Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2305 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien datang kontrol ke poli jiwa, cukup tenang dan kooperatif saat wawancara. Pasien mengatakan gampang marah 1 bulan terakhir terkait pekerjaan di kantor. Pasien merasa gampang tersinggung jika pendapatnya dibantah orang lain. Tidak ada perasaa yang begitu bersemangat saat bekerja, serta tidak ada perasaan sedih yang berlebihan. Pasien cukup komunikatif, tidak ada perilaku impulsive saat ini. Makan baik, tidur malam cukup, pasien patuh minum obat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah Perawat Jiwa profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Perilaku Kekerasan adalah "Kondisi di mana individu menunjukkan perilaku yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain secara verbal, fisik, atau psikologis".
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada diagnosa ini adalah Perilaku Kekerasan Terkendali. Pasien dapat mengendalikan perilaku marah dan impulsif, tidak menunjukkan perilaku kekerasan verbal, fisik, atau psikologis.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
a. Terapi Kognitif: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang mengarah pada perilaku kekerasan.
b. Manajemen Amarah: Mengajarkan teknik pengendalian emosi dan manajemen konflik.
c. Komunikasi Terapeutik: Membangun hubungan saling percaya dan mendorong pasien mengungkapkan perasaannya.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi terkait pentingnya menjaga kesehatan mental dan mengelola emosi.
e. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Bekerja sama dengan psikolog atau psikiater untuk penanganan yang komprehensif.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Perilaku Kekerasan, dengan fokus intervensi pada pengendalian emosi, komunikasi terapeutik, dan edukasi kesehatan mental. Tujuannya adalah mencapai luaran Perilaku Kekerasan Terkendali. Saya siap memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan kolaboratif untuk membantu pasien mencapai kesehatan mental yang optimal. Apakah ada pertanyaan lain yang dapat saya bantu? -
Article No. 2306 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien datang kontrol ke poli jiwa, cukup tenang dan kooperatif saat wawancara. Pasien mengatakan gampang marah 1 bulan terakhir terkait pekerjaan di kantor. Pasien merasa gampang tersinggung jika pendapatnya dibantah orang lain. Tidak ada perasaa yang begitu bersemangat saat bekerja, serta tidak ada perasaan sedih yang berlebihan. Pasien cukup komunikatif, tidak ada perilaku impulsive saat ini. Makan baik, tidur malam cukup, pasien patuh minum obat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Disregulasi Emosi
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Disregulasi Emosi didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengelola emosi secara efektif, sehingga menimbulkan respon emosional yang berlebihan atau tidak sesuai dengan situasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan diagnosa Disregulasi Emosi adalah pasien dapat mengelola emosi secara efektif, menunjukkan perilaku adaptif, dan mempertahankan hubungan interpersonal yang memuaskan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan meliputi:
1. Terapi Kognitif-Perilaku: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir maladaptif yang menyebabkan disregulasi emosi.
2. Manajemen Stres: Mengajarkan teknik-teknik relaksasi dan manajemen stres untuk mengelola emosi.
3. Peningkatan Koping: Memfasilitasi pasien untuk mengembangkan strategi koping yang efektif dalam menghadapi situasi sulit.
4. Edukasi Kesehatan Mental: Memberikan informasi terkait kesehatan mental dan pentingnya mengelola emosi dengan baik.
Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mengelola emosinya secara lebih efektif, mengurangi respon emosional yang berlebihan, dan dapat mempertahankan hubungan interpersonal yang baik. -
Article No. 2307 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien datang kontrol ke poli jiwa, cukup tenang dan kooperatif saat wawancara. Pasien mengatakan gampang marah 1 bulan terakhir terkait pekerjaan di kantor. Pasien merasa gampang tersinggung jika pendapatnya dibantah orang lain. Tidak ada perasaa yang begitu bersemangat saat bekerja, serta tidak ada perasaan sedih yang berlebihan. Pasien cukup komunikatif, tidak ada perilaku impulsive saat ini. Makan baik, tidur malam cukup, pasien patuh minum obat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan (SDKI)
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala risiko perilaku kekerasan, yaitu mudah marah dan tersinggung jika pendapatnya dibantah orang lain. Hal ini dapat meningkatkan potensi terjadinya perilaku agresif atau kekerasan.
