Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2512 | 16 Oct 2024
Klinis : anak B rewel terus tidak bisa tidur,anak masih teraba hangat, hidung meler, S:39oC
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan kualitas dan kuantitas tidur yang diinginkan.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidur terpenuhi
2. Kenyamanan terpenuhi
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pola Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
2. Manajemen Demam
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Berikan terapi farmakologis sesuai indikasi
Berdasarkan kondisi anak yang rewel, tidak bisa tidur, suhu badan hangat, dan hidung meler, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Tidur. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Pola Tidur dan Manajemen Demam untuk membantu anak mencapai pola tidur yang baik dan menurunkan suhu tubuh. -
Article No. 2513 | 16 Oct 2024
Klinis : anak B rewel terus tidak bisa tidur,anak masih teraba hangat, hidung meler, S:39oC
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dideskripsikan, yaitu anak yang rewel terus dan tidak bisa tidur, masih teraba hangat, hidung meler, dengan suhu badan 39°C, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak spesifik) digunakan untuk menggambarkan kondisi demam pada anak dengan gejala-gejala yang dijelaskan, seperti rewel, tidak bisa tidur, teraba hangat, dan suhu badan 39°C.
- Demam pada anak-anak seringkali disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran cerna, atau infeksi lainnya. Dalam kasus ini, tidak ada informasi yang spesifik tentang penyebab demam, sehingga kode R50.9 digunakan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang sesuai
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik dalam kasus ini.
Penjelasan:
- Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis yang spesifik yang perlu dilakukan. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah memberikan obat penurun demam, memantau suhu tubuh, dan mengobservasi perkembangan gejala selanjutnya. Jika gejala tidak membaik atau memburuk, pasien mungkin perlu dirujuk untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. -
Article No. 2514 | 16 Oct 2024
Klinis : anak B rewel terus tidak bisa tidur,anak masih teraba hangat, hidung meler, S:39oC
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal seseorang.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Ketidakmampuan untuk memulai dan/atau mempertahankan tidur yang berlangsung selama ≥ 30 menit.
- Faktor yang Berhubungan: Kecemasan, lingkungan yang tidak mendukung, nyeri, demam.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pola tidur yang adekuat, kualitas tidur yang baik, tidur yang restoratif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Optimalisasi lingkungan tidur, manajemen nyeri, pemberian terapi farmakologis (jika perlu), edukasi mengenai higiene tidur.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu anak B yang rewel terus, tidak bisa tidur, masih teraba hangat, hidung meler, dan suhu tubuh 39°C, dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Pola Tidur. Intervensi yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, mengatasi keluhan demam dan hidung meler, serta memberikan edukasi kepada orangtua mengenai higiene tidur yang baik. -
Article No. 2515 | 16 Oct 2024
Klinis : Ny R sejak kemaren belum BAK, berasa perutnya penuh tapi BAK tidak keluar, nyeri didaerah perut bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengeluaran urin yang adekuat
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih
3. Tidak ada komplikasi akibat retensi urin
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor tanda-tanda vital, jumlah dan karakteristik urin
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab retensi urin
3. Latihan berkemih secara teratur
4. Berikan kenyamanan fisik dan emosional
5. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang retensi urin dan penanganannya
Berdasarkan kondisi Ny. R, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab retensi urin. Perawat harus melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk mengatasi penyebab retensi urin dan memberikan perawatan yang tepat. Selain itu, perawat juga harus memantau tanda-tanda vital, jumlah dan karakteristik urin, serta memberikan kenyamanan fisik dan emosional kepada pasien. -
Article No. 2516 | 16 Oct 2024
Klinis : Ny R sejak kemaren belum BAK, berasa perutnya penuh tapi BAK tidak keluar, nyeri didaerah perut bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. R:
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensi urin adalah gangguan berkemih yang ditandai dengan ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat mempertahankan pola berkemih yang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
a. Observasi tanda-tanda vital, input-output cairan, dan karakteristik urin.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat, tindakan, atau pemasangan kateter jika perlu.
c. Edukasi tentang pola berkemih yang normal dan pentingnya pemenuhan cairan.
d. Pemberian kompres hangat pada area suprapubik untuk meningkatkan relaksasi otot kandung kemih.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. R adalah retensi urin, dengan intervensi yang mencakup pemantauan, kolaborasi, edukasi, dan pemberian kompres hangat pada area suprapubik. -
Article No. 2517 | 16 Oct 2024
Klinis : Ny R sejak kemaren belum BAK, berasa perutnya penuh tapi BAK tidak keluar, nyeri didaerah perut bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Retensi Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan pola eliminasi urin yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
a. Kaji tanda dan gejala retensi urin (nyeri atau tidak nyaman di area suprapubik, perasaan ingin segera berkemih tetapi tidak dapat, aliran urin yang lemah atau terputus-putus).
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan tindakan pemberian cairan intravena, pemasangan kateter, atau tindakan lain yang diperlukan.
c. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab dan penatalaksanaan retensi urin.
d. Pantau intake dan output cairan serta tanda-tanda vital pasien.
