Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2542 | 16 Oct 2024
Klinis : TROMBOSIT TURUN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi TROMBOSIT TURUN.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Penurunan Jumlah Trombosit
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang berlebihan dari sistem vaskuler. Kondisi ini dapat terjadi akibat penurunan jumlah atau fungsi trombosit sehingga kemampuan tubuh untuk membekukan darah menjadi terganggu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari kondisi ini adalah pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda perdarahan, dapat mempertahankan kadar hemoglobin yang stabil, serta dapat mempertahankan fungsi koagulasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status perdarahan secara berkala.
2. Pemberian obat-obatan untuk meningkatkan jumlah trombosit (jika indikasi).
3. Edukasi pasien dan keluarga mengenai risiko perdarahan dan pencegahannya.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan komprehensif.
Dengan penerapan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat memberikan intervensi yang tepat dan efektif dalam mengelola risiko perdarahan akibat penurunan jumlah trombosit, sehingga dapat mencegah komplikasi dan memaksimalkan outcome pasien. -
Article No. 2543 | 16 Oct 2024
Klinis : Anak N berusia 10 tahun berjenis kelamin laki-laki, anak kedua dari dua bersaudara, dan tinggal bersama kedua orangtua dan kakaknya. Klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa keluarga dan tidak ada cacat fisik. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan bahwa ia rutin melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) di bidan dan tidak ada keluhan. Klien lahir normal dengan BBL 3200 gr dan PBL 51 cm. klien mendapatkan ASI selama 2 tahun dan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Klien diterima dalam keluarga dan masyarakat. Klien beragama Islam dan mulai rutin menjalankan ibadahnya. Klien aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Keterampilan komunikasi verbal dan non verbal baik. Klien memiliki motivasi belajar sangat tinggi. Klien juga mampu mengontrol dirinya dalam melakukan perbuatan yang buruk. Pengalaman masa lalu pun menyenangkan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada diagnosis atau tindakan medis yang memerlukan kode ICD-10 atau ICD-9-CM. Anak N, berusia 10 tahun, laki-laki, merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya, menunjukkan perkembangan yang baik secara fisik, emosional, sosial, dan spiritual. Berikut adalah penjelasan rinci:
1. Perkembangan Fisik:
- Lahir normal dengan berat badan lahir 3200 gram dan panjang badan lahir 51 cm.
- Mendapatkan ASI selama 2 tahun dan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
- Tidak memiliki riwayat gangguan jiwa keluarga atau cacat fisik.
2. Perkembangan Emosional dan Sosial:
- Diterima dengan baik dalam keluarga dan masyarakat.
- Aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya.
- Memiliki keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal yang baik.
3. Perkembangan Spiritual:
- Beragama Islam dan mulai rutin menjalankan ibadahnya.
4. Perkembangan Kognitif dan Akademik:
- Memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi.
- Mampu mengontrol dirinya dalam melakukan perbuatan yang buruk.
- Memiliki pengalaman masa lalu yang menyenangkan.
Berdasarkan informasi di atas, anak N menunjukkan perkembangan yang optimal secara fisik, emosional, sosial, spiritual, dan akademik. Tidak ditemukan adanya kondisi medis yang memerlukan kode ICD-10 atau tindakan medis yang memerlukan kode ICD-9-CM. -
Article No. 2544 | 16 Oct 2024
Klinis : Anak N berusia 10 tahun berjenis kelamin laki-laki, anak kedua dari dua bersaudara, dan tinggal bersama kedua orangtua dan kakaknya. Klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa keluarga dan tidak ada cacat fisik. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan bahwa ia rutin melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) di bidan dan tidak ada keluhan. Klien lahir normal dengan BBL 3200 gr dan PBL 51 cm. klien mendapatkan ASI selama 2 tahun dan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Klien diterima dalam keluarga dan masyarakat. Klien beragama Islam dan mulai rutin menjalankan ibadahnya. Klien aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Keterampilan komunikasi verbal dan non verbal baik. Klien memiliki motivasi belajar sangat tinggi. Klien juga mampu mengontrol dirinya dalam melakukan perbuatan yang buruk. Pengalaman masa lalu pun menyenangkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi anak N dapat didiagnosa dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Perkembangan Tumbuh Kembang Anak Optimal
- Definisi: Kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan.