SLKI:
- Kontrol Perilaku: Mempertahankan respon perilaku yang tepat
- Manajemen Amarah: Mengatur reaksi emosional yang berlebihan
SIKI:
- Terapi Perilaku: Intervensi untuk mengubah perilaku yang tidak adaptif menjadi perilaku yang adaptif
- Manajemen Amarah: Intervensi untuk mengatur reaksi emosional yang berlebihan
Penjelasan singkat:
Perawat perlu melakukan intervensi untuk membantu pasien mengontrol perilaku dan mengelola amarahnya, sehingga dapat mencegah terjadinya perilaku kekerasan. Intervensi dapat dilakukan melalui terapi perilaku dan manajemen amarah. -
Article No. 2308 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan gatal kadang terasa kulit wajah menghitam kulit kering dan pasien sedang pengobatan kusta
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Proses Penyakit Kusta
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit. Gejala yang muncul pada pasien kusta dapat berupa gatal, perubahan warna kulit, dan kulit kering.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah:
1. Kulit tetap utuh
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada perubahan warna kulit
4. Tidak ada rasa gatal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Perawatan kulit
2. Manajemen gejala (mengurangi rasa gatal)
3. Pendidikan kesehatan tentang perawatan kulit dan pencegahan komplikasi
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter) untuk pemberian pengobatan kusta
Sebagai perawat, kita perlu memberikan perawatan kulit yang komprehensif, mengelola gejala, dan memberikan edukasi kepada pasien agar dapat mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi lebih lanjut akibat penyakit kusta. -
Article No. 2309 | 15 Oct 2024
Klinis : menilai diri negatif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah
Penjelasan Singkat Berdasarkan Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Harga Diri Rendah didefinisikan sebagai evaluasi diri yang negatif dan perasaan tidak berharga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah peningkatan harga diri pasien, yang dapat diukur dengan indikator seperti pasien dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dirinya, pasien dapat mengungkapkan perasaan positif terhadap dirinya, dan pasien dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan penerimaan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
1. Fasilitasi Harga Diri: Membantu pasien untuk mengenali kekuatan dan potensi dirinya, serta menerima dirinya secara positif.
2. Terapi Kognitif: Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan memodifikasi pola pikir negatif tentang dirinya.
3. Terapi Kelompok: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berinteraksi dengan orang lain dan memperoleh dukungan sosial.
4. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien terkait konsep harga diri dan strategi untuk meningkatkannya.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat dan pasien, diharapkan pasien dapat meningkatkan harga dirinya dan mencapai kondisi yang lebih positif. -
Article No. 2310 | 15 Oct 2024
Klinis : pasien mengatakan saat ini emosinya menurun. pasien mengatakan overwhelmed dan tidak bersemangat melakukan hal-hal dalam pekerjaannya. Ia merasa menjadi tidak bersemangat dan hilang minat dalam mengerjakan beberapa hal. Ia mengatakan sulit untuk mendapatkan sumber daya. Pasien juga merasa atasannya selalu menekan dirinya. Pasien tidur jam 1 malam dan terbangun jam 7. pasien merasa masih tidak bersemangat ketika bangun pagi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Stres
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Proses Pikir: Perubahan dalam proses berpikir yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Stres yang berkepanjangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Proses pikir membaik, Kemampuan mengendalikan stres meningkat, Kualitas hidup membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Terapi Kognitif, Terapi Relaksasi, Manajemen Stres, Konseling.
Kondisi pasien yang mengalami penurunan emosi, merasa overwhelmed, kehilangan minat dalam pekerjaan, serta kesulitan mendapatkan sumber daya dan merasa tertekan oleh atasan, menunjukkan tanda-tanda gangguan proses pikir yang berhubungan dengan stres yang dialaminya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi kognitif, terapi relaksasi, manajemen stres, dan konseling untuk membantu pasien mengatasi stres dan meningkatkan proses pikir serta kualitas hidupnya. -
Article No. 2311 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Peningkatan kemampuan klien dalam mempertahankan bersihan jalan napas.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi saluran napas dan mempertahankan jalan napas yang paten.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
- SLKI: Peningkatan status gizi klien sesuai kebutuhan.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien sesuai kondisi.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas klien.
- SIKI: Intervensi yang dilakukan untuk memfasilitasi klien dalam melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien ini. -
Article No. 2312 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut.
- Penyebab: Proses patologis, seperti infark miokard akut.
