Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 4435 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bersihan nafas tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Faktor Risiko:
1. Obstruksi jalan napas
2. Kelelahan otot pernapasan
3. Perubahan sekresi pernapasan
4. Perubahan struktur saluran napas
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan frekuensi pernapasan
2. Penggunaan otot bantu pernapasan
3. Suara nafas tambahan (ronki, wheezing, mengi)
4. Sputum berlebihan atau kental
Tujuan:
1. Pasien mempertahankan bersihnya jalan napas
2. Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif
Intervensi Keperawatan:
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
3. Lakukan fisioterapi dada dan batuk efektif
4. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
5. Monitor status pernapasan pasien secara berkala
SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) memuat definisi, faktor risiko, dan gejala/tanda dari diagnosa "Bersihan Nafas Tidak Efektif".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan tujuan yang harus dicapai, seperti pasien mempertahankan bersihnya jalan napas dan menunjukkan pola pernapasan yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) memberikan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti posisioning, pemberian oksigen, fisioterapi dada, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk menangani kondisi "Bersihan Nafas Tidak Efektif" pada pasien. -
Article No. 4436 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bersihan nafas tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penyebab:
1. Hipersekresi mukus
2. Hipoventilasi
3. Obstruksi jalan napas
4. Kekuatan otot napas yang tidak adekuat
5. Kecemasan
Gejala dan Tanda:
1. Dispnea
2. Penggunaan otot bantu napas
3. Suara napas tambahan (mengi, ronki, wheezing)
4. Sputum berlebihan
5. Perubahan frekuensi napas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pasien dapat bernafas dengan pola yang efektif
2. Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas
3. Pasien menunjukkan kepatenan jalan napas
4. Pasien menunjukkan kecemasan yang berkurang
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor pola napas, frekuensi, kedalaman, dan irama
2. Auskultasi suara napas
3. Bantu pasien untuk batuk efektif dan ekspektorasi
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Lakukan suction jika diperlukan
6. Atur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi tambahan (misalnya bronkodilator, mukolitik)
Dengan penanganan yang tepat dan kolaborasi tim kesehatan, diharapkan pasien dapat mencapai bersihan nafas yang efektif. -
Article No. 4437 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bersihan Nafas Tidak Efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab:
1. Jalan napas terhalang
2. Kelelahan otot pernapasan
3. Hipoksemia
4. Hiperkapnia
5. Peningkatan produksi sekresi
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan frekuensi, kedalaman, dan irama napas
2. Penggunaan otot bantu pernapasan
3. Bunyi napas tambahan (mengi, wheezing, ronki)
4. Sputum berlebih atau sulit mengeluarkan sputum
5. Perubahan warna membran mukosa
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Identifikasi penyebab bersihan nafas tidak efektif
2. Evaluasi status pernapasan pasien
3. Catat karakteristik, jumlah, dan warna sputum
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pasien dapat mempertahankan jalan napas terbuka
2. Pasien dapat mengeluarkan sekresi napas dengan efektif
3. Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen ventilasi
3. Manajemen sputum
4. Terapi oksigen
5. Edukasi pasien dan keluarga
Dalam menangani kondisi "Bersihan Nafas Tidak Efektif", perawat perlu melakukan identifikasi penyebab, evaluasi status pernapasan, penanganan sekresi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bernapas dengan irama serta kedalaman yang normal. -
Article No. 4438 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bersihan Nafas Tidak Efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif adalah kondisi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Karakteristik Mayor: Perubahan frekuensi pernapasan, irama pernapasan tidak teratur, kesulitan untuk mengeluarkan sekret, dan suara napas abnormal.
- Faktor Berhubungan: Obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, dan penurunan refleks batuk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator: Frekuensi pernapasan dalam rentang normal, irama pernapasan teratur, kemampuan mengeluarkan sekret, dan tidak ada suara napas abnormal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Jalan Napas
- Aktivitas Keperawatan: Memantau status pernapasan, memfasilitasi batuk efektif, memberikan oksigen, dan melakukan suction jika diperlukan.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan, standar SDKI, SLKI, dan SIKI telah dijelaskan secara singkat untuk kondisi "Bersihan Nafas Tidak Efektif" sesuai dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat. -
Article No. 4439 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bersihan nafas tidak efektif".
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan upaya pernapasan yang optimal.
Penyebab:
1. Sekresi pernapasan berlebih
2. Obstruksi jalan napas
3. Kekuatan otot pernapasan yang tidak memadai
4. Kecemasan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Jalan Napas Tersumbat
2. Sputum Berlebih
3. Dispnea
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
2. Pengeluaran Sputum Adekuat
3. Pola Napas Efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Sputum
3. Terapi Oksigen
Penjelasan Singkat:
Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat disebabkan oleh sekresi pernapasan berlebih, obstruksi jalan napas, kekuatan otot pernapasan yang tidak memadai, atau kecemasan. Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan jalan napas yang bebas, mengelola sekresi pernapasan, dan memastikan pola napas yang efektif. Intervensi yang dapat dilakukan mencakup manajemen jalan napas, manajemen sputum, dan pemberian terapi oksigen. -
Article No. 4440 | 03 Nov 2024
Klinis : Pasien datang dari Rujukan Klinik mitra husada nglipar, alasan rujuk karena pneumonia, keluhan saat ini pasien demam sejak harI selasa (22/10/2024) malam pukul 22.00, keluhan disertai batuk (+) pilek (+) mual (+) muntah (+) ketika batuk, nyeri perut uluhati (+) nyeri kepala (-) kemudian pasien periksa di klinik mitra husada (24/10/2024) dan opname disana, pasien merasa sesak (+) pukul 23.55 (25/06/2024), pasien tidak mau makan , minum (+) banyak, keluhan gusi berdarah mimisan disangkal, BAB sudah 4 hari tidak BAB, BAK pukul 00.30 banyak jernih. RPD: flek paru2 waktu usia 2 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Konstipasi
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas yang ditandai dengan perubahan frekuensi, kedalaman, dan usaha napas.
- SLKI: Mempertahankan ventilasi paru yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas yang efektif.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Konstipasi
- SDKI: Penurunan frekuensi defekasi, disertai dengan kesulitan dalam pengeluaran feses.
- SLKI: Mempertahankan fungsi pencernaan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah konstipasi pada pasien.
Pasien dengan diagnosa pneumonia memiliki gejala seperti demam, batuk, pilek, mual, muntah, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Selain itu, pasien juga mengalami konstipasi, yang dapat disebabkan oleh kurangnya asupan cairan dan nutrisi. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, mempertahankan jalan napas yang bersih, memberikan terapi oksigen jika diperlukan, memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pasien, serta memantau dan mengatasi konstipasi. -
Article No. 4441 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif batasan karakteristik faktor yang berhubungan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Bersihan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
Batasan Karakteristik:
1. Perubahan frekuensi napas
2. Perubahan irama napas
3. Perubahan kedalaman napas
4. Penggunaan otot bantu pernapasan
5. Suara napas tidak normal (seperti mengi, wheezing, ronki)
6. Ketidakmampuan untuk batuk efektif
7. Sputum berlebihan atau konsistensi yang tidak normal
8. Dispnea
Faktor yang Berhubungan:
1. Disfungsi neuromuskular
2. Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi
3. Obstruksi jalan napas
4. Kelelahan otot pernapasan
5. Ansietas
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi dan batasan karakteristik sesuai dengan SDKI
- Faktor yang berhubungan sesuai dengan SDKI
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan:
1. Ventilasi adekuat
2. Jalan napas paten
3. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Memantau status pernapasan
2. Memposisikan untuk meningkatkan ventilasi
3. Membantu batuk efektif
4. Memberikan oksigen, jika perlu
5. Memberikan tindakan untuk membersihkan jalan napas
Sebagai perawat profesional, kita harus memahami dan menerapkan standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baik. -
Article No. 4442 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif daya mayor minor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi 'Bersihan Nafas Tidak Efektif'.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI:
Penyebab:
1. Obstruksi jalan napas
2. Kelelahan otot pernapasan
3. Mukus berlebihan
4. Dispnea
Karakteristik Definisi:
1. Kesulitan bernapas
2. Penggunaan otot tambahan untuk bernapas
3. Napas cuping hidung
4. Sumbatan jalan napas
5. Suara napas abnormal (ronki, mengi, wheezing)
6. Sianosis
SLKI:
1. Jalan napas terbuka
2. Frekuensi napas dalam rentang normal
3. Oksigenasi adekuat
4. Tidak ada suara napas abnormal
SIKI:
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen oksigenasi
3. Manajemen ventilasi
Kesimpulan:
Diagnosa keperawatan 'Bersihan Nafas Tidak Efektif' menggambarkan kondisi pasien yang mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 4443 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif daya mayor minor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari masalah ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih, pasien dapat batuk atau bersin secara efektif, dan tidak ada tanda-tanda obstruksi pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Oksigen
3. Manajemen Ventilasi
4. Perawatan Trakeostomi
5. Manajemen Sekresi
Dengan pendekatan akademis, saya sebagai seorang pakar perawat dapat memberikan penjelasan yang komprehensif terkait kondisi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 4444 | 03 Nov 2024
Klinis : Bersihan nafas tidak efektif daya mayor minor
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Bersihan nafas tidak efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pasien tampak sesak napas
2. Pasien tampak menggunakan otot bantu pernapasan
3. Suara napas tambahan (wheezing, crackles, ronki)
4. Frekuensi napas tidak dalam batas normal
5. Sputum berlebihan atau sulit dikeluarkan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Jalan napas paten
2. Frekuensi napas dalam batas normal
3. Tidak ada suara napas tambahan
4. Sputum dapat dikeluarkan dengan mudah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring tanda-tanda vital
2. Berikan posisi semi-fowler atau fowler
3. Lakukan tindakan fisioterapi dada
4. Ajarkan dan bantu pasien teknik batuk efektif
5. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, menurunkan sesak napas, dan meningkatkan kemampuan batuk untuk mengeluarkan sekret.