Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2505 | 16 Oct 2024
Klinis : Kasus B :Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri peut skala 6.Hasil pengkajian, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38C. buatkan asuhan keperawatan, dari pengkajian sampe intervensi nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada peritoneum, sebagaimana ditandai dengan nyeri perut skala 6, wajah menyeringai, dan tanda-tanda vital abnormal (TD 140/90 mmHg, nadi 100x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 38°C).
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menyediakan definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan batasan karakteristik untuk diagnosa keperawatan "Nyeri Akut". SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menyediakan luaran keperawatan yang diharapkan untuk mengatasi nyeri akut, seperti penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan dalam mengatasi nyeri, dan perbaikan fungsi. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut, seperti manajemen nyeri farmakologis dan nonfarmakologis.
Asuhan Keperawatan:
Pengkajian:
- Lakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi karakteristik, intensitas, frekuensi, kualitas, lokasi, dan durasi nyeri.
- Catat tanda-tanda vital dan temuan fisik lainnya yang terkait dengan nyeri.
- Kaji faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti riwayat medis, penyakit yang mendasarinya, dan pengobatan sebelumnya.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada peritoneum.
Perencanaan:
- Tetapkan tujuan pengurangan nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan perbaikan fungsi.
- Rencanakan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
Intervensi:
1. Manajemen Nyeri:
- Berikan analgesik sesuai indikasi dan pengawasan ketat.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi komplementer.
- Pantau respons pasien terhadap intervensi dan lakukan penyesuaian jika perlu.
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
- Pantau tanda-tanda vital secara rutin dan identifikasi perubahan yang terkait dengan nyeri.
- Lakukan tindakan yang sesuai untuk menstabilkan tanda-tanda vital.
3. Edukasi dan Dukungan:
- Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri, penyebab, dan penatalaksanaannya.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam manajemen nyeri.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis selama proses pemulihan.
Evaluasi:
- Pantau penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi nyeri, dan perbaikan fungsi.
- Lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. -
Article No. 2506 | 16 Oct 2024
Klinis : Kasus B :Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis dan mengeluh nyeri peut skala 6.Hasil pengkajian, tampak wajah menyeringai, TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38C. buatkan asuhan keperawatan, dari pengkajian sampe intervensi nya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10, kode ICD-9-CM, serta asuhan keperawatan untuk kasus yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K65.0
- Deskripsi: Peritonitis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik tercantum, karena informasi yang diberikan tidak menjelaskan tindakan medis yang dilakukan.
3. Asuhan Keperawatan:
Pengkajian:
Pasien laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis peritonitis. Pasien mengeluhkan nyeri pada perut dengan skala 6. Hasil pengkajian menunjukkan wajah pasien menyeringai, tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100 kali per menit, frekuensi napas 24 kali per menit, dan suhu 38°C.
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi peritoneal ditandai dengan skala nyeri 6.
2. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan proses inflamasi dan peningkatan kehilangan cairan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit peritonitis.
Perencanaan Keperawatan:
1. Mengelola nyeri akut:
- Berikan analgesik sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengelola nyeri, misalnya kompres hangat.
- Monitoring tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi nyeri.
2. Mengelola risiko ketidakseimbangan cairan:
- Pantau intake dan output cairan.
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
3. Mencegah risiko infeksi:
- Berikan antibiotik sesuai resep dokter.
- Lakukan perawatan luka dan pencegahan infeksi secara aseptik.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan respons terhadap terapi antibiotik.
Implementasi dan Evaluasi:
Implementasikan rencana asuhan keperawatan di atas dan lakukan evaluasi secara berkala untuk memantau efektivitas intervensi dan respons pasien. Penyesuaian rencana asuhan dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 2507 | 16 Oct 2024
Klinis : Mengeluh nyeri tenggorokan, batuk ringan, pucat, nyeri pada lutut kiri dan kanan terasa panas memerah dan bengkak, sulit menggerakkan lutut, nadi 90 x/menit, Td : 100/70 mmHg
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J02.9
- Deskripsi: Faringitis akut, tidak spesifik. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri tenggorokan, yang merupakan gejala umum dari faringitis akut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 76.51
- Deskripsi: Aspirasi/Injeksi sendi, lutut. Kemungkinan tindakan medis yang dapat dilakukan adalah aspirasi atau injeksi sendi lutut untuk mengatasi peradangan dan pembengkakan pada kedua lutut pasien.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 J02.9 menunjukkan diagnosis faringitis akut, yang sesuai dengan gejala nyeri tenggorokan yang dialami oleh pasien.