- Faktor yang Mempengaruhi: Faktor genetik, gizi, stimulasi, dan lingkungan.
- Kriteria Hasil (SLKI):
- Anak menunjukkan perkembangan kognitif, motorik, sosial, dan emosional yang sesuai dengan usianya.
- Anak mampu memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan usianya.
- Anak menunjukkan perilaku dan interaksi sosial yang sesuai dengan usianya.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Identifikasi tahap perkembangan anak.
- Berikan stimulasi perkembangan yang sesuai dengan usia anak.
- Libatkan orang tua dalam proses tumbuh kembang anak.
- Pantau perkembangan anak secara berkala.
Berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan, kriteria hasil (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang disebutkan di atas merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengelola kondisi anak N dalam mencapai perkembangan tumbuh kembang yang optimal. -
Article No. 2545 | 16 Oct 2024
Klinis : Anak N berusia 10 tahun berjenis kelamin laki-laki, anak kedua dari dua bersaudara, dan tinggal bersama kedua orangtua dan kakaknya. Klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa keluarga dan tidak ada cacat fisik. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan bahwa ia rutin melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) di bidan dan tidak ada keluhan. Klien lahir normal dengan BBL 3200 gr dan PBL 51 cm. klien mendapatkan ASI selama 2 tahun dan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Klien diterima dalam keluarga dan masyarakat. Klien beragama Islam dan mulai rutin menjalankan ibadahnya. Klien aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Keterampilan komunikasi verbal dan non verbal baik. Klien memiliki motivasi belajar sangat tinggi. Klien juga mampu mengontrol dirinya dalam melakukan perbuatan yang buruk. Pengalaman masa lalu pun menyenangkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Tidak ada diagnosa keperawatan yang signifikan. Anak N tampaknya memiliki perkembangan yang sehat dan normal sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang berfokus pada respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus Anak N, tidak ada diagnosa keperawatan yang signifikan, sehingga SDKI tidak perlu digunakan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Karena tidak ada diagnosa keperawatan yang signifikan, maka SLKI juga tidak perlu digunakan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Sekali lagi, karena tidak ada diagnosa keperawatan yang signifikan, maka SIKI juga tidak perlu digunakan.
Secara keseluruhan, Anak N tampaknya memiliki perkembangan yang sehat dan normal, sehingga tidak diperlukan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, atau intervensi keperawatan khusus. Anak N dapat terus dipantau dan didukung dalam pertumbuhan dan perkembangannya. -
Article No. 2546 | 16 Oct 2024
Klinis : Anak N berusia 10 tahun berjenis kelamin laki-laki, anak kedua dari dua bersaudara, dan tinggal bersama kedua orangtua dan kakaknya. Klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa keluarga dan tidak ada cacat fisik. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan bahwa ia rutin melakukan pemeriksaan antenatal care (ANC) di bidan dan tidak ada keluhan. Klien lahir normal dengan BBL 3200 gr dan PBL 51 cm. klien mendapatkan ASI selama 2 tahun dan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Klien diterima dalam keluarga dan masyarakat. Klien beragama Islam dan mulai rutin menjalankan ibadahnya. Klien aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Keterampilan komunikasi verbal dan non verbal baik. Klien memiliki motivasi belajar sangat tinggi. Klien juga mampu mengontrol dirinya dalam melakukan perbuatan yang buruk. Pengalaman masa lalu pun menyenangkan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Setelah mengevaluasi kondisi yang Anda deskripsikan, saya tidak menemukan adanya diagnosis spesifik yang memerlukan kode ICD-10. Kasus ini menggambarkan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang tumbuh dan berkembang dengan baik, tanpa adanya gangguan fisik maupun psikologis. Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut saya paparkan penjelasan secara terperinci:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Tidak ada kode ICD-10 yang spesifik
- Deskripsi: Pada kondisi ini, tidak terdapat diagnosis yang memerlukan kode ICD-10. Anak N menunjukkan perkembangan yang normal dan sehat sesuai dengan usianya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik
- Deskripsi: Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat tindakan atau prosedur medis yang dilakukan pada anak N, sehingga tidak diperlukan kode ICD-9-CM.
Anak N digambarkan sebagai seorang anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik, memiliki dukungan keluarga yang baik, mendapatkan asupan gizi dan imunisasi yang memadai, serta aktif dalam bermain dan bersosialisasi. Selain itu, anak N juga menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik, motivasi belajar yang tinggi, dan mampu mengontrol dirinya. Keseluruhan kondisi ini menunjukkan bahwa anak N tidak memerlukan diagnosis atau tindakan medis khusus, melainkan hanya membutuhkan perawatan dan pengasuhan yang baik dari keluarga untuk mempertahankan perkembangan yang optimal. -
Article No. 2547 | 16 Oct 2024
Klinis : bab cair lebih dari 10 x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Diare
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai perubahan frekuensi, konsistensi, dan/atau volume tinja yang tidak normal, yang dapat disertai dengan gejala lain seperti kram perut, mual, dan muntah. Ciri-ciri utama diare yaitu frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi tinja yang cair.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pasien dengan diare antara lain:
1. Pasien dapat mengendalikan frekuensi dan konsistensi tinja.
2. Pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
3. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Pasien dapat mengendalikan gejala-gejala yang menyertai diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare antara lain:
1. Manajemen diare, yaitu tindakan untuk mengontrol frekuensi dan konsistensi tinja.
2. Manajemen hidrasi, yaitu tindakan untuk mempertahankan status hidrasi yang adekuat.
3. Manajemen keseimbangan cairan dan elektrolit, yaitu tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Manajemen gejala, yaitu tindakan untuk mengendalikan gejala-gejala yang menyertai diare.
Dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien, faktor penyebab, serta komplikasi yang mungkin timbul untuk menentukan prioritas dan intervensi yang tepat. -
Article No. 2548 | 16 Oct 2024
Klinis : konjungtivitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi konjungtivitis, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Mata berhubungan dengan paparan patogen.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Mata didefinisikan sebagai kerentanan terhadap masuknya patogen ke dalam struktur mata yang dapat menyebabkan peradangan atau infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien akan bebas dari infeksi mata, ditandai dengan tidak adanya gejala radang mata seperti kemerahan, nyeri, iritasi, dan pengeluaran cairan atau nanah dari mata.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Observasi tanda-tanda infeksi mata
2. Pemberian kompres hangat pada mata
3. Pemberian obat tetes mata sesuai resep
4. Edukasi pentingnya menjaga kebersihan mata dan mencuci tangan sebelum menyentuh mata
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis jika diperlukan.
Penerapan intervensi ini secara komprehensif diharapkan dapat mencegah dan mengatasi risiko infeksi mata pada pasien dengan konjungtivitis. -
Article No. 2549 | 16 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 55 tahun, datang dengan keluhan utama mengatakan badan terasa lemah, capek, dan sesak saat melakukan aktifitas seperti duduk, miring kiri atau kanan.Sebelum sakit pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu. Pasien mengalami sesak napas, tampak menggunakan otot bantu napas, frekuensi napas 31 x/menit, irama napas tidak teratur. Frekuensi nadi 87 x/menit, irama tidak teratur, denyut nadi lemah, TD: 120/80 mmHg, ekstremitas hangat, warna kulit pucat, mukosa bibir kering, capillary refill > 3 detik, edema pada kedua tungkai. Pada pemeriksaan foto thoraks dikesankan Kardiomegali, Hasil pemeriksaan EKG didapatkan Ventricular Hypertrophy. Sedangkan hasil laboratorium didapatkan hasil: natrium darah 142 mmol/L, kalium darah 5,3 mmol/L, hemoglobin 10.7 g/dL, eritrosit 4.00 10^6/µL, hematokrit 33.6%, GDS 90 mg/dL, BUN 25.0 mg/dL, kreatinin 1.17 mg/dL, trombosit 9.8 fL. Oleh dokter, pasien dinyatakan menderita gagal jantung. Pasien dirawat inap dan diberikan terapi cairan 10-15 tetes/menit, injeksi Furosemid 2-3 ampul/24 jam untuk mengurangi sesak dan bengkak pada kedua tungkai bawah, dan anjuran pembatasan cairan. Oleh perawat, pasien dilakukan tindakan elevasi kaki 30o . Kemudian melakukan pengkajian keperawatan ditemukan data pitting edema ekstremitas bawah +3, hasil perhitungan Balance Cairan +800 cc/24 jam. Selain itu menggunakan instrumen Indeks KATZ pasien dikaji kebutuhan aktifitasnya dan didapatkan hasil skor E.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- Penjelasan SDKI: Kelebihan cairan yang ditandai dengan adanya edema, sesak napas, dan peningkatan berat badan.
- Penjelasan SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelebihan volume cairan antara lain: monitor masukan dan pengeluaran cairan, atur pembatasan cairan, kolaborasi pemberian diuretik, dan elevasi ekstremitas bawah.
- Penjelasan SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelebihan volume cairan antara lain: manajemen cairan, manajemen edema, dan manajemen ketidakseimbangan cairan.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Penjelasan SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jantung yang dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen ke jaringan.
- Penjelasan SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan perfusi jaringan kardiak antara lain: monitor tanda-tanda vital, atur posisi pasien, kolaborasi pemberian terapi, dan edukasi pasien.
- Penjelasan SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan perfusi jaringan kardiak antara lain: manajemen jantung, manajemen aktivitas, dan manajemen oksigenasi.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- Penjelasan SDKI: Penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik yang disebabkan oleh kelelahan, kelemahan, dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Penjelasan SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas antara lain: monitor tanda-tanda vital, atur aktivitas dan istirahat, kolaborasi terapi latihan, dan berikan dukungan emosional.
- Penjelasan SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas antara lain: manajemen aktivitas, manajemen energi, dan manajemen kelelahan.
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Kelebihan Volume Cairan, Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak, dan Intoleransi Aktivitas. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen cairan, manajemen edema, manajemen jantung, manajemen aktivitas, dan manajemen oksigenasi. -
Article No. 2550 | 16 Oct 2024
Klinis : gangguan pertukaran gas pada pasien gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pertukaran gas pada pasien gagal jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Kardiopulmoner
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), penurunan perfusi jaringan kardiopulmoner didefinisikan sebagai berkurangnya oksigenasi ke jaringan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular dan/atau sistem pernapasan.
Pasien gagal jantung sering mengalami gangguan pertukaran gas yang dapat menyebabkan penurunan perfusi jaringan kardiopulmoner. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh, sehingga terjadi gangguan redistribusi aliran darah dan penurunan oksigenasi jaringan.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah meningkatnya perfusi jaringan, yang dapat diukur melalui parameter seperti peningkatan saturasi oksigen, perbaikan gejala dyspnea, dan stabilitas hemodinamik.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) antara lain:
1. Manajemen oksigenasi
2. Manajemen aktivitas
3. Manajemen cairan
4. Manajemen gagal jantung
Implementasi dari intervensi-intervensi tersebut harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan dilakukan secara komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan terkait gangguan pertukaran gas pada pasien gagal jantung. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan senang untuk membantu. -
Article No. 2551 | 16 Oct 2024
Klinis : gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pertukaran gas, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat dan/atau mengeliminasi karbon dioksida di dalam sistem pernapasan.
Penyebab:
1. Penurunan luas permukaan alveolar
2. Penurunan kemampuan difusi
3. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
4. Gangguan mekanik pernapasan
Karakteristik Definisi:
1. Hipoksemia
2. Hiperkapnia
3. Dispnea
4. Kelelahan pernapasan
5. Perubahan frekuensi pernapasan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Oksigenasi
3. Manajemen Ventilasi
4. Manajemen Pernapasan
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status Pernapasan
2. Status Pertukaran Gas
3. Status Oksigenasi
4. Status Ventilasi
Dokumentasi Keperawatan (SDKI):
1. Frekuensi Pernapasan
2. Irama Pernapasan
3. Kedalaman Pernapasan
4. Saturasi Oksigen
5. Tekanan Parsial Oksigen
6. Tekanan Parsial Karbon Dioksida
Dengan menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang terstruktur dan terarah dalam menangani kondisi gangguan pertukaran gas pada pasien.