Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18364 | 08 Jun 2025
Klinis : Perawatan neonatus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk kondisi perawatan neonatus.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Perawatan Neonatus:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi perawatan neonatus adalah:
1. Risiko Infeksi (Code: 00004): Rentan terhadap serangan organisme patogen, yang dapat menyebabkan penyakit, sebagaimana ditunjukkan oleh gejala dan tanda-tanda baik lokal maupun sistemik.
Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan neonatus untuk mencegah invasi dan replikasi organisme patogen.
Faktor Risiko: Prosedur invasif, kulit yang terbuka, penurunan sistem imun, pajanan lingkungan yang tidak steril.
2. Termoregulasi Tidak Efektif (Code: 00008): Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan neonatus untuk mengatur suhu tubuh.
Faktor Risiko: Lingkungan yang tidak sesuai, kehilangan panas, peningkatan metabolisme.
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Code: 00002): Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan neonatus untuk menerima dan/atau mencerna makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Faktor Risiko: Ketidakmampuan menyusu, gangguan sistem pencernaan, penyakit kronis.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi (Code: 00004):
- Luaran: Kontrol Infeksi (Code: 1902)
- Kriteria Hasil:
- Bebas dari tanda-tanda infeksi sistemik
- Bebas dari tanda-tanda infeksi lokal
- Mempertahankan integritas kulit
2. Termoregulasi Tidak Efektif (Code: 00008):
- Luaran: Termoregulasi (Code: 0800)
- Kriteria Hasil:
- Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
- Tidak terjadi peningkatan atau penurunan suhu tubuh yang signifikan
- Tidak terjadi hipotermia atau hipertermia
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Code: 00002):
- Luaran: Keseimbangan Cairan (Code: 0601)
- Kriteria Hasil:
- Mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia
- Tidak terjadi dehidrasi atau kelebihan cairan
- Tidak terjadi malnutrisi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi (Code: 00004):
- Intervensi: Kontrol Infeksi (Code: 6540)
- Aktivitas Keperawatan:
- Mempertahankan teknik aseptik saat merawat neonatus
- Memantau tanda-tanda infeksi secara teratur
- Menjaga kebersihan dan integritas kulit neonatus
- Memberikan perawatan luka yang tepat
2. Termoregulasi Tidak Efektif (Code: 00008):
- Intervensi: Manajemen Suhu (Code: 3900)
- Aktivitas Keperawatan:
- Mempertahankan lingkungan yang nyaman dan sesuai suhu tubuh neonatus
- Memantau suhu tubuh neonatus secara teratur
- Memberikan tindakan untuk mencegah kehilangan panas atau peningkatan suhu tubuh
- Menggunakan inkubator atau alat pemanas sesuai kebutuhan
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Code: 00002):
- Intervensi: Manajemen Nutrisi (Code: 1100)
- Aktivitas Keperawatan:
- Memantau asupan dan output cairan neonatus
- Memastikan pemberian nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan
- Mengevaluasi toleransi neonatus terhadap asupan nutrisi
- Memberikan perawatan enteral atau parenteral jika diperlukan
Dalam merawat neonatus, perawat harus memahami dengan baik Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan, dan Intervensi Keperawatan yang tepat untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan neonatus. -
Article No. 18365 | 08 Jun 2025
Klinis : Melena, drip norepinefrin, pucat, hb 5
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: Melena, drip norepinefrin, pucat, hb 5
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu melena, drip norepinefrin, pucat, dan hemoglobin (Hb) 5, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Penurunan Volume Cairan Terkait Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Pengurangan cairan intravasal dan ekstravasal yang disebabkan oleh kehilangan darah melalui saluran pencernaan.
Karakteristik Definisi: Melena, hematokrit menurun, nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pucat, lelah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Membaik
Kriteria Hasil:
a. Tekanan darah sistolik dan diastolik dalam batas normal
b. Nadi perifer teraba kuat dan teratur
c. Warna kulit membaik (tidak pucat)
d. Kadar hemoglobin (Hb) meningkat
e. Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), antara lain:
1. Manajemen Perdarahan
a. Identifikasi sumber dan jumlah perdarahan
b. Lakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan, misalnya kompresi, pemberian obat-obatan hemostatik
c. Pantau tanda-tanda vital dan output urin secara berkala
d. Berikan cairan infus dan/atau darah sesuai indikasi
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan dan intervensi medis lainnya
2. Manajemen Cairan
a. Kaji status cairan dan elektrolit pasien
b. Berikan cairan infus dan elektrolit sesuai kebutuhan
c. Pantau asupan dan output cairan secara ketat
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan cairan dan elektrolit
3. Manajemen Nutrisi
a. Kaji status nutrisi pasien
b. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan, baik enteral maupun parenteral
c. Pantau intake dan output nutrisi
4. Manajemen Nyeri
a. Kaji intensitas dan karakteristik nyeri
b. Berikan analgesik sesuai indikasi
c. Gunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang baik dengan tim medis, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu perfusi jaringan yang membaik. -
Article No. 18366 | 08 Jun 2025
Klinis : Peningkatan kesiapan peran menjadi orang tua
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Peningkatan kesiapan peran menjadi orang tua" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat:
Diagnosa Keperawatan:
Peningkatan kesiapan peran menjadi orang tua (00208)
Definisi:
Kemampuan individu untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua, yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengasuh anak.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00208
Judul: Peningkatan kesiapan peran menjadi orang tua
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1814
Judul: Kesiapan peran menjadi orang tua
Definisi:
Kemampuan individu untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua, yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengasuh anak.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6350
Judul: Persiapan menjadi orang tua
Definisi:
Membantu individu atau pasangan untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua, termasuk memberikan informasi, dukungan, dan pelatihan yang dibutuhkan.
Dengan diagnosa keperawatan "Peningkatan kesiapan peran menjadi orang tua", perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu individu atau pasangan dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua, seperti memberikan informasi, dukungan, dan pelatihan yang dibutuhkan. -
Article No. 18367 | 08 Jun 2025
Klinis : Kesiapan peningkatan menjadi orang tua
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan format RTF yang Anda minta:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
**Diagnosa Keperawatan untuk "Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua"**
\par
**Kode SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): 00062**
**Judul:** *Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua*
\par
**Definisi (SDKI):**
Kondisi di mana individu atau pasangan menunjukkan kemampuan psikologis, emosional, dan pengetahuan untuk mengasuh anak secara adekuat, ditandai dengan kesiapan menerima peran baru serta adaptasi terhadap perubahan kehidupan.
\par
**Indikator Kunci (SDKI):**
1. Mengekspresikan keinginan untuk mempelajari peran sebagai orang tua.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan tentang perawatan bayi (misalnya: nutrisi, higiene, stimulasi).
3. Menunjukkan keterlibatan dalam perencanaan persiapan kelahiran (fisik, finansial, lingkungan).
4. Mengidentifikasi sumber dukungan sosial (keluarga, tenaga kesehatan, komunitas).
\par
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kode 1602**
**Judul:** *Kesiapan Menjadi Orang Tua*
\par
**Kriteria Luaran (SLKI):**
1. **Pengetahuan tentang Pengasuhan Anak (160201):** Skala 4 (menguasai seluruhnya).
2. **Keterampilan Merawat Bayi (160202):** Skala 3 (sebagian besar terampil).
3. **Koping Adaptif (160203):** Skala 4 (selalu efektif).
\par
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Kode 1610**
**Judul:** *Edukasi Persiapan Menjadi Orang Tua*
\par
**Intervensi Utama (SIKI):**
1. **Pendidikan Kesehatan (161001):** Memberikan informasi tentang perkembangan bayi, nutrisi, dan imunisasi.
2. **Pelatihan Keterampilan (161002):** Simulasi perawatan bayi (memandikan, mengganti popok, pijat bayi).
3. **Dukungan Emosional (161003):** Fasilitasi diskusi tentang kecemasan/ekspektasi peran baru.
4. **Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain (161004):** Rujuk ke konselor laktasi atau psikolog jika diperlukan.
\par
**Catatan Akademis:**
Diagnosa ini relevan untuk fase antenatal hingga postpartum awal. Perawat perlu mengevaluasi kesenjangan pengetahuan dan respons emosional pasien/keluarga menggunakan instrumen validasi seperti *Parenting Preparedness Scale*. Intervensi harus disesuaikan dengan nilai budaya dan preferensi pasien (evidence-based practice: Cochrane Review, 2022).
\par
\b Referensi:\b0
1. PPNI. (2019). \i Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 5.\i0
2. PPNI. (2019). \i Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 5.\i0
3. PPNI. (2019). \i Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 5.\i0
\par
}
**Catatan RTF:** Dokumen ini telah diformat untuk kompatibilitas dengan perangkat lunak pengolah kata. Kode dan terminologi mengacu pada standar PPNI terkini. -
Article No. 18368 | 08 Jun 2025
Klinis : Pasien usia gestasi 30 minggu dan usia koreksi 39 minggu, dengan kondisi terpasang oksigen nasal kanul 0,5%, saturasi oksigen 99%, pasien didiagnosa pneumonia komunitas, pasien sempat dirawat di rumah sakit sebelumnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu usia gestasi 30 minggu, usia koreksi 39 minggu, terpasang oksigen nasal kanul 0,5%, saturasi oksigen 99%, dan didiagnosis pneumonia komunitas, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penyebab: Kekuatan otot pernapasan yang terganggu, sekresi jalan napas yang berlebihan, dan obstruksi jalan napas.
b. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan selular.
Penyebab: Prosedur invasif, sistem kekebalan tubuh yang terganggu, dan paparan lingkungan yang buruk.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dipilih karena pasien memiliki kondisi pneumonia komunitas, yang dapat menyebabkan sekret atau obstruksi di saluran napas. Selain itu, pasien juga memiliki usia gestasi yang prematur, sehingga dapat menyebabkan kekuatan otot pernapasan yang terganggu.
Diagnosa keperawatan Risiko Infeksi dipilih karena pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
Kriteria Hasil:
1) Bebas dari sumbatan jalan napas
2) Irama napas teratur
3) Tidak ada tanda-tanda retraksi dinding dada
4) Saturasi oksigen dalam batas normal
5) Tidak ada suara napas abnormal
b. Kontrol Infeksi
Kriteria Hasil:
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
2) Suhu tubuh dalam batas normal
3) Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
4) Tidak ada peningkatan jumlah leukosit
5) Tidak ada peningkatan tanda-tanda inflamasi
Penjelasan:
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah untuk memastikan bersihan jalan napas yang efektif dan mencegah terjadinya infeksi pada pasien. Kriteria hasil yang ditetapkan mencakup penilaian secara komprehensif terkait status pernapasan dan tanda-tanda infeksi pada pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
1) Pantau status pernapasan pasien (frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha bernapas)
2) Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas abnormal
3) Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
4) Lakukan fisioterapi dada dan latihan pernapasan
5) Berikan obat-obatan sesuai resep untuk membantu bersihan jalan napas
6) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penatalaksanaan pneumonia
b. Risiko Infeksi
1) Lakukan cuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
2) Gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai saat merawat pasien
3) Pantau tanda-tanda infeksi (suhu, denyut nadi, leukosit, dll.)
4) Berikan obat-obatan sesuai resep untuk mencegah dan mengatasi infeksi
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, apoteker, dll.) untuk penatalaksanaan infeksi
6) Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan mencakup berbagai tindakan untuk memantau status pernapasan, memfasilitasi bersihan jalan napas, serta mencegah dan mengatasi infeksi pada pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan edukasi pada pasien dan keluarga juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan. -
Article No. 18369 | 08 Jun 2025
Klinis : Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 17 Mei 2025 didapatkan klien dengan keadaan gelisah, sesak napas, nyeri pada tulang belakang, skala nyeri 6, nyeri seperti ditusuk-tusuk serta nyeri hilang timbul, nyeri dirasakan selama ±4 menit, saat nyeri terjadi klien hanya mencari posisi yang nyaman. Kesadaran composmentis (GCS E4, V5, M6), keadaan umum klien terlihat lemah, klien terlihat meringis, klien terlihat sesak, klien terlihat menggunakan otot bantu pernapasan, terpasang nasal kanul 3 lpm, pasien tampak bernafas melalui mulut, RR 24x/I, N 109x/I, TD 156/95 mmHg, S 37o C, SpO2 100%, konjungtiva tidak anemis, sianosis (-), mukosa bibir kering, turgor kulit kering dan berkerut, akral teraba hangat, CRT < 3 detik, edema (-), JVP +5 CMH2O. Abdomen terlihat simetris, kulit berwarna sawo matang, luka (-), jejas (-), timpani, bising usus 15x/I. Kekuatan otot ekstremitas ka/nan atas dan kanan bawah 2, sedangkan kekuatan otot ekstremitas kiri atas dan kiri bawah 5, Klien terpasang IVFD pada tangan sebelah kiri. Tidak terdapat kelainan bentuk dan fungsi pada ekstremitas. Hasil laboratorium : Leukosit 59.74, Gula darah sewaktu 486, HbA1c 11.6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan berdasarkan data pengkajian klien, disertai penjelasan singkat sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI Code: 00032)**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
**Data Pendukung:**
- Skala nyeri 6 (sedang-berat).
- Nyeri seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul, durasi ±4 menit.
- Klien meringis dan mencari posisi nyaman.
- Kekuatan otot ekstremitas menurun (asimetris).
**Luaran (SLKI Code: 0801 – Nyeri Terkontrol)**
- Skala nyeri menurun (?3).
- Klien mampu menunjukkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
**Intervensi (SIKI Code: 2620 – Manajemen Nyeri)**
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Berikan posisi nyaman (misalnya semi-Fowler).
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas (SDKI Code: 00030)**
**Definisi:** Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler.
**Data Pendukung:**
- Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
- RR 24x/menit (takipnea).
- Nasal kanul 3 LPM, SpO? 100% (monitor risiko hiperoksia).
**Luaran (SLKI Code: 0401 – Pertukaran Gas Memadai)**
- RR dalam rentang normal (12–20x/menit).
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
**Intervensi (SIKI Code: 3320 – Terapi Oksigen)**
- Pantau saturasi oksigen dan tanda vital.
- Pertahankan posisi semi-Fowler untuk optimalisasi ventilasi.
- Hindari pemberian oksigen berlebihan (risiko hiperkapnia pada COPD).
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Hiperglikemia (SDKI Code: 00073)**
**Definisi:** Kadar glukosa darah lebih tinggi dari nilai normal.
**Data Pendukung:**
- GDS 486 mg/dL (krisis hiperglikemik).
- HbA1c 11.6% (kontrol glikemik buruk).
- Mukosa bibir kering, turgor kulit buruk (dehidrasi).
**Luaran (SLKI Code: 1502 – Kadar Glukosa Darah Stabil)**
- GDS dalam rentang target (sesuai rekomendasi dokter).
- Klien memahami tanda hipo/hiperglikemia.
**Intervensi (SIKI Code: 2120 – Manajemen Hiperglikemia)**
- Pantau GDS berkala.
- Kolaborasi pemberian insulin.
- Edukasi manajemen diabetes dan hidrasi.
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Perawatan Diri (SDKI Code: 00109)**
**Definisi:** Ketidakmampuan melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
**Data Pendukung:**
- Kelemahan otot (kekuatan 2 pada ekstremitas tertentu).
- Keadaan umum lemah.
**Luaran (SLKI Code: 0503 – Kemampuan Perawatan Diri Meningkat)**
- Klien mampu melakukan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
**Intervensi (SIKI Code: 1800 – Bantuan Perawatan Diri)**
- Bantu ADL (mandi, makan, toileting).
- Latih ROM pasif/aktif sesuai toleransi.
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakstabilan Tekanan Darah (SDKI Code: 00206)**
**Definisi:** Risiko perubahan tekanan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
**Data Pendukung:**
- TD 156/95 mmHg (hipertensi stage 2).
- Nadi 109x/menit (takikardia).
**Luaran (SLKI Code: 0701 – Tekanan Darah Stabil)**
- TD dalam rentang normal (120–130/80–90 mmHg).
**Intervensi (SIKI Code: 4160 – Pemantauan Tekanan Darah)**
- Pantau TD setiap 2–4 jam.
- Kolaborasi pemberian antihipertensi.
---
### **Catatan Akademis:**
- **SDKI/SLKI/SIKI** digunakan untuk menstandarkan dokumentasi keperawatan berbasis **evidence-based practice**.
- Kode diagnosa dan intervensi harus sesuai **PPNI edisi terbaru** untuk akreditasi.
- **Tone persona pakar:** Gunakan bahasa formal, sistematis, dan mengacu pada literatur keperawatan.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan rencana keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, konsultasikan dengan tim medis terkait.
**Salam,**
*[Nama Perawat/Konsultan Keperawatan]*
*PPNI Member* -
Article No. 18370 | 08 Jun 2025
Klinis : pasien mengeluh tidak nafsu makan, pasien mengeluh mual, pasien mengatakan mual jika makanan masuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit nutrisi (Kode: 00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Nafsu Makan (Kode: 10015)
Definisi: Pengurangan keinginan untuk makan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Nutrisi Membaik (Kode: 80005)
Definisi: Adanya peningkatan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi (Kode: 80005)
Definisi: Pengaturan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
2. Manajemen Mual (Kode: 80009)
Definisi: Pengaturan tindakan untuk mengurangi rasa mual.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami defisit nutrisi karena penurunan nafsu makan dan keluhan mual. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah defisit nutrisi. Standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) yang terkait adalah penurunan nafsu makan. Standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI) yang ingin dicapai adalah status nutrisi membaik. Standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat dilakukan adalah manajemen nutrisi dan manajemen mual untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan mengurangi keluhan mual. -
Article No. 18371 | 08 Jun 2025
Klinis : Gangguan komunikasi verbal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gangguan komunikasi verbal.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan komunikasi verbal
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Kode: 00051
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menyampaikan atau menerima pesan verbal secara efektif.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Kode: 1204
- Definisi: Pemulihan kemampuan berkomunikasi verbal yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Kode: 6680
- Definisi: Membantu klien untuk memperbaiki atau mengembangkan kemampuan berkomunikasi verbal secara efektif.
Penjelasan singkat:
Gangguan komunikasi verbal adalah ketidakmampuan untuk menyampaikan atau menerima pesan verbal secara efektif. Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk membantu klien memperbaiki atau mengembangkan kemampuan berkomunikasi verbal yang efektif, sehingga dapat mencapai pemulihan kemampuan berkomunikasi verbal yang efektif. -
Article No. 18315 | 07 Jun 2025
Klinis : dm
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis jika ada, untuk kondisi diabetes melitus (DM).
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 adalah kondisi kronis di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif atau tidak dapat memproduksi insulin yang cukup. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Kode ICD-10 E11 mencakup semua bentuk diabetes melitus tipe 2, termasuk diabetes melitus yang diklasifikasikan sebagai non-insulin-dependent, adult-onset, atau hiperglisemia.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Tes toleransi glukosa oral (TTGO)
Prosedur TTGO (tes toleransi glukosa oral) adalah salah satu pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi dan menegakkan diagnosis diabetes melitus. Dalam prosedur ini, pasien diminta untuk minum larutan glukosa dan kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah pada waktu-waktu tertentu untuk menilai kemampuan tubuh dalam mengendalikan kadar gula darah. -
Article No. 18316 | 07 Jun 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis awal untuk pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta ditemukan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru pada hasil rontgen, adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, rigida
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan presentasi klinis dan hasil pemeriksaan radiologis pada pasien ini.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk bronkoskopi, rigida, dapat dipertimbangkan sebagai prosedur diagnostik untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, seperti pemeriksaan sampel sputum atau aspirasi jaringan paru.
Dalam praktik klinis, konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru memerlukan pemeriksaan mikrobiologis, seperti pemeriksaan sputum untuk BTA (Basil Tahan Asam) atau kultur Mycobacterium tuberculosis. Selain itu, pemeriksaan penunjang lain seperti CT-scan paru juga dapat membantu menegakkan diagnosis.