- Kode ICD-9-CM 76.51 mengacu pada tindakan aspirasi atau injeksi sendi, yang dapat dilakukan untuk mengatasi peradangan dan pembengkakan pada lutut kiri dan kanan pasien. Hal ini sesuai dengan gejala nyeri, panas, merah, dan pembengkakan pada kedua lutut.
- Selain itu, pasien juga mengeluhkan batuk ringan, pucat, dan denyut nadi 90 x/menit, yang dapat terkait dengan kondisi faringitis akut dan peradangan pada sendi.
- Pemeriksaan tekanan darah 100/70 mmHg juga perlu dipertimbangkan dalam evaluasi dan tatalaksana pasien.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tindakan medis yang sesuai. -
Article No. 2508 | 16 Oct 2024
Klinis : Mengeluh nyeri tenggorokan, batuk ringan, pucat, nyeri pada lutut kiri dan kanan terasa panas memerah dan bengkak, sulit menggerakkan lutut, nadi 90 x/menit, Td : 100/70 mmHg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu mengeluh nyeri tenggorokan, batuk ringan, pucat, nyeri pada lutut kiri dan kanan terasa panas, memerah, bengkak, serta sulit menggerakkan lutut, dengan nadi 90 x/menit dan tekanan darah 100/70 mmHg, maka dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan, yaitu:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri Akut
Penjelasan singkat:
Nyeri akut ditandai dengan adanya nyeri pada bagian tubuh tertentu, seperti nyeri pada lutut kiri dan kanan. Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti inflamasi atau cedera. Perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan intervensi manajemen nyeri, serta mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Peningkatan Kemampuan Mobilitas
- SIKI: Peningkatan Kemampuan Fisik
Penjelasan singkat:
Gangguan mobilitas fisik ditandai dengan adanya keterbatasan dalam melakukan gerakan atau pergerakan sendi, seperti sulit menggerakkan lutut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh nyeri, inflamasi, atau cedera pada sendi. Perawat perlu melakukan pengkajian faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas fisik, memberikan intervensi untuk meningkatkan kemampuan mobilitas, serta mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
Penjelasan singkat:
Intoleransi aktivitas ditandai dengan adanya keluhan kelelahan atau penurunan toleransi terhadap aktivitas, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti nyeri atau kondisi penyakit. Perawat perlu melakukan pengkajian faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas, memberikan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, serta mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan mengacu pada standar diagnosa keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), standar luaran keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan standar intervensi keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 2509 | 16 Oct 2024
Klinis : mengalami sakit perut , mual , muntah tidak nasfu makan sejak kemarin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Intake yang tidak adekuat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan ketika asupan nutrisi tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Penyebab yang mungkin termasuk intake yang tidak adekuat, seperti mual, muntah, dan anoreksia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah status nutrisi yang membaik, yaitu berat badan meningkat, tidak ada mual/muntah, dan nafsu makan membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain pemantauan nutrisi, manajemen mual/muntah, serta pemberian makanan/suplemen yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Jadi, dalam kasus ini, pasien mengalami gangguan nutrisi berupa kurang dari kebutuhan tubuh akibat intake yang tidak adekuat karena mual, muntah, dan anoreksia. Perawat perlu melakukan pemantauan nutrisi, manajemen mual/muntah, serta pemberian makanan/suplemen untuk memulihkan status nutrisi pasien. -
Article No. 2510 | 16 Oct 2024
Klinis : 4. Pasien L, umur 18 th mengalami sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan sejak kemarin. Pasien demam 38,7 C dan ibunya sudah memberikan PCT untuk antidemam. Menurut pengakuan pasien , beberapa hari yang lalu pasien membeli makanan di warung yang kurang bersih, hasil lab didapatkan SGOT 40 IU/ml, SGPT 51 IU/ml.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Infeksi Gastrointestinal berhubungan dengan Konsumsi Makanan dari Sumber yang Tidak Higienis
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Riwayat konsumsi makanan dari sumber yang tidak higienis.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Bebas Infeksi Gastrointestinal.
- Indikator: Tanda dan gejala infeksi gastrointestinal tidak muncul, pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Risiko Infeksi, Pemantauan Tanda Vital, Tatalaksana Diare, Edukasi Pencegahan Infeksi.
- Tujuan: Mencegah terjadinya infeksi gastrointestinal, memantau perkembangan kondisi pasien, mengatasi diare, dan memberikan edukasi pencegahan infeksi.