- Karakteristik: Nyeri dada hebat yang menjalar ke lengan kiri, disertai sesak napas, mual, dan keringat dingin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi pengalaman nyeri.
- Hasil yang diharapkan: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri, memperlihatkan tanda-tanda vital yang stabil, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan penyebab nyeri, serta meningkatkan toleransi pasien terhadap nyeri.
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan edukasi manajemen nyeri.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah nyeri akut yang dialami oleh pasien wanita usia 60 tahun dengan infark miokard akut. -
Article No. 2313 | 15 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien anak perempuan, usia 5 tahun, dengan kemungkinan diagnosa campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Komplikasi Infeksi Campak
Definisi: Kerentanan terhadap cedera atau komplikasi yang dapat timbul akibat infeksi virus campak, yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau yang diperlukan.
3. Gangguan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang efektif dan adekuat.
4. Risiko Infeksi
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menjadi dasar dalam perencanaan intervensi keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil dari intervensi keperawatan yang telah dilakukan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan utama adalah Risiko Cedera Komplikasi Infeksi Campak, dengan fokus pada pencegahan komplikasi yang dapat timbul akibat infeksi virus campak. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan, serta edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 2314 | 15 Oct 2024
Klinis : Seorang siswa laki-laki di MTs sebut saja namanya R, usia 16 tahun dan memiliki keluhan sulit bicara atau celat karena memiliki lidah terlalu pendek hingga terlalu masuk ke pangkal tenggorokan yang membuatnya kurang percaya diri dan relatif enggan jika berkomunikasi dan bersosialisasi pada orang baru terkecuali dalam ruang lingkup orang yang betul - betul mengenalnya, sehingga R berpikir tidak akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang SLTA karena takut menjadi bahan ejekan orang lain. R adalah laki-laki usia 16 tahun, anak kedua dari 5 bersaudara, R memiliki tinggi badan kurang lebih 160 cm dengan berat badan 55 kg dan terlihat agak kurus. R memiliki kulit hitam manis dan memiliki bentuk muka agak petak serta gigi gingsul. Dalam lingkup pertemanannya di sekolah, R dapat bergaul dengan teman - temannya akan tetapi sesekali diejek cara bicaranya dan respon R hanya diam dan tersenyum terpaksa. R jarang menampakkan kesedihannya. R terlihat berpenampilan tidak begitu rapi dikarenakan masih banyak teman-teman R yang berseragam rapi di sekolah tersebut selain beliau. R juga sering berjalan dengan pandangan ke arah bawah. Ketika pertama kali melakukan pemeriksaan secara langsung, pemeriksa mengajak duduk bersama di teras rumah, R tampak tersenyum sembari ikut duduk disamping pemeriksa, R menjawab apa yang ditanyakan dengan seadanya dengan suaranya yang pelan dalam menjawab setiap pertanyaan dengan sedikit tertawa agar pembicaraan tidak terkesan seperti serius. R saat menceritakan tentang dirinya terkadang malu dan gugup disebabkan jarang bercerita masalah serius terlebih dengan orang lain.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang dapat diberikan adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K14.0
- Deskripsi: Ankiloglosia (lidah terlalu pendek)
Pada kasus ini, R memiliki keluhan sulit bicara atau celat karena memiliki lidah yang terlalu pendek hingga terlalu masuk ke pangkal tenggorokan. Hal ini sesuai dengan diagnosis Ankiloglosia (K14.0) dalam klasifikasi ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 25.91
- Deskripsi: Frenuloplasti (perbaikan frenulum lidah)
Jika diperlukan, tindakan medis yang dapat dilakukan adalah Frenuloplasti (25.91) untuk memperbaiki frenulum lidah yang terlalu pendek pada R. Prosedur ini dapat membantu memperbaiki fungsi berbicara dan meningkatkan rasa percaya diri R.
Penjelasan tambahan:
- Ankiloglosia (K14.0) merupakan kondisi dimana frenulum lidah terlalu pendek, sehingga membatasi pergerakan dan mobilitas lidah. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara, menelan, dan menjadi tidak percaya diri.
- Frenuloplasti (25.91) adalah prosedur pembedahan untuk memperpanjang atau membebaskan frenulum lidah yang terlalu pendek. Tindakan ini dapat membantu meningkatkan fungsi lidah dan kemampuan berbicara.
- Dengan penanganan yang tepat, seperti tindakan frenuloplasti, diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara R serta meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.