan relaksasi.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Tindakan mandiri perawat untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas, seperti melakukan pengkajian toleransi aktivitas, memberikan latihan aktivitas yang sesuai, serta memantau kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, antara lain manajemen aktivitas, peningkatan mobilitas, dan pendidikan mengenai aktivitas.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 2383 | 15 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam naik turun sudah 5 hari, pusing, batuk pilek, dan nyeri ulu hati
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien, yaitu demam naik turun selama 5 hari, pusing, batuk pilek, dan nyeri ulu hati, diagnosis yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J06.9
- Deskripsi: Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.05
- Deskripsi: Pemberian obat antiviral
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J06.9 (Infeksi saluran pernapasan atas, tidak spesifik):
- Kode ini digunakan untuk menggambarkan infeksi saluran pernapasan atas dengan gejala yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik.
- Gejala yang dialami oleh pasien, seperti demam naik turun, batuk pilek, dan pusing, sesuai dengan kriteria diagnosis untuk infeksi saluran pernapasan atas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure 99.05 (Pemberian obat antiviral):
- Kode ini digunakan untuk mencatat pemberian obat antiviral sebagai bagian dari tata laksana pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas.
- Pemberian obat antiviral dapat membantu mengatasi gejala dan membantu mempercepat pemulihan pasien.
Dalam menangani kasus ini, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab infeksi saluran pernapasan atas dan memastikan tidak ada komplikasi lain. Terapi suportif, seperti pemberian obat antiviral, analgetik, dan rehidrasi, dapat membantu mengatasi gejala yang dialami oleh pasien. -
Article No. 2384 | 15 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam naik turun sudah 5 hari, pusing, batuk pilek, dan nyeri ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Penjelasan SDKI:
- Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat peningkatan produksi panas atau penurunan mekanisme pendinginan tubuh.
- Faktor yang berhubungan dengan hipertermia pada kondisi ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang ditandai dengan gejala demam, batuk, pilek, dan nyeri pada ulu hati.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan keperawatan: Pasien menunjukkan penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal.
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin, serta edukasi terkait manajemen demam.
Penjelasan SIKI:
- Aktivitas: Pemantauan suhu tubuh, pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin, edukasi manajemen demam.
- Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal, pasien dapat mengelola demam dengan baik.
2. Nyeri Berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Penjelasan SDKI:
- Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan dengan nyeri pada kondisi ini adalah infeksi saluran pernapasan akut yang dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan keperawatan: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Intervensi keperawatan: Pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, serta edukasi manajemen nyeri.
Penjelasan SIKI:
- Aktivitas: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, edukasi manajemen nyeri.
- Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, mampu mengelola nyeri dengan baik.
Semoga penjelasan ini dapat membantu anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) untuk kondisi yang anda sebutkan. Jangan ragu untuk bertanya jika masih ada yang kurang jelas. -
Article No. 2385 | 15 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan menggigil dari pagi, mual muntah, nyeri ulu hati, pusing dan lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu menggigil, mual muntah, nyeri ulu hati, pusing, dan lemas, diagnosis yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.01
- Deskripsi: Endoskopi atas saluran cerna, tidak terapeutik
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu mual dan muntah. Gejala-gejala lain seperti menggigil, nyeri ulu hati, pusing, dan lemas dapat menjadi manifestasi dari kondisi tersebut.
Dalam kasus ini, prosedur endoskopi atas saluran cerna (kode ICD-9-CM 45.01) mungkin dilakukan untuk mengevaluasi dan memastikan penyebab dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Prosedur ini dapat membantu dalam mendiagnosis dan menentukan langkah perawatan yang tepat.
Pemeriksaan endoskopi atas saluran cerna dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab, seperti gastritis, ulkus peptikum, atau kondisi lainnya yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang sesuai untuk pasien.