Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18317 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami kemungkinan penyakit campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Peningkatan risiko yang dapat menyebabkan organisme patogen memasuki tubuh dan berkembang biak.
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Kekurangan oksigen dan/atau penumpukan karbondioksida dalam darah arterial.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Tidak mampu untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan lancar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 10003
- Definisi: Peningkatan risiko masuknya patogen ke dalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
- Kode: 10053
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan/atau pengeluaran karbon dioksida yang adekuat.
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 10054
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan lancar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 10003
- Luaran: Kontrol Infeksi
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
- Kode: 10053
- Luaran: Pertukaran Gas
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 10054
- Luaran: Bersihan Jalan Napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Infeksi (00004)
- Kode: 10003
- Intervensi: Manajemen Infeksi
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
- Kode: 10053
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas
3. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
- Kode: 10054
- Intervensi: Bersihan Jalan Napas
Dengan diagnosa keperawatan dan penjelasan SDKI - SLKI - SIKI yang telah saya berikan, diharapkan dapat membantu dalam memberikan perawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan penyakit campak. -
Article No. 18318 | 07 Jun 2025
Klinis : Bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu. Saat ini belum mampu menghisap sehingga harus menggunakan ogt untuk menyusu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rincian diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu yang belum mampu menghisap sehingga harus menggunakan ogt untuk menyusu.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan pola minum berhubungan dengan ketidakmatangan sistem neuromuskular bayi prematur.
Definisi: Ketidakmampuan bayi untuk menyusu atau minum secara efektif melalui mulut.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bayi akan menunjukkan pola minum yang efektif.
- Indikator:
a. Bayi dapat menghisap, menelan, dan bernapas secara koordinasi.
b. Bayi dapat menghabiskan 75-100% volume minum yang diberikan.
c. Bayi menunjukkan tanda-tanda kepuasan setelah minum.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Pemberian Makan
- Identifikasi kemampuan menyusu bayi.
- Atur posisi bayi saat minum untuk memfasilitasi koordinasi menghisap, menelan, dan bernapas.
- Berikan stimulasi taktil pada area perioral untuk meningkatkan refleks menghisap.
- Lakukan aspirasi lambung sebelum pemberian makan untuk mencegah aspirasi.
- Pantau tanda-tanda stres selama minum dan sesuaikan kecepatan aliran susu.
- Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam proses pemberian makan.
2. Stimulasi Perkembangan
- Berikan stimulasi taktil, vestibular, dan proprioseptif sesuai usia perkembangan bayi.
- Lakukan posisi yang mendukung perkembangan bayi (contoh: posisi kanguru).
- Berikan kesempatan bayi untuk melakukan gerakan spontan.
- Libatkan keluarga dalam pemberian stimulasi perkembangan.
3. Edukasi Keluarga
- Jelaskan tentang pentingnya pemberian ASI dan teknik pemberian makan yang tepat.
- Ajarkan keluarga untuk mengidentifikasi tanda-tanda kesiapan minum dan stres pada bayi.
- Dorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan bayi.
- Berikan dukungan emosional dan praktis bagi keluarga.
Penerapan intervensi keperawatan ini diharapkan dapat membantu bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu yang belum mampu menghisap untuk mencapai pola minum yang efektif sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. -
Article No. 18319 | 07 Jun 2025
Klinis : Bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu. Saat ini belum mampu menghisap sehingga harus menggunakan ogt untuk menyusu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Menelan (00103)
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk menelan makanan atau cairan dengan aman dan efektif.
- SLKI: Mempertahankan kemampuan menelan.
- SIKI: Pemberian nutrisi, Manajemen cairan, Perawatan mulut.
2. Risiko Aspirasi (00039)
- SDKI: Rentan terhadap masuknya cairan, makanan, atau benda asing ke dalam saluran napas.
- SLKI: Mencegah aspirasi.
- SIKI: Manajemen jalan napas, Manajemen nutrisi, Manajemen pemberian obat.
3. Risiko Kekurangan Volume Cairan (00028)
- SDKI: Rentan terhadap kehilangan cairan yang melebihi jumlah yang masuk.
- SLKI: Mempertahankan volume cairan.
- SIKI: Manajemen cairan, Pemantauan cairan, Pemberian cairan.
4. Risiko Hipotermi (00005)
- SDKI: Rentan terhadap penurunan suhu tubuh di bawah ambang batas normal.
- SLKI: Mempertahankan suhu tubuh.
- SIKI: Manajemen suhu tubuh, Manajemen lingkungan, Pemantauan suhu tubuh.
Penjelasan singkat:
1. Bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu saat ini belum mampu menghisap, sehingga harus menggunakan ogt (orogastric tube) untuk menyusu. Hal ini menyebabkan adanya ketidakefektifan menelan, risiko aspirasi, risiko kekurangan volume cairan, dan risiko hipotermi.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh perawat.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan. -
Article No. 18320 | 07 Jun 2025
Klinis : Bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu. Saat ini belum mampu menghisap sehingga harus menggunakan ogt untuk menyusu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu yang belum mampu menghisap sehingga harus menggunakan ogt untuk menyusu.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakefektifan Menyusu" (SDKI). Hal ini dikarenakan bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu belum memiliki kekuatan dan koordinasi yang cukup untuk dapat menyusu secara efektif, sehingga harus menggunakan ogt (orogastric tube) untuk mendapatkan asupan nutrisi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kemampuan Menyusu Meningkat: Bayi dapat menyusu secara efektif dengan koordinasi antara menghisap, menelan, dan bernapas yang baik.
2. Berat Badan Meningkat: Bayi dapat mencapai peningkatan berat badan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Kepuasan Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi: Bayi dapat menerima asupan nutrisi yang adekuat untuk mendukung proses tumbuh kembangnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pemberian Nutrisi:
- Identifikasi kebutuhan nutrisi bayi berdasarkan usia gestasi dan usia koreksi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menetapkan rencana pemberian nutrisi yang sesuai, seperti penggunaan ogt atau nasogastrik tube.
- Pantau asupan nutrisi bayi dan catat intake serta output yang terjadi.
- Edukasi orang tua mengenai manajemen pemberian nutrisi pada bayi prematur.
2. Peningkatan Kemampuan Menyusu:
- Ajarkan teknik menyusu yang tepat pada bayi, seperti posisi, kelancaran, dan koordinasi menghisap-menelan-bernapas.
- Lakukan stimulasi oral pada bayi untuk meningkatkan kekuatan dan koordinasi menghisap.
- Kolaborasi dengan ahli gizi dan terapi wicara untuk mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan menyusu bayi.
- Berikan dukungan dan edukasi kepada orang tua mengenai teknik menyusu yang benar.
3. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan:
- Lakukan pemantauan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala secara berkala.
- Evaluasi perkembangan kemampuan menyusu dan nutrisi yang diterima bayi.
- Identifikasi masalah atau komplikasi yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan intervensi yang tepat dalam mengatasi masalah yang muncul.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan bayi prematur dengan usia gestasi 34 minggu dan usia koreksi 36 minggu dapat mencapai kemampuan menyusu yang efektif, pertumbuhan yang optimal, serta pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat. -
Article No. 18321 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Diare akut berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan, ditandai dengan buang air besar cair lebih dari 3 kali per hari.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, seperti turgor kulit baik, mukosa bibir lembab, produksi urin cukup, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Kontrol eliminasi: Pasien akan menunjukkan pola eliminasi yang membaik, yaitu frekuensi diare menurun menjadi kurang dari 3 kali per hari dengan konsistensi feses yang semakin padat.
3. Peningkatan rasa nyaman: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda kenyamanan, seperti tidak lemas, tidak pucat, dan tidak mengalami muntah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen cairan:
- Pantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa bibir, produksi urin, tanda-tanda vital)
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengatasi kehilangan cairan
- Pantau keseimbangan cairan masuk dan keluar
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
2. Manajemen diare:
- Pantau frekuensi, konsistensi, dan karakteristik diare
- Berikan terapi antidiare sesuai resep dokter (zinc, probiotik)
- Anjurkan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare
3. Manajemen mual dan muntah:
- Berikan antiemetik sesuai resep dokter (ondansetron)
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna
- Hindari makanan yang dapat memicu mual dan muntah
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen mual dan muntah
4. Manajemen kenyamanan:
- Pantau tanda-tanda vital dan tingkat kenyamanan pasien
- Berikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan, seperti mengelola rasa tidak nyaman akibat diare dan muntah
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengelola gejala yang ada
Penjelasan rinci:
Berdasarkan kondisi pasien An.N yang mengalami diare akut, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Diare akut berhubungan dengan infeksi saluran pencernaan, ditandai dengan buang air besar cair lebih dari 3 kali per hari".
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup keseimbangan cairan dan elektrolit, kontrol eliminasi, serta peningkatan rasa nyaman. Pasien diharapkan menunjukkan tanda-tanda adekuatnya cairan dan elektrolit, perbaikan pola eliminasi, serta peningkatan kenyamanan secara umum.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi manajemen cairan, manajemen diare, manajemen mual dan muntah, serta manajemen kenyamanan. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk memulihkan kondisi pasien, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan pasien selama perawatan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat harus berkolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya, serta melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perawatan. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan agar mereka dapat memahami kondisi pasien dan berpartisipasi aktif dalam proses pemulihan. -
Article No. 18322 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis akibat infeksi yang diduga berasal dari organisme lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.01
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
Pasien An.N, usia 6 tahun, dirawat di rumah sakit sejak tanggal 6 Februari 2024 dengan keluhan utama diare. Berdasarkan anamnesis, pasien mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, disertai muntah lebih dari 3 kali sehari dan sempat demam. Saat pengkajian, pasien masih mengalami diare sekitar 4 kali sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2 kali sehari. Pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung, dan nadi lemah.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan feses tanpa ditemukan adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan, serta tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan anemia ringan.
Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis dengan diare akut infeksius (kode ICD-10: A09). Terapi yang diberikan meliputi pemberian cairan intravena (kode ICD-9-CM: 96.01), zinc, probiotik, antiemetik, dan oralit. -
Article No. 18323 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan diare dan muntah
- SDKI: Kode 00028, Risiko Dehidrasi
- Definisi: Kondisi yang menunjukkan peningkatan kemungkinan terjadi kehilangan cairan dan elektrolit tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi akibat diare dan muntah
- SDKI: Kode 00002, Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat diare dan muntah
- SDKI: Kode 00092, Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas akibat diare dan muntah
- SDKI: Kode 00004, Risiko Infeksi
- Definisi: Meningkatnya kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan.
- Kode dan definisi sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 18324 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: 00027)**
**Definisi:**
Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular yang mengakibatkan dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit.
**Data Pendukung:**
- Diare cair 4–5×/hari disertai muntah.
- Tanda klinis dehidrasi: mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung, nadi lemah.
- Hasil laboratorium: natrium (Na) 135,5 mmol/L (batas bawah normal).
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 1401: Keseimbangan Cairan**
- Kriteria:
- Asupan dan haluaran cairan seimbang.
- Turgor kulit normal, mukosa lembap.
- Tanda vital stabil.
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode 2120: Manajemen Cairan**
- Tindakan:
- Memantau tanda vital dan status hidrasi.
- Memberikan terapi rehidrasi (oralit/cairan IV sesuai protokol).
- Edukasi keluarga tentang pemberian cairan dan tanda dehidrasi.
---
**2. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Syok Hipovolemik (SDKI: 00026)**
**Definisi:**
Peningkatan kerentanan terhadap penurunan perfusi jaringan akibat kehilangan cairan akut.
**Data Pendukung:**
- Riwayat diare dan muntah persisten.
- Tanda dehidrasi berat (nadi lemah, mata cekung).
- Hasil laboratorium: hematokrit 34% (hemokonsentrasi ringan).
**SLKI:**
- **Kode 1402: Status Sirkulasi**
- Kriteria:
- Nadi perifer teraba kuat dan teratur.
- Tekanan darah dalam rentang normal untuk usia.
**SIKI:**
- **Kode 4150: Pemantauan Syok**
- Tindakan:
- Observasi ketat tanda vital (nadi, tekanan darah, capillary refill).
- Kolaborasi pemberian cairan resusitasi jika diperlukan.
---
**3. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)**
**Definisi:**
Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik akibat muntah dan diare.
**Data Pendukung:**
- Muntah 2–3×/hari dan penurunan nafsu makan.
- Hasil laboratorium: MCV 61,0 fL (mikrositik, indikasi defisiensi nutrisi kronis).
**SLKI:**
- **Kode 0301: Status Nutrisi**
- Kriteria:
- Peningkatan berat badan/pertumbuhan sesuai usia.
- Asupan nutrisi adekuat.
**SIKI:**
- **Kode 1120: Manajemen Nutrisi**
- Tindakan:
- Memberikan zinc dan probiotik sesuai resep.
- Edukasi pemberian makanan BRAT (Banana, Rice, Apple, Toast) pasca-diare.
---
**4. Diagnosa Keperawatan:**
**Kecemasan Orang Tua (SDKI: 00146)**
**Definisi:**
Perasaan khawatir yang dialami orang tua akibat kondisi anak.
**Data Pendukung:**
- Ibu melaporkan riwayat diare sebelumnya yang lama.
- Ekspresi ibu tampak cemas selama anamnesis.
**SLKI:**
- **Kode 2501: Koping Keluarga**
- Kriteria:
- Orang tua mampu menyatakan pemahaman tentang perawatan anak.
**SIKI:**
- **Kode 5340: Edukasi Kesehatan**
- Tindakan:
- Jelaskan penyebab diare dan langkah pencegahan (cuci tangan, higienitas makanan).
---
**Catatan:**
- **SDKI (00027, 00026, 00002, 00146)** merujuk pada kode diagnosa PPNI.
- Terapi IV (KA-EN 3B) dan zinc sesuai rekomendasi WHO untuk diare akut.
- Pemantauan ketat output urine dan frekuensi diare diperlukan untuk evaluasi efektivitas intervensi.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5, PPNI (2023).*
- *Standar Luaran & Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI/SIKI) Edisi 3, PPNI (2022).*
*(Format RTF tersedia sesuai permintaan.)* -
Article No. 18325 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk kasus An.N berdasarkan data klinis yang diberikan:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI Code: 00025)**
**Definisi:**
Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular yang menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
**Data Pendukung:**
- Diare cair 4–5×/hari disertai muntah.
- Tanda klinis dehidrasi: mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung, nadi lemah.
- Hasil laboratorium: natrium (Na) 135,5 mmol/L (batas rendah normal), klorida (Cl) 109,0 mmol/L (tinggi).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Mencapai Optimal (SLKI Code: 0301)**
**Indikator:**
- Turgor kulit membaik (SLKI Code: 030101).
- Mukosa bibir lembap (SLKI Code: 030102).
- Frekuensi diare dan muntah menurun (SLKI Code: 030108).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**a. Manajemen Dehidrasi (SIKI Code: 2120)**
- Memantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa bibir, mata).
- Memberikan terapi rehidrasi oral (oralit) dan intravena (KA-EN 3B).
- Memonitor asupan dan haluaran cairan.
**b. Edukasi Manajemen Diare (SIKI Code: 5606)**
- Memberikan edukasi kepada ibu tentang pemberian zinc, probiotik, dan oralit.
- Menjelaskan pentingnya menjaga higienitas untuk mencegah infeksi.
**c. Manajemen Muntah (SIKI Code: 1580)**
- Memberikan antiemetik (ondansetron) sesuai indikasi.
- Memposisikan pasien untuk mencegah aspirasi.
---
### **4. Diagnosa Tambahan (Jika Diperlukan):**
**Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI Code: 00002)**
**Dasar:**
- Muntah dan diare berkepanjangan dapat mengganggu absorpsi nutrisi.
- Riwayat diare kronis sebelumnya.
**Intervensi Terkait:**
- Memantau asupan nutrisi (SIKI Code: 1102).
- Kolaborasi pemberian probiotik dan zinc untuk memperbaiki fungsi usus.
---
### **Catatan Akademis:**
- **Patofisiologi:** Diare akut pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi (viral/bakterial), yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses cair dan muntah. Dehidrasi derajat sedang ditandai dengan turgor kulit buruk dan mata cekung (WHO criteria).
- **Evidence-Based Practice:** Rehidrasi dengan cairan IV (KA-EN 3B) dan oralit sesuai rekomendasi IDAI, serta pemberian zinc untuk mempercepat pemulihan epitel usus.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Jika diperlukan analisis lebih mendalam, parameter laboratorium seperti elektrolit dan hematokrit dapat dipantau secara serial.
*(Sumber: PPNI, SDKI Edisi 4, SLKI Edisi 3, SIKI Edisi 3, dan Pedoman Tatalaksana Diare IDAI 2022)* -
Article No. 18326 | 07 Jun 2025
Klinis : An.N berusia 6 tahun dirawat dirumah sakit sejak tanggal 6 febuari 2024. Ibu pasien mengatakan keluhan bahwa anaknya diare. Ibu ps mengatakan bahwa anaknya mengalami buang air besar mencret sebanyak ± 5 kali per hari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai muntah lebih dari 3x sehari dan sempat demam sejak awal keluhan muncul. Saat dikaji ps masih mengalami diare sekitar 4x sehari dengan konsistensi cair dan berampas, serta muntah sebanyak 2x sehari. Ps tampak lemas, mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit buruk, mata tampak cekung, dan nadi teraba lemah. Tidak ditemukan pembengkakan pada anus. Ibi ps mengatakan bahwa anak nya memiliki Riwayat diare sebelumnya pada usia 2 tahun yang berlangsung selama satu minggu. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan nadi 75 kali per menit, respirasi 23 kali per menit, suhu tubuh 36,8°C (namun sebelumnya sempat mengalami demam), dan saturasi oksigen 99%. Pemeriksaan laboratorium feses menunjukkan warna kuning, konsistensi lembek, tanpa lendir atau darah, serta hasil mikroskopis menunjukkan leukosit 2–5, eritrosit 0–1, tanpa adanya amoeba, telur cacing, atau sisa makanan. Tes benzidin negatif. Pemeriksaan darah menunjukkan hemoglobin 11,7 g/dL, hematokrit 34%, MCV 61,0 fL, MCH 21,2 pg, eritrosit 5,53 juta/µL, eosinofil 0%, neutrofil batang 0%, neutrofil segmen 85%, limfosit 12%, natrium (Na) 135,5 mmol/L, dan klorida (Cl) 109,0 mmol/L. Terapi yang diberikan meliputi cairan intravena KA-EN 3B 20 tpm, zinc 20 mg per hari secara oral, probiostin 1x1 oral, ondansetron 2 mg intravena, serta oralit 50 ml secara oral.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi An. N berdasarkan informasi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare dan Muntah
- Definisi: Keadaan di mana terdapat penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat mengancam kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare dan muntah.
2. Gangguan Keseimbangan Cairan Berhubungan dengan Diare dan Muntah
- Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan sesuai kebutuhan.
- Faktor yang Berhubungan: Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare dan muntah.
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena adanya keterbatasan.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan energi dan kelemahan akibat kehilangan cairan dan elektrolit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hidrasi: Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti mukosa mulut lembab, turgor kulit baik, dan output urin yang adekuat.
2. Keseimbangan Cairan: Mempertahankan volume dan komposisi cairan sesuai kebutuhan tubuh.
3. Toleransi Aktivitas: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan energi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengganti kehilangan cairan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
- Berikan oralit untuk mengganti elektrolit yang hilang
2. Manajemen Diare
- Pantau frekuensi, konsistensi, dan karakteristik feses
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antidiare dan antibiotik jika diperlukan
- Berikan suplemen zinc untuk mempercepat penyembuhan
3. Manajemen Muntah
- Pantau frekuensi, jumlah, dan karakteristik muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang muntah
4. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi level aktivitas yang dapat ditoleransi pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Ajarkan teknik konservasi energi
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas telah saya berikan dalam nada akademis dan persona sebagai pakar keperawatan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.