Dalam kondisi ini, pasien L yang berusia 18 tahun mengalami gejala sakit perut, mual, muntah, tidak nafsu makan, dan demam. Berdasarkan riwayat pasien yang membeli makanan di warung yang kurang bersih beberapa hari sebelumnya, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan SGOT dan SGPT, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Resiko Infeksi Gastrointestinal berhubungan dengan Konsumsi Makanan dari Sumber yang Tidak Higienis.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen risiko infeksi, pemantauan tanda vital, tatalaksana diare, dan edukasi pencegahan infeksi. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya infeksi gastrointestinal, memantau perkembangan kondisi pasien, mengatasi diare, dan memberikan edukasi pencegahan infeksi. -
Article No. 2511 | 16 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien anak perempuan, usia 5 tahun, dengan kemungkinan diagnosis medis campak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi terkait paparan patogen penyebab campak.
Penjelasan:
- SDKI: Risiko infeksi merupakan kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tujuan terkait risiko infeksi adalah mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda infeksi, melakukan tindakan pencegahan infeksi, dan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Hipertermia terkait proses infeksi penyebab campak.
Penjelasan:
- SDKI: Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- SLKI: Tujuan terkait hipertermia adalah mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau suhu tubuh, mengatur lingkungan yang nyaman, dan memberikan intervensi farmakologis sesuai indikasi.
3. Gangguan integritas kulit terkait ruam merah pada kulit.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan integritas kulit adalah kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan di bawahnya.
- SLKI: Tujuan terkait gangguan integritas kulit adalah mempertahankan integritas kulit.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan kulit, pemberian emolien, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
4. Gangguan mukosa oral terkait bintik Koplik di mukosa mulut.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan mukosa oral adalah kerusakan pada membran mukosa oral.
- SLKI: Tujuan terkait gangguan mukosa oral adalah mempertahankan integritas mukosa oral.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan mulut, pemberian obat topi
kal, dan edukasi tentang perawatan mulut.
5. Ketidakefektifan pola napas terkait batuk kering.
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakefektifan pola napas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Tujuan terkait ketidakefektifan pola napas adalah mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola napas, memberikan oksigen sesuai indikasi, dan mengajarkan teknik batuk efektif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam menegakkan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 2512 | 16 Oct 2024
Klinis : anak B rewel terus tidak bisa tidur,anak masih teraba hangat, hidung meler, S:39oC
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan kualitas dan kuantitas tidur yang diinginkan.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tidur terpenuhi
2. Kenyamanan terpenuhi
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pola Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
2. Manajemen Demam
- Pantau suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Berikan terapi farmakologis sesuai indikasi
Berdasarkan kondisi anak yang rewel, tidak bisa tidur, suhu badan hangat, dan hidung meler, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Tidur. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Pola Tidur dan Manajemen Demam untuk membantu anak mencapai pola tidur yang baik dan menurunkan suhu tubuh. -
Article No. 2513 | 16 Oct 2024
Klinis : anak B rewel terus tidak bisa tidur,anak masih teraba hangat, hidung meler, S:39oC
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dideskripsikan, yaitu anak yang rewel terus dan tidak bisa tidur, masih teraba hangat, hidung meler, dengan suhu badan 39°C, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak spesifik) digunakan untuk menggambarkan kondisi demam pada anak dengan gejala-gejala yang dijelaskan, seperti rewel, tidak bisa tidur, teraba hangat, dan suhu badan 39°C.
- Demam pada anak-anak seringkali disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran cerna, atau infeksi lainnya. Dalam kasus ini, tidak ada informasi yang spesifik tentang penyebab demam, sehingga kode R50.9 digunakan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang sesuai
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik dalam kasus ini.
Penjelasan:
- Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis yang spesifik yang perlu dilakukan. Penanganan yang mungkin dilakukan adalah memberikan obat penurun demam, memantau suhu tubuh, dan mengobservasi perkembangan gejala selanjutnya. Jika gejala tidak membaik atau memburuk, pasien mungkin perlu dirujuk untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. -
Article No. 2514 | 16 Oct 2024
Klinis : anak B rewel terus tidak bisa tidur,anak masih teraba hangat, hidung meler, S:39oC
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi normal seseorang.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Utama: Ketidakmampuan untuk memulai dan/atau mempertahankan tidur yang berlangsung selama ≥ 30 menit.
- Faktor yang Berhubungan: Kecemasan, lingkungan yang tidak mendukung, nyeri, demam.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pola tidur yang adekuat, kualitas tidur yang baik, tidur yang restoratif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Optimalisasi lingkungan tidur, manajemen nyeri, pemberian terapi farmakologis (jika perlu), edukasi mengenai higiene tidur.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu anak B yang rewel terus, tidak bisa tidur, masih teraba hangat, hidung meler, dan suhu tubuh 39°C, dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan Pola Tidur. Intervensi yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, mengatasi keluhan demam dan hidung meler, serta memberikan edukasi kepada orangtua mengenai higiene tidur yang baik.