Diharapkan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan komponen SDKI, SLKI, serta SIKI ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi Ny. R dan penatalaksanaan keperawatannya. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 2518 | 16 Oct 2024
Klinis : Data Subjektif a. An D mengeluhkan sering pusing b. Ib R mengatakan bahwa An D sering mengeluh pusing setelah bermain di luar bersama dengan teman-temannya c. Ib R mengatakan An D lebih memilih makanan cepat saji, jarang konsumsi sayuran atau daging d. An D mengeluh tangan dingin dan kesemutan e. Keluarga mengatakan merasa khawatir dan bingung tentang cara mengatasi anemia Data Objektif a. Warna kulit pucat dan tangan teraba dingin pada An D b. An D memiliki berat badan 22 kg, tinggi badan 1,25 m, IMT 14,1 kg/m2 c. Kadar hemoglobin 9,5 g/dL d. Hematokrit 30% e. Hasil diagnosa dokter : anemia defisiensi besi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Meningkatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang meliputi identifikasi faktor penyebab, kolaborasi dengan ahli gizi, modifikasi diet, dan edukasi tentang gizi seimbang.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang meliputi pengkajian toleransi aktivitas, manajemen aktivitas, dan edukasi tentang manajemen energi.
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, pasien An D mengalami anemia defisiensi besi. Hal ini ditandai dengan keluhan sering pusing, tangan dingin dan kesemutan, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan kadar hemoglobin dan hematokrit yang rendah. Selain itu, pasien juga memiliki pola makan yang tidak seimbang dengan lebih memilih makanan cepat saji dan jarang mengonsumsi sayuran atau daging.
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh dan Intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi dengan ahli gizi untuk modifikasi diet, edukasi tentang gizi seimbang, serta manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Perawat perlu bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk mengatasi permasalahan ini secara komprehensif dan memberikan pemahaman yang baik terkait kondisi pasien serta cara penanganannya. -
Article No. 2519 | 16 Oct 2024
Klinis : Klien ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api pada bagian wajah, punggung, tangan kanan dan kiri, kulit tampak melepuh dan mengelupas, luka bakar terasa panas dan mengeluh nyeri, gelisah, tidak selera makan, klien tidak dapat beraktifitas dan dibantu oleh keluarga, dan sulit tidur. 3 jam sebelumnya klien membakar dirinya sendiri karena klien depresi tidak menerima ditinggalkan oleh pacarnya menikah dengan laki-laki lain. Klien tampak meringis kesakitan, skala 7 dan klien sering mengipas lukanya dan melindungi luka bakarnya, mengeluh tidak nyaman dengan kondisinya dan lingkungan sekitarnya. Pemeriksaan fisik diperoleh TD 120/80 mmHg, Nadi 108x/menit, pernapasan 26x/menit, suhu 37,9℃. Klien hanya ditemani oleh ibunya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta intervensi keperawatan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu berhubungan dengan Kerusakan Jaringan Kulit Akibat Luka Bakar
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan dimana individu mengalami kerusakan pada struktur dan fungsi kulit.
- Karakteristik Definisi: Adanya luka bakar pada wajah, punggung, tangan kanan dan kiri, kulit tampak melepuh dan mengelupas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas Kulit Membaik, Nyeri Berkurang, Kenyamanan Meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1) Perawatan Luka Bakar
- Lakukan pengkajian luka bakar (lokasi, luas, kedalaman)
- Lakukan debridement dan cleaning luka
- Aplikasikan salep/krim untuk mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan
- Ganti balutan secara teratur
2) Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi)
3) Peningkatan Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Fasilitasi istirahat/tidur yang cukup
- Libatkan keluarga dalam pemberian kenyamanan
Pada kasus ini, klien mengalami luka bakar yang cukup luas dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi. Selain perawatan luka, pengurangan nyeri dan peningkatan kenyamanan juga menjadi fokus utama intervensi keperawatan. Keterlibatan keluarga dalam proses perawatan sangat penting untuk mendukung pemulihan klien. -
Article No. 2520 | 16 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menangani kondisi nyeri akut, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang dapat dipertimbangkan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode R52 dalam klasifikasi ICD-10 digunakan untuk menggambarkan nyeri yang tidak dapat diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain. Nyeri akut merupakan salah satu presentasi yang dapat dikodekan menggunakan kode ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur/tindakan spesifik untuk nyeri akut.
Penjelasan:
Dalam klasifikasi ICD-9-CM, tidak terdapat kode prosedur atau tindakan medis yang secara khusus digunakan untuk menangani nyeri akut. Penanganan nyeri akut biasanya melibatkan kombinasi pendekatan farmakologis, non-farmakologis, dan manajemen gejala, yang tidak dikodekan secara terpisah.
Penanganan nyeri akut umumnya mencakup pemberian analgesik, terapi komplementer (misalnya terapi panas/dingin, akupunktur, relaksasi), serta intervensi lain yang disesuaikan dengan penyebab dan manifestasi klinis nyeri. Pengkodean akan lebih difokuskan pada diagnosis penyebab nyeri atau tindakan spesifik yang dilakukan untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya. -
Article No. 2521 | 16 Oct 2024
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi:
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam hal seperti kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain/IASP).
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut ditandai dengan gejala-gejala seperti:
1. Melaporkan rasa sakit
2. Ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit
3. Peningkatan tanda-tanda vital (misalnya, denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernapasan)
4. Perubahan pola tidur
5. Perubahan nafsu makan
6. Perilaku protektif terhadap area yang sakit
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah intervensi keperawatan, pasien akan:
1. Melaporkan penurunan nyeri
2. Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
3. Menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas
4. Menunjukkan peningkatan kemampuan untuk tidur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi Nyeri Akut meliputi:
1. Manajemen nyeri, seperti pemberian analgesik, kompres hangat/dingin, distraksi, dan relaksasi.
2. Pemantauan tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi.
3. Pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penanganan komprehensif.
Kesimpulan:
Nyeri Akut merupakan diagnosis keperawatan yang harus ditangani secara komprehensif, meliputi pengkajian, intervensi, dan pemantauan luaran yang sